Anda di halaman 1dari 3

PERANAN BUDAYA ORGANISASI

Peranan Budaya didalam sebuah organisasi,budaya memiliki pengaruh yang besar


dalam menjalankan sebuh fungsi organisasi.Adapun fungsi budaya di dalam
sebuah organisasi, yaitu:

a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, yang artinya


budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan pribadi seseorang.
d. Budaya memantapkan sistem sosial,yang artinya merupakan perekat sosial
yang membantu mempersatukan suatu organisasi dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan
oleh para karyawan.
e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Secara alami
budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan dianggap biasa
saja.Tetapi semua organisasi mengembangkan seperangkat inti pengandaian,
pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari dalam
tempat kerja. Peran budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan
semakin penting bagi organisasi. Dengan dilebarkannya rentang kendali,
didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim, dikuranginya formalisasi,
dan diberdayakannya karyawan oleh organisasi, makna bersama yang
diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua karyawan
diarahkan kearah yang sama. Pada akhirnya budaya merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi.

Keefektifan dan Kinerja Organisional Konsep keefektifan seperti juga konsep


budaya organisasinal, juga memiliki pemaknaan yang beragam yang berimplikasi
pada kesulitan dalam pemahaman konsep dan metoda. Hal tersebut disebabkan
belum adanya kesepakatan tentang dimensi-dimensi dari konsep keefektifan,
kriteria yang digunakan dalam pengukuran, tingkat analisis yang appropriate dan
kelompok kegiatan organisasional mana yang mencerminkan pusat perhatian untuk
studi keefektifan. Kondisi “chaos” tentang konsep tersebut tidak membuat konsep
keefektifan “hengkang” dari topik organisasi. Ada tiga alasan meliputi teoritis,
empiris dan praktis.

Pertama secara teoritis konsep keefektifan organisasional secara teoritis terletak


pada pusat semua model organisasional.

Kedua, keefektifan secara empiris berfungsi sebagai variabel penting dalam


kegiatan riset dan konsep penting dalam penafsiran fenomena organisasional.

Dan ketiga, adanya kebutuhan untuk membuat judgements tentang kinerja


(performance) berbagai organisasi.

Namun demikian, paling tidak ada dua pandangan yang paling banyak digunakan
dalam mengevaluasi keefektifan kepemimpinan, yaitu dalam kaitannya dengan
konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan pemimpin tersebut bagi para
pengikutnya dan para stakeholder organisasi lainnya. Pandangan lainnya dengan
melihat berbagai jenis hasil yang telah digunakan, termasuk di dalamnya kinerja
dan pertumbuhan kelompok atau organisasi dari pemimpin tersebut, kesediaannya
untuk menanggapi tantangan-tantangan atau krisis-krisis, kepuasan pengikut
dengan pemimpinnya, komitmen pengikut terhadap sasaran-sasaran kelompok,
kesejahteraan psikologis dan pengembangan para pengikut dan kemajuan
pemimpin ke posisi kekuasaan yang lebih tinggi di dalam organisasi. Beberapa
model keefektifan organisasional yang berkembang dalam khasanah akademik
Model-model Keefektifan Organisasional Model Definisi Kapan Bermanfaat?
Model Tujuan (Goal Model) Mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Tujuan-
tujuan jelas, konsesual, berjangka waktu dan terukur Model Sumber Daya Sistem
(System resource Model) Mampu memperoleh sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan Ada kaitan jelas antara input dan kinerja Model Proses Internal Fungsi-
fungsi internal berjalan lancar ada kaitan jelas antara berbagai proses
organisasional dan kinerja Multiple Constituency Model Semua pihak terkait
terpuaskan Pihak-pihak terkait mempunyai pengaruh kuat terhadap organisasi
Competing Values Model Memenuhi preferensi pihak-pihak terkait dalam hal
empat kuadran yang berbeda organisasi tidak jelas kriterianya atau sering berubah
kriteria model legitimasi kelangsungan hidup terjamin sebagai hasil pelaksanaan
kegiatan legitimate kelangsungan hidup organisasi penting model ketidakefektifan
tidak mempunyai kelemahan-kelemahan atau sifat-sifat sumber ketidakefektifan
kriteria keefektifan tidak jelas atau berbagai strategi perbaikan diperlukan. Salah
satu hal yang menyebabkan kurangnya pengembangan konsepsual mengenai
keefektifan adalah kesulitan dalam mengintegrasikan berbagai konsepsualisasi
organisasi yang berbeda. Oleh karena itu setiap upaya pengembangan konsep
keefektifan harus dimulai dengan suatu analisis teori organisasi yang menjadi
dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai