Anda di halaman 1dari 10

BIAYA PRODUKSI

A. Pengertian Biaya Produksi  (Production Cost) 


Biaya produksi merupakan jumlah semua kebutuhan dana yang diperlukan dalam proses
menghasilkan barang maupun jasa yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga bahan
baku hingga upah tenaga kerja. Biaya produksi juga dapat dikatakan sebagai tarif produksi yang
diperlukan oleh pelaku usaha untuk menghasilkan suatu komoditas dari awal produksi hingga
siap dipasarkan kepada konsumen.

B. Konsep Biaya Produksi

1. Biaya Total ( Total Cost/TC)


Akumulasi semua kebutuhan dana yang digelontorkan pelaku usaha guna memproduksi
komoditas baik itu barang maupun jasa. Rumus untuk mendapatkan biaya total adalah :

TC=TFC+TV
C
2. Biaya Rata-Rata (average cost/AC)
Kebutuhan dana yang diperlukan guna produksi satu unit barang. Jumlah biaya ini akan
berbanding terbalik dengan jumlah barang produksi. 

Rumus untuk mendapatkan biaya rata-rata adalah : 

AC= TC/Q

3. Biaya Marginal (marginal cost/MC)


Pergeseran nominal biaya total ketika barang yang diproduksi ditambah maupun dikurangi
sebanyak 1 unit. Bisa juga dikatakan biaya marginal adalah jumlah penambahan maupun
pengurangan kebutuhan dana apabila pelaku usaha menambah maupun mengurangi satu unit
produksi.

Rumus penghitungan biaya marginal adalah 

MC= (TC2- TC1) / (Q2- Q1)


C. Mengukur Biaya
1) Biaya Ekonomi vs Biaya Akuntansi

Pandangan akuntan disebut Akuntansi Keuangan, pembukuan resmi suatu


perusahaan, menghasilkan akun hukum dan informasi semacam itu. Pandangan
ekonomi mungkin apa yang saya sebut Akuntansi Manajemen, atau hanya
Akuntansi Biaya. Sedangkan Akuntansi Keuangan didasarkan pada standar umum
untuk memfasilitasi perbandingan antara perusahaan, Akuntansi Manajemen lebih
banyak format bebas, dan dengan demikian jauh lebih sulit untuk didefinisikan
secara tepat. Tujuan utamanya adalah analisis biaya dan pendapatan, bukan
pemesanan dan alokasi biaya seperti dalam Akuntansi keuangan.

Jenis contoh ekstrem dari pendekatan Akuntansi Manajemen adalah Activity


Based Costing, suatu disiplin yang dikembangkan oleh Robert Kaplan et.al. pada
akhir 1980-an. Sedangkan dalam Akuntansi Keuangan alasan biaya tidak terlalu
menarik selama alokasi biaya dan aturan lain diikuti, Activity Based Costing
secara khusus tertarik pada kegiatan apa yang mengkonsumsi berapa banyak
biaya. Metode ini sangat berguna ketika struktur biaya perusahaan dibersihkan,
dan kadang-kadang disebut juga Akuntansi Strategis. ABC dengan demikian
berorientasi pada proses sedangkan Akuntansi Keuangan cenderung berorientasi
pada departemen / struktur organisasi.

Topiknya luas dan kompleks, tetapi satu contoh sederhana dapat membantu
menjelaskan perbedaan mendasar. Mari kita ambil contoh biaya departemen
Penanganan imajiner. Departemen ini menangani barang-barang A dan B dengan
biaya tahunan 1 juta SA Rand per tahun. Akuntan mencatat biaya dan
melaporkannya sebagaimana adanya, atau jika relevan, mengalokasikan biaya
tersebut ke klien internal Departemen Penanganan Bisnis 1 dan Bisnis 2 dengan
menggunakan beberapa kunci alokasi, biasanya Volume penanganan. Katakanlah
pembagiannya adalah 50/50. Satu tampilan laporan kemudian menunjukkan
bahwa departemen Penanganan biaya 1 juta, dan laporan lain menunjukkan
bahwa Bus 1 dan Bus 2 keduanya membawa 0,5 juta sebagai biaya menjalankan
bisnis. Akuntan telah melakukan pekerjaannya.
Tetapi analis ABC ingin tahu bagaimana membuat Penanganan lebih efisien
dalam biaya. Oleh karena itu ia harus menganalisis driver biaya proses
Penanganan. Sebagai contoh, dia mungkin mengetahui bahwa untuk Stuff A,
driver biaya adalah berat dari paket Handling, dan untuk Stuff B driver biaya
adalah jumlah paket Handling. Dengan menggunakan informasi ini (dan setelah
beberapa matematika) ia dapat menyimpulkan bahwa 80% dari biaya departemen
Penanganan didorong oleh sejumlah kecil paket kompleks dan berat. Sebagai
hasilnya, dia tahu bahwa kunci untuk pengurangan biaya adalah merampingkan
atau menghilangkan paket kompleks, misalnya dengan membagi pengiriman
kompleks menjadi beberapa, pengiriman lebih sederhana. Dia juga dapat memberi
isyarat kepada akuntan keuangan bahwa dia harus mengubah kunci alokasi biaya
sehingga mendorong bisnis untuk menghindari pengiriman yang rumit dan
membantu departemen penanganan untuk mengurangi biayanya.

Dalam praktiknya, perusahaan memiliki sistem Akuntansi Keuangan yang


menjadi dasar untuk pelaporan menurut undang-undang dan pelaporan
manajemen. Ini dilengkapi dengan pengontrol Bisnis yang memberikan laporan
tambahan kepada manajemen di mana data operasional dan keuangan
digabungkan ke dalam Indikator Kinerja Utama, dll.

2) Biaya hangus

D. Biaya dalam Jangka Pendek


Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
1) Penentu Biaya Jangka Pendek
Faktor Penentu Biaya Jangka Pendek :
 Tingkat kenaikan biaya tergantung pada sifat proses produksi melibatkan
penurunan pengembalian marjinal untuk faktor-faktor variabel.
 Jika tenaga kerja adalah satu-satunya input, apa yang terjadi ketika kita
meningkatkan output perusahaan? Untuk menghasilkan lebih banyak
output, perusahaan harus mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja.
 Kemudian, jika produk marjinal tenaga kerja berkurang karena jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan meningkat (karena hasil yangsemakin
berkurang), pengeluaran yang lebih besar secara berturut-turut harus
dilakukan untuk menghasilkan output pada tingkat yang lebih tinggi.
Akibatnya, biaya variable dan total meningkat Ketika tingkat output
meningkat .

2) Bentuk Kurva Biaya

Kurva Biaya-biaya Total


Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva –kurva
biaya total rata-rata, yaitu:
·         Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total
·         Kurva TVC yang menggambarkan biaya berubah total
·         Kurva TC yang menggambarkan biaya total
Pada pemulaannya apabila jumlah faktor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meninngkat
dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah
semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang da menyebabkan kurva TVC semakin
tegak(lihat bagian bc).

Kurva Biaya Rata-rata


Kurva dalam gambar dibawah  berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam kurva
biaya tetap rata-rata berbentuk menurun darikiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian
disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya
tetap rata-rata.
E. Biaya dalam Jangka Panjang
Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam
produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada
input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai
biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan
dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.
Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan
dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah:
faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan dan faktor tenaga kerja.
Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total,biaya
variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

Kurva Biaya Rata-rata Jangka Pajang


      Meskipun kurva SAC dan kurva LAC dalam gambar diatas keduannya berbentuk U,
namun masing-masing mempunyai alasannya tersendiri. Kurva SAC mula-mula turun,
tetapi akhirnya naik karena berlakunya hukum hasil yang semakin berkurang (akibat ada
input tetap dalam jangka pendek). Dalam jangka pajang, tidak ada input tetap, dan bentuk
kura LAC ditentukan oleh skala ekonomis dan disekonomis.

Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang


       Kurva biaya marjinal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan biaya total jangka
panjang (LTC) per unit perubahan output. LTC untuk setiap tingkat outpot dapat
diperoleh dengan mengalikan output dengan Lac untuk setiap tingkat output tersebut.
Dengan menggambar pola nilai LMC pada pertengahan antara tingkat output yang
berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, kita peroleh kurva LMC. Kurva ini
berbentuk U dan mencapai titik minimum sebelum kurva LAC mencapai titik
minimumnya. Disamping itu, bagian kurva LMC yang menaik akan melalui titik terendah
kurva LAC tersebut.

Analisis Biaya Jangka Panjang


 Proses produksi yang sudah tidak menggunakan input tetap, seluruhnya biaya
produksi adalah variable.
 Perilaku biaya produksi jangka panjang; keputusan penggunaan input variable
oleh perusahaan dalam jangka pendek.
 Fungsinya biaya jangka panjang; biaya rata-rata jangka panjang (LAC), biaya
marjinal jangka panjang (LMC), yang diperoleh dari biaya total jangka panjang

F. Kurva Biaya Jangka Panjang vs Jangka Pendek


1) Skala Ekonomi & disececonomics
Skala Ekonomi adalah Fenomena turunnya biaya produksi perunit (Average Cost)
yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi (output) suatu
perusahaan. Skala Ekonomi merupakan konsep lama serta merujuk pada pengurangan
biaya per unit pada saat ukuran fasilitas dan tingkat pemakaian input lainnya
meningkat.
Skala ekonomi terjadi ketika biaya total rata-rata jangka panjang menurun bersamaan
dengan meningkatnya jumlah output. Ketika produksi semakin tinggi maka akan
mengakibatkan suatu perusahaan menambah kapasitas produksinya, dan pertambahan
kapasitas ini akan menyebabkan kegiatan produksi perusahaan menjadi bertambah
efisien. Skala ekonomi biasanya terjadi pada perusahaan yang mempunyai kapasitas
besar, dimana perusahaan baru akan sulit untuk memasuki pasar. Hal ini terjadi
dikarenakan suatu perusahaan bisa memproduksi (output) dalam jumlah besar
sehingga biaya produksi per unitnya menjadi rendah, karena biaya produksi yang
rendah ini maka perusahaan bisa menjual hasil produksinya tersebut dengan harga
yang lebih murah sehingga perusahaan dapat menikmati skala ekonomi hingga
ketingkat produksi yang sangat besar. Oleh sebab inilah, perusahaan baru tidak bisa
menjual produknya semurah seperti perusahaan yang sudah lama berkecimpung
dalam produk tersebut.
Kecenderungan perbedaan biaya produksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
faktor tersebut antara lain yaitu:
a) Perusahaan lama bisa menurunkan biaya produksi karena memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang kegiatan memproduksinya yang
dikumpulkan dari pengalaman-pengalaman masa lalu.
b) Perusahaan lama sudah pasti lebih dikenal oleh bank dan juga para penyedia
bahan mentah. Oleh sebab itu perusahaan lama bisa memperoleh kredit yang
lebih baik dengan harga bahan mentah yang lebih murah. Para
pekerja/karyawan sudah lebih berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan mereka, dimana hal ini tentu saja secara otomatis dapat menaikkan
produktivitas pekerja, yang pada akhirnya akan memungkinkan penurunan
biaya produksi.

Faktor-Faktor Penyebab Skala Ekonomi

Sementara itu berbicara mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan


skala ekonomi, dalam hal ini terdapat faktor-faktor penting yang bisa
menimbulkan skala ekonomi, diantaranya yaitu:

a) Pengurangan harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain.


b) Spesialisasi biaya produksi ataupun biaya-biaya tetap dalam proses
produksi seperti misalnya biaya pembelian gedung, mesin maupun
infrastruktur produksi.
c) Memungkinkan produk sampingan (by products) di produksi.
d) Mendorong perkembangan usaha lain.

Jenis-Jenis Skala Ekonomi

Terdapat beberapa jenis skala ekonomi yang bergantung pada karakteristik


tertentu dari suatu industri, jenis-jenis skala ekonomi tersebut antara lain yaitu:

a) Skala Ekonomi Meningkat (IRS) Skala Ekonomi Meningkat


(Increasing Returns to Scale Economies). Yaitu ketika terjadi
peningkatan dalam skala produksi perusahaan dan mengakibatkan
biaya rata-rata yang lebih rendah. Peningkatan presentase fungsi
produksi tertentu menyebabkan presentase peningkatan yang lebih
besar dalam produksi output. Contohnya seperti ketika sebuah
perusahaan menggandakan input maka perusahaan akan memperoleh
output yang lebih besar. Ketika perusahaan menetapkan harga input
tidak berubah bersama tingkat output maka hal tersebut akan
mengakibatkan output meningkat dan biaya rata-rata produksi akan
turun. Dalam hal ini skala ekonomi berkaitan langsung dengan
pengurangan biaya perunit output karena produksi skala yang lebih
besar.
b) Skala Ekonomi Konstan (CRS)

Skala Ekonomi Konstan (Constant Returns to Scale Economies). Yaitu ketika

biaya rata-rata dan skala produksi tidak berubah atau tetap. Hubungan
kuantitas antara input dengan output tetap konstan ketika output meningkat.
Apabila harga input tetap, penghasilan konstan maka biaya produksi rata-rata
dan juga skala ekonomi tidak berubah (konstan). Dalam artian skala
penghasilan yang konstan berarti kurva biaya rata-rata jangka panjang
perusahaan tetap datar.

c) Skala Ekonomi Menurun (DSR)

Skala Ekonomi Menurun (Decreasing Returns to Scale). Yaitu ketika


peningkatan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata yang
lebih tinggi. Ketika biaya rata-rata meningkat bersamaan dengan skala
produksi, maka suatu perushaan akan menghadapi skala menurun atau skala
disekonomis. Skala ekonomi menurun seperti ini terlihat pada inefisiensi
birokrasi. Ketika ukuran suatu perusahaan meningkat melebihi suatu titik
tertentu maka usaha perusahaan tersebut akan menjadi lebih sulit
untukdikelola.

Skala Tidak Ekonomis

Sakala tidak ekonomis atau Skala non-ekonomis atau Skala Disekonomis adalah
kebalikan dari skala ekonomis. Jika kenaikan skala produksi perusahaan
mengakibatkan biaya rata-rata menjadi lebih rendah, maka perusahaan tersebut
memperlihatkan hasil yang menaik pada saat skala bertambah atau disebut
sebagai skala ekonomi. Lalu jika biaya rata-rata tidak berubah pada saat skala
produksi I bertambah, perusahaan tersebut memperlihatkan hasil yang konstan
pada saat skala bertambah. Sedangkan jika kenaikan skala produksi perusahaan
mengakibatkan biaya rata-rata menjadi lebih tinggi, maka perusahaan tersebut
menperlihatkan hasil yang menurun pada saat skala bertambah atau disebut
dengan skala disekonomi (skala tidak ekonomis). Skala tidak ekonmis (skala
disekonomis) menggambarkan fenomena yang terjadi ketika perusahaan
mengalami kenaikan biaya marjinal per unit output tambahan.

Hal inimerupakan kebalikan dari skala ekonomi. Hal ini seperti ini pada
umumnya disebabkan oleh masalah penyebaran dengan beberapa faktor produksi,
seperti misalnya kepadatan penduduk di pabrik ataupun ketidakcocokan dalam
output optimal dari operasi terpisah. Ahli ekonomi telah lama mempercayai
bahwa perusahaan bisa menjadi tidak efisien apabila mereka terlalu besar. Untuk
setiap kombinasi faktor produks. (tanah, tenaga kerja dan peralatan modal),
terdapat skala optimal untuk efisiensi operasional. Perusahaan yang mengatasi
timbangan optimum mereka berhenti mengalami skala ekonomi dan mulai
mengalami skala disekonomis.

2) Hubungan antara Biaya Jangka Pendek & Jangka Panjang


Kurva biaya rata – rata jangka panjang LAC adalah kurva luar yang menghubungkan
kurva – kurva biaya rata – rata jangka pendek, SAC1, SAC2, and SAC3.
Pada economies of scale dan diseconomies of scale, titik minimum kurva biaya rata –
rata jangka pendek tidak berada di kurva rata – rata biaya jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai