Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Dwi Mingguan

Oleh : Rudi Martin

Fact (Peristiwa)

Kegiatan CGP Angkatan 10 resmi dimulai pada tanggal 15 Maret 2024. DIbuka oleh Ibu Dirjen
GTK Prof Dr. Nunuk Suryani, M.Pd dan di dampingi oleh Sekretaris Dirjen GTK Bapak Temu Ismail ,M.Si
dan Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan Bapak Dr. Kasiman dan juga
di hadiri Direktur Guru Pendidikan Dasar Bapak Dr.Drs. Rahmadi Wiarto, MA, Direktur Guru Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Ibu Dr. Santi Ambarukmi, M.Ed, Direktur Guru Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus Bapak. Putra Asga Elestri, M.Si, Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru
Bpk. Adhika Ganendra, MM, melalui Zoom yang diikuti oleh CGP Angkatan 9 se-Indonesia. Sesi kedua
kegiatan dilanjutkan oleh BGP Provinsi Aceh melalui Zoom dan Live Streaming BBGP Aceh.Dalam
kegiatan ini, CGP diberi arahan tentang rangkaian pelaksanaan kegiatan mulai dari jadwal teknis, hingga
strategi dalam mempersiapkan diri dan menjalani tugas selama mengikuti program CGP. Pendidikan
Calon Guru Penggerak Angkatan 10 akan dilaksanakan selama enam bulan, terhitung mulai tanggal 15
Maret 2024 hingga Enam bulan kedepannya. Pertemuan awal dimulai pada tanggal 16 Maret 2023 yaitu
perkenalan dengan Pengajar Praktik dan Fasilitator. Dan tanggal 17 Maret, agendanya pengenalan LMS.
Peserta CGP angkatan 10 diajak mempelajari apa yang dimuat dalam LMS yang akan dimulai dari Modul
1.1, yang nantinya akan dilaksanakan juga forum diskusi bersama fasilitator pada Ruang Kolaborasi
bersama teman-teman CGP lainnya yang dibentuk dalam beberapa Kelompok.

Pada tanggal 15-16 Maret 2024, peserta CGP Angkatan 10 melaksanakan Pretes Modul 1.
Mempelajari Modul 1.1 tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep dilaksanakan pada tanggal 18
Maret 2024. Konsep Forum DIskusi dipimpin dan dipandu oleh Fasilitator, Bapak Abdul Halim dari Aceh
Tenggara.Dari kegiatan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep kami mengetahui dan mulai memahami
tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, dalam kesempatan itu kami
berdiskusi dengan sesame teman Calon Guru Penggerak. Setelah memulai materi Mulai Dari Diri dan
Eksplorasi yang dilaksanakan diskusi secara virtual, kita juga berdiskusi dengan Fasilitator juga dihadiri
Pengajar Praktik Bapak Tarjudin, pada Modul 1.1a.4.1 eksplorasi konsep dilaksanakan via Google meet
pada tanggal 19 Maret 2024.

Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan Fasilitator, Bapak Abdul Halim. Hal yang menarik
saat mengikuti kegiatan ruang kolaborasi kelompok. CGP berdiskusi di ruang virtual tentang budaya
daerah yang mengandung konsep-konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara. Fasilitator membuka Forum
Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran, yaitu CGP mampu memberikan refleksi kritis tentang
pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam forum Diskusi. Disana kami berbagi pengalaman dan berdiskusi
dengan teman-teman mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah.

Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa Demonstrasi Kontekstual pada tanggal
25 Maret 2024. Materi Elaborasi Pemahaman dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2024,dalam kegiatan
Eloborasi Konsep CGP dijelaskan pemahaman secara mendalam tentang Konsep Dasar Pemikiran Ki
Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan pendidikan Abad 21, pada elaborasi konsep, kami
mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP. Selain itu CGP
diminta untuk membuat pertanyaan di LMS, pertanyaan akan dibaca oleh Instruktur dan dibahas dalam
Gmeet. Dalam kegiatan tersebut bapak/ibu CGP juga diminta untuk menilai kinerja instruktur.

Feeling (Perasaan )

Selama dua minggu awal sebagai peserta CGP, yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan ini
adalah perasaan khawatir dan cemas, kekuatiran kami dilator belakangi oleh apakah kami nanti mampu
mengikuti program ini dengan baik dan sampai tuntas, mengingat program PGP ini memerlukan waktu
sangat lama. Sebagai seorang Pendidik kami kuatir dan takut tidak dapat membagi waktu antara PGP
dengan waktu mengajar di kelas. Namun, setelah beberapa saat kami mengikuti pertemuan demi
pertemuan dan dukungan dari teman-teman CGP Angkatan 10 akhirnya kami mampu menata niat dan
menyiapkan diri untuk mengikuti Program CGP ini. Akhirnya, muncul tekad yang kuat dari kami untuk
mengikuti dan menyelesaikan Program CGP ini dengan baik.

Kekuatiran diatas menjadi tantangan bagi kami untuk mengatasinya dan mencari jalan keluar.
Dari kegiatan ini kami belajar meningkatkan kemampuan manajamen waktu dan focus pada program
yang sedang kami jalani. Setelah mengikuti materi, kami menjadi senang karena pemahaman kami
tentang pendidikan semakin berkembang melalui penerapan Filosofi dan pemikiran KHD dalam
pembelajaran. Kami mulai mengubah gaya belajar kami yang sebelumnya lebih konvensional dengan
pembelajaran berpusat pada guru, menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran lebih
berorientasi pada anak dengan lebih memberikan kasih sayang terhadap murid. Kami tidak lagi
memandang murid sebagai anak nakal, anak ramai, anak usil sebagai anak yang harus ditegur dengan
kasar dan dihukum. Serangkaian kegiatan yang ada dalam LMS membuat kami tersadar bahwa apa yang
kami miliki tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar
Dewantara. Kami mulai terbuka bahwa kodrat anak adalah bermain, maka kami pun berupaya
mengemas pembelajaran yang semula kaku menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Dari kegiatan ini, kami merasa bangga karena memperoleh pengetahuan baru dan mampu
mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Releksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara,
kami berusaha untuk memahami dan mengimplementasikan secara maksimal tentang pemikiran KHD.
Pemahaman ini penting bagi kami sebagai pendidik dalam rangka meningkatkan kemampuan pribadi
kami. Dengan memahami dasar-dasar pemikiran KHD, kami merasa memiliki persiapan baru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

Jauh sebelum mempelajari pemikiran KHD, kami masih memiliki anggapan bahwa memberikan
tindakan tegas kepada peserta didik dapat mengubah perilaki peserta didik agar menjadi lebih disipilin
dan focus selama kegiatan belajar. Setelah mempelajari filosofi Pendidikan menurut KHD, kami akan
belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk teman sejawat atau sekolah, tujuannya
untuk memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang
dimiliki.
Kami menyadari bahwa pendidikan dan pembelajaran harus berjalan selaras dengan
penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air senantiasa terpelihara. Pemikiran
KHD tentang pendidikan dan pengajaran merupakan suatu usaha persiapan dan persediaan segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya, artinya
pendidikan merupakan suati usaha yang berokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan
karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya.

Setelah mendalami pemikiran KHD dalam pendidikan, kami menyadari bahwa pembelajaran
akan menjadi efektif ketika mampu memberikan bimbingan kepada peserta didik dengan kesabaran,
ketulusan dan mengutamakan kepentingan peserta didik. Kami semakin mendalamiya setelah melalui
diskusi dengan teman-teman CGP, fasilitator, dan instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi, hal
tersebut membantu kami memahami peran kami sebagai pendidik yaitu sebagai seorang penuntun yang
sesuai dengan kodrat alam anak-anak. Dalam pemikiran KHD, peserta didik diharapkan dapat hidup
bahagia dan mandiri di masyarakat.

Future (Penerapan)

Setelah mempelajari Modul 1,1, kami akan mencoba menerapkan dalam proses pembelajaran di
kelas, agar tujuan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan lingkungannya. Pembelajaran yang
berpusat pada guru harus diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, hal tersebut
dilakukan agar tercipta kelas yang lebih interaktif dan menyenangkan. Anak diberi kebebasan dan
keleluasaan dalam menggali potensi yang dimiliki, sehingga mereka menjadi manusia yang seutuhnya.

Sudah bukan saatnya terlalu banyak mengarahkan kepada peserta didik melainkan harus diubah
menjadi menuntun peserta didik agar kodrat alam yang mereka miliki sejak lahir dapat berkembang
kearah yang lebih baik dan tumbuh sesuai kodrat zamannya. Perlahan mengubah pandangan bahwa
anak bukan seperti kertas putih yang kosong melainkan tabula rasa (sudah ada sama-samar goresan dan
tugas pendidik adalah menebalkan lakunya). Mengubah cara pandang terhadap anak yang selalu
berorientasi pada nilai/Grade menjadi berorientasi pada nilai/value dan prosesnya.

Membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran, banyak melakukan kolaborasi sehingga


menghasilkan pembelajaran yang mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik. Menjadikan
pembelajaran yang memperhatikan gaya belajar peserta didik sehingga dapat menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai