Anda di halaman 1dari 6

BIAYA PRODUKSI

• Konsep Biaya
Setiap keputusan manajerial pasti akan memperhatikan factor biaya. Misalnya:
• Keputusan penetapan harga memperhatikan aspek biaya, agar harga yang akan
ditetapkan lebih besar daripada biaya per unit produksi.
• Keputusan untuk memperluas keluaran mengharuskan perbandingan antara
peningkatan pendapatan yang diturunkan dari peningkatan penjualan dengan biaya
produk yang lebih tinggi yang dikeluarkan.
• Keputusan untuk memperluas aktiva modal memerlukan perbandingan antara
pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut dan biaya dana yang
diperlukannya untuknya.
• Manfaat yang diharapkan dari sebuah promosi periklanan harus dibandingkan
dengan biaya program tersebut.
• Sebuah keputusan untuk mengaspal tempat parkir karyawan atau memperlengkapi
kembali ruang makan perusahaan memerlukan perbandingan antara biaya yang
diproyeksikan dengan manfaat yang diharapkan untuk dihasilkan dari semangat kerja
dan produktivitas yang lebih tinggi.
• Dan sebagainya.

• Pengertian Biaya

Biaya adalah segala pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk tujuan tertentu, yang
diukur dalam satuan uang.

Secara akuntansi, dapat dibedakan istilah cost dan expense. Cost adalah biaya-biaya yang
dianggap akan memberikan manfaat di waktu mendatang sehingga dimasukkan ke dalam
neraca karena dianggap sebagai investasi modal. Expense adalah biaya-biaya yang telah
digunakan untuk menghasilkan prestasi dan tidak akan lagi memberikan manfaat di masa
mendatang, sehingga ditempatkan di Laporan Rugi Laba (Income Statement).

• Biaya Jangka Pendek

Biaya jangka pendek dipergunakan dalam kebanyakan keputusan operasional sehari-hari.


Jangka pendek berarti periode dimana beberapa masukan dari sebuah perusahaan dianggap
bernilai tetap, artinya periode waktu tersebut sedemikian pendek sehingga beberapa
masukan tersebut tidak dapat diubah-ubah karena membutuhkan waktu yang lebih panjang
untuk mengubah kuantitas masukan tersebut. Dalam jangka pendek tersebut, perencanaan
dan pengeluaran modal sebelumnya, serta komitmen-komitmen lainnya membatasi
perusahaan untuk mengubah keputusan atas kuantitas masukan. Dalam jangka pendek, ada
komponen-komponen biaya yang harus bersifat tetap karena tidak bisa diubah untuk
jangka waktu yang relatif pendek tersebut.
Dalam jangka pendek, beberapa jenis masukan bersifat tetap karena tidak bisa diubah
dalam jangka waktu tersebut. Oleh karena itu, dalam fungsi biaya jangka pendek, dikenal
adanya biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs).

• Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya
jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini
harus tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama.
• Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan
mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa
gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan.

• Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula
biaya variabel yang harus dikeluarkan.
• Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, bahan bakar, listrik,dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika
dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total.
• Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel
total (TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:

• Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukan kbahwa kurva biaya
variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka
biaya variabel akan semakin tinggi.
• Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya
total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak vertical di
semua titik antara biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC), yaitu
sebesar n.

Contoh hubungan antara produksi dengan biaya dalam jangka pendek :


Misalkan perusahaan menggunakan dua input, yakni mesin (M) dan karyawan (K) untuk
menciptakan output, yakni layanan. Untuk jangka pendek, karena kesulitan memperoleh
mesin yang harus diimpor, jumlah mesin tidak bisa diubah (tetap), yakni 3 unit. Harga
sewa mesin adalah $ 2.000 per bulan untuk setiap mesin, sehingga total biaya tetap adalah
$ 6.000. Masukan lain, yakni karyawan dapat diubah-ubah jumlahnya. Upah setiap pekerja
adalah $1.000 per bulan. Dengan demikian, perusahaan dapat merubah tingkat output
dengan mengubah jumlah tenaga kerja yang digunakan. Tabel 8.1 menggambarkan fungsi
produksi jangka pendek dengan kapital tetap sebesar 3 unit, dengan 7 variasi input, dimana
output berbeda 100unit pada setiap variasi input.
Diketahui:
Masukan M = 3, sewa (s) @ $ 2.000.
Masukan K = variabel, gaji (g) = $ 1.000 per bulan.

Table 1.1
Tingkat produksi dan biaya ketika M=3, s $2.000 dan g $1.000
Karyawan Output Produk Produk Total Total Total Biaya Biaya Biaya Biaya
Rata-Rata Marginal Biaya Biaya Biaya Tetap Variabel Rata2 Marginal
Variabel Tetap Rata2 Rata2
K Q AP = Q/L MP = TVC = FC = TC = AFC = AVC = AC = MC =
Q/L $1000 x L $2000x3 FC+TVC TFC/Q TVC/Q TC/Q TVC/
Q

0 0 - - - 6.000 6.000 - - - -
4 100 25 25 4.000 6.000 10.000 60 40 100 40
6 200 33.33 50 6.000 6.000 12.000 30 30 60 20
9 300 33.33 33.33 9.000 6.000 15.000 20 30 50 30
14 400 28.57 20 14.000 6.000 20.000 15 35 50 50
22 500 22.73 12.50 22.000 6.000 28.000 12 44 56 80
34 600 17.65 8.33 34.000 6.000 40.000 10 56.67 66.67 120

Dalam Gambar 1.1, Gambar 1.2, dan Gambar 1.3, ditampilkan kurva produk dan kurva
biaya dari data dalam Tabel 1.1.

Gambar 1.1 Gambar 1.2


Produk rata-rata dan produk marginal Kurva biaya jangka pendek

Gambar 1.3
Kurva biaya rata-rata

• Biaya Jangka Panjang

Fungsi biaya jangka panjang umumnya dipergunakan dalam perencanaan jangka panjang. Jangka
panjang adalah periode waktu dimana cukup lamanya rentang waktu tersebut memungkinkan
perusahaan untuk mengubah (meningkatkan, mengurangi, atau memodifikasi) semua faktor
produksi tanpa batasan. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel.
Panjang-pendeknya suatu fungsi biaya sangat tergantung pada sifat industrinya. Pada industri jasa,
periode waktu mungkin berjangka sangat pendek. Misalnya, perusahaan jasa yang menyewa kantor
secara bulanan, misalnya memiliki fungsi biaya jangka pendek yang hanya bulanan. Lain dengan
perusahaan pertambangan minyak yang harus melakukan investasi puluhan tahun. Panjangnya
waktu untuk memesan, menerima, dan memasang peralatan atau mesin baru juga bisa
mempengaruhi durasi jangka pendek. Perusahaan perakitan mobil bisa membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk meningkatkan mesin dan peralatan produksi perakitan mobilnya.
Dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel. Oleh karena itu keputusan yg harus diambil
oleh manajer adalah skala operasi, yaitu ukuran ( size) dari perusahaan. Untuk membuat
keputusan ini, manajer harus mengetahui biaya produksi dari setiap tingkat (level) output. Dalam
jangka panjang, perusahaan tidak miliki komitmen yang tetap. Dengan demikian, semua biaya
jangka panjang adalah variabel. Juga, sama seperti kurva biaya jangka pendek mengasumsikan
kombinasi masukan yang optimal, atau berbiaya terendah, untuk memproduksi setiap tingkat
keluaran, dengan diketahui satu skala pabrik tertentu, kurva biaya jangka panjang dibentuk atas
dasar asumsi bahwa sebuah pabrik yang optimal, dengan diketahui teknologi yang ada,
dipergunakan untuk memproduksi setiap tingkat keluaran tertentu. Teknologi yang ada merujuk
pada keadaan pengetahuan dalam industri. Jika perbaikan teknologi terjadi, seperti dalam
pengembangan proses peleburan yang lebih efisien dalam pabrik penuangan logam, fungsi
produksi dan biaya yang lama digantikan dengan fungsi yang baru, yang kemungkinan cukup
berbeda.

Kurva biaya jangka panjang menunjukkan baik sifat tingkat pengembalian terhadap skala maupun
ukuran pabrik yang optimal, atau yang lebih disukai. Jadi, kurva jangka panjang menuntun
keputusan perencanaan sebuah pabrik.

Jika ada dua input, tenaga kerja (L) dan Kapitai (K), dimana biaya dari tenaga kerja (w) adalah $5
per unit dan biaya kapital (r) adalah $ 10 per unit.

Gambar 1.4
Skedul Biaya Jangka Panjang

Gambar 1.5 menunjukkan garis ekspansi produksi (expansion path) dengan isokuan I
adalah 100 unit output, isokuan II adalah 200 unit output, dan isokuan III adalah 300 unit
output. Kurva isocost yg bersinggungan dengan isokuan I menghasilkan biaya terendah
untuk memproduksi 100 unit output dengan menggunakan 10 unit tenaga kerja dan 7 unit
kapital. Biaya total untuk menghasilkan 100 unit output adalah $120 ($5 x 10 + $10 x 7).

Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost, LRAC) adalah:


LRAC = Long-run Total Cost (LRTC) = $ 120 = $ 1,2
Output (Q) 100
Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost, LRMC) adalah:
LRMC = LRTC1 – LRTC0 = $ 120 – 0 = $ 1,20
Q1 – Q0 = 100 – 0

LRAC = LRMC menunjukkan bahwa LRMC berpotongan dengan LRAC, saat LRAC
minimum. jadi, di sini terbukti bahwa LRAC akan minimum saat isokuan bersinggungan
dengan isocost, yang menunjukkan kombinasi input dengan biaya terendah (least-cost
combination) untuk menghasilkan kuantitas tertentu (misalnya 100unit output).

Selanjutnya Tabel 1.2 dan Gambar 1.5 menunjukkan beberapa tingkat output, kombinasi
biaya yang terendah (least-cost combination), biaya total, biaya rata-rata serta biaya
marjinal.
Table 1.2
Derivasi Skedul Biaya Jangka Panjang
Output Kombinasi yang paling Biaya Total Biaya Biaya
meminimalkan biaya (Least- (Gaji = $5, dan Rata-Rata Marginal
cost combination) biaya kapital =
Karyawan Kapital $10)
(unit) (unit)
100 10 7 $ 120 $ 1,20 $ 1,20
200 12 8 140 0,70 0,20
300 20 10 200 0,67 0,60
400 30 15 300 0,75 1,00
500 40 22 420 0,84 1,20
600 52 30 560 0,93 1,40
700 60 42 720 1,03 1,60

Gambar 1.6
Kurva LRTC, LRMC dan LRAC

Dalam Gambar 8.7 ditunjukkan Gambar Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run
Average Cost) dan Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost).
Hubungan antara keduanya adalah sebagai berikut:
• LRAC pertama-tama menurun hingga mencapai tingkat minimum (pada output
sebesar Q2), dan kemudian meningkat kembali.
• Pada saat LRAC minimum, LRAC sama dengan LRMC.

LRMC pertama-tama menurun hingga mencapai titik minimum (pada output sebesar Q1),
kemudian meningkat kembali. LRMC terletak di bawah LRAC pada interval di mana
LRAC menurun, dan LRMC terletak di atas LRAC pada saat LRAC meningkat.

• Kurva Pembelajaran (Learning Curve)


Begini perusahaan memperoleh pengalaman dalam produksi suatu komoditas atau jasa,
biaya produksi rata-ratanya biasanya menurun. Artinya, untuk suatu tingkat output per
periode waktu, peningkatan output total secara kumulatif selama beberapa periode waktu,
sering memberikan pengalaman memproduksi yang memungkinkan perusahaan menurunkan
biaya rata-rata produksi. Kurva pembelajaran(learning curve) menunjukkan penurunan
dalam biaya input rata-rata dalam produksi serta peningkatan output total secara kumulatif
sepanjang waktu.
Begitu perusahaan memperoleh pengalaman dalam produksi suatu komoditas atau jasa,
biaya produksi rata-ratanya biasanya menurun. Artinya, untuk suatu tingkat output per
periode waktu, peningkatan output total secara kumulatif selama beberapa periode waktu,
sering memberikan pengalaman memproduksi yang memungkinkan perusahaan menurunkan
biaya rata-rata produksi. Kurva pembelajaran (learning curve) menunjukkan penurunan
dalam biaya input rata-rata dalam produksi serta peningkatan output total secara kumulatif
sepanjang waktu. Sebagai contoh, perusahaan mungkin membutuhkan 1000 jam untuk
merakit pesawat terbang yang ke-100, tetapi hanya membutuhkan 700 jam untuk merakit
pesawat terbang yang ke-200 karena para manajer dan pekerja menjadi lebih efisien seiring
dengan pengalaman produksi yang mereka peroleh. Hal ini berlawanan dengan skala
ekonomis, yang berarti penurunan biaya rata-rata pada saat output perusahaan meningkat per
periode waktu.
• Peran Manajer Dalam Minimasi Biaya
Sebagai seorang manajer dalam sebuah perusahaan produksi tentu kita harus selalu dapat
berpikir untuk meraup keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pertimbangan biaya
produksi yang seminimum mungkin. Maka dari itu,manajer patut memainkan perannya
sebagai peminimasi biaya produksi perusahaannya. Adapun scenario yang dapat dilakukan
diantaranya ;
a. biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit), bukan
sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan.
dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan
meningkatkan keuntungan.
b. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus
melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input
menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum.
Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi
penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.
c. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market
share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan
produk itu.
d. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif
dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan
adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
Dengan melakukan kiat di atas,maka seorang manajer dapat memaksimalkan penjualan
produknya dan meminimumkan biaya produksi yang ditimbulkan dari produksi produknya.

Anda mungkin juga menyukai