TEORI BIAYA
Oleh :
NIM : 2019110078
KELAS/SEMESTER : REGULER(A)/VI
Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan
berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya
berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli
sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka
tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk
tersebut. Namun demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu
dan kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam -
macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. Pertanyaannya, “Lantas berapa
biaya penggunaan aset tersebut selama periode tertentu?”.
Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya
relevan (relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk
melengkapi formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk
membuat perincian jumlah rupiah yang aktual yang dikeluarkan untuk membeli
tenaga kerja, bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan
untuk tujuan-tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan
yang dimaksudkan di atas.
1. Biaya Tumbal
Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah
perusahaan menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk
tertentu perusahaan tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para
pemakai alternatif.
Oleh karena itu konsep biaya tumbal menunjukkan kenyataan bahwa semua
keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya tumbal sebuah
sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya
tersebut.
2. Biaya Eksplisit dan Implisit
Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit.
Upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan
baku, bunga yang dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa
bangunan merupakan contoh-contoh dari pengeluaran eksplisit. Biaya implisit
berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-
biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena itu
seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima
seorang petani dari ladang jika ia tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya
implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya.
Biaya Inkremental adalah biaya yang akan timbul sebagai akibat dari
adanya suatu keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total
yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang sedang dibuat.
Biaya inkremental ini harus diidentifikasi secara tepat, hanya biaya-biaya
yang berubah secara nyata sebagai hasil dari suatu keputusan yang bisa
dimasukkan, tetapi semua biaya berubah sebagai akibat dari adanya keputusan
tersebut harus dimasukkan. Faktor-faktor produksi yang menganggur (tak
terpakai) yang tidak mempunyai penggunaan alternatif tidak mempunyai biaya
incremental dan oleh karena itu bisa dianggap tidak mempunyai biaya.
Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan
harga secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya
dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung
pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang
digunakan perusahaan tersebut.
TVC
Average Variabel Cost (AVC) = Q
ΔTC dTC
=
Marginal Cost = ΔQ dQ
Decreasing productivity
Increasing productivity of variable factors
of variable factors
TC FC
VC
TVC
Output
0 Q Q Q
1 2 3
Biaya per unit (Rp)
MC
AC
AVC
0 Output
Q1 Q2 Q3
Rp
TC
Output
Gambar 5.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang Constant
Returns to Scale
Selanjutnya dengan menganggap harga-harga input tidak bertambah (konstan),
fungsi biaya yang berkaitan dengan suatu sistem produksi akan meningkat dengan
tingkat kenaikan yang semakin besar, seperti ditunjukkan gambar 5.3.
Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan
kemudian decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 5.3. Di sini proporsi
kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada kisaran decreasing
returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi decreasing returns to scale.
Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang
dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah konstan.
Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan
menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaan
constant returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh gambar 5.3.
proporsi kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output.
Rp
TC
Output
Gambar 5.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang Increasing
Returns to Scale
Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan, sifat dari
harga-harga input harus ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencoba untuk
menghubungkan sebuah fungsi biasa dengan fungsi produksi yang mendasarinya.
Harga-harga input dan produktivitas secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total
tersebut.
2.3 Analisis Pulang - Pokok
Analisis pulang-pokok (break enven analysis) atau sering juga disebut
analisis konstribusi laba merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk
mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaan dan laba. Sifat analisis
pulang-pokok ini dilukiskan dalam gambar 5.4 yakni sebuah grafik dasar pulang-pokok,
yang terbentuk dari kurva biaya total (TC) dan penerimaan dan penerimaan
total (TR) suatu perusahaan. Volume output ditunjukkan oleh sumbu horisontal,
sedangkan penerimaan dan biaya ditunjukkan pada sumbu vertikal. Karena biaya
tetap (FQ) selalu konstan tanpa memandang berapapun jumlah output yang
dihasilkan, maka FC tersebut ditunjukkan oleh garis yang mendatar. Biaya
variabel (VQ) pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TC dan
kurva FC. Kurva TR menunjukkan hubungan harga/permintaan akan produk
perusahaan tersebut dan laba/kerugian pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara
kurva TR dan kurva TC.
Walaupun gambar 5.4 disebut grafik pulang-pokok dan bisa digunakan untuk
menentukan kuantitas output di mana perusahaan tersebut dimulai memperoleh laba
yang positif, nilai analitisnya bisa juga digunakan untuk menentukan tingkat output
pulang-pokok. Grafik tersebut menggambarkan hubungan penerimaan dan biaya pada
seluruh tingkat output dan oleh karena itu bisa digunakan untuk menganalisis apa
yang terjadi terhadap laba jika volume output berubah-ubah.
Rp (juta) TC
rugi
TR
laba
rugi FC
Titik
Peluang- TR Laba bersih
Pokok laba
150 TC
VC
60 rugi FC
FC
Kuantitas yang diproduksi dan yang dijual
0 50 80
3.1 Kesimpulan
Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua
keputusan manajerial. Konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan antara fungsi biaya
dengan fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang.
Walaupun konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya,
tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui dalam analisis biaya tersebut. Pertama,
biaya relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternatif : biaya relevan suatu
sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Kedua,
biaya relevan dari sebuah keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh
tindakan yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut dengan biaya inkremental. Jika satu
biaya tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkremental yang
relevan adalah sama dengan nol.
Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentang hubungan
biaya/ output dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi biaya tersebut ditentukan
oleh fungsi produksi dan fungsi penawaran input yang digunakan perusahaan tersebut, di
mana fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara input dan output dan harga-harga
input mengubah hubungan fisik tersebut menjadi fungsi biaya/output. Dua fungsi biaya yang
utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial adalah fungsi biaya
jangka pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan fungsi biaya
jangka panjang yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka pendek adalah
periode waktu di mana beberapa sarana produksi sebuah perusahaan tidak bisa diubah, dan
jangka panjang adalah peride waktu yang cukup panjang yang memungkinkan perusahaan
untuk mengubah sistem produksinya secara penuh melalui penambahan, pengurangan atau
penggantian asset-asetnya.
Bentuk kurva biaya ditentukan oleh adanya economic scale atau diseconomic scale.
Jika terjadi economic scale, maka elastisitas biaya terhadap output akan lebih kecil dari satu
(ec < 1), dan biaya per unit akan turun jika output naik. Jika terjadi diseconomic scale, maka
ec > 1, dan kurva biaya rata-rata (AC) akan menaik. Analisis pulang pokok merupakan suatu
alat yang penting untuk menganalisis hubungan antara biaya tetap (FC), biaya variabel
(VC), penerimaan, dan laba. Penggunaannya mencakup antara lain analisis pertambhan laba
yang digunakan dalam konsep kontribusi laba.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Lincolin, Ekonomi Manajerial – Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis,
Edisi 4 : BPFE- Yogyakarta, 2008