PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia telekomunikasi saat ini, jaringan akses telepon rumah
lewat kabel tembaga yang membawa suara sudah mulai banyak menjangkau
masyarakat.Dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya, jaringan
telepon rumah mulai menjamur di berbagai daerah.Saat ini masyarakat tidak lagi
kesulitan untuk berkomunikasi dalam bentuk suara. Namun seiring dengan
perkembangan jaman, berkembang pula kebutuhan akan sarana komunikasi.
1
Melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap jaringan optic, hal ini tentunya
akan menyebabkan tingginya permintaan SDM yang berkompeten dalam instalasi
jaringan fiber optic. Oleh karena itu, komptensi keahlian Teknik Transmisi
Telekomunikasi memilih topik “Instalasi Jaringan Utama, Jaringan Feeder dan
Distribusi FTTH” sebagai materi yang akan di ujikan dalam pelaksanaan UKK
2023.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan Akhir Ujian Kompetensi Kejuruan
(UKK) ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Serat Optik
Serat optik merupakan salah satu media transmisi yang mempunyai kecepatan
transfer data yang sangat tinggi. Kehandalan serat optik ini diperoleh karena serat
optik menggunakan gelombang optik sebagai media pembawanya. Pulsa cahaya
akan diperoleh dari proses memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital
kedalam suatu komponen sumber optik. Bentuk fisik serat optik merupakan
sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter berkisar antara 2 mm
– 125 mm.
Dalam upaya untuk memperoleh kinerja yang baik, biasanya serat ultra pure fused
silika bahan yang sering digunakan sebagai bahan pembuatserat optik karena
memiliki loss (redaman) kecil.Serat optik terdiri dari tiga bagian yaknik core,
cladding dan buffer coating.
Pada kabel Fiber optik terdapat sebuah dinding yang memiliki dua lapisan
konsentris yang terbuat dari Core dan lapisan cladding pada kabel fiber optik
terbuat dari bahan silica atau kaca yang berkualitas tinggi dan bebas air. Lapisan
cladding pada kabel fiber optik memiliki indeks bias lebih rendah dibandingkan
3
core (lapisan inti). Perbedaan indeks bias ini menyebabkan fenomena refleksi
internal total. Jadi ketika cahaya datang ke lapisan cladding pada sudut yang
cukup rendah, cahaya tersebut akan dipantulkan tepat kembali ke inti sehingga
tidak ada energi yang hilang sama sekali. Sedangkan coating pada fiber optik
sebagai pelindung core dan lapisan cladding dari tekanan fisik luar.
Fiber To The Home (FTTH) merupakan suatu penghantar isyarat optik dari pusat
(provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai media
penghantarnya.Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat
menghemat biaya dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Penerapan Fiber optik pada FTTH ini merupakan kemajuan dari perkembangan
teknologi Fiber optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
konvensional.Pemilihan teknologi Fiber optik sebagai media penghantar pada
FTTH karena dapat menghemat biaya dan mampu mengurangkan biaya operasi
serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
4
Secara umum topologi jaringan FTTH dapat dibagi menjadi 4 segmen catuan
kabel seperti pada Gambar 1, selain perangkap aktif seperti OLT dan ONU/ONT,
yaitu sebagai berikut:
1. Kabel Tray berfungsi untuk menempatkan hasil sambungan kabel serat optik.
2. Konektor, ujung serat optik yang akan disambungkan pada konektor
adaptor parking-lot, suatu tempat terminasi sementara konektor yang belum
disambungkan.
3. Patch-cord merupakan kabel serat optik dengan panjang tertentu yang
sudah dilengkapi dengan konektor di ujung kabel dan digunakan untuk
menghubungkan antar perangkat.
4. Pig-tail adalah seutas kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
5
diujungnya. Pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum
memiliki konektor.Slack storage digunakan untuk mengamankan dan
melindungi kabel.
5. Splice Tray untuk melindungi sambungan fiber yang menggunakan teknik
splicing.
6. Splice merupakan sambungan permanen antara dua serat optik
7. Splitter perangkat yang digunakan untuk membagi sebuah sinyal optik.
ODP (Optical Distribution Point) adalah tempat terminasi kabel yang memiliki
sifat tahan korosi, dan tahan cuaca adapun bentuk dari ODP itu sendiri dapat
dilihat pada Gambar 2. ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan
terutama untuk menghubungkan kabel distribusi dan kabel drop. Komponen-
komponen yang terdapat pada ODP adalah Optical pigtail, Konektor adaptor,
Splitter.
6
c. Pengaturan dan monitoring jaringan pelanggan.
d. Mengkonversi sinyal layanan ke dalam bentuk sinyal optik.
2. Optical Distribution Frame (ODF) atau Optical Termination Box (OTB),
berfungsi sebagai:
a. Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODF untuk
melayani beberapa area.
b. Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jarin-gan Fiber Optik
c. Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik.
3. Feeder Cables, Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang mempunyai
fungsi:
a. Kabel Fiber Optik Penghubung Utama dari ODF ke ODC
b. Ada tiga jenis kabel Fiber Optik yang digunakan, yai-tu1 Kabel Duct
yang menggunakan pelindung pipa PVC dengan lapisan cor beton 2.
Kabel Tanah Tanam Lang-sung (Burried Cables) dengan pelindung pipa
HDPE. 3. Kabel Udara atau aireal cable yang ditambatkan pada tiang
besi atau beton.
4. Optical Distribuion Cabinet (ODC) atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik
dengan fungsi sebagai berikut:
a. Titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang lebih
kecil
b. Tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa fiber
optik.
c. Tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribu-tion
5. Optical Distribution Point (ODP) atau kotak distribusi layanan ke pelanggan,
fungsinya adalah:
a. Sebagai titik terminasi kabel dropp optik ke arah pelanggan.
b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi be-berapa saluran
dropp optik dengan menggunakan splitter.
6. Dropp Optic, yaitu saluran penanggal atau penghub-ung instalasi pabrik.
a. Penghubung antara ODP dengan instalasi pabrik.
b. Menggunakan jenis insensitive bending, atau tahan dengan tekukan.
7
c. Kapasitas 1, 2 dan 4 core.
d. Panjang maksimum 250 meter
e. Kedua ujungnya dipasang konektor
f. Antar kedua ujung konektor tidak boleh terdapat sam-bungan atau lecet.
7. Optical Termination Premises (OTP)., yaitu perangkat pasive yang
ditempatkan pada instalasi rumah pelang-gan.Fungsi dari OTP, adalah sebagai
berikut:
a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan.
b. Pabrik tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optic
(patchcord)
8. Indoor Fiber Optic Cables,Kabel Fiber Optik yang di-instalasi untuk dalam,
pada umumnya disebut juga patchcord, dimana kedua ujungnya sudah
tersambung dengan konektor.
9. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara in-door optik cables dengan
kabel optik arah CPE (Custom-er Premises Equipment) dalam bentuk
ONT/ONU.
10. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Opti-cal Network
Unit.Fungsinya adalah :
a. Melakukan konversi layanan dalam sinyal optik men-jadi sinyal
elektrik
b. Sebagai alat demultiplexer layanan
c. Output layanan ONT/ONU adalah Voice, Video/ IP TV dan Data
Internet
8
Fusion Splicer adalah Alat Penyambungan serat optik dengan memanfaatkan
panas untuk meleburkan kedua ujung kabel optik secara bersamaan dengan waktu
yg sangat singkat. Menggunakan sistem komputer yang canggih dimana kedua
ujung serat optik akan di atur secara otomatis angel kedua ujung seret sehingga
sejajar, kemudian batang elektroda akan meleburkan kedua ujung serat secara
bersamaan dengan waktu yang sangat singkat sehingga kedua ujung dapat
tersambungkan. Redaman yang dihasilkan dari alat ini berkisar di bawah 0.03 db
tergantung dari baik buruknya pengupasan dan pemotongan kabel optik. Berikut
adalah langkah-langkah penyambungan serat optik:
3. Kupas bagian coating pada kedua ujung serat menggunakan Fiber Striper,
Biasanya Fiber Striper memiliki 3 lubang pengupasan karena coating pada
serat optik memiliki banyak lapisan.
9
7. Setelah melakukan langkah-langkah diatas maka dimulai proses
penyambungan mengguanakan Fusion Splicer. Cara meletakan kedua
ujung fiber yg akan disambungkan haruslah mendekati ujung batang dioda
dan juga tidak boleh melebihi ujung dari batang dioda. Cek posisi kedua
ujung kabel pada layar lcd pada Fusion Splicer. Jika posisi kedia ujung
telah sesuai maka dapat dilakukan penyambungan.
8. Pada alat Fusion Splicer biasanya telah tersedia slot untuk peleburan sleve
Protector, setelah penyambungan selesai maka leburkan Sleve Protector
pada titik penyambungan sehingga terlindung dari kotoran maupun putus
dadakan.Keselamatan kerja pada penyambungan fiber optik.
Dalam panyambungan fiber optik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
2) Tempat dan alat bekerja harus bersih dari debu atau kotoran yang lain.
3) Setelah selesai bekerja alat dan tempat kerja dibersihkan dari sisa
pekerjaan seperti potongan optik, jelly yang menempel dan kotoran
lainnya.
1) Sarung tangan.
3) Kacamata pelindung.
10
1) Pekerjaan penangan kabel dan sarana sambung kabel
c) Sisa potongan optik dibersihkan dari alat maupun tempat kerja dengan
cara diambil dengan lack band dan dibungkus kembali dengan lack
band, kemudian dibuang ke tempat sampah.
Prosedur Instalsai jaringan fiber optic pada Jaringan FTTH adalah sebagai berikut:
1. Pertama kita lakukan jumper kabel patch cord dari PON Port OLT yang
berada di setiap STO menuju port ODF dengan menggunakan passive spitter
1:2 untuk mendapatkan power RXLevel.
2. Kemudian langkah selanjutnya melakukan penarikan kabel fiber optic dari
ODF menuju ODC, kabel yang di-tarik dengan tipe KU (Kabel Udara) atau
kabel duct un-tuk bawah tanah dengan spec D LT 24/4T.
3. Setelah kabel sampai di ODC, sambung SO no.1-6 dengan pigtail untuk
dimasukkan ke dalam OTB 12 core.
11
4. Jika sudah dilakukan penyambungan kemudian pasang pasif splitter 1:4 di
dalam ODC.
5. Selanjutnya hubungkan konektor kabel input splitter menuju sentral di OTB
yang disambung KU tadi.
6. Setelah itu hubungkan konektor output splitter menuju ODP di OTB yang
berada dibawah OTB yang menuju sen-tral
7. Kemudian teruskan kembali penarikkan KU dari ODC menuju ODP, biasanya
1 core dari ODC digunakan untuk 1 ODP yang didalam ODP tersebut akan di
passive 1:8
8. Setelah sampai ODP biasanya hanya 1 core saja yang disambung, karena di
ODP terpasang splitter 1:8, jadi tidak banyak core yang digunakan, karenanya
1 core biasa dipakai untuk 32 pelanggan.
9. Setelah tahap diatas selanjutnya sambungkan core berwana biru dengan
pigtail, dan sambung juga passive splitter dengan pigtail dengan keluaran 8.
10. Hubungkan core dari sentral dan input dari pasif splitter yang sudah terpasang
konektor menggunakan coupler.
11. Langkah selanjutnya yaitu penggelaran kabel Dropcore untuk melakukan
penarikkan dari ODP sampai ONT/ONU, dan jangan sampai kabel
melengkung karena itu akan berpengaruh pada daya yang kirimkan.
12. Setelah kabel digelar, kemudian kita sambung pigtail dengan konektor SC
dalam bentuk roset dengan output konektor sc, dengan memastikan bahwa
putaran pada roset tidak terjadi lengkungan yang tajam, karena dapat
berpengaruh dengan power daya yang dikirimkan.
13. Selanjutnya hubungkan salah satu ujung kabel Dropcore dengan
salah satu output dari pasif splitter yang berada di ODP dengan konektor SC.
14. Setelah itu hubungkan kembali salah satu ujung kabel Dropcore ke
ONT/ONU. Jangan lupa untuk mencatat Serial Number ONT/ONU karena
akan dibutuhkan pada saat create layanan di OLT.
15. Setelah indikasi lampu PON pada ONT/ONU berwarna kedip hijau maka
ONT/ONU siap untuk di create.
12
E. Analisis Link Budget, Power Link Budget, dan Power Margin
Analisis link budget, power link budget, dan power margin, digunakan untuk
menentukan apakah jaringan FTTH yang dibuat sudah memenuhi standar ataukah
belum. Perhitungan link power budget digunakan untuk mengetahui besar nilai
redaman total yang diper-bolehkan antara daya pemancar dan sensitivitas pen-
erima. Daya yang diijinkan dalam teknologi GPON adalah sebesar -28 dBm. Jalur
sebelum Gedung A dilalui oleh Gedung B yang memiliki splitter 1:4 dengan
faktor redaman 7,25 dB dan 1:8 dengan faktor rendaman 10,5 dB
13
BAB II
PROSES UJI KOMPETENSI
Alat
1. Fusion Splicer - core to core splicing 1 buah
- single mode and multi mode heater
2. Power Meter - compatible with lamda 1 buah
850/1310/1490/1550
- power receive max -50 dBm
3. Light Source - compatible with lamda 1 buah
850/1310/1490/1550
- Power transmit min -7dBm
4. OTDR - Compatible with lamda 1 buah
850/1310/1490/1550
- Range min 500 meters
- Show result distance, loss,
reflectance, attenuation, total loss
5. Gergaji besi 12 inchi/300mm 1 buah
6. Round shealth cutter 4-28 mm 1 buah
7. Cutter Sedang 1 buah
14
Nama
No. Spesifikasi Minimal Jumlah
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4
Bahan
3. Pigtail SC 2 utas
6. Lakban Sedang 1
C. Soal / Tugas
Judul Tugas : Instalasi Jaringan Utama
Langkah Kerja:
1. Siswa menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
15
2. Siswa menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.
3. Siswa melakukan instalasi dan penyambungan pada ODC dan ODP
menggunakan kabel tanah 12 core.
4. Siswa melakukan pengukuran menggunakan OTDR pada ODC dan ODP untuk
mengetahui letak kerusakan pada kabel. Catat hasil pengukuran.
5. Siswa melakukan penyambungan pada lokasi kerusakan kabel optik. Catat
redaman estimasi hasil penyambungan.
6. Siswa mengukur kembali menggunakan OTDR untuk mengetahui redaman
serta keberhasilan sambungan yang telah dilakukan. Catat hasil pengukuran.
7. Siswa melakukan pengukuran redaman total saluran menggunakan OPM dan
OLS dengan didahului kalibrasi. Catat hasil pengukuran.
8. Buat perhitungan link budget pada saluran tersebut
9. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan link budget yang telah
dibuat kemudian buat kesimpulan.
D. Gambar Rangkaian
Berikut adalah rangkaian kerja dalam UKK 2023.
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Power Transmitter
Jalur Panjang Gelombang No Port OTB
(PTx) dBm
Downlink 1310 -21,94 1
Uplink 1550 -20,64 1
17
Tabel Validasi Power Link Budget
Validasi
Power Link
Jalur PRx Power Link Budget
Budget
(Power Link Budget ≥ PRx)
Uplink -40,305 -34,44 valid
Downlink -41,72 -47,06 valid
Detail Perhitungan
18
19
B.Pembahasan
Dari data yang di hasilkan dari uji kompetensi keahlian tersebut di dapat
bahwa;
-Redaman sambungan 1sebesar 0,01 dB
-Redaman sambungan 2 sebesar 0,02 dB
Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa kedua sambungan tersebut
valid/layak karena nilai redaman maksimum sebesar 0,15 dB. Hasil redaman
kedua sambungan termasuk valid/layak karena semakin rendah hasil redaman
sambungan dari kabel tersebut maka semakin baik pula kualitas sambungan
dari kabel tersebut.
2. Ujian Praktek
20
3. Ujian Lisan
21
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
1) Taruna/i dapat menyambung kabel optic dengan sambungan permanen
2) Taruna/I dapat mengukur redaman pada ODC, ODP, dan ROSET.
3) Proses peng Proses pengupasan kabel upasan kabel fiber optic, fiber optic
harus dilakukan harus dilakukan dengan hati-hati hati-hati dan cara yang
benar agar kabel tersebut tidak patah dan cladding benar- dding benar-
benar terlepas dari corenya.
4) Proses penyambungan core fiber optik dapat dilakukan dengan alat Splicer
dengan memperhatikan beberapa parameter yang berhubungan dengan
kondisi fisik kabel itu sendiri agar menghasilkan kualitas sambungan yang
baik.
5) Dalam menggunkan menggunkan splicer harus memperhatikan proses
peletakkan fiber optic pada sheat clamp, agar kondisi core tidak
rusak/pecah sehingga core dapat tersambung dengan baik.
6) Penggunaan SC UPC dan SC APC pada instalasi jaringan utama harus
mempertimbangkan fungsi dan kegunaan FTTH itu sendiri, jika jaringan
FTTH digunakan untuk pentransmisian data maka sangat
direkomendasikan menggunakan SC bertipe UPC. Sebab SC UPC sangat
optimal digunakan untuk mentransmisikan data dengan panjang
gelombang 1310 nm dan 1490 nm. Namun jika FTTH digunakan untuk
mentransmisikan video maka sangat direkomendasikan menggunakan SC
APC sebab SC APC sangat optimal digunakan untuk mentransmisikan
data dengan Panjang gelombang 1550 nm.
C.Saran
Kurangnya peralatan dalam praktikum membuat praktikum berlangsung dalam
waktu yang sedikit lama.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hendriyanto, Eko Wahyu; Perancangan Sebuah Jaringan Fiber Optik dengan
Teknologi GPON; Fakultas Teknik Elektro; Universitas Semarang
Ningrat Wida, Ratnadewi; Perancangan Jaringan Distribusi Fiber to The Home
(FTTH) di Komplek Batununggal Indah Bandung; Program Studi Teknik Elektro;
Fakultas Teknik.
23