Nim : 7193510005
Kelas : Manajemen A 2019
Mata Kuliah : Hukum Bisnis
Study Kasus
1. yang bisa saya jelaskan dari permaslahan diatas yaitu Warkopi (yang anggotanya
memiliki parah mirip warkop DKI), memanfaatkan kemiripan mereka dengan
membuat konten ataupun video video pendek dengan menggunakan nama Dono,
Kasino, Indro tanpa meminta izin terlebih dahulu, hal ini bisa dikatakan sebagai
mengambil hak kekayaan intelektual dari warkop DKI
2. Identifikasi permasalahanya yaitu
Warkopi belum meminta izin HAKI. Yaitu hak kekayaan intelektual yang
dimiliki oleh warkop DKI. persoalannya bukan terletak pada kemiripan fisik
anggota Warkopi dengan para personel Warkop DKI belaka.
Warkop DKI mempunyai sesuatu yang dikenal dengan nama Dono, Kasino,
Indro, dan dilindungi undang-undang.
Warkopi Dianggap Langgar HAKI, Warkopi membuat konten impersonate
Warkop DKI.Warkop DKI mempunyai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
Sementara Warkopi seakan berakting layaknya Dono, Kasino, dan Indro. Konten
mereka di media sosial yang viral pun disebut belum dapat izin dari Warkop DKI.
Oleh karena itu pihak Warkopi harus meminta izin atas perihal tersebut.
3. Jika saya sebagai pemegang HAKI untuk permasalahan tersebut tentunya saya
merasa keberatan jika mereka menggunakan nama Warkop DKI tanpa izin
terlebih dahulu, apalagi jika mereka berperan layaknya dono kasino indro yang
sudah memiliki merk/nama dan ciri khas nya masing". Karena untuk mendaptkan
nama di masyarakat tidak mudah. Namun jika sebelumnya mereka meminta izin
sebelum menggunakan nama warkop dki mungkin akan saya pikirkan baik-baik.
Hal ini juga bagus, bisa terus menghidupkan nama dari warkop dki itu sendiri
4. Dari sisi Hukum Bisnis ini akan menimbulkan kerugian karena Lembaga Warkop
DKI, tidak memikirkan kerugian materiilnya. Dengan hilangnya penghargaan
sebagai hak yang dimiliki dan tata krama. Jadi secara materiil, lembaga Warkop
DKI mengalami kerugian dalam bentuk immaterial. Mereka mendapat teguran
keras dari pihak Falcon Pictures, perusahaan yang menggarap film Warkop DKI
Reborn. pabila merujuk kepada ketentuan Pasal 100 ayat (2) UU No. 20 Tahun
2016 disebutkan bahwa Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak
lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan,
dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).