Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK INSTALASI JARINGAN FIBER OPTIK


SEMESTER IV TH 2021/2022

PENERAPAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) LAB


TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

KELAS/KELOMPOK: TT4A/01

NAMA ANGGOTA : 1. NABIL RAJWA


2. LISDA FITRI
3. INES ARISKA
4. THERESIA FIENOLA
5. ZULFIKAR BELLA ALI

TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 15 JULI 2022


TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 02 AGUSTUS 2022

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022
PENERAPAN JARINGAN FTTH
1. TUJUAN
- Mahasiswa dapat memahami jaringan FTTH.
- Mahasiswa dapat mengoperasikan OLT, ODC, ODP dan ONT
- Mahasiswa dapat membuat rancangan jaringan FTTH.
2. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar Topologi Jaringan FTTH di Lab Telekomunikasi Politeknik


Negeri Jakarta
3. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN

No Alat Jumlah
1 OPM 2
2 Light Source 1
3 OLT 1
4 ODC 1
5 ODP 3
6 ONT/ODU 5
7 Kabel FO Feeder Secukupnya
8 Router 1
9 Switch 1
10 Modem 1
11 IP Cam 1

4. DASAR TEORI
Pada ini akan diuraikan mengenai konsep dasar yang berkaitan dan
menunjang pembahasan yang berkenaan dengan judul TA ini, yaitu “Manajemen
IP untuk Sistem yang Terhubung dengan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) di
Laboratorium Telekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta”. Adapun teori-teori
dasar pada bab ini adalah sebagai berikut:

2.1 Fiber To The Home (FTTH)

FTTH merupakan sepenuhnya jaringan optik dari provider ke pemakai.


Multiplex dari sinyal optik dibawa ke splitter dalam sebuah grup yang hampir
mendekati pemakai. Terdapat splitter optik dengan ratio yang berbeda-beda, tetapi
umumnya menggunakan ratio 1:16. Artinya sinyal multiplex dibagi ke 16 rumah
yang berbeda-beda. Sejak sinyal optik dikonversikan ke sinyal elektrik pada
pemakai, Optical Network Unit (ONU) harus diinstalasi pada akhir jaringan.
Karena ONU mahal, disarankan bahwa sebuah ONU dibagikan ke beberapa
pemakai. ONU ekivalen dengan interface jaringan optik. Gambar 2.1
menggambarkan jaringan akses FTTH (Suci, dkk, 2008).
Gambar 2. 1 Tipe jaringan FTTH

Perkembangan teknologi fiber optik sekarang ini mulai menurunkan biaya.


Perkembangan ini berasal dari loop laser, solusi untuk menyalurkan video, dan
topologi jaringan passive. Bentuk baru dari pelayanan ini membutuhkan high
speed access dan broad bandwidth, yang merupakan perangkat untuk kriteria
jaringan yang baru. Perkembangan ini membuat FTTH lebih menarik, yang mana
FTTH diketahui mampu mentransmisikan bandwidth tinggi dengan rugi- rugi
yang kecil.

Kekuatan elektrik selalu merupakan persoalan utama dan sering ditunjukkan


sebagai kelemahan dari FTTH. Daya fiber to the curb (FTTC) dibawa melalui
jaringan tembaga parallel (untuk menguatkan unit switching, laser dan unit
jaringan optik). Tetapi bagi FTTH merupakan suatu kerugian sejak daya yang
kecil merupakan kunci persaingan yang menguntungkan. Masalah ini telah
diselesaikan sekarang ini dengan perkembangan dalam baterai yang mana unit
jaringan optik dari pemakai dapat di charge dengan elektrik. Ketika konsumsi
daya rendah, maka solar berfungsi untuk membantu. Dengan mendapat daya pada
tempat ini, biaya total dikurangi selama instalasi dari peralatan.

Untuk saat ini biaya pengembangan FTTH telah mengalami penurunan. Pada
tahun 1980-an biaya instalasi dari tiap pelanggan untuk FTTH sebesar US$3000
dan untuk FTTC hampir setengahnya. Sesuai dengan dilakukannya studi oleh
Bellcore pada awal 1996 rentang dari biaya instalasi untuk tiap pelanggan telah
menyusut ke $230 pada jaringan akses narrowband dan $480 pada broadband
akses. Konsumsi daya dari jaringan optik dipertimbangkan lebih kecil dari coaxial
dan twisted pairs. Biaya pemeliharaan sangat kecil sejak semua jaringan plastik
bebas terhadap korosi yang mana dapat terjadi pada kabel metalik. Bellcore
mensimulasi penghematan biaya pemeliharaan dari FTTH dibandingkan dengan
FTTC dan HFC melalui jangka 20 tahun.

2.1.1 Arsitektur FTTH


Perkembangan fiber optik pada akses jaringan dapat dicapai dalam beberapa
cara. Salah satu cara yang banyak digunakan yaitu dengan mengacu kepada
teknologi FTTH karena merupakan kombinasi yang simple antara jaringan fiber
optik dan twisted pair atau kabel coaxial. FTTH merupakan jaringan akses
teknologi yang simple dalam aplikasinya. Secara umum, pendistribusian jaringan
FTTH dibagi dalam dua konfigurasi yang spesifik

a) Pertama, direct fiber dimana satu fiber dihubungkan langsung pada satu
user yang biasa disebut sebagai jaringan point-to-point (PTP). Jaringan dapat
menyediakan bandwith yang sangat besar karena langsung tersambung dengan
sentral office. Namun, biaya instalasi jaringan ini cukup mahal karena harus
menyediakan sejumlah besar fiber dan kemampuan mesin yang ada di kantor pusat
harus selalu bagus. Konfigurasi ini biasannya digunakan pada cakupan daerah yang
sangat kecil dan dekat dengan sentral office. Jaringan PTP kadang mengacu pada
all-optical ethernet networks (AOEN). Gambar 2.2 mengilustrasikan beberapa
contoh aplikasi aristektur PTP. (Suci, dkk, 2008)

Gambar 2. 2Ilustrasi beberapa contoh aplikasi arsitektur PTP

Fiber dihubungkan ke pelanggan dan perangkat aktif (switch) pada central office
(CO) untuk perumahan, provider telekomunikasi, dan operator kabel TV (CATV).
Switch harus diberi daya agar bisa berfungsi dengan maksimal. Teknologi single
mode atau multimode fiber dapat digunakan untuk keseluruhan jaringan. Jaringan
PTP memiliki perangkat aktif elektronik yang mudah penggunaannya, kaya akan
fiber, dan bandwith yang melewati satu fiber hanya untuk satu pengguna.
b) Kedua, shared fiber dimana satu fiber dihubungkan dengan menggunakan
splitter yang dibagi untuk beberapa user, yaitu sekitar 16 sampai 32 user. Secara
teknis, pembagian akan dilakukan pada saat fiber sudah mendekati user. Jenis ini
terbagi khusus menjadi dua yaitu : jaringan optik pasif (PON) dan jaringan optik
aktif (AON). Gambar 2.3 menunjukkan perbedaan tipe jaringan optik aktif (AON)
dan pasif (PON) (Suci, dkk, 2008). Tipe AON menunjukkan star network yang
memiliki beberapa cabang. Tipe PON menunjukkan star network yang mempunyai
banyak splitter pada tempat yang sama.
Perangkat yang terdapat pada AON yaitu berupa beberapa perlengkapan
daya listik yang mendistribusikan sinyal, seperti switch, router, atau multiplexer.
Tiap sinyal yang meninggalkan sentral office diarahkan hanya kepada user yang
meminta. Sinyal yang datang dari user terhindar benturan pada persimpangan jalan
karena telah tersedia buffer. Sampai tahun 2007, tipe AON yang biasa digunakan
disebut sebagai ethernet, yang merupakan tipe dari ethernet in the first mile (EFM).
Ethernet aktif menggunakan optical ethernet switches untuk mendistribusikan
sinyal.
PON tidak menggunakan komponen daya listrik untuk membagi sinyal.
Sebaliknya, sinyal didistribusikan menggunakan beam splitters. Tiap splitter
membagi fiber menjadi 16, 32 atau 64 fiber, tergantung dari pembuatan, dan
beberapa splitter dapat di satukan dalam satu tempat atau cabinet. Splitter dapat
membagi fiber satu sampai 32 kali dengan konsekuensi bahwa semakin besar
pembagian fiber maka semakin besar pula loss data terjadi. Oleh karena itu,
penggunaan splitter dibatasi karena akan berpengaruh terhadap kinerja dari
jaringan.

2.1.2 Prinsip Dasar GPON

Gigabit Passive Optical Network (GPON) merupakan pengembangan dari


teknologi PON yang memiliki sistem point to multipoint. GPON menggunakan
serat optik tunggal dalam pendistribusian traffic Triple Play. Sistem point to
multipoint yang diterapkan dalam GPON dibantu oleh perangkat passive berupa
splitter yang dapat mengirimkan ke beberapa ONT. Panjang gelombang operasi
yang digunakan untuk downstream 1480 – 1500 nm dan panjang gelombanguntuk
upstream 1260 – 1360 nm.
Komponen – komponen dalam teknologi GPON antara lain :

a. OLT sebagai daerah pusat dari sistem jaringannya.

b. Elemen pada ODN antara lain yaitu serat optik, splitter, splice, dan konektor.

c. Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan sebuah ruang yang berbentuk


kotak yang biasanya terbuat dari besi sebagai tempat menyimpan serat optik,
hasil penyambungan, konektor, dan splitter.
d. Optical Distribution Point (ODP) merupakan sebuat perangkat yang
menyimpan splitter yang berfungsi untuk mendistribusikan serat optik ke
pelanggan.

2.2 Optical Line Terminal (OLT)


Optical Line Terminal adalah elemen jaringan Fiber to the Home (FTTH)
yang menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (sevice
provider) data, video, dan jaringan telepon melalui core IP/Ethernet dan jaringan
operasi. Perangkat Optical Line Terminal dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3Optical Line Terminal ZTE

Optical line terminal ditempatkan pada central office dihubungkan ke ONU


melalui PON dengan kabel fiber, splitter dan komponen pasif lain. Perangkat ini
membuat jalur ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Manajemen
System (NMS). Optical line terminal berfungsi untuk melakukan konversi dari
sinyal listrik yang digunakan oleh peralatan provider dengan sinyal fiber optic yang
digunakan oleh jaringan PON, berfungsi sebagai proses
multiplexing/demultiplexing dengan perangkat pada akhir jaringan,
perutean/switching paket, fungsi operasi, administrasi, dan pemeliharaan serta
fungsi antarmuka. Hikmaturokhman dan Defitri (2014) menyatakan di dalam OLT
juga mencakup beberapa fitur, yaitu:
a. Menerima serta melakukan proses sebuah sel untuk menghasilkan frame
downstream dan mengubah data serial tersebut.
b. Fitur Wavelength-division Multiplexing (WDM) yaitu digunakan untuk
melakukan konversi elektrik atau optik dari data serial frame downstream.
c. Mengekstraksi data dari proses Wavelength-division Multiplexing (WDM)
yang akan mencari overhead field yang akan menggambarkan batas slot dan
akan membagi slot secara terpisah.
d. Mengendalikan antara frame downstream dengan frame upstream dengan
menggunakan sinyal waktu.

2.3 Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu
menunjukan rute/jalur dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda.
Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan
jalur informasi dari area yang bermasalah. Router menggunakan alamat lengkap
paket untuk menentukan router atau workstation mana yang menerima paket.
Berdasarkan peta jaringan yang disebut “table routing”, router dapat memastikan
bahwa paket berjalan melalui jalur yang paling efisien ketujuan. Jika jalur antara
kedua router gagal, router pengirim dapat memilih rute alternatif agar traffic tetap
berjalan. Router juga menyediakan jalur antar jaringan yang menggunakan protocol
yang berbeda. Router tidak hanya menghubungkan jaringan pada satu lokasi atau
satu gedung tetapi juga menyediakan interface (Mora dan Syamsu, 2010).
Perangkat Router dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Router
Sumber: Caesar, Yulius. 2014.

2.3.1 Mikrotik
Dahulu mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan
Arnis Riekstin. Mikrotik RouterOS, merupakan router operasi Linux base yang
diperuntukan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi
penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui WinBox yaitu aplikasi mode
GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi mikrotik RouterOS, selain itu instalasi
dapat dilakukan pada personal computer. Fitur PC router mikrotik ini mencakup
load balancing untuk membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk
membuat akses aman VPN (Virtual Private Network), bandwith manajemen untuk
mengatur berbagai protocol dan port, serta memiliki kemampuan untuk
dikombinasikan dengan jaringan nirkabel. Mikrotik juga menyediakan fasilitas
firewall untuk melindungi akses dari berbagai ancaman yang tersebar di internet
serta mendukung VLAN IEEE802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless.
Kelebihan router mikrotik adalah mudah dalam pengoperasian. Disebut
mudah bila kita bandingkan dengan router OS lain seperti Cisco dan lainnya.
Kemudahan pengoperasian router berbasis Mikrotik OS salah satunya adalah
berkat tersedianya fitur GUI. Jadi kita bisa setup router tidak hanya melalui
tampilan text yang biasa digunakan OS router lain, tapi juga bisa dilakukan melalui
sebuah aplikasi remote berbasis GUI bernama Winbox. Kelebihan lain dari
mikrotik router OS adalah banyaknya fitur yang didukung. Fitur-fitur network yang
terdapat pada mikrotik OS tersebut adalah:
1. Routing – Static Routing
2. Hotspot
3. Simple Tunnels
4. Web Proxy
5. DHCP
6. VRRP
7. NTP
8. SNMP
9. MNDP
10. Firewall

2.4 MobaXterm
MobaXterm merupakan salah satu aplikasi open source Secure Shell (SSH)
Client untuk sistem operasi windows. MobaXterm menyediakan banyak fungsi
remote SSH yang dirancang untuk Programmer, Webmaster, Server Administrator,
dan hampir untuk semua pengguna. MobaXterm mendukung berbagai tipe koneksi
seperti SSH, Rlogin, Remote Desktop Protocol (RDP), Virtual Network Computing
(VNC), XDMCP, File Transfer Protocol (FTP), SFTP dan Serial sessions.
MobaXterm menyediakan banyak sekali plugin pendukung yang dapat digunakan.
MobaXterm tersedia dalam 2 versi, yaitu gratis dan berbayar. Versi gratis diberikan
beberapa batasan-batasan fitur, seperti batasan maksimal session, batasan maksimal
SSH tunnel dan batasan-batasan lainnya. Untuk versi berbayar memiliki harga 69U
SD (Erik, 2016). Tampilan awal software MobaXterm dapat dilihat pada Gambar
2.5.

Gambar 2.5 Tampilan Awal Software MobaXterm


2.5 Internet Protocol (IP)
IP adalah protokol di jaringan komputer yang berkaitan dengan masalah
pengalamatan dan mengatur pengiriman paket data sehingga ia sampai ke alamat
yang benar. Setiap komputer jaringan atau terkoneksi internet harus memiliki
alamat yang unik. Satu alamat hanya boleh dimiliki satu komputer.

IP address adalah identitas satu komputer dalam jarring computer / internet,


seperti halnya rumah kita memupnyai nomer rumah yang tertempel pada dinding.
Penulisan IP address terbagi 4 kelompok 8 bit yang dituliskan dalam bilangan biner.
Dimana setiap kelompok dalam IP address dipisahkan oleh titik. Nilai terbesar dari
bilangan biner 8 bit adalah 255. Oleh karena itu jumlah IP address yang tersedia
ialah 255.255.255.255, IP address yang sebanyak ini harus dibagi bagikan
keseluruh pengguna jaringan komputer / internet di seluruh dunia. Sedangkan IP
address sendiri memiliki 2 fungsi, yakni:

1. Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan komputer. Fungsi ini
diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa
orang tersebut dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.
2. Sebagai alamat lokasi jaringan komputer. Fungsi ini dapat diibaratkan seperti
alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan
pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada
rute yang harus dilalui agar dapat sampai ke komputer yang dituju.

Suatu IP address dinyatakan dalam struktur bilangan biner yang terdiri atas
32 bit dengan bentuk sebagai berikut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Misalnya, 11000000000010100001111000000010

Agar kita mudah membaca IP address, maka 32 bit bilangan itu dibagi ke
dalam 4 segmen yang masing-masing berisi 8 bit. Kedelapan bit itu bisa
disebut oktat seperti pada Gambar 2.5 Contoh tampilan setting TCP/IP.
Gambar 2.6 Contoh tampilan setting TCP/IP

Selanjutnya, setiap oktat diterjamahkan ke dalam bilangan decimal.

Misalnya :
11000000 = 192
00001010 = 10
00011110 = 30
00000010 = 2

Adapun nilai dari 8 bit adalah 11111111 atau sama dengan 225. Dengan
demikian, jumlah IP address seluruhnya adalah 225 x 225 x 225 x 225.

Struktur IP address terdiri atas dua bagian yaitu bagian network ID dan host
ID seperti pada Gambar 2.16 IP address pada sebuah komputer (Ahmad, 2016).
Network ID menunjukkan ID alamat jaringan tempat host yang berada,
sedangkan host ID adalah bagian yang menunjukkan host itu berada.
Sederhananya, network ID seperti nama jalan sedangkan host ID adalah nomor
rumah dijalan tersebut.
Gambar 2.7 IP address pada sebuah komputer

IP address digunakan untuk mengidentifikasi interface jaringan pada host


dari suatu komputer. IP address terdiri dari sekelompok bilangan biner 32 bit
yang dibagi menjadi 4 bagian. Masing-masing bagian terdiri dari 8 bit, yang
berarti memiliki nilai desimal dari 0 sampai 255. Tiap 8 bit ini disebut sebagai
oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut:

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap tanda simbol “x” dapat kita gantikan oleh angka 0 dan 1, misal :

11000000.10101000.00000000.00000001

Notasi IP address dengan bilangan biner seperti di atas tidak mudah kita baca dan
hafalkan. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam membaca dan mengingat
suatu alamat IP dalam jaringan, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal
yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Setiap bilangan desimal tersebut
merupakan nilai dari satu oktet (8 bit) IP address, misalnya:
11000000.10101000.00000000.01101100 yaitu 192 . 168 . 0 . 108
IP address dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu host ID dan network
ID. host ID berfungsi untuk mengidentifikasi host dalam suatu jaringan.
Sedangkan network ID berfungsi untuk mengidentifikasikan suatu jaringan dari
jaringan yang lain. Hal ini berarti seluruh host yang tersambung di dalam
jaringan yang sama memiliki network ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit
bagian awal dari IP address merupakan network ID atau network number,
sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host
tidak tetap (konstan), tergantung pada kelas network yang kita gunakan.

2.5.1 IP Class
Terdapat beberapa kelas IP address yang digunakan dalam TCP/IP dalam
suatu jaringan, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Berikut ini
pembagian kelas dalam IP address :

a. Class A
IP address kelas A terdiri atas 8 bit untuk network ID dan sisanya 24 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk jaringan
dengan jumlah host sangat besar. Pada bit pertama diberikan angka 0 sampai dengan
127.

Karakteristik IP kelas A, yaitu sebagai berikut :

a) Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
b) Bit pertama 0
c) Network ID : 8 bit
d) Host ID : 24 bit
e) Oktat pertama : 0 – 127
f) Jumlah network : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
g) Rentang IP : 1.x.x.x - 126.x.x.x
h) Jumlah IP address : 16.777.214
Contoh :
IP address 120.31.45.18, maka :
1) Network ID = 120
2) Host ID = 31.45.18
Jadi, IP di atas mempunyai host dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120.
b. Class B
IP address kelas B terdiri atas 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan
dengan jumlah host tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama, diberikan angka 10.

Karakteristik IP kelas B, yaitu sebagai berikut :

a) Format : 10NNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
b) Bit pertama : 10
c) Network ID : 16 bit
d) Host ID : 16 bit
e) Oktat pertama : 128 – 191
f) Jumlah network : 16.384
g) Rentang IP : 128.1.x.x - 191.255.x.x
h) Jumlah IP address : 65.534
Contoh :

IP address 150.70.60.56, maka :

1) Network ID = 150.70
2) Host ID = 60.56
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70

c. Class C
IP address kelas C terdiri atas 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit
digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan
berukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network
atau LAN. Pada 3 bit pertama, diberikan angka 110.

Karakteristik IP kelas C, yaitu sebagai berikut :

a) Format : 110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH


b) Bit pertama 110
c) Network ID : 24 bit
d) Host ID : 8 bit
e) Oktat pertama : 192 – 223
f) Jumlah network : 2.097.152
g) Rentang IP : 192.0.0.x - 223.255.225.x
h) Jumlah IP address 254
Contoh :

IP address 192.168.1.1 maka :

1) Network ID = 192.168.1
2) Host ID =1
Jadi, IP diatas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1

d. Class D
IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama
IP address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast
group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network
bit dan host bit.

Karakteristik IP kelas D, yaitu sebagai berikut :

a) Format :1110MMMM.MMMMMMMM.MMMMMMMM.MMMMM MMM


b) 4 bit pertama 1110
c) Bit multicast : 28 bit
d) Byte insial : 224-247
e) Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)

e. Class E
IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini
dengan set 1111.

Karakteristik IP Kelas E, yaitu sebagai berikut :

a) Format : 1111RRRR.RRRRRRRR.RRRRRRRR.RRRRRRRR
b) 4 bit pertama 1111
c) Bit cadangan : 28 bit
d) Byte inisial : 248-255
e) Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan
eksperimental.

Selain network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP
address yang menunjukkan jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam
menuliskan network prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring
(slash) “/” yang diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix
dalam bit.

Sedangkan berdasar jenisnya IP address dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. IP Private adalah suatu IP address yang digunakan oleh suatu organisasi yang
diperuntukkan untuk jaringan lokal. Sehingga organisasi lain dari luar
organisasi tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dengan jaringan lokal
tersebut. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan intranet.
Sedangkan Range IP Private adalah sebagai berikut :

1) Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255


2) Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
3) Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255
2. IP Public adalah suatu IP address yang digunakan pada jaringan lokal oleh
suatu organisasi dan organisasi lain dari luar organisasi tersebut dapat
melakukan komunikasi langsung dengan jaringan lokal tersebut. Contoh
pemakaiannya adalah pada jaringan internet.
Sedangkan range dari IP Public :

1) Range IP address yang tidak termasuk dalam IP Private.

2.5.2 Subnet Mask


Nilai subnet mask berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host ID.
Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan, apakah jaringan yang
dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal. Untuk jaringan nonlokal berarti
TCP/IP harus mengirimkan paket data melalui sebuah router. Dengan demikian
diperlukan address mask untuk menyaring IP address dan paket data yang
keluar masuk jaringan tersebut.

Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan


subnet mask. Masing-masing subnet mask menggunakan pola nomor 32-bit
yang merupakan bit groups dari semua satu (1) yang menunjukkan network ID
dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

5. LANGKAH KERJA
1) Melakukan pengukuran redaman di ONT, OLT, ODP dan ODC
menggunakan OPM
2) Membuat manajemen IP adrres menggunkan Laptop
3) Pengujian di ONT/ONU 3 party : video (menggunakan perangkat TV),
suara (telepon digital) dan melakukan pertukaran data internet (laptop atau
hp)
4) Mengukur Kualiatas jaringan yang anda sudah buat.
5) Memasang Kamera CCTV dan koneksikan dengan jaringan internet dari
FTTH , remote CCTV menggunakan HP dan TV

6. HASIL PERCOBAAN
Data Pengukuran Redaman

Alat Jumlah

OLT 1 : 32

ODC 1:8

ODP 1:4

ONT 1
7. ANALISA
Pada percobaan FTTH ini telah terhubung OLT pada ruang Lab Instalasi
Jaringan Fiber Optik, kemudian juga terhubung dengan ODC yang ada di lantai
3 Gedung Lab Telekomunikasi. Lalu dilakukan penyambungan melakukan
splitter 1:4 terlebih dahulu dari ODC yang ada pada lantai 3.
Dilanjutkan dengan penyambungan dari ODC lantai 3 ke ODP yang ada
pada lantai 2 dengan menggunakan kabel splitter. Dari ODP disambungkan
kabel feeder sepanjang 15m dengan tujuan titik akhir ONT berada pada lab
instalasi jaringan Fiber Optik. Setelah dilakukan penarikan kabel maka ujung
kabel dipasang dengan konektor terlebih dahulu agar dapat disambungkan ke
ONT. Sehingga didapatkan redaman sebesar 01.54 dBm dengan wavelenght
850nm menggunakan Optical Light Source yang dipasang pada OLT.
Lalu dilakukan konfigurasi IP sebelum ONT digunakan. Di tempat yang
sama IP Camera juga dipasang dengan menggunakan jaringan dari ONT yang
sudah kita sambungkan sebelumnya. Tetapi pada percobaan ini kami tidak
mendapatkan jaringan dikarenakan terdapat kesalahan pada OLT yang ada pada
Lab Instalasi Jaringan Fiber Optik sehingga OLT tidak dapat menyalurkan
internet.

8. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Dalam mendesain jaringan FTTH kita harus menghindari percabangan pada


kabel distribusi karena dapat mempengaruhi kualitas dan menambah nilai
redaman.
Sebelum membuat desain jaringan FTTH harus memperhatikan jumlah
perangkat tambahan yang dibutuhkan, misalnya ODP yang dibutuhkan.
Dalam membuat jaringan FTTH dan menentukan letak ODP dan ODC,
peletakan ODP dan ODC sebisa mungkin dekat dengan calon pelanggan dan
penempatannya mudah dijangkau.
DAFTAR PUSTAKA

Vitrasia. 2014. Proses implementasi Test Commisioning Kabel Distibusi FTTH


(Fiber To The Home) Pada Teknologi GPON. Bandung: Staf Pengajar Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai