Maret, 15-2018
A1B015017
ardjoenadjierival@gmail.com
Lefi Suryadi
A1B015045
hevysur02@gmail.com
2018
2
budaya organisasi dan perubahan organisasi adalah fitur dominan dari kinerja
organisasi. Oleh karena itu dianggap sebagai faktor penting dalam setiap lembaga (Cameron
& Quinn, 2011). Organisasi perlu menggunakan strategi yang berbeda untuk memastikan
mereka tetap di depan pesaing mereka.
Budaya Organisasi
Trice & Beyer (1993) mengatakan budaya organisasi merupakan pola-pola, perilaku
dan keyakinan terkait dengan mitos tertentu, ritual dan simbol. Kebudayaan nasional
memiliki dampak pada budaya organisasi. Budaya nasional dari setiap negara dan budaya
organisasi perusahaan di negara itu bisa berbeda, tetapi menurut Hofstede (1992) budaya
nasional negara manapun memiliki dampak pada budaya organisasi yang beroperasi di
negara itu. Oleh karena itu ketika keyakinan organisasi dan nasional, adat istiadat dan nilai-
nilai bercampur satu sama lain maka budaya organisasi yang khas muncul (Brown, 1995;
Oreg, 2006; Hofstede, 2010).
Budaya organisasi dibentuk oleh berbagai faktor itu intern lingkungan hidup. Hal ini
didasarkan pada keyakinan dan filsafat, yang menjelaskan mengapa bertindak di saat ini
membentuk dan bukan sebaliknya. Budaya organisasi dimanifestasikan oleh sikap karyawan
dan prinsip-prinsip bisnis yang dinyatakan oleh manajemen. Komponen penting dalam
budaya organisasi (Cartwright & Cooper, 1993. Boyle et al, 2001; Zammuto & Krakower,
1991):
Perubahan Organisasi
Konsep umum perubahan adalah fenomena “yang merupakan bentuk baru dari hal-
hal yang tampaknya berbeda dari yang lama” (Thomas & Christopher, 2014). Biasanya
program perubahan organisasi yang sukses terwujud karena pemimpin menyampaikan
kepada karyawan mereka melalui nilai-nilai. Gilgeous (1997); van der Voet, Groeneveld,
dan Kuipers (2013) mengatakan perubahan organisasi adalah fase di mana organisasi
bergerak ke arah masa depan dan dengan cara menghadapi banyak ancaman dan peluang.
temuan menunjukkan bahwa kota tersebut sangat mampu untuk perubahan dan fleksibilitas,
memiliki budaya yang adaptif, tetapi sangat konsisten dan dapat diprediksi. Para pemimpin
mengikuti rencana strategis, memiliki tujuan yang jelas, nilai-nilai inti berorientasi warga
dan karyawan memiliki pemahaman yang tepat dari mereka. Juga, mereka terlibat dalam
sejumlah kegiatan, memiliki latar belakang yang tepat, dan mencoba untuk berjuang untuk
pengembangan lebih lanjut dan perbaikan, ditindaklanjuti dengan inovasi terbaru. Di sisi
lain kurangnya waktu, sumber daya keuangan, pemberdayaan dan motivasi, komunikasi /
hubungan antar departemen atau eksekutif dan karyawan, arus informasi memastikan bahwa
semua karyawan menyadari situasi organisasi, menghambat mencapai tujuan dan ide-ide
pengembangan lebih lanjut dan implementasi perubahan untuk sebagian besar.
dengan metode OCAI ini dapat menghasilkan secara nyata profil budaya saat ini pada setiap
jenjang organisasi dan juga profil budaya yang diharapkan dimasa mendatang. Oleh sebab
itu, para pengambil keputusan dalam organisasi diharapkan dapat mengetahui seberapa besar
gap pada organisasi dan tindakan apa yang perlu dilakukan agar perubahan budaya dapat
berjalan dan visi dan misi dapat dicapai. Berikut adalah gambar empat tipe budaya yang
digunakan dalam model penelitian OCAI.
memberi perhatian utama kepada pelanggan, pemasok dan pasar. Fokus internal berlaku
pada lingkungan kompetisi yang tidak terlalu fokus pelanggan, sebaliknya dalam lingkungan
kompetitif dengan kepentingan eksternal memegang peranan penting perhatian lebih kepada
pihak luar.
Dimensi Budaya Organisasi
Budaya Klan
Budaya Klan memiliki kecenderungan berbagi nilai organisasi dan tujuan umum yang sama
dalam suatu atmosfer kekeluargaan dan saling membantu. Penekanan dalam budaya ini lebih kepada
pengembangan keterlibatan individu dalam suatu kelompok dalam organisasi. Wilkins dan Ouchi
(1983) mengatakan bahwa terbentuknya budaya ini merupakan hasil dari sejarah yang panjang dan
hubungan yang stabil, stagnansi dan interaksi yang kuat antar anggota. Budaya Klan juga terlihat
dari karakteristik lingkungan organi-sasi yang penuh suasana kekeluargaan. Pemimpin dalam
organisasi ini dianggap sebagai mentor dan terkadang sebagai figur orang tua. Ikatan dalam
organisasi lebih kepada loyalitas dan tradisi dengan komitmen tinggi. Penekanan organisasi lebih
berfokus kepada tujuan jangka panjang dengan nilai kebersamaan dan nilai moral yang diutamakan
(Cameron dan Quinn, 2006).
Budaya Adokrasi
Wilkins dan Ouchi (1983) memaparkan bahwa budaya adokrasi cenderung seperti organisasi
yang bersifat sementara, dimana jika pekerjaan telah selesai dikerjakan maka kelompok yang
dibentuk akan berhenti dengan sendirinya. Budaya ini seringkali tampak pada organisasi dengan
orientasi kerja industri kreatif, perfilman, dan teknologi. Karakteristik budaya adokrasi menurut
Cameron dan Quinn (2006) memiliki kecenderungan lingkungan organisasi yang dinamis dan
berjiwa entrepreneur. Anggota di dalamnya lebih senang dengan risiko pekerjaan dengan tipe
kepemimpinan yang visioner, inovatif dan senang dengan risiko. Budaya adokrasi memiliki ikatan
kelompok kuat dalam hal inovasi dan komitmen dalam melakukan eksperimen tugasnya. Penekanan
budaya ini lebih kepada kesiapan setiap anggota kelom-pok untuk melakukan perubahan dengan
cepat dan mencari tantangan baru sehingga tujuan jangka panjangnya mengarah kepada pertumbuhan
yang cepat dan menemukan produk atau layanan yang baru.
Budaya Pasar
Berdasarkan konsep awal dari Ouchi (1983) yang mempelajari mengenai sistem
kendali pasar dikemukakakan bahwa budaya pasar memiliki fokus pada hubungan
7
Budaya Hirarki
Budaya hirarki memiliki struktur organisasi yang jelas, peraturan standar, prosedur
baku dengan kendali yang ketat dan tugas dan tanggung jawab yang jelas pula. Konsep ini
serupa dengan konsep “birokrasi” oleh Webber (1947) yang dianggap sesuai dengan
manajemen organisasi modern. Budaya hirarki memiliki karakteristik formal dan terstruktur.
Prosedur secara jelas mengatur anggota di dalamnya. Pemimpin dianggap sangat efektif dan
merupakan coordinator yang baik. Stabilitas organisasi menjadi penting sebagai tujuan
jangka panjang sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang diterapkan.
5. Penekanan Strategis, yaitu mendefinisikan hal apa yang menjadi pendorong strategi
organisasi.
6. Kriteria Keberhasilan, yaitu bagaimana suatu organisasi mendefinisikan keberhasilan
dan bagaimana kesuksesan tersebut dihargai.
9
DAFTAR PUSTAKA
Naveed, Rana Tahir. Jantan, Amer Hamzah Bin. Ahmad, Naveed. (2016).
Organizatonal Culture and Organizational Change in Pakistani Commercial
Banks. International Journal in Business Studies and Management, 3, 15-17.
Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/307931179_Organizational_Culture_
and_Organizational_Change_in_Pakistani_Commercial_Banks