Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MIKROEKONOMI

TEORI BIAYA

OLEH :

KIRANA SHAFIRA PUTRI

A021181320

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah,
sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang
yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan
faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal dan keahlian pengusaha. Semua
faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi yang dan
juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan
untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri
merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan
output dalam suatu penggunaan alternative.

 Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:


1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upaya tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak

 Teori biaya produksi:


1. Biaya atau ongkos produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang
akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi.
2. Salah satu maksimisasi keuntungan produsen/perusahaan adalah dengan minimisasi
biaya produksi.
3. Opportunity Cost, selisih biaya produksi tertinggi terhadap biaya produksi alternative
atas sumber daya yang digunakan.
4. Biaya eksplisit, pengeluaran actual (secara akuntansi) perusahaan untuk penggunaan
sumber daya dalam proses produksi.
5. Biaya implisit, biaya ekonomi perusahaan atas penggunaaan sumber daya yang
ditimbulkan karena proses produksi.
Berdasarkan waktunya biaya produksi dibagi dua:

1. Jangka Waktu Pendek


Dalam jangka pendek perusahaan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi
tidak dapat ditambah jumlahnya. Teori-teori biaya produksi dalam jangka pendek:

 Biaya Total (Total Cost/ TC)


Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya
Variabel dan Biaya Tetap.
TC = TVC + TFC
 Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat
Variabel atau dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin banyak pula biaya yang harus
dikeluarkan. Contoh: biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar, dsb.

TVC = TC - TFC
 Biaya Tetap (Total Fixed Cost/TFC)
Biaya yang berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan. Contoh: biaya abonemen telepon,
biaya pemeliharaan bangunan, biaya penyusutan, dsb.

TFC = TC - TVC
 Biaya Total Rata-rata (Avarage Total Cost/ATC)
Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah
produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).

ATC = TC/TQ
atau
ATC = AVC + AFC
Q= Jumlah output yang dihasilkan
 Biaya Variabel Rata-rata (Avarege Variable Cost/AVC)
Biaya Variabel Total (AVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah produksi tertentu (Q).
AVC = TVC/Q
atau
AVC = ATC - AFC
 Biaya Tetap Rata-rata (Avarege Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah
produksi tertentu (Q).
AFC = TFC/Q
atau
AFC = ATC - AVC
 Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

2. Teori Jangka Panjang


Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan
biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena
itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-
rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya
variabel dan sama dengan biaya marjinal.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas
produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan
kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis
kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi
yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
 Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/AC)
 Biaya total jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
Keterangan: LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
LAC = LTC/Q Q = Jumlah output
Kurva LAC menunjukkan biaya
produksi per-unit terendah untuk setiap
output pada setiap skala pabrik yang
dapat dibangun. LAC menyinggung semua
kurva biaya rata-rata jangka pendek
Short-run Average Cost (SAC) yang
mencerminkan semua alternatif
perencanaan skala yang dapat dibangun
oleh nperusahaan dalam jangka panjang.

 
Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi
berdasarkan kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya
maka kurva LAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva LAC
tersebut merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik
persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk
berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha didalam jangak panjang.

 Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)


Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel.
Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka panjang LMC = ∂LTC/ ∂Q
∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang
∂Q = Perubaha output

Kurva biaya marginal jangka panjang


(LMC) mengukur perubahan biaya total
jangka panjang (LTC) per unit
perubahan output. LTC untuk setiap
tingkat output dapat diperoleh dengan
mengalikan output dengan LAC untuk
setiap tingkat output tersebut. Dengan
menerakan nilai-nilai LMC pada
pertengahan antara tingkat output
yang berurutan dan menghubungkan
titik-titiknya, maka akan diperoleh
kurva LMC. Kurva ini berbentuk U dan
mencapai titik minimum sebelum kurva
LAC mencapai titik minimumnya.
Disamping itu, bagian kurva LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC
tersebut.

 Biaya Total Jangka LTC = LVC Panjang (Long-run Total Cost/LTC) 


Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total  jangka
panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan: LTC = Biaya total jangka


panjang
LVC = Biaya variabel
jangka panjang

LTC untuk tiap tingkat output dapat kita


peroleh dengan mengalikan output
dengan biaya rata-rata jangka panjang
(LAC) pada tingkat output. Dengan
menerakan nilai LTC untuk berbagai
tingkat output dan menghubungkan
titik-titiknya, maka akan didapat kurva
LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya
total minimum guna memproduksi tiap
tingkat output pada skala operasi yang diinginkan. Kurva LTC juga dinyatakan oleh kurva
yang menyinggung semua kurva biaya total jangka pendek (STC).

 Jenis-jenis Biaya Produksi


Jenis-jenis biaya produksi menurut perilakunya dalam hubungannya dengan volume
kegiatan. Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada
pemahaman yang meneyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan
kegiatan bisnis. Telaah dan analisis yang cermat, yag mempengaruhi penggolongan
setiap jenis pengeluaran ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
o Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tetap walaupun kegiatan produksi
berubah-ubah. Meskipun beberapa jenis biaya tampak tetap, namu dalam jangka
panjang semua biaya adalah variabel. Jika semua kegiatan bisnis menurun
sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat,
perusahaan akan melakukan likuiditas, dengan demikian perusahaan akan
menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat sampai melebihi
kapasitas yang ada pada saat itu, biaya tetap harus ditingkatkan untuk
mengimbangi kelebihan volume tersebut. Contoh biaya tetap yaitu beban
penyusutan, beban sewa, asuransi kekayaan, pajak bumi dan bangunan dsb.
o Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)
Biaya variabel adalah biaya secara total berubah proposional seiring dengan
kegiatan produksi. Biaya variabel meliputi biaya bahan langsung, pekerja
langsung, bahan penolong tertentu, biaya pengerjaan ulang. Biasanya biaya
variable dapat secara langsung diidentifikasi dengan kegiatan yang
mengakibatkan
adanya biaya tersebut.
Contoh biaya variable yaitu
bahan material, bahan
bakar, upah buruh langsung,
biaya energy, reklamasi, biaya
lembur dsb.

 Minimisasi Biaya

Pengetahuan mengenai hal ini bisa diperoleh melalui penelaahan konsep biaya minimum
efficient scale (MES) dari sebuah pabrik. MES ini didefinisikan sebagai tingkat output dimana
LRAC adalah minimum. Pada umumnya persaingan cenderung akan lebih keras di dalam
industri-industri dimana MES-nya sangat kecil jika dibandingkan dengan permintaan industry
secara local kaena kecilnya faktor pengahalang untuk memasuki industry tersebut, misalnya
persyaratan investasi modal dan tenaga kerja terlatih. Persaingan tidak akan begitu keras jika
MES cukup besar karena faktor penghalang untuk memasuki pasar cenderung cukup kuat
sehingga membatasi jumlah persaing potensial. Untuk mengamati pengaruh persaingan pada
suatu tingkat MES tertentu, kita harus selalu memperhatikan ukuran industry secara
keseluruhan.

Dalam industry-industri yang cukup besar, jumlah pesaing yang sangat besar dan efisien
bisa muncul. Dalam keadaan seperti itu, walaupun MES cukup besar secara absolute, tetapi
MES tersebut bisa sangat kecil secara relative, dan pesaing yang keras masih mungkin terjadi.
Lebih jauh lagi, jika kerugian biaya operasi yang kecil dari ukuran MES pabrik-pabrik itu secara
relative kecil, maka kadang-kadang akan ada akibat-akibat anti persaingan. Dengan kata lain,
pengaruh halangan dari MES tersebut tergantung pada ukuran MES pabrik tersebut
dibandingkan dengan permintaan industry secara local.

 Maksimalisasi Laba dan Penawaran


Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam menjalankan
usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan
keuntungan. Bisnis adalah organisasi yang menghasilkan barang dan jasa, atau biasa disebut
juga perusahaan. Bisnis atau perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk
memaksimalkan profit dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap
perusahaan berusaha untuk meraih keuntungan atau memperoleh profit semaksimal mungkin.
Hal ini dikarenakan profit yang diperoleh digunakan sebagai modal dalam operasional
perusahaan selanjutnya. Profit berkaitan dengan empat faktor yaitu demand (kebutuhan),
potensial profit, market (pasar), dan revenue (pendapatan). Keempat faktor ini menunjang
terjadinya opportunities (kesempatan).
Pada dasarnya, semua jenis perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu memaksimalisasi
profit. Maksimikasi profit bukanlah satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Ada beberapa jenis
perusahaan yang lebih mengambil profit dengan menekan penjualannya (hasil produksinya),
ada pula yang memasukkan unsure politik di dalam penentuan tingkat produksi yang akan
dicapai. Jadi, setiap perusahaan memiliki criteria tersendiri dalam memaksimumkan profit yang
akan diperolehnya. Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memiliki target dalam
pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya memiliki target
menaikkan laba setinggi-tingginya.
Efisiensi di bandingkan keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga
akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan profit perusahaan. Dengan menghasilkan profit, perusahaan dapat
mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya karena profit tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan
atau menignkatkan pertumbuhannya.
Dalam teori ekonomi, permisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan
adalah “mereka akan melakukan kegiatan produksi sampai kepada tingkat dimana keuntunga
mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepada permisalan ini dapat
ditunjukkanpada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan
menjalankan kegiatan usahanya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor
antara lain jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16445586/Pengantar_Ilmu_Ekonomi_Teori_Biaya_Produksi

https://www.academia.edu/36552850/TEORI_BIAYA_PRODUKSI

https://www.academia.edu/30132688/Makalah_Teori_Biaya

https://www.academia.edu/29216628/Teori_Biaya_Produksi

Anda mungkin juga menyukai