BUDAYA
ORGANISASI
BUKU AJAR
BUDAYA
ORGANISASI
Oleh:
A.A Ngurah Gede Sadiartha
Denpasar
2015
Buku Ajar
Budaya Organisasi
ISBN:
x + 162 halaman; 14 x 21 cm
v
tentang praktik Budaya Organisasi di lapangan.
Materi ini penting dipahami oleh mahasiswa sebelum
mereka terjun langsung dalam praktik-praktik
Budaya Organisasi.
Selain itu, penulis juga memberi refleksi tentang
bagaimana membangun Budaya Organisasi pada
dunia usaha. Dalam buku ini, penulis berupaya
menyajikan dua contoh budaya unggul yang
diterapkan dalam dunia usaha khususnya perbankan.
Penulis juga berupaya menelaah Budaya Organisasi
berbasis kearifan lokal yang diterapkan di Lembaga
Perkreditan Desa, juga nilai-nilai Budaya Organisasi
dalam organisasi tradisional Bali. Upaya memberikan
contoh konkret tersebut sangat penting untuk
mengimbangi antara materi yang bersifat teoretik dan
praktis dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula format
dan isi buku ini yang belum sepenuhnya sempurna.
Untuk itu, bilamana ada saran, kritik dan masukan
dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini lebih
lanjut penulis akan terima dengan senang hati dan
lapang dada. Akhirnya, penulis berharap semoga
buku ini ada manfaatnya baik secara teoretis maupun
praktis untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa tentang Budaya Organisasi.
Penulis
Dr. Anak Agung Ngurah Gede Sadiartha, SE, MM
vi
Daftar Isi
Pengantar Penulis........................................................... v
Daftar Isi......................................................................... vii
BAB I
Budaya Organisasi.................................................1
1.1 Pengertian Budaya Organisasi.............................1
1.2 Proses Pembentukan Budaya Organisasi.........10
1.3 Proses Mempertahankan Budaya Organisasi..15
1.4 Karakteristik Budaya Organisasi ......................17
1.5 Fungsi Budaya Organisasi.................................19
1.6 Soal Latihan...........................................................20
BAB II
STRATEGI IMPLEMENTASI Budaya
Organisasi.................................................................21
2.1 Proses Sosialisasi Budaya Organisasi.................21
2.2 Peran Kepemimpinan dalam Sosialisasi............26
2.3 Pendelegasian Tugas dan Tangung Jawab Ke-
pada Bawahan.......................................................32
2.4 Komunikasi Internal dan Eksternal ..................37
2.5 Pemberdayaan Karyawan....................................40
2.6 Latihan soal/kasus...............................................48
BAB III
Budaya Organisasi, KREATIVITAS DAN
INOVASI.........................................................................49
vii
3.1 Membangun Jalinan Antar Departemen...........49
3.2 Membentuk Focus Group Discussion ..............53
3.4 Memberi Pelayanan Prima Bagi Kepentingan
Masyarakat............................................................71
3.5 Latihan soal/kasus...............................................77
BAB IV
Budaya Organisasi DAN EFEKTIVITAS
KERJA..............................................................................79
4.1 Implikasi Budaya Organisasi pada Tantangan
Global.....................................................................79
a. Pemenguatkan Budaya Organisasi/Perusa-
haan.................................................................. 82
b. Peningkatan Daya Saing
Produk Indonesia........................................... 86
4.2 Implikasi Budaya Organisasi pada Manajemen
Perubahan .............................................................90
4.3 Implikasi Budaya Organisasi pada Efektivitas
Kerja .......................................................................92
4.4 Latihan soal/kasus...............................................97
BAB V
IMPLIKASI Budaya Organisasi PADA
PRODUKTIVITAS.........................................................99
5.1 Pengertian Produktifitas .....................................99
5.2 Sumber Produktivitas Kerja..............................103
5.3 Prinsip-Prinsip Produktivitas Kerja.................104
5.4 Faktor Penentu Produktivitas...........................105
a. Pelatihan......................................................... 105
b. Mental dan kemampuan fisik karyawan... 106
c. Hubungan antara atasan dan bawahan...... 106
5.5 Indikator Produktifitas......................................107
a. Kemampuan................................................... 107
viii
b. Meningkatkan hasil yang dicapai............... 107
c. Semangat kerja............................................... 108
d. Pengembangan diri....................................... 108
e. Mutu ............................................................... 108
f. Efisiensi............................................................ 108
5.6 Latihan soal/kasus.............................................109
BAB VI
MEMBANGUN BUDAYA UNGGUL......................111
PADA DUNIA USAHA..............................................111
6.1 Karateristik Budaya Unggul.............................111
6.2 Budaya Unggul pada Perbankkan...................117
6.3 Budaya Unggul Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) ...................................................................123
6.4 Budaya Unggul Usaha Mikro Kecil dan Menen-
gah (UMKM).......................................................130
6.5 Latihan soal/kasus.............................................135
BAB VII
AGAMA HINDU DAN Budaya Organisasi..137
7.1 Nilai Dasar Budaya Organisasi Menurut Agama
Hindu ..................................................................137
7.2 Nilai-Nilai Budaya Organisasi dalam Organ-
isasi Tradisional di Bali .....................................140
a. Tat Twam Asi................................................. 141
b. Tri Kaya Parisudha......................................... 141
c. Catur Asrama................................................. 143
d. Catur Purusa Artha....................................... 146
7.3. Nilai Budaya Organisasi Hindu dalam Dinami-
ka Perusahaan.....................................................148
7.4 Latihan soal/kasus..............................................153
Daftar Pustaka..............................................................155
Profil Penulis.................................................................159
ix
BAB I
Budaya Organisasi
1
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
2
Budaya Organisasi
3
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
4
Budaya Organisasi
- Pengertian Organisasi
Sementara itu, organisasi didefinisikan sebagai
suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu
(orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola
yang terstruktur dengan cara tertentu, sehingga setiap
anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya
masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan
mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga organisasi dapat
dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Davis,
Raphl, 1951).
Pengertian organisasi menurut berbagai ahli dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain oleh
J.R.Schermerhorn: Organization is a collection of people
working together in a division of labor to achieve a common
purpose (organisasi adalah kumpulan orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama).
5
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
6
Budaya Organisasi
7
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
8
Budaya Organisasi
bagi pelanggannya.
2) Asas konsensus: Suatu perusahaan yang sukses
di masa mendatang ialah yang pemimpinnya
berhasil membuat kearifan kolektif dalam
membuat keputusan.
3) Asas keunggulan: Keunggulan merupakan
semangat yang menguasai kehidupan dan jiwa
seseorang atau perusahaan.
4) Asas kesatuan: Kita semua adalah perkerja,
tetapi juga manajer.
5) Asas prestasi: Hukum utama bagi perilaku
manusia adalah bahwa perilaku merupakan
fungsi dari konsekuensi-konsekuensi dan
perilaku yang dihargai dan meningkatkan
prestasi.
6) Asas empiris: Keberhasilan perusahaan di masa
mendatang sangat tergantung pada kemampuan
untuk berfikir realistik.
7) Asas kekerabatan: Kekerabatan adalah
kemampuan berbagi rasa dengan cara yang
utuh dan penuh percaya yang pada gilirannya
akan memberikan penghargaan yang tulus dan
penuh perhatian mengenai kepentingan-
kepentingan pribadi yang bersangkutan.
8) Asas integrasi: Kepemimpinan itu membutuhkan
pengikut. Pengikut mengikuti pemimpinnya.
Karena yakin bahwa langkah-langkah yang
diambil oleh pemimpinnya itu adalah benar.
9
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
1. Robbins
Robbins menyatakan bahwa proses penciptaan
Budaya Organisasi terjadi dalam tiga cara. Pertama,
para pendiri hanya mempekerjakan dan
10
Budaya Organisasi
2. Brown
Brown menyatakan bahwa para pemimpin
menyampaikan budaya melalui apa yang mereka
katakan dan apa yang mereka lakukan. Schein
mengemukakan peranan pemimpin dalam Budaya
11
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
a. Perhatian (attention)
Pemimpin di dalam menjalankan kepemimpinannya
akan mengkomunikasikan prioritas-prioritas, nilai-
nilai, perhatian mereka dengan cara menanyakan,
memberi pendapat, memuji, dan menyampaikan
kritik.
Sebagai contoh, restoran cepat saji McDonald
dikenal kebersihannya karena secara berulang-ulang
pendiri perusahaan menceritakan bagaimana dia
mengejar-ngejar lalat untuk menjaga agar para
pelanggan yang sedang menikmati hidangannya
tidak terganggu oleh lalat tersebut. Cerita ini
diterjemahkan para pegawai bahwa perusahaan
sangat peduli pada kebersihan dan peduli kepada
pelanggannya.
12
Budaya Organisasi
c. Pemodelan Peran
Pemimpin mengkomunikasikan nilai-nilai dan
harapan-harapan mereka melalui tindakan mereka
sendiri. Hal tersebut khususnya tindakan-tindakan
yang memperlihatkan kesetiaan istimewa,
pengorbanan diri, dan pelayanan yang melebihi apa
yang ditugaskan. Seorang pemimpin yang membuat
sebuah kebijakan atau prosedur tetapi tidak
memberikan perhatian yang besar terhadap hal
tersebut maka dalam hal ini pemimpin
mengkomunikasikan pesan bahwa hal itu tidaklah
penting atau tidak diperlukan. Seorang pemimpin
yang bekerja keras dan selalu tepat waktu, misalnya,
akan mengkomunikasikan bahwa bekerja keras dan
tepat waktu merupakan hal yang penting dan dihargai
dalam organisasi. Sebaliknya pemimpin yang selalu
meminta anak buahnya untuk disiplin tetapi dia
sendiri tidak disiplin maka sekeras apapun dia
menyerukan kedisiplinan, karyawan tetap akan
menganggap bahwa kedisiplinan bukanlah hal yang
penting dalam organisasi.
13
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
d. Alokasi Imbalan-imbalan
Kriteria-kriteria yang digunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan imbalan-imbalan seperti
peningkatan upah, atau promosi mengkomunikasikan
apa yang dinilai oleh pemimpin dan organisasi
tersebut. Pengakuan formal dan acara-acara
seremonial dan pujian yang tidak formal
mengkomunikasikan perhatian serta prioritas seorang
pemimpin. Ketiadaan pengakuan terhadap kontribusi
dan keberhasilan mengkomunikasikan bahwa hal
tersebut bukan merupakan hal yang penting.
Pemberian simbol-simbol terhadap status orang-
orang tertentu juga mengkomunikasikan tentang apa
yang penting dalam perusahaan. Pembedaan status
yang terlalu mencolok tentu saja menunjukkan bahwa
organisasi tidak menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Misalnya saja perusahaan-perusahaan di Amerika
Serikat relatif menggunakan simbol-simbol perbedaan
status dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
Jepang. Keistimewaan tersebut misalnya berupa
ruang makan dan tempat parkir khusus.
14
Budaya Organisasi
a. Praktik Seleksi
Tujuan utama dari proses seleksi adalah
mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-
individu yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan sukses di dalam suatu organisasi.
Proses seleksi memberikan informasi kepada para
pelamar mengenai organisasi itu. Para calon belajar
mengenai organisasi yang akan dimasuki, dan jika
15
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
b. Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai
dampak besar pada Budaya Organisasi. Lewat apa
yang mereka katakan dan bagaimana mereka
berperilaku, eksekutif senior menegakkan norma-
norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi,
misalnya apakah pengambilan risiko diinginkan,
berapa banyak kebebasan seharusnya diberikan oleh
para manajer kepada bawahan mereka, pakaian
apakah yang pantas dan tindakan apakah akan
dihargai dalam kenaikan upah, promosi, dan ganjaran
lain.
c. Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan
suatu organisasi dalam perekrutan dan seleksi,
karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi
dalam Budaya Organisasi itu. Yang paling penting,
karena para karyawan baru tersebut tidak mengenal
16
Budaya Organisasi
17
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
18
Budaya Organisasi
19
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
20
BAB II
STRATEGI IMPLEMENTASI
Budaya Organisasi
21
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
22
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
23
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
24
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
diantara karyawan.
3) Pendalaman bidang pekerjaan. Ini dimaksudkan
agar seseorang anggota semakin mengenal
dengan baik dan menyatu dengan bidang
tugasnya serta memahami apa yang menjadi
tugas dan tanggung jawab masing–masing.
4) Penilaian kinerja dan pemberian penghargaan.
Ini dimaksudkan agar karyawan dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
ketentuan organisasi sebagai salah satu norma
budaya serta dapat lebih intensif menerapkannya
di masa datang.
5) Menanamkan kesetiaan pada nilai–nilai luhur
yang dimiliki organisasi
6) Memperluas cerita dan berita tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan Budaya Organisasi.
Misalnya cerita tentang pemutusan hubungan
kerja kepada seseorang karyawan karena
menyalahgunakan kekuasaan/wewenang
untuk kepentingan pribadi meskipun karyawan
tersebut sangat potensial. Hal tersebut
menekankan betapa pentingnya moral bagi
setiap karyawan dan nilai moral ini tidak dapat
ditebus hanya dengan potensi yang dimiliki.
7) Pengakuan atas kinerja dan promosi. Poin ini
diberikan kepada karyawan yang mampu
melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung
jawabnya dengan baik serta dapat menajdi
teladan karyawan lain, khususnya karyawan
yang baru bergabung.
25
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
26
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
keputusan organisasi
b) Menetapkan perilaku yang menjadi contoh dari
nilai–nilai dan prinsip organisasi dengan
memberi teladan
c) Serta menguasai budaya perusahaan secara
keseluruhan
d) Mengenal dengan baik segi positif dan
negatifnya, dan
e) Memperkuat nilai–nilai pada hal–hal yang
diharapkan oleh organisasi
Oleh karena itu seorang pemimpin hendaknya
memiliki visi yang jelas, wawasan yang luas,
pandangan yang jernih terhadap situasi yang
dihadapi, dengan demikian ia dapat membuat sutu
keputusan yang didasari oleh keinginan untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Dengan visi yang
jelas, ia dapat mempengaruhi orang lain agar dapat
memaksimalkan pengembangan pribadi dan
organisasi. Semua ini tidak terlepas dari personal
mastering yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
akan tercantum dengan jelas dalam agenda
pribadinya.
Kualitas seorang pemimpin akan sangat
menentukan mudah tidaknya dia menjalankan
perannya sebagai sosialisator dan pemelihara Budaya
Organisasi. Syarat agar Budaya Organisasi dapat
dipelihara dengan baik menurut Susanto (1997) :
1) Pemimpin harus selalu memberikan dorongan
kepada para manajer dan karyawan untuk
mengimplementasikan budaya perusahaannya
27
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
28
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
29
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
Tabel 2.1
Proses Sosialisasi Pendirian LPD di Bali
Periode
Kegiatan Out put
(tahun)
30
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
31
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
2.3
Pendelegasian Tugas dan Tangung Jawab
Kepada Bawahan
32
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
33
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
34
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
35
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
36
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
37
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
38
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
39
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
e) Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi (perusahaan) dengan
berbagai pihak di luar organisasi. Contoh dari
komunikasi eksternal, yaitu :
- Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
yang bersifat informatif seperti informasi dan
publikasi organisasi melalui press release/
media release, artikel surat kabar atau
majalah, pidato, brosur, poster, konferensi
pers, dll.
- Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
40
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
41
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
42
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
43
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
44
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
45
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
46
Strategi Implementasi
Budaya Organisasi
47
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
48
BAB III
Budaya Organisasi,
KREATIVITAS DAN
INOVASI
49
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
50
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
51
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
52
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
53
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
Tujuan FGD
Tujuan FGD adalah untuk memperoleh masukan
maupun informasi mengenai suatu permasalahan
yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian tentang
masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah
masukan diperoleh dan dianalisa.
Karakteristik FGD
• Peserta terdiri dari 6–12 orang dengan maksud
agar setiap individu mendapat kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
54
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
1) Alasan Filosofis
• Pengetahuan yang diperoleh dalam
menggunakan sumber informasi dari
berbagai latar belakang pengalaman tertentu
dalam sebuah proses diskusi, memberikan
perspektif yang berbeda dibanding
pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi
searah antara peneliti dengan responden.
• Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi.
Diskusi sebagai proses pertemuan
antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi.
2) Alasan Metodologis
• Adanya keyakinan bahwa masalah yang
diteliti tidak dapat dipahami dengan metode
survei atau wawancara individu karena
pendapat kelompok dinilai sangat penting.
• Untuk memperoleh data kualitatif yang
bermutu dalam waktu relatif singkat.
• FGD dinilai paling tepat dalam menggali
permasalahan yang bersifat spesifik, khas,
55
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
3) Alasan Praktis
Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan
perasaan memiliki dari objek yang diteliti- sehingga
pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi,
dengan mudah objek penelitian bersedia menerima
rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD
memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan
dan perasaan memiliki.
Menurut Koentjoro (2005: 7), kegunaan FGD di
samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai
alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti)
sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan/
informasi yang didapat melalui berbagai metode
penelitian yang digunakan atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis
maupun yang bertentangan.
Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan
dalam kaitannya dengan penelitian, FGD berguna
untuk: (a) Memperoleh informasi yang banyak secara
cepat; (b) Mengidentifikasi dan menggali informasi
mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok
tertentu; (c) Menghasilkan ide-ide untuk penelitian
lebih mendalam; dan (d) Cross-check data dari sumber
lain atau dengan metode lain.
56
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
57
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
atau salah.
3) Cukup mengenal permasalahannya sehingga
dapat mengajukan pertanyaan yang sesuai dan
bersifat memancing peserta untuk berfikir. Perlu
adanya garis besar topik yang akan didiskusikan
untuk menentukan arah diskusi.
4) Moderator harus bersikap santai, antusias,
lentur, terbuka terhadap saran-saran, bersedia
diinterogasi, bersabar dan harus dapat
mengendalikan suaranya.
5) Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak
boleh berpihak atau membiarkan beberapa
orang tertentu memonopoli diskusi dan
memastikan bahwa setiap orang mendapat
kesempatan yang cukup untuk berbicara.
6) Memperhatikan komunikasi atau tanggapan
yang berupa bahasa tubuh atau non verbal.
7) Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil
memperhatikan waktu dan mengarahkan
pembicaraan agar dapat berpindah dengan
lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua
masalah dapat dibahas sepenuhnya. Lama
pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk
menghindari kelelahan.
8) Peserta diskusi adalah orang dari populasi
sasaran terpilih secara acak sehingga dapat
mewakili populasi sasaran. Tetapi seringkali
cara ini tidak mungkin dilakukan atau tidak
diinginkan karena adanya keterbatasan
ekonomi, demografis atau kebudayaan, maka
58
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
59
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
60
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
61
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
62
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
63
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
64
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
65
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
1) Life Cycle
Seperti halnya manusia, suatu organisasi juga
mengalami siklus hidup dengan berbagai tingkatan
dan perkembangan (Sperry, Mickelson, dan Hunsaker,
1977). Tingkat perkembangan organisasi pada saat
inovasi diajukan akan mempengaruhi nilai perubahan
organisasi.
66
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
2) Culture
Semua organisasi memiliki budaya masing-masing.
Kebudayaan yang ada akan mempengaruhi
bagaimana penerimaan terhadap inovasi. Walaupun
terkadang tidak selalu inovasi dan kebudayaan yang
ada pada organisasi cocok.
3) Strategic Plan
Salah satu aspek yang mendukung implementasi
inovasi adalah adanya rencana strategis organisasi.
Ketika inovasi selaras dengan rencana strategi
organisasi, maka pelaksana inovasi mempunyai
tambahan argument kuat untuk mendapatkan
dukungan manajemen dan meyakinkan kelompok
user.
4) External Conditions
Akan selalu ada kondisi eksternal yang
mempengaruhi organisasi. Hal–hal semacam ini
harus juga dipertimbangkan ketika mengaplikasikan
sebuah inovasi. Karena hal tersebut akan memberikan
pengaruh yang signifikan secara tidak langsung
terhadap jalannya inovasi dan organisasi.
Inovasi merupakan salah satu faktor penentu dari
kesuksesan perusahaan yang dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan yang
berkesinambungan serta perbaikan. Inovasi yang
berkelanjutan dapat dilakukan dengan look outside
selama masa ketidakpastian dalam antisipasi
perubahan pasar, teknologi, kompetisi untuk
67
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
68
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
69
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
70
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
71
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
72
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
sebagai berikut:
1) Pelayanan prima dapat menimbulkan keputusan
pihak pelanggan untuk segera membeli produk
yang kita tawarkan pada saat itu juga.
2) Pelayanan prima dapat menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap produk kita.
3) Pelayanan prima diharapkan dapat
mempertahankan pelanggan agar tetap loyal
(setia) menggunakan produk kita.
4) Pelayanan prima diharapkan dapat mendorong
pelanggan untuk kembali lagi membeli produk
kita.
5) Pelayanan prima dapat menghindarkan
terjadinya tuntutan-tuntutan terhadap penjual
yang tidak perlu.
Terdapat tiga konsep dasar yang harus diperhatikan
dalam mewujudkan pelayanan prima. Pertama,
konsep sikap (attitude). Keberhasilan bisnis industri
jasa pelayanan akan sangat tergantung pada orang-
orang yang terlibat didalamnya. Sikap pelayanan
yang diharapkan tertanam pada diri para karyawan
adalah sikap yang baik, ramah, penuh simpatik, dan
mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap
perusahaan. Jika kalian menjadi karyawan suatu
perusahaan, sikap kalian akan menggambarkan
perusahaan kalian. Kalian akan mewakili citra
perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung.
Pelanggan akan menilai perusahaan dari kesan
pertama dalam berhubungan dengan orang-orang
yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Sikap yang
73
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
74
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
75
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
76
Budaya O rganis as i, Kreativitas Dan Inovasi
77
BAB IV
Budaya Organisasi
DAN EFEKTIVITAS KERJA
79
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
80
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
81
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
82
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
83
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
84
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
85
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
86
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
87
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
88
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
89
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
90
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
91
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
92
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
93
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
94
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
95
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
96
Budaya O rganisasi dan Efektivitas Ker ja
97
BAB V
IMPLIKASI Budaya
Organisasi PADA
PRODUKTIVITAS
99
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
100
Im plikas i Budaya O rganisasi Pada P roduktivitas
101
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
102
Im plikas i Budaya O rganisasi Pada P roduktivitas
103
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
104
Im plikas i Budaya O rganisasi Pada P roduktivitas
a. Pelatihan
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi
105
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
106
Im plikas i Budaya O rganisasi Pada P roduktivitas
a. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat
bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini
memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diembannya kepada mereka.
107
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
c. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari
kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari hasil yang
dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan
dengan hari sebelumnya.
d. Pengembangan diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningka
tkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat
dilakukan dengan melihat tantanagn dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat
tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan.
Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada
gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan
karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
e. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih
baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil
pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja
seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan
untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada
gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan
dirinya sendiri.
f. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.
Masukan dan keluaran merupakan aspek
produktivitas yang memberikan pengaruh yang
108
Im plikas i Budaya O rganisasi Pada P roduktivitas
109
BAB VI
MEMBANGUN BUDAYA
UNGGUL
PADA DUNIA USAHA
Dengan pembahasan materi ini secara menyeluruh, diharapkan
mahasiswa/mahasiswi mampu memahami Budaya Unggul Pada
Dunia Usaha yang menyangkut hal-hal sebagai berikut:
• Karateristik budaya unggul
• Budaya unggul pada Perbankkan
• Budaya unggul pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
• Budaya unggul pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM)
111
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
112
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
113
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
114
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
115
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
116
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
117
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
118
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
119
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
120
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
Tabel 6.1
Nilai Budaya Organisasi BNI 46 dan BCA
6 NILAI
4 NILAI
PERILAKU
BUDAYA Tata Nilai BCA
UTAMA
KERJA BNI
INSAN BNI
·
Profesi- Meningkatkan 1. Fokus pada Nasabah
o n a l i s m e Kompetensi dan (Customer Focus)
(Profession- Memberikan Hasil Memahami, mendalami
alism) Terbaik dan memenuhi kebutu-
han pelanggan dengan
cara terbaik
121
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
122
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
123
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
124
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
125
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
Tabel 6.2
Implementasi Budaya Organisasi LPD berbasis THK
Implementasi Budaya Organisasi LPD
Filosofi Tri Internal Organisasi
Hita Karana Eskternal(Krama
(Pengurus/Pengelola
Desa/Nasabah)
LPD)
126
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
127
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
128
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
Tabel 6.3
Produk dan jenis layanan LPD di Desa Adat
Produk Jenis layanan
129
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
6.4
Budaya Unggul Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
130
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
131
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
Tabel 6.4
Kriteria UMKM
Usaha Kriteria Asset Omzet
Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar
Usaha Mene- > 2,5 Miliar – 50
> 500 Juta – 10 Miliar
ngah Miliar
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2012
132
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
133
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
134
M em bang un Budaya Ung gul pada Dunia Usaha
135
BAB VII
137
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
138
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
Hita Karana.
Filosofi Tri Hita Karana sebagai nilai kultur
masyarakat Bali terdiri dari tiga kata yaitu, Tri artinya
tiga, Hita artinya Kebahagiaan, dan Karana artinya
penyebab sehingga Tri Hita Karana dapat diartikan
sebagai tiga penyebab kebahagiaan. Ketiga penyebab
kebahagiaan tersebut: parhyangan yang artinya
hubungan yang harmonis antara manusia dan Tuhan,
pawongan yang artinya hubungan yang harmonis
antara manusia dan sesamanya, palemahan yang
artinya hubungan yang harmonis antara manusia dan
lingkungannya. Ungkapan secara umum Tri Hita
Karana dapat dimaknai sebagai konsep harmoni dan
kebersamaan (Windia dan Dewi, 2011).
Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana
mengandung asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan,
perilaku dan sikap bersama yang dianut organisasi
yang dijadikan acuan dalam memahami lingkungan
internal dan eksternal demi tercapainya tujuan
organisasi (Schein, 2004). Dalam mendefinisikan
budaya suatu organisasi atau perusahaan secara
aktual, Schein (2004) membagi kedalam 3 tingkatan
(level) yaitu aspek kebendaan (artifaks), nilai-nilai yang
dianut (espoused values) dan asumsi-asumsi dasar.
Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana (THK)
diimplementasikan dalam berbagai organisasi
tradisional di Bali. Diantaranya THK diterapkan
dalam kehidupan organisasi desa adat (pakraman),
organisasi subak, dan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) yang ada di setiap desa adat. Implementasi
139
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
140
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
141
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
142
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
c. Catur Asrama
Catur Asrama terdiri atas dua kata yakni “Catur”,
yang berarti empat dan “Asrama”, berarti tahapan
atau jenjang. Catur Asrama berarti empat jenjang
kehidupan yang harus dijalani manusia untuk
mencapai moksa, empat lapangan atau tingkatan
hidup manusia atas dasar keharmonisan hidup
dimana pada tiap-tiap tingkat kehidupan manusia
diwarnai oleh adanya ciri- ciri tugas kewajiban yang
berbeda antara satu masa (asrama) dengan masa
lainnya, tetapi merupakan kesatuan yang tak dapat
dipisahkan.
Pertama, Brahmacari berarti tingkatan hidup bagi
orang-orang yang sedang menuntut ilmu
pengetahuan. Kehidupan para pelajar dimulai dengan
upacara Upanayana, sebagai hari kelahirannya yang
kedua. Mereka harus dibuat tabah dan sederhana
dalam kebiasaan–kebiasaan mereka harus bangun
pagi–pagi, mandi melakukan sandhya & java gayatri
serta mempelajari kitab–kitab suci. Menurut ajaran
Agama Hindu, dalam brahmacari asrama, para siswa
dilarang mengumbar hawa nafsu sex. Adapun
hubungan antara perilaku seksual dan brahmacari
dapat diketahui melalui istilah berikut :
a) Sukla brahmacari, yakni orang yang tidak kawin
semasa hidupnya, bukan karena tidak mampu,
melainkan karena mereka sudah berkeinginan
untuk nyukla brahmacari sampai akhir hayatnya.
b) Sewala brahmacari, yakni orang yang menikah
sekali dalam masa hidupnya.
143
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
144
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
145
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
146
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
147
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
148
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
149
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
Tabel 7.1
Nilai Budaya Organisasi Hindu dan Dinamika Perusahaan
Catur Purusa Product Life
No Catur Asrama
Artha Cycle
Brahmacari (masa Dharma (belajar Tahap
belajar, tumbuh, tentang kewajiban Perkenalan
1
berkembang) dan hak) (Introduction)
Artha Tahap
Grahasta (mencari
(memperkuat Pertumbuhan
2 bekal hidup)
financial) (Growth)
Kama Tahap
Wana prasta
(mengendalikan Kedewasaan
3 (masa krisis)
nafsu) (Maturity)
Biksuka Tahap
4 Moksa (sejahtera
(mantapnya Penurunan
lahir-batin)
jasmani-rohani) (Decline)
Sumber: Diaolah dari berbagai Sumber (Sadiartha: 2016)
150
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
151
buku aJAR
B u d aya O r g a n i s a s i
152
Agam a H indu dan Budaya Organisasi
Gambar 7.1:
Kurve Product Life Cycle
153
7.4 Latihan soal/kasus
154
Daftar Pustaka
155
Garvin, David A., 1993, “Building a Learning
Organization”,
Gupta, Ashok K., S.P. Raj, and David Wilemon, 1986,
“A Model for Studying R&D-
Harsey, Paul & Blanchard, Kenneth H. 1982.
Management of Organization Behaviour,
Utilizing Human Resources. Englewood
Cliffs. New Jersey: USA.
Hartline, Michael D., and O.C. Ferrell, 1996,“The
Management of Customer-Contact Service
Employees: An Empirical Investigation”,
Journal of Marketing 60 (4) : 52 – 71
Harvard Business Review71 (July/August) : 78 – 91
Harvey, Don dan Robert Bruce Bowin. 1996. Human
Resource Management: An Experiential
Approach. Prentice-Hall International, Inc.
Hubeis, M. 1997, Manajemen Industri Kecil Profesional
di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan
Manajemen Industri, Orasi Ilmiah. Institut
Pertanian Bogor.
Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta :
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi
Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Indrapradja, F.X.T. 1992. Manajemen Konsensus
dalam Bisnis. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Vol.
3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
J. Jaworski, 1990, “Market Orientation: The Construct,
Research Propositions, and Managerial
Implications”, Journal of Marketing54
156
(April) : 1 – 18
Jaworski, Bernard J., and Ajay K. Kohli,1993, “Market
Orientation: Antecedents and
Consequences”, Journal of Marketing57
(July) : 53 – 70 Kohli, Ajay K., and Bernard
Kotabe, Masaaki, Dale F. Duhan, David K. Smith Jr,
and R. Dale Wilson, 1991, “The perceived
Veracity of PIMS Strategy Principlesin
Japan: An Empirical Inquiry”, Journal of
Marketing55 (1) : 26 – 41
Longenecker,J.G., More, J.W. Petty, 2001, Small
Business Management, An Entrepreneurial
Enphasis, South Western Publishing
Company, Cincinati.
Lubis, S.B. Hari, Martani Huseini. 2009. Pengantar
Teori Organisasi, Suatu Pendekatan
Makro).
Luthans, Fred. 1989. Organizational Behaviour.
Singapore: Mc. Graw-Hill International
Edition.
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis, Edisi 4 Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat
Marketing Interface in the Product Innovation
Process”, Journal of Marketing50 (April) : 7
– 17
Meredith, Geoffrey G.et al, 2005, The practice of
Entrepreneurship, International Labour
Organization, Geneva.
Moh. As’Ad, 2003, Psikologi Industri, Yogyakarta,
Penerbit Liberty
157
Penerbit Kanisius.
Prijono, Onny S. dan A.M.W. Pranarka (penyunting).
1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan,
dan Implementasi. Jakarta: Centre For
Strategic and International Studies.
Pulich, Delegate with Confidence (artikel)
Rahmayanti, http://rahmayantiblog.blogspot.
com/2013/01/pengembangan-dan-
inovasi-dalam.organisasi.html (diakses
tanggal 14 Januari 2015)
Renewal”, European Manajement Journal (2) : 229 –
237
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi: Struktur,
Desain, dan Aplikasi. (alih bahasa: Jusuf
Udayana). Jakarta: Arcan.
Robbins,S. , 1989, Training in Interpersonal Skills,
TIPS for Managing People at Work. Prentice
Hall
Schein, Edger H. 1985. Organizational Culture and
Leadership. San Francisco: Jossey Bass.
Sutrisno, Edy, 2010, Budaya Organisasi, Kecana,
Jakarta.
The Impact of the Organizational Context”, Journal of
Marketing Research (May) : 145 – 159
West, Michael A, 2000, Mengembangkan Kreatifitas
Dalam Organisasi, Yogyakarta
Wibowo, 2011 , Managing Chance , Pengantar
Manajemen Perubahan , Edisi 3.
Winardi. 2003, Entrepreneur dan Entrepreneurship,
Prenada Media. Jakarta
158
Profil Penulis
159
Sekolah Kepribadian di John Robert Powers Denpasar
Tahun 2003-2007.
Penulis menyelesaikan studi pada program Doktor
di Universitas Udayana pada program studi Kajian
Budaya pada Tahun 2011 sedangkan pendidikan
magister mengambil program studi manajemen di
Universitas Udayana Lulus Tahun 2005 dan di tingkat
sarjana mengambil jurusan Manajemen Perbankan di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ABI Surabaya lulus
Tahun 1986.
Aktivitas pengalaman kerja yang telah dilalui
adalah sebagai tenaga honorer setelah tamat sarjana
Tahun 1986 di Dolog Bali kemudian memilih bekerja
pada Bank Duta Denpasar (Tahun 1989 - 2002) dengan
mengikuti berbagai pelatihan internal maupun
eksternal dan menjadi officer saat bertugas. Dengan
adanya proses merger pada berbagai perbankan di
Indonesia dan Bank Duta terkena proses merger
tersebut kemudian penulis memilih sebagai
wiraswasta dengan terlibat dalam kegiatan
keanggotaan HIPMI Bali dan Tahun 2005 sebagai
dosen pada Universitas Hindu Indonesia (UNHI)
dengan jenjang karier stuktural pernah menjadi Pj.
Dekan Fakultas Teknik tahun (2009-2010), Asisten
Direktur 2 pada Program Pascasarjana Unhi. (2010-
2012), kemudian sebagai Wakil Rektor Bidang
Administrasi dan Keuangan (2012-2015), kemudian
sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi
selaku Badan Penyelenggara Universitas Hindu
Indonesia.
160
Selain sebagai dosen, penulis juga pernah dilibatkan
dalam Tim Penyusunan Perubahan Peraturan Daerah
Tentang Lembaga Pekreditan Desa (LPD) oleh
Pemerintah Provinsi Bali yang selanjutnya menjadi
Perda No, 4 Tahun 2012 kemudian pada Tahun 2016
juga ditunjuk sebagai Kelompok Ahli dalam Tim
Penyusunan Perubahan Peraturan Daerah Tentang
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam menyikapi
berbagai tantangan lokal, nasional maupun global
sehingga kedudukan LPD sebagai lembaga keuangan
tradisional milik desa pakraman masih bisa eksis
dalam kekinian.
Demikian profil penulis semoga bermanfaat untuk
para pembaca.
Penulis
161