Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Refleksi-Dua Minggu pertaman Calon Guru Penggerak

(CGP)

Oleh : Agus Muslim

Jurnal refleksi mingguan. Pada dua minggu pertama, refleksi mengenai pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara KHD dalam pembelajaran. Dalam melakukan refleksi dari
suatu kegiatan terdapat model refleksi yang dapat diterapkan, yakni 4F. Untuk refleksi
kegiatan 2 minggu pertama pendidikan calon guru penggerak, saya menggunakan model 4F,
yang terdiri dari 4 tahap yaitu:

Facts (Peristiwa)

 Kegiatan ini dimulai dengan lokakarya perdana pada hari Sabtu 22 Oktober 2022
bertempat di SMPN 1 Solokanjeruk. Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan
pembukaan lokakarya perdana oleh Sekertaris Dinas Pedidikan Kab. Bandung,
pemaparan guru penggerak, kemudian peserta CGP dan kepala sekolah mengikuti
kegiatan lokakarya di dalam kelas yang telah ditentukan dan didampingi oleh
Pengajar Praktik (PP), selanjutnya pembagian kelompok yang terdiri dari 6 peserta
CGP.
 Para peserta CGP, kepala sekolah bersama Pengajar Praktik melakukan bersamai
kami dalam kegiatan yang sangat kooperatif dan menyenangkan sehingga peserta
tidak merasa bosan. Banyak kegiatan positif yang dilakukan seperti membuat
kesepakatan kelas, mempresentasikan harapan, kekhawatiran dan mencari solusi atas
kekhawatiran menjadi CGP.
 Kegiatan pembelajaran secara daring dilaksanakan setelah pembukaan pendidikan
CGP pada tanggal 22 Oktober 2022. Kemudian kegiatan pembelajaran secara daring
melalui LMS diawali dengan pretest. Di dalam LMS, peserta CGP diskusi bersama
fasilitator secara daring melalui google meet.
 Pada tanggal 24 Oktober 2022, dengan bimbingan fasilitator kami mengerjakan
Modul 1.1 untuk membuat refleksi diri tentang pemikiran KHD yang di tuliskan pada
LMS berupa Blog dan mempelajari pemikiran KHD mengenai tujuan dan asas
pendidikan serta menganalisis konsep-konsep pemikiran KHD berdasarkan
pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid.
 Pada tanggal 25 Oktober 2022, kami dan fasilitator melaksanakan Vicon melalui
google meet pengenalan LMS bagi CGP, fasilitator memperkenalkan manfaat LMS
dan menjelaskan fitur-fitur pada LMS.
 Pada tanggal 26 Oktober 2022, kami dan fasilitator melaksanakan diskusi virtual
melalui google meet tentang perspektif reflektif kritis tentang pemikiran KHD,
diskusi dilaksnakan dalam kelas virtual yang terdiri dari 13 peserta CGP.
 Pada tanggal 27 Oktober 2022, kami dan fasilitator melaksanakan kegiatan ruang
kolaborasi berupa diskusi virtual melalui google meet dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 6 orang membahas tentang menemukan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat.
 Pada tanggal 28 Oktober 2022, kami dan fasilitator melaksanakan kegiatan ruang
kolaborasi berupa presentasi dan diskusi virtual melalui google meet dalam kelas
membahas tentang menemukan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang
relevan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat.
 Pada tanggal 31 Oktober – 1 November 2022, kami dengan bimbingan fasilitator
melaksanakan kegiatan mandiri di LMS berupa mendesain strategi dalam
mewujudkan pemikiran KHD, kami membuat pertanyaan kepada pemateri yang di
kirim lewat LMS.
 Pada tanggal 3 Nopember 2022, kami mengikuti kegiatan Web Meeting dengan
instruktur Novrini, S.PD. M.TPD, pada kegiatan tersebut diisi pemaparan materi
tentang konsep pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, diskusi dari pertanyaan
yang disampaikan CGP baik lewat LMS maupun pertanyaan langsung.

Feelings (Perasaan)

Selama mengikuti rangkaian kegiatan CGP baik secara mandiri melalui LMS,
menyimak uraian pemateri dan diskusi secara virtual bersama rekan CGP yang
dipandu fasilitator selama dua minggu, saya merasa bangga dan bahagia/senang
karena selama kegiatan CGP berlangsung banyak hal positif yang diperoleh terutama
pengetahuan tentang konsep / pemikiran KHD mengenai tujuan dan asas pendidikan,
namun masih ada perasaan kecewa karena tidak dapat bertatap muka langsung dan
terkadang ketika sedang asyik diskusi ada gangguan sinyal sehingga terputus.

Fasilitator dan pengajar praktik sangat membantu CGP dalam menyelesaikan


seluruh tugas yang diberikan, mengingatkan waktu penyelesaian tugas, memberikan
arahan/petunjuk. Selama kegiatan berlangsung terbangun suasana yang ceria/gembira,
penuh antusias, kekeluargaan dan keakraban antar CGP, saling memberikan dukungan
dan motivasi.

Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran dengan LMS banyak hal yang didapat mengenai pemikiran-


pemikiran KHD sehingga dapat memahami lebih dalam tentang filosofi Ki Hajar
Dewantara, melalui diskusi baik kelas maupun kelompok dapat menggali lebih dalam
konsep/pemikiran-pemikiran KHD dan juga dapat menggali kearifan budaya lokal
untuk menguatkan nilai-nilai budi pekerti, diakhir setiap pembelajaran selalu
dilakukanrefleksi diri mengenai pemikiran KHD sehingga sangat membantu dalam
pemahaman materi. Fasilitator memberikan arahan, simpulan dan pandangan terhadap
pemikiran KHD pada ruang kolaborasi.

Future (Penerapan)

Memahami secara utuh filosofi dan pemikiran KHD dari baik melalui modul
yang telah dipelajari pada LMS CGP ini, Pandangan/arahan fsilitator dan Instruktur
serta diskusi yang dilakukan, sebagai langkah saya akan berusaha menerapkan pada
proses pembelajaran di kelas yang saya ajar, selanjutnya saya akan mengajak dan
mempengaruhi pimpinan, rekan sejawat dan masyarakat untuk bersama-sama
berkolaborasi menerapkan pemikiran-pemikiran KHD di lingkungan sekolah tempat
tugas. Pada saat menerapkan pemikiran-pemikiran KHD pada pembelajaran di kelas
tentunya harus ada perubahan yang dilakukan, untuk melihat sejauhmana perubahan
yang dilakukan akan terlihat pada “ Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hajar
Dewantara di Kelas dan Sekolah”.
Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan Sekolah

Perasaan Selama Melakukan Perubahan Di Kelas

Melakukan perubahan dalam proses pembelajaran adalah hal yang sulit dan menjadi
tantangan tersendiri bagi saya, namun demikian perubahan harus tetap dilakukan agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi murid dan efektif dalam menacapai tujuan.
Saya melakukan perubahan mulai dari hal yang sederhana yaitu mengkondisikan ruang kelas
dengan melakukan kebersihan, murid secara bergotong royong memungut sampah baik di
dalam maupun di luar kelas, mengatur tata letak kursi atau meja disesuaikan skenario
pembelajaran yang telah disusun, berikutnya adalah membiasakan berdo’a, membaca alquran
dan menggali makna dari slah satu ayat. Agar pembelajaran tertib saya dan murid membuat
kesepakatan kelas dan yang terakhir adalah ice breaking (permainan) dilakukan sesuai
dengan kondisi kelas dengan tujuan untuk menghindari kejenuhan, bosan dan agar murid
gembira. Sedangkan aksi nyata yang akan saya lakukan adalah melakukan refleksi diri yang
dilakukan siswa bersama guru diakhir pelajaran.

Atas perubahan dalam proses pembelajaran di kelas tumbuh perasaan senang dan
khawatir. Perasaan senang timbul ketika melihat murid ceria/bahagia dan aktif berpartisifasi
dalam kegiatan pembelajaran. Melihat murid tertawa lepas, tidak ada tekanan dan beban
adalah suatu halm positif. Sementara perasaan khawatir timbul apabila suatu saat murid tidak
memiliki kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang saya ampu dan kekhawatiran lain
adalah karena adanya perbedaan karakteristik atau tabiat setiap murid berbeda tentunya ada
yang tidak senang dengan perubahan tersebut sehingga mereka tidak dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran.

Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Selama kegiatan CGP setiap sesi selesai selalu diakhiri dengan refleksi diri baik
ditulis pada kertas atau pada aplikasi/web (misalnya : padlet, methapolio dll), Saya
berkolaborasi dengan kepala sekolah dan seluruh rekan guru membuat program Refleksi Diri
Pembelajaran yang di berinama “ Program RDP”. Kegiatan ini dilakukan diakhir
pembelajaran setiap guru, namun untuk langkah awal dilakukan setiap selesai Sub Bab atau
Pokok bahasan agar guru dapat melihat sejauhmana perasaan murid belajar dengan guru,
kritik atau saran dari murid dan keinginan/harapan murid belajar dengan gurunya. Tujuan
dari “Program RDP” ini adalah untuk mengumpulkan bahan/materi dalam melakukan
perubahan pada proses pembelajaran di kelas.

Pembelajaran dan Pengalaman dalam Bentuk Catatan Praktik Baik

Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kehidupan dalam masyarakat,


pendidikan dapat menjadi ruang untuk berlatih, mengasah dan bertumbuhnya nilai-nilai budi
pekerti yang dapat diteruskan dan diwariskan. Membiasakan anak dengan kegiatan positf
seperti peduli pada lingkungan, berdoa dan membaca quran, memiliki komitmen yang kuat
dan senantiasa merefleksikan diri dalam sebuah kegiatan, maka akan tumbuh dalam diri anak
nilai-nilai ketaqwaan kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, tanggungjawab dan panai
bersyukur. Bagi saya sangat penting melakukan refleksi diri bagi anak, dengan refleksi diri
anak dapat mengungkapkan perasaanya dan juga anak dapat bercermin pada dirinya sendiri
akan kemampuan atau keterampilan diri sehingga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
anak dalam belajar.
Dokumentasi Kegiatan

Berdoa dan Kajian


Ayat Al Quran

Belajar dan Bermain

SEMANGAT BELAJAR
BELAJAR & BERMAIN

MERDEKA BELAJAR

SALAM BELAJAR
BAHAGIA BELAJAR
Testimoni Rekan Guru dan Murid

Beberapa rekan guru antusias untuk mengikuti program ini, sebagai bahan
pertimbangan untuk proses pembelajaran berikutnya, seperti yang diungkapkan oleh beberapa
guru dan siswa

Pak Mulyana (Guru)

” Saya merasa terbantu dengan program ini, karena mengetahui kekurangan/kelemahan saya
dalam mengajar dan mengetahui keinginan/harapan anak belajar dengan saya”.

Pak Andiyanto (Guru)

“Saya jadi tahu anak-anak belajar dengan saya mau seperti apa”.

Syaima Fitria (Murid)

“Saya dapat mengungkapkan keinginan belajar bersama guru mau seperti apa, pokok senang”

Angelina Agil A (guru)

“seru, dapat menuliskan saran kepada guru suapaya belajarnya menyenangkan, ngak boring,
apalagi ngantuk, dan juga saya tahu apa yang didapat dari setiap pembelajara”.

“yang biasanya gaduh saat jam kosong menjadi lebih tenang dan mereka bisa memanfaatkan
pojok baca ini untuk membiasakan budaya membaca sehingga kemampuan anak-anak dalam
menulis dan merangkai kata menjadi lebih baik, selain itu wawasan anak-anak menjadi lebih
luas dan kemampuan mereka dalam menangkap informasi dalam sebuah bacaan menjadi
lebih baik”.

Anda mungkin juga menyukai