Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fiber to The Home


Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat
optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan
serat optik sebagai media penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas
dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan
penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu
layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video
(TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat
biaya dan mampu mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang
Mading Elektronik lebih baik kepada pelanggan. Ciri-ciri inheren serat optik
membenarkan penghantaran isyarat telekomunikasi dengan lebar jalur yang lebih
besar dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional. Begitupun arsitektur
FTTH yang sederhana namun lebih effisien dalam penggunaannya. (Koonen, T,.
2006)

2.1.1 Ilustrasi Arsitektur suatu Jaringan FTTH.


Biasanya jarak antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar
maksimum 20 km. Dimana pusat penghantaran penyelenggara layanan (service
provider) yang berada di kantor utama disebut juga dengan central office (CO),
disini terdapat peralatan yang disebut dengan OLT. Kemudian dari OLT ini
dihubungkan kepada ONU yang ditempatkan di rumah-rumah pelanggan
(customer's) melalui jaringan distribusi serat optik yaitu Optical Distribution
Network (ODN). Isyarat optik dengan panjang gelombang (wavelength) 1490 nm
dari hilir (downstream) dan isyarat optik dengan panjang gelombang 1310 nm dari
hulu (upstream) digunakan untuk mengirim data dan suara.
Sedangkan layanan video dikonversi dahulu ke format optik dengan panjang
gelombang 1550nm oleh optik pemancar video (optical video transmitter) . Isyarat

4 Politeknik Negeri Jakarta


5

optik 1550nm dan 1490nm ini digabungkan oleh pengabung (coupler) dan
ditransmisikan ke pelanggan secara bersama. Singkatnya, tiga panjang gelombang
ini membawa informasi yang berbeda secara simultan dan dalam berbagai arah pada
satu kabel serat optik yang sama. (Koonen, T,. 2006)

Gambar 2.1 Arsitektur FTTH


Sumber : Bryan, K. 2018

2.2 GPON
GPON adalah teknologi jaringan akses lokal fiber optic berbasis PON yang
distandardisasi oleh ITU-T (ITU-T G.984 series). Pada GPON, sebuah atau
beberapa OLT, interface sentral dengan jaringan serat optik, dihubungkan dengan
beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optik, menggunakan
pasif optical distribution network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif
optik lainnya. GPON mampu memberikan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps
secara simetris (upstream dan downstream) atau 1.2 Gbps untuk downstream dan
2.4 Gbps untuk upstream. GPON disyaratkan harus dapat melayani layanan jenis
apapun, baik itu ethernet maupun TDM (PSTN, ISDN, E1, dll). Jarak antar OLT
dengan ONU yang dapat dijangkau adalah 10 km untuk kecepatan 2.4 Gbps,
sedangkan untuk kecepatan 1.2 Gbps dapat mencapai 20 km. Untuk split ratio,
ODN pada GPON dapat mencapai 1:64. (Ignitia, G.D, et al. 2015)

2.2.1 Arsitektur GPON


Secara umum arsitektur GPON sama seperti arsitektur jaringan akses fiber
optic pada umumnya. OLT dan ONU yang merupakan perangkat aktif pada
jaringan akses serat optik dihubungkan dengan ODN yang sifatnya pasif. Arsitektur
GPON dapat dilihat pada gambar dibawah. ONU dan OLT pada GPON dapat

Politeknik Negeri Jakarta


6

melayani dengan berbagai layanan, tidak hanya satu layanan yang sama. Misalnya
pada UNI 1 pada ONU melayani layanan ATM, sedangkan UNI 2 melayani layanan
E1. Atau SNI 1 pada OLT melayani layanan PSTN sedangkan SNI 1 melayani
ATM. Komponen pada ONU terdiri dari Line Terminating UNI (User Network
Interface), multipleks/demultipleks, serta Line Terminating PON. Pada UNI LT
terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter.
Sedangkan komponen pada OLT terdiri dari PON LT, switch, serta SNI (Service
Node Interface) yang juga terdapat fungsi optical to electrical converter dan
electric to optic converter. Untuk ODN biasanya menggunakan pasif splitter.
(Ignitia, G.D, et al. 2015)

Gambar 2.2 Arsitektur GPON


Sumber : Ambar, E,. 2014

2.2.2 Prinsip Kerja Gigabit Passive Optical Network (GPON)


GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi
sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika
data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang
berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai
ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan
pelanggan.
Pada prinsipnya, PON adalah sistem point to multipoint, yang
menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON
berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung
layanan T1, E1 dan DS3. (Haris, B. R, et al. 2019)

Politeknik Negeri Jakarta


7

2.2.3 Komponen Gigabit Passive Optical Network (GPON)

2.2.3.1 Network Management System (NMS)


NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan
mengkonfigurasi perangkat Gigabit Passive Optical Network (GPON). Letak NMS
ini bersamaan didekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat
dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur
layanan GPON seperti POTS, VoIP, dan IPTV. NMS ini menggunakan platform
Windows dan bersifat GUI maupun command line. NMS memiliki jalur langsung
ke OLT, sehingga NMS dapat memantau ONT dari jarak jauh. ( Keiser, Gerd. 2006)

2.2.3.2 Optical Line Terminal (OLT)


OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan
(service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link
ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
( Keiser, Gerd. 2006)

2.2.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)


ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat
OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.
ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan
sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODC menyediakan
peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat interior pada ODC terdiri
dari :
A. Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang
berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat
kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris
dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access
Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan. ( Keiser, Gerd.
2006)

Politeknik Negeri Jakarta


8

B. Splitter
Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari
satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif
sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan
terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node
splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. ( Keiser, Gerd.
2006)

2.2.3.4 Optical Distribution Pack (ODP)


Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama
untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. ( Keiser, Gerd. 2006)

Gambar 2.3 Optical Distribution Pack


Sumber : Fujikura Ltd. 2016

Syarat utama DP adalah :


1. DP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan
cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.
2. Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.
3. DP harus memiliki akses dari sisi depan.
4. Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari
cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.
5. DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.

Politeknik Negeri Jakarta


9

2.2.3.5 Optical Network Termination (ONT)


ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan.
Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal
elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU
diletakkan di sisi pelanggan. ( Keiser, Gerd. 2006)

Gambar 2.4 Optical Network Termination


Sumber : Yusfikar. 2019

2.2.3.6 Kelebihan dan Kekurangan GPON


Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah :
1. Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan
FTTx yang dilakukan melalui satu core serat optik.
2. Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
3. GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor
pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port
optic di central office (menggantikan multiple port).
4. Alokasi bandwidth dapat diatur.
5. Biaya maintenance yang murah karena menggunakan komponen pasif.
6. Transparan terhadap laju bit dan format data.
7. Biaya pemasangan, pemeliharaan, dan pengembangan lebih efisien. Hal
ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada
arsitektur jaringan serat optik.
8. Model layering yang kompleks.
9. Lebih mahal dibandingkan GEPON
10. Transceiver pada laju 2.4 Gbps saat ini mahal.
11. Bandwidth upstream terbatas hingga 622 Mbps saat ini.

Politeknik Negeri Jakarta


10

2.3 Web server


Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang
berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan
browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman - halaman
web yang umumnya berbentuk dokumen HTML.
Cara kerja dari web server sebenarnya sangat mudah kita pahami, contoh
paling mudah seperti berikut; kita akan membuka sebuah halaman website, yang
biasanya berupa URL http://www.wikipedia.org/home.htm. Kita akan mengetikkan
URL tersebut di peramban atau browser kemudian menekan tombol enter, tanpa
kita ketahui proses yang terjadi di belakang layar atau di dalam browser itu sendiri,
maka akan muncullah halaman website di layar monitor komputer kita. Proses yang
akan terjadi pada browser adalah browser akan membentuk koneksi dengan web
server, meminta halaman website dan menerimanya. Web server kemudian
mengecek permintaan tersebut apakah tersedia atau tidak.
Apabila tersedia, maka web server akan mengirimkan data kepada browser.
Apabila permintaan tidak ditemukan atau terjadi error maka web server akan
mengirimkan pesan error kepada browser.Pembentukan koneksi, permintaan data,
penerimaan data dari browser ke web server diatur dalam sebuah kode RFC2616.
RFC2616 mencantumkan status web server dalam bentuk kombinasi tiga angka
yang memiliki arti berbeda-beda. Status ini muncul di peramban saat kita
mengakses web server tertentu. ( Canggih, A. P,. 2017)

2.4 XAMPP
XAMPP adalah salah satu aplikasi web server Apache yang terintegrasi
dengan MySQL, PHPMyadmin, dan Phyton. Huruf X di depan menandakan
XAMPP bias di instal di berbagai operasi sistem. XAMPP dapat di instal pada
Windows, Linux, MacOS, dan Solaris. Program ini tersedia dalam GNU General
Public License dan bebas. XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan
yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Atau kita dapat meng-
install satu persatu seperti apache(http),PHP dan mysql melalui Source code yang
dapat kita download di Internet secara Gratis. ( Kristanto, A. 2010)

Politeknik Negeri Jakarta


11

2.5 Wireshark
Wireshark pada awalnya bernama Ethereal, yang mulai dikembangkan pada
Mei 2006. Wireshark populer digunakan oleh administrator jaringan untuk
menganalisis jaringannya. Tool ini termasuk packet sniffer dan disukai karena
antarmukanya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan
grafis. Wireshark digunakan oleh network profesional untuk keperluan analisis,
troubleshooting, pengembangan software dan protokol, serta digunakan juga untuk
tujuan edukasi. Wireshark mampu menangkap paket-paket data yang ada pada
jaringan tersebut. Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol
pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Wireshark dapat membaca data
secara real-time dari Ethernet, TokenRing, FDDI, 802.11 Wireless LAN, dan
koneksi ATM. ( Subbakhtiar, R,. 2010 )

2.6 Quality of service (QoS)


Menurut ITU-T E.800, Quality of Service (QoS) adalah performansi yang
menentukan derajat kepuasan pengguna terhadap service yang diberikan oleh
jaringan berdasarkan parameter-parameternya yaitu delay, throughput, jitter, dan
packets loss. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan
yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda.
Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang
berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan
kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. ( Bayu, P, S,. et al. 2014 )

2.6.1 Delay
Delay atau Latency Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket
data terhitung dari saat pengiriman oleh transmitter sampai saat diterima oleh
receiver. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu
proses yang lama. Nilai delay dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.1).
Tabel 2.1 merupakan standar QoS untuk delay.
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑎𝑛 (𝑠)
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = (2.1)
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡𝑠

Politeknik Negeri Jakarta


12

Tabel 2.1 Delay


Kategori Latensi Besar Delay
Excellent <150 ms
Good 150s/d300 ms
Poor 300 s/d 450 ms
Unacceptable >450 ms

2.6.2 Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam
bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang
diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval
waktu tersebut. Throughput merupakan kemampuan sebenarnya suatu jaringan
dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan
bandwidth karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam
kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat statis, throughput sifatnya
adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi (Bandwidth dan Throughput,
2016). Berikut adalah persamaan 2.2 untuk mencari nilai throughput.
∑𝑝𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡𝑠
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = … (2.2)
𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑎𝑛

2.6.3 Packet Loss


Packet loss dapat didefenisikan sebagai kegagalan mentransmisikan paket ke
alamat tujuannya sehingga menyebabkan beberapa paket dalam waktu pengiriman
hilang atau lost. Untuk menghitung packet loss dapat menggunakan persamaan
(2.3). Tabel 2.2 merupakan standar packet loss menurut Telecommunications and
IP Harmonization Over Networks (TIPHON).
Beberapa penyebab terjadinya packet loss yaitu:
a. Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam
jaringan
b. Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer.
c. Memory yang terbatas pada node.
d. Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah
trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya

Politeknik Negeri Jakarta


13

trafik yang mengalir didalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth


yang ada maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang
ada.
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑 − 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑑
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥100% … (2.3)
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑡𝑡𝑒𝑑
Tabel 2.2 Packet Loss
Kategori Degredasi Packet Loss
Sangat Bagus 0%
Bagus 3%
Sedang 15%
Jelek 25%

Politeknik Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai