Anda di halaman 1dari 3

Analisis Level Individu, Kelompok, dan Organisasi di Usaha Lokal

1. Level Individu
Dalam Level Individu ada lima aspek yang harus dipenuhi yaitu adopsi teknologi,
persepsi dan sikap terhadap teknologi dan transformasi digital, keterampilan dan
pelatihan, ketahanan dan kemampuan beradaptasi di tempat kerja, dan kesejahteraan
terkait pekerjaan. Pada usaha ini, karyawan sudah cukup mampu untuk mencapai ke 5
aspek tersebut. Contohnya seperti, pembayaran yang bisa cashless dengan cara scan qr
code yang memudahkan konsumen untuk bertransaksi. Tempat makan juga sudah ada di
aplikasi gojek, shopee food, serta grab food. Selain itu, tempat makan ini juga memiliki
akun instagram untuk mempromosikan usahanya. Namun, untuk usaha angkringan, masih
belum bisa beradaptasi dengan teknologi.

a. Aspek adopsi teknologi.

Wawanacara Subjek pertama : "Bisa online.. langsung online"

Wawancara Subjek kedua : "... seperti jenengan jenengan yang udah apa.. udah
online, udah modern tapi biarin aja"

b. Persepsi dan sikap terhadap teknologi dan transformasi digital :

Wawancara Subjek pertama : "menurut saya, pakai qr lebih mudah karna nggak
harus ngambil kembalian"

Wawancara Subjek kedua : "sebenarnya tuh mau, tapi eee keterbatasan untuk apa
tenaga kerja saya sendiri sama istrinya"
c. Keterampilan dan pelatihan

Wawancara Subjek pertama : "yang namanya pedagang kan kadang ya, kalau
hujan… tapi yaa ada aja"

Wawancara Subjek kedua : "Walaupun sederhana tapi kita melayani dengan


setulus hati…"

d. ketahanan dan kemampuan beradaptasi di tempat kerja :

Wawancara Subjek pertama : "ya kalau rame pasti capek lah, pasti capek ya"

Wawancara Subjek kedua : "banyak konsumen yang istilahnya belum ada apa ya,
belum ada uang, belum bisa cash, bon"
e. Kesejahteraan terkait pekerjaan :
Wawancara Subjek pertama : "sementara ini disini kan kita kan baru buka jadi
masih sekitar ya 800, 600, masih nggak nentu kadang 500."

Wawancara Subjek kedua : ".... diatas 300 mas."

2. Level Kelompok
Dalam Level kelompok, angkringan atau rumah makan dapat bertranformasi menjadi
digital dengan usaha tersebut disajikan dengan komunikasi dan kolaborasi tim; hubungan
tempat kerja dan identifikasi tim; dan kemampuan beradaptasi dan ketahanan tim.
Karyawan yang bekerja di angkringan atau rumah makan tersebut diperlukan adanya
komunikasi yang mana komunikasi merupakan kunci dari kolaborasi tim akan sukses
dalam menjalankan ide-ide untuk mengembagkan usahanya. Setiap karyawan yang ada
dapat memberikan ide agar usahanya dapat berkembang luas atau menambah cabang di
tempat lain. Dengan ide yang sudah diajukan, para karyawan dapat berkolaorasi dengan
menjalin komunikasi agar ide yang diusulkan dapat dijalankan sehingga dapat sukses
guna mengembangkan usahanya. Dalam berkomunikasi mengenai ide tersebut, yang
misalnya idenya adalah mendirikan cabang di luar kota, maka komuikasi yang dijalankan
antar karyawan dapat dilaksanakan secara online melalui teknologi yang sudah ada
seperti Skype, WhatsApp, zomm, dll. Selain dapat membuka cabang baru, ide yang lain
seperti membuka online food melalui gofood, grab food, shopeefood, dll juga dapat
menambah kolaborasi dan komunikasi antar karyawan meningkat karena saling
memberitahu apa yang dipesan oleh costumer seperti di bagian kassa yang menerima
pesanan dapat memberitahu karyawan dibagian dapur untuk memasak pesanan yang
diterima dari gofood, grab food, shopeefood, dll. Selain itu, terdapat kolaborasi antara
karyawan yang memasak dengan karyawan yang membungkus pesanan tersebut. Adanya
kolaborasi antar karyawan dalam memberikan layanan pesan online, dapat meningkatkan
komunikasi karena saling memberikan informasi mengenai pesanan yang diterima.
Hubungan antar karyawan juga diperlukan di dalam sebuah usaha supaya usaha yang
dijalankan dapat mendorong adanya transformasi digital. Apabila tidak ada hubungan
antar karyawan maka bagaimana tugas yang diberikan dapat berjalan sesuai rencana
usaha yang sudah direncanakan. Kemampuan beradaptasi dan ketahanan tim ini berasal
dari adanya tugas yang saling berhubungan antara karyawan yang satu dengan karyawan
yang lainnya. Apabila karyawan tidak bisa beradaptasi dengan tim, maka tugas yang ada
akan terbengkalai, misal karyawan bagian dapur merasa bahan masakan sudah habis dan
karyawan bagian persediaan tidak mengecek bahwa bahannya sudah habis maka akan
mempengaruhi dan tidak bisa memberikan pesanan kepada pelanggan. Di dalam
kemampuan beradaptasi ini setiap karyawan harus membangun hubungan interpersonal
supaya di lingkungan kerja dapat merasa nyaan, optimis, dan relaksasi serta dapat
mempertahankan kinerja satu sama lain.
3. Level Organisasi
Pada tingkat organisasi, faktor yang mendukung transformasi digital di organisasi adalah
kepemimpinan, Sumber Daya Manusia, dan budaya/iklim organisasi. Pemimpin dari
sebuah usaha memiliki peran penting dalam membangun usahanya dan kinerja
karyawannya. Seorang pemimpin harus memotivasi karyawan untuk melakukan
transformasi dan meningkatkan keterampilan karyawan dengan memberikan pelatihan.
Seorang pemimpin juga harus bisa berkomunikasi melalui media digital, pengambilan
keputusan berkecepatan tinggi, dan membangkitkan keterampilan teknis. Dalam
mengembangkan usahanya, pemimpin harus menyediakan SDM yang berkualitas yang
mempu mendukung dan mndorong berlakunya strategi transformasi digital. Di dalam
usaha, sumber daya manusia itu sangat dibutuhkan dan penting yang harus ada, tanpa
adanya sumber daya manusia,sebuah usaha yang dibangun tidak akan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai