Anda di halaman 1dari 6

BAB 6 TEORI POPULASI (THE POPULATION ECOLOGY THEORY)

Pendahuluan

Teori Konntijensi/ Teori KSD, Teori Ekologi Populasi tergolong kedalam teori organisasi yang
berkaitan dengan alam artinya pada teori ini lebih menekankan pada proses adaptasi alam/seleksi
alam. Teori ini mula – mula dikembangkan oleh Hannan dan Freeman dalam makalah yang
berjudul The Population Ecology of Organizations (1977).

Dasar – Dasar Teori Ekologi Populasi

Pada awalnya teori ekologi populasi timbul akibat adanya pertanyaan “ mengapa bentuk (populasi)
organisasi bermacam – macam?” dan “ faktor apa yang mendorong variasi tersebut?’. Kata
populasi dalam teori ekologi populasi biasanya merujuk pada pasar/sekelompok organisasi yang
memiliki bentuk yang sama. Teori ini terinspirasi dari ilmu biologi ,khususnya ‘seleksi alam’
alamnya Charles Darwin.

Konsep dari teori ini adalah organisasi yang bisa beradaptasi dengan lingkungan disitu akan
terinstitusi (institutionalized), bisa bertahan (retained), dan bertambah banyak (reproduced) yang
akhirnya akan mendukung pertumbuhan mereka/ setidaknya bertahan selam tidak ada perubahan
drastic pada lingkungan. Kitas sadari bahwa prilaku organisasi dan proses manajemen yang efektif
merupakan faktor yang mendukung keberhasilan organisasi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa teori ekologi populasi membahas perubahan organisasi sebagai fungsi
dari kekuatan – kekuatan lingkungan pada populasi organisasi, khususnya pada proses
pembentukan dan kegagalan organisasi. Teori ini menentang pendapat teori kontijensi structural
yang menyatakan bahwa proses adaptasi dilakukan pada level individu organisasi.

Riset – riset yang memakai paradigma teori ekologi populais diantaranya : kepadatan populasi,
ukuran organisasi, tingkat kelahiran dan kematian. Metodologi yang biasa digunakan adalah event-
history analysis

Berikut adalah konsep – konsep umum yang digunakan dalam teori ekologi populasi :

1. Structural inertia
Adalah kecenderungan organisasi untuk mempertahankan struktur internalnya apapun
yang terjadi pada faktor – faktor lainnya. Konsep ini merujuk pada ketidakmampuan suatu
organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Semakin kuat tekanan structural inertia
nya maka semakin rendak fleksibelitas adaptif organisasi tersebut ( Hannan dan Freeman,
1984)
2. Liability of newness
Adalah kenyataan yang merujuk pada resiko mati (bangkrut) organisasi yang masih baru
adalah tinggi dan berjalan sesuai dengan bertambahnya usia perusahaan ( Stinchcombe,
1965).
3. Liability of smallness
Adalah kecenderungan menurunnya tingkat kematian sejalan dengan besarnya ukuran
organisasi. Hal ini dikarenakan organisasi – organisasi besar memiliki akuntabilitas,
rebilitas, dan legimentasi yang juga lebih besar.
4. Niche width theory
adalah populasi organisasi tergantung pada sumber daya lingkungan yang identik. Jika dua
populasi menempati niche yang sama tapi memiliki karakteristik yang berbeda maka
populais memiliki kecocokan yang lebih kecil
5. Generalist population dan specialist population
Generalist population tergantung pada niche yang lebar sumber daya lingkungan, keadaan
ini akan memaksimalkan ekspolari tetapi meningkatkan resiko, sebaliknya specialist
population tergantung niche yang sempit maka memungkinakan organisasi di dalamnya
untuk makmur
6. Density dependence
Menyatakan bahwa legitimasi dan kompetisi bergantung pada tingkat kepadatan populasi.
Jika tingkat kepadatan rendah maka proses legitimasi mendominasi akan meningkatkan
kelahiran dam menurunkan ktingkat kematian organisasi begitupun sebaliknya
Asumsi – asumsi perspektif ekologi populasi
Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam pembahasan – pembahasan teori ekologi populasi
(Robbins,1990), diantaranya :
1. Teori ini memusatkan kajiannya pada kelompok atau populasi organisasi bukan sebuah
organisasi
2. Efektifitas organisasi semata – mata sebagi survival ( mampu bertahan hidup)
3. Lingkungan sangat menentukan dan menejemen memiliki pengaruh kecil dalam
kemampuan organisasi untuk dapat bertahan hidup
4. Kapasitas (daya dukung) lingkunganadalah terbatas
Teori ini menganggap ada proses tiga tahap yang bisa menjelaskan organisasi – organisasi bisa
beroprasi pada niche lingkungan yang sama akhirnya memiliki dimensi structural yang sama
diantaranya ada variasi, seleksi dan retensi.
Topologi strategi dalam teori ekologi populasi
Adapun 2 karakteristik oragnisasi agar bisa bertahan (survive) pada lingkungan diantaranya :
1. Generalis yang berarti organisasi beroperasi pada lebih dari satu niche
2. Specialis berarti organisasi beroprasi pada satu niche saja/ hanya menjual barang dan saja
tertentu
Generalis memiliki kekuatan cadangan yang digunakan untuk menghadapi ketidakpastian
manakal terjadi perubahan lingkungan sedangkan specialis lebih efisien
Tipe strategi menurut umur perusahaan terbagi menjadi 2 yaitu :
1. R-strategy yaitu strategi untuk memasuki suatu lngkungan pada tahap awal siklusnya
2. K-strategy yaitu strategi untuk memasuki suatu lingkungan belakangan setelah organisasi
lain menguji lingkungan tersebut.
Tingkat kelahiran organisasi baru terjadi karena seorang wiraswastawan mendirikan organisasi
baru setelah melihat kesempatan yang diberikan oleh lingkungan sedangkan tingkat kematian
organisasi terjadi karena likuidasi/bangkrut, organisasi masih tahp belajar untuk mendapatkan
kompetensi yang cocok dengan niche lingkungan dimana mereka beroperasi.
“ Jika cukup banyak organisasi yang survive tentu akan menigkatkan kepadatan populasi dalam
lingkungan tersebut berarti juga akan meningkatkan persaingan antarorganisasi dalam sebuah
ekosistem lingkungan.”
Pengaruh Biologi dan Darwinisme
Tema utama dari ilmu biologi yang dimaksud adalah seleksi adalah lebih penting dari adaptasi dan
seleksi telah lama diabaikan dalam kajian organisasi. Beberapa konsep penting dalam ilmu biologi
(darwinisme) seperti reproduksi biologis, mutasi random, genetic inheritance, dan organisme
diskrit tidaklah mudah untuk dicari padannya dalam kehidupan organisasi. Dalam kenyataannya
organisasi tidak perlu mati benar karena bisa diakuisisi/merger dan bertahan dalam wujud
organisasi baru
Sosiologi dan Sosiologi Radikal
Hannan dan Freeman melihat organisasi bukan sebagai entitas yang bersifat tunggal atau monolit
melainkan sebagai entitas yang terdiri dari berbagai kelompok kepentingan yang akhirnya akan
mendorong terjadinya mekanisme proses politik dalam penentuan strategi dan struktur organisasi
Menurut Hannan Freeman organisasi adalah proses antara (intermediary) saja dimana power
dimobilisasi dan perubahan sosial dijalankan. Organisasi lebih kepada unit – unit kajian dalam
aspek – aspek sosiologis terhadap proses perubahan sosial
Pendekatan Ekologi Populasi Marxis
Malthus mengeluarkan hukum Malthus yang mengatakan bahwa pertumbuhan manusia adalah
menurut deret ukur, sedangkan pertumbuhan makanan adalah menurut deret hitung. Menurut
Malthus kemiskinan dan penderitaan adalah alat cek (pengendali) yang bagus terhadap populasi
manusia. Sedangkan menurut Karl Marx masalah utama bukan karena kelebihan
penduduk/sedikitnya makanan melainkan karena para kapitalis swasta menguasai alat untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Karl Marx mempunyai konsep untuk manusi survive yaitu jika
ingin mempertahankan eksistensinya dari generasi ke generasi maka perlu untuk berproduksi dan
memproduksi kebutuhan material untuk bisa hidup. Howard Aldrich (1979) banyak mengupas
tentang perubahan teknologi produksi serta dampaknya pada pembentukan industry baru, dimana
terjadi bentuk organisasi lebih disukai daripada organisasi lainnya. Ada 4 proses sosial yang terjadi
dalam ekologi organisasi tersebut diantaranya:
1. Variasi
Variasi organisasi bisa terjadi karena secara kebetulan/by design. Jika terjadi variasi maka
akan muncul rutinitas baru dan bentuk organisasi baru
2. Seleksi
Seleksi bisa terjadi dengan berbagai cara, dimana dengan adanya seleksi maka akan
mengurangi variasi. Menurut Aldrich, optimalisasi keputusan seperti bounded rationality
juga mepengaruhi seleksi
3. Retensi
Retensi terjadi ketika organisasi memili tata kelola tertentu berhasil melenyapkan rivalnya.
Retensi akan menyebabkan dipertahankannya cara tatat kelola tertentu sehingga populasi
dengan bentuk tertentu bisa bertahan.
4. Struggle
Struggle terjadi karena organisasi terus – menerus aktif. Misalnya walaupun bisa survive
banyak organisasi terus berjuang untuk mendapatkan legitimasi, hal ini mendorong
terjadinya perubahan internal perusahaan
Ekologi Populasi Dan Teori Organisasi
Teori ekologi populasi berpendapat bahwa agar bisa bertahan organisasi harus melalukan
‘adaptasi’, namun adaptasi tersebut terjadi pada level populasi dan terjadi dalam bentuk
kelahiran (birth) dan kematian (death) bukan penyesuaian internal masing – masing
individu. Tahapan proses adaptasi : sifat lingkungan > strategi yang harus dipilih > struktur
organisasi yang harus dijalankan. Teori Kontijensi tidak bisa menjelaskan perubahan
melalui proses kelahiran dan kematian organisasi – organisasi baru yang muncul serta pra-
kondisi yang diperlukan untuk melahirkannya oleh sebab itu mungkin lebih tepat jika
dikatakan bahwa hubungan anatar kedua teori itu bersifat komplemen/saling melengkapi.
Teori Populasi vs Teori keagenan
Teori keagenan memusatkan anlisisnya pada level individu organisasi dan dalam kajiannya
memusatkan pada masalah tata kelola organisasi misalnya mengenai dampak negative dan
memburuknya tata kelola yang terjadi karena pertentangan kepentingan antara agen dan
principal. Teori keagenan berasal dari ilmu ekonomi sedangkan teori populasi berasal dari
ilmu sosiologi dan biologi. Dalam hal mengamati suatu fenomena terdapat perbedaaan
antara kedua teori ini. Teori keagenan mengatakan organisasi akan muncul bilamana ada
biaya (transaksi) penyelenggaraan suatu kegiatan akan lebih murah jika dilakukan dalam
organisasi dibandingkan jika diolah oleh individu – individu masing – masing secara
terpisah. Sementara teori ekologi mengatakan organisasi baru muncul karena adanya
ecological niche yang memberi banyak sumber daya.mereka yang berjiwa
wirausahawanlah yang kemuadian bisa menangkap peluang tersebut dan mendirikan usaha
(organisasi). Dimana awalnya bervariasi kemudian ada seleksi alam sehingga organisasi
dengan struktur efisien dan efektif akan tersingkir/punah.
Kelemahan Teori Ekologi Populasi
Dengan memusatkan pada level populasi teeri ekologi populasi menyulitkan penggunanya
untuk menjelaskan perilaku sebuah organisasi. Selain itu teori ini cenderung bersifat ex-
post bukan ex-ante. Artinya teori ini hanya memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang
sudah lewat/bersifat historis. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya pertama,
dalam teori ekologi hubungan antara karakteristik lingkungan dengan kepadatan populasi
organisasi tidak bersifat linier melainkan memiliki titik belok. Kedua, karakteristik
lingkungan dan juga dampaknya pada organisasi tidak statis, bagi sebagian orang mungkin
sifat lingkungan tertentu bisa mematikan tiap sekelompok organisasi namun ada juga yang
menguntungkan, ketiga teori ini akan menyulitkan penggunaan model prediksi karena
fenomena yang dijelaskan terbatas yaitu hanya cenderung pada faktor – faktor
antarorganisasi saja.

Anda mungkin juga menyukai