INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO 2019 I. DASAR TEORI FTTx adalah akronim yang mencakup sejumlah optik teknologi akses, seperti Fiber To The Node (FTTN), Fiber To The Curb (FTTC), Fiber To The Business - atau Bangunan - (FTTB), Fiber To The Home (FTTH), dan Fiber To The Tempat (FTTP). FTTx adalah topik lokakarya tahun ini, yaitu yang kedelapan Workshop Internasional tentang Teknologi Jaringan Optik. Karena arena solusi akses optik semakin meningkat jumlah akronim, pantas menggunakan editorial ini untuk menjelaskan beberapa dari mereka. Tergantung pada titik fisik di bidang di mana serat berakhir dan berinteraksi dengan tembaga dan / atau peralatan, FTTx dapat mengambil formulir yang dijelaskan atas. Namun bentuk-bentuk ini dapat direalisasikan menggunakan berbeda teknologi dan protokol. Bahkan, FTTx dapat diklasifikasikan menggunakan setidaknya satu metode lain. Dari sudut pandang topologi, solusi FTTx bisa dikategorikan menjadi dua jenis: sistem Point-to-Point (P2P) dan Sistem Point-to-Multi-Point (P2MP). FTTx jaringan (FTTx berarti serat ke rumah, ke node, ke gedung) yang digunakan di seluruh dunia sebagai salah satu solusi terbaik untuk mengakses jaringan broadband. Sejak tahun 2004, operator telekomunikasi utama internasional telah melihat jaringan FTTx sebagai sorot baru dalam perkembangan industri telekomunikasi. Amerika Serikat (misalnya Verizon [2]), Eropa, Jepang ( “e-Jepang” Strategi [3]), Korea Selatan dan negara-negara lain telah penuh semangat mempromosikan pembangunan jaringan FTTx. Terutama di Jepang, jaringan FTTx telah dikomersialisasikan dalam skala besar. Jumlah pengguna terserah 4.000.000. Terlebih lagi, jumlah pengguna FTTx baru setiap bulan sudah berada di atas jumlah pengguna DSL. Sejak tahun 2004, momentum perkembangan pesat teknologi FTTx juga telah muncul di Cina. FTTx adalah arah dari program maju optik dan tembaga mundur dan FTTx adalah arah dari program maju optik dan tembaga mundur dan FTTx adalah arah dari program maju optik dan tembaga mundur dan meningkatkan bandwidth akses adalah dasar dari transformasi jaringan China Telecom.
II. KONFIGURASI SISTEM
FTTx mampu memberikan layanan hingga 2 Gbps lebih. Selain itu teknologi FTTx dapat memberikan layanan triple play, yaitu data, voice, serta video. Berdasarkan letak TKO (Titik Konversi Optik), FTTx dibagi menjadi 4, yaitu Fiber To The Building (FTTB), Fiber To The Zone (FTTZ), Fiber To The Curb (FTTC), Fiber To The Home (FTTH). Secara sederhana Titik Konversi Optik (TKO) dapat diartikan sebagai batas akhir kabel optik kearah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektrik, dan sebaliknya. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung (bangunan), biasanya terletak pada ruang telekomunikasi bangunan tersebut (basement). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan akses tembaga. Fiber To The Node (FTTN) TKO terletak disuatu tempat diluar banguan, baik didalam kabinet maupun pada manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti Rumah Kabel (RK) pada jaringan akses tembaga. Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet, diatas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti Kotak Pembagi (KP) pada jaringan akses tembaga. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak pada rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor hingga beberapa puluh meter. FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok (TB) pada jaringan akses tembaga. Konfigurasi jaringan yang sering digunakan oleh jaringan FTTx yaitu Topologi Bus, Topologi Ring, dan Topologi Star. Topologi jaringan bus, menghubungkan seluruh komputer terkoneksi ke satu jalur data utama. Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Konfigurasi bus digunakan apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan di desain dengan konfigurasi ring
III. CARA KERJA
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai menggunakan kabel optik. GPON menggunakan serat optik sebagai medium transmisinya yang distandardisasi oleh ITU-T G.984 series. Pada GPON, beberapa Optical Line Termination (OLT), interface sentral dengan jaringan fiber optik dihubungkan dengan beberapa Optical Network Unit (ONU), interface pelanggan dengan jaringan serat optic menggunakan pasif Optical Distribution Network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif optik lainnya. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan traffic triple play kearah pelanggan. GPON harus dapat melayani layanan jenis apapun, baik Ethernet maupun TDM (PSTN, ISDN, E1, dll). Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke arsitektur premise network dimana unpowered optikal splitter (splitter fiber) serat optik tunggal. Konfigurasi sistem GPON pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu OLT, ODN, dan ONT/ONU. OLT menyediakan antarmuka antara sistem Passive Optical Network (PON) dengan PT.Telkom (service provider) video,data dan suara. ODN merupakan jaringan optik antara OLT sampai perangkat ONU/ONT. ODN menyediakan sarana transmisi optik OLT terhadap pelanggan dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU. ODN terdiri dari Passive Splitter, Connector, Jaringan Fiber Optik, Splices. ONT/ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONT/ONU menjadikan sinyal elektrik yang diperlukan untuk layanan pelanggan.
IV. REFERENSI
[1] T. G. A. R. Nick Medlen, "Novel infrastructure network design
approach to support resilience in FTTx deployments," vol. 50, no. 1, pp. 114-120, 2012.
[2] N. Ö. Ü. Tahir Akgün, "FTTX analysis and applications," 2016.
[3] I.-S. Hwang and J.-Y. Lee, "Adaptive priority scheduling integrated with B-DBA for revenue optimization with QoS and CoS guarantees in GPON," p. 8, 2011.