Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Ekonomi Mikro

Tentang
Biaya Produksi
(Mankiw Ban 13)

I. PENDAHULUAN
Ekonomi dibuat oleh ribuan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang kita
nikmati setiap hari Perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan besar dan perusahaan
kecil. Mereka mempekerjakan beberapa pekerja dan dimiliki oleh perorangan atau
keluarga.
Keputusan-keputusan produksi yang dibuat oleh perusahaan tersebut disimpulkan
dalam kurva penawaran. Menurut hukum penawaran, perusahaan akan membuat dan
menjual barang dalam jumlah banyak ketika harganya lebih tinggi dan hal itu
mengakibatkan kurva penawaran bergeser naik. Hukum penawaran tersebut
digunakan untuk mengetahui perilaku perusahaan.
Selanjutnya kita akan membahas organisasi industri yaitu studi tentang
bagaimana keputusan perusahaan mengenai harga dan jumlah bergantung pada
kondisi pasar yang mereka hadapi.
Sebelum kita membahas organisasi industri, kita perlu membahas biaya produksi
karena biaya produksi perusahaan merupakan faktor penting yang menentukan
keputusan produksi dan penetapan harganya. Untuk itu kita mendefinisikan beberapa
variabel yang digunakan oleh para ekonom untuk mengukur biaya-biaya perusahaan
dan hubungannya antar biaya tersebut.

II. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN BIAYA?


Biaya produksi pada umumnya berupa bahan untuk produksi, peralatan produksi, dan
tenaga kerja. Selanjutnya perusahaan menjual produk yang dihasilkan. Untuk
membahas hal tersebut perlu kita ketahui hal-hal berikut ini.

1. Pendapatan Total, Biaya Total, dan Keuntungan


Para ekonom biasanya berasumsi bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan keuntungan, yaitu jumlah uang yang diterima oleh perusahaan
dalam penjualan produksinya atau disebut dengan pendapatan total dikurangi
dengan uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan produksi,
peralatan, dan tenaga kerja atau disebut biaya total. Dengan demikian,
keuntungan adalah pendapatan total dikurangi dengan biaya total, yakni :

Keuntungan = Pendapatan Total – Biaya Total

Pendapatan total mudah dihitung yaitu jumlah produk dikalikan dengan harga
barang. Sedangkan biaya total sulit untuk dihitung.

2. Biaya sebagai Biaya Kesempatan


Biaya adalah apa yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu. Dengan
demikian, maka biaya kesempatan termasuk di dalamnya. Biaya kesempatan atau
opportunity cost adalah pengorbanan berupa hilangnya kesempatan untuk
melakukan hal yang lain. Untuk memprodusir barang, perusahaan harus
mengeluarkan biaya dan biaya tersebut disebut biaya eksplisit dan biaya
kesempatan disebut biaya implisit.
1
Ekonom dalam menghitung biaya produksi akan memasukkan biaya ekplisit
dan juga biaya implisit, sedangkan akuntan hanya menghitung biaya eksplisit saja.

3. Biaya Modal sebagai Biaya Kesempatan


Biaya yang penting dalam setiap bisnis adalah biaya kesempatan dari modal
finansial yang telah diinvestasikan ke dalam bisnis tersebut. Misalnya Helen telah
menggunakan $ 300.000 tabungannya untuk membeli pabrik kue. Seandainya
Helen mendepositokan uang tersebut di bank, maka dia akan memperoleh bunga
5% atau $15.000 per tahun. Uang sebesar $ 15.000 tersebut merupakan biaya
kesempatan (implisit) dari bisnis Helen. Akuntan tidak akan menganggap $15,000
tersebut sebagai biaya karena tidak ada aliran uang yang keluar.

4. Keuntungan Ekonomis versus Keuntungan Akuntansi


Seorang ekonom mengukur keuntungan ekonomis perusahaan sebagai
pendapatan total dikurangi biaya eksplisit dan biaya implisit, sedangkan seorang
akuntan mengukur keuntungan akuntansi sebagai pendapatan total dikurangi
hanya dengan biaya eksplisit saja.
Sebagai ilustrasi, lihat Figure 1 di bawah ini.

Ekonom versus Akuntan


Para ekonom memasukkan seluruh biaya kesempatan ketika menganalisis
perusahaan, sedangkan para akuntan hanya memeriksa biaya-biaya eksplisit.
Oleh karena itu keuntungan ekonomis lebih kecil daripada keuntungan akuntansi

III. PRODUKSI DAN BIAYA


Di sini dipelajari hubungan antara proses produksi dengan biaya totalnya, misalnya
pabrik Helen ukurannya tetap sama, maka apabila Helen menginginkan penambahan
jumlah produksi, maka Helen hanya dapat mencapainya dengan menambah jumlah
pekerja. Asumsi ini hanya realistis untuk jangka pendek karena untuk memperbesar
pabrik akan memerlukan waktu yang panjang.

1. Fungsi Produksi
Hubungan antara jumlah produksi dengan jumlah pekerja terlihat pada tabel di
bawah ini.

2
Ketika jumlah pekerja naik, produk marjinal menurun. Pekerja kedua memiliki
produk marjinal 40, pekerja ketiga 30, dan keempat 20. Gejala ini disebut
penurunan produk marjinal (diminishing marginal product)

Apabila jumlah yang diproduksi digambarkan dalam grafik akan terlihat seperti
Figure 2 di bawah ini.

Figure 2 (a)
Fungsi Produksi Hungry Helen’s
Fungsi produksi menunjukkan hubungan jumlah pekerja yang disewa dengan
jumlah barang yang dihasilkan. Di sini, jumlah pekerja yang disewa (pada sumbu
horizontal) berasal dari kolom pertama Tabel 1, sedangkan jumlah barang yang
dihasilkan (pada sumbu vertikal) berasal dari kolom kedua. Fungsi produksi
semakin datar ketika jumlah pekerja meningkat yang menggambarkan penurunan
produk marjinal.

2. Dari Fungsi Produksi ke Kurva Biaya Total


Kita bertujuan mempelajari keputusan produksi perusahaan dan penetapan harga.
Untuk tujuan ini hubungan yang paling penting dalam Tabel 1 adalah antara

3
jumlah yang diproduksi (kolom kedua) dan biaya total (kolom keenam). Figure 2
(b) menggambarkan sebuah kurva yang disebut kurva biaya total.
Apabila kedua kurva pada Figure 2 (a) dan (b) kita bandingkan, maka terlihat
bahwa kedua kurva tersebut berbanding terbalik. Perubahan-perubahan dalam
kurva tersebut mempunyai alasan yang sama yaitu apabila produksi lebih tinggi
berarti bahwa dapur produksi semakin penuh dengan pekerja dan mengakibatkan
penurunan produksi marjinal. Dengan bertambahnya pekerja, maka memerlukan
biaya yang lebih besar sehingga kurva biaya total menjadi lebih tajam.

IV. BERBAGAI UKURAN BIAYA


Dari data biaya total perusahaan-perusahaan, kita dapat memperoleh beberapa
ukuran biaya. Sekarang kita lihat Tabel 2 tentang pabrik yang sejenis dengan Helen,
yaitu sebagai berikut :

Tabel tersebut kemudian dituangkan dalam kurva yang terlihat pada Figure 3 di
bawah ini.

Kurva Biaya Total


Jumlah dari produk yang dihasilkan (pada sumbu horizontal) diambil dari kolom
pertama pada Tabel 2, sedangkan biaya total (pada sumbu vertikal) diambil dari

4
kolom kedua. Seperti Figur 2 (b), dengan meningkatnya jumlah produk yang
dihasilkan, kurva biaya total semakin curam karena terjadinya penurunan produk
marjinal.

1. Biaya Tetap dan Biaya Variabel


Biaya total dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah barang yang diproduksi
berubah, misal biaya sewa gedung. Biaya variabel adalah biaya yang berubah jika
jumlah produksi berubah, misalnya biaya pembelian bahan-bahan untuk produksi.

2. Biaya Rata-rata dan Biaya Marjinal


Pemilik perusahaan harus memutuskan berapa banyak barang untuk diproduksi.
Dalam membuat keputusan tersebut, perusahaan dapat menanyakan dua pertanyaan
berikut :
a. Berapa biasanya biaya untuk membuat satu nit produksi?
b. Berapa biaya tambahan untuk meningkatkan produksi satu unit lagi ?
Jawaban untuk a harus dicari biaya rata-ratanya dan untuk b harus dicari biaya
marjinal.
Biaya rata-rata dapat digolongkan menjadi :
a. Biaya total rata-rata, yaitu biaya keseluruhan dibagi jumlah produksi;
b. Biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi jumlah produksi;
c. Biaya variabel rata-rata, yaitu biaya variabel dibagi jumlah produksi

3. Kurva-kurva Biaya dan Bentuk-bentuknya


Gambaran tersebut dapat dilihat pada Figure 4 di bawah ini.

Kurva Biaya Rata-rata dan Kurva Biaya Marjinal


Figur ini menunjukkan kurva biaya total rata-rata (ATC), biaya tetap rata-rata (AFC),
biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya marjinal (MC). Semua kurva ini diperoleh
dari data pada Tabel 2. Kurva-kurva biaya ini menunjukkan ciri umum yang terjadi
di perusahaan : (1) Biaya marjinal meningkat seiring dengan jumlah produksi; 2.
Kurva biaya total rata-rata berbentuk huruf U; 3. Kurva biaya marjinal memotong
biaya total rata-rata pada titik minimum kurva biaya total rata-rata.

Penjelasan Tambahan
a. Kenaikan Kurva Biaya Marjinal

5
Biaya marjinal naik seiring dengan jumlah kenaikan barang produksi. Ketika
perusahaan sedang memproduksi barang dalam jumlah kecil, ia hanya memiliki
beberapa pekerja dan banyak peralatan yang tidak digunakan sehingga pekerja
yang baru bekerja di perusahaan, dapat dengan mudah menggunakan peralatan
tersebut sehingga produk marjinal yang dihasilkan cukup besar dan biaya
marjinalnya kecil. Sebaliknya ketika pabrik memproduksi barang dalam jumlah
besar, pabriknya penuh sesak dipenuhi oleh pekerja tambahan dan semua
peralatan digunakan sehingga apabila pekerja akan menggunakan peralatan
harus saling menunggu, sebagai akibatnya produk marjinal menjadi rendah dan
biaya marjinal menjadi tinggi.

b. Kurva Biaya Total Rata-rata Berbentuk U


Biaya total rata-rata terdiri dari biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata.
Biaya tetap rata-rata selalu menurun ketika produksi naik karena biaya tetap
semakin tersebar ke banyak unit (biayanya tetap tetapi unitnya bertambah),
sedangkan biaya variabel rata-rata naik ketika produksi naik.
Selanjutnya pada level produksi yang sangat rendah seperti misalnya pada
level produksi 1 atau 2 unit, biaya total rata-rata tinggi karena biaya total tersebar
hanya pada beberapa barang produksi. Biaya total rata-rata kemudian turun
ketika barang produksi naik hingga mencapai level 5 unit sehingga biaya total
rata-rata menjadi $1,30 per unit. Setelah perusahaan memproduksi lebih dari 6
unit biaya total rata-rata mulai naik kembali karena biaya variabel rata-rata naik
cukup signifikan.
Bagian terbawah kurva yang berbentuk U terjadi pada jumlah yang dapat
meminimalkan biaya total rata-rata. Jumlah yang terjadi itu disebut skala efisien
perusahaan. Pada kurva di atas, skala efisien terjadi pada level 5 atau 6 unit. Jika
ia memproduksi lebih atau kurang dari jumlah ini, biaya total rata-ratanya akan
naik di atas $ 1,30.

c. Hubungan antara Biaya Marjinal dan Biaya Total Rata-rata


Apabila kita melihat Figure 4, maka kita melihat sesuatu yang mengejutkan,
yaitu : Kapanpun biaya marjinal lebih rendah daripada biaya total rata-
rata, biaya total rata-rata turun. Kapanpun biaya marjinal lebih besar
daripada biaya total rata-rata, biaya total rata-rata naik.
Hubungan tersebut mengakibatkan kurva biaya marjinal bersilang dengan
kurva biaya total rata-rata pada titik minimumnya dan ini memainkan peranan
penting dalam analisis perusahaan yang kompetitif.

d. Kurva-kurva Biaya yang Umum


Dalam contoh-contoh di depan, perusahaan-perusahaan menunjukkan penurunan
produk marjinal dan meningkatkan biaya marjinal pada semua tingkat produksi.
Dalam banyak perusahaan, penurunan produk marjinal tidak terjadi secara tiba-
tiba karena penambahan pekerja pada tahap permulaan mungkin memiliki produk
marjinal yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja pertama karena
kelompok pekerja dapat membagi tugas dan bekerja lebih produktif
dibandingkan dengan pada waktu pekerja hanya satu orang. Perusahaan tersebut
akan mengalami kenaikan produk marjinal sementara.

V. BIAYA-BIAYA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

6
Biaya-biaya perusahaan mungkin bergantung pada rentang waktu yang
dipertimbangkan. Penyebabnya adalah tergantung pada :

a. Hubungan antara Biaya Total Rata-rata Jangka Pendek dan Jangka


Panjang
Misalnya sebuah perakitan mobil tidak dapat segera menambah jumlah produksi
dalam jumlah besar karena ukuran pabrik yang masih kecil. Satu-satunya cara
untuk menambah jumlah produksi adalah dengan menambah jumlah pekerja.
Oleh karena itu biaya tetap untuk pabrik ini adalah dalam jangka pendek. Namun
untuk beberapa tahun ke depan, pabrik dapat memperbesar ukuran pabriknya.
Oleh karena itu, biaya pabriknya adalah biaya variabel dalam jangka panjang.
Berhubung banyak keputusan ditetapkan dalam jangka pendek namun
merupakan variabel jangka panjang, maka kurva biaya jangka panjang
perusahaan berbeda dengan kurva jangka pendeknya. Untuk itu kita lihat Figure
6 di bawah ini.

Biaya Total Rata-rata Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Karena biaya-biaya tetap merupakan variabel jangka panjang, kurva biaya total
rata-rata jangka pendek berbeda dengan kurva biaya total rata-rata jangka
panjang.

Penjelasan Tambahan
Figure 6 menunjukkan bagaimana hubungan biaya-biaya jangka panjang dan
jangka pendek. Kurva biaya total rata-rata jangka panjang berbentuk U yang
lebih datar dibandingkan dengan biaya total rata-rata jangka pendek. Selanjutnya,
semua kurva jangka pendek berada tepat atau di atas kurva jangka panjang.
Dalam periode jangka panjang, perusahaan harus memilih kurva jangka pendek
mana yang akan digunakan.
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
jangka panjang? Jawabannya tergantung pada perusahaan itu sendiri. Untuk
perusahaan besar memerlukan waktu yang lebih lama daripada perusahaan kecil.

b. Skala Ekonomis dan Skala Disekonomis


Bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang menyampaikan informasi
penting tentang teknologi produksi barang, yaitu :
a. Skala ekonomis adalah ciri perusahaan yang biaya total rata-rata jangka
panjangnya menurun seiring meningkatnya jumlah output. Penyebabnya :

7
tingkat produksi yang lebih tinggi memungkinkan spesialisasi di antara para
pekerja sehingga dia bisa melaksanakan tugas lebih baik
b. Skala disekonomis adalah ciri perusahaan yang biaya total rata-rata jangka
panjangnya meningkat seiring meningkatnya jumlah output. Penyebabnya :
Semakin banyak barang yang diproduksi semakin luas rentang kendali
manajemen sehingga semakin sulit manajer menjaga agar biaya tetap rendah.
c. Skala hasil tetap adalah ciri perusahaan yang biaya total rata-rata jangka
panjangnya tetap meskipun jumlah output berubah.
Analisis di atas menunjukkan mengapa kurva biaya total rata-rata jangka panjang
sering berbentuk huruf U.

Anda mungkin juga menyukai