Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Fiber Optik


Fiber Optik merupakan sebuah jaringan komunikasi yang mengunakan
benang kaca atau plastik untuk mentrasmisikan data. Sebuah kabel fiber optic
terdiri dari sebundel benang-benang kaca dimana tiap benang dapat
mentransmisikan pesan yang dimodulasikan sebagai gelombang cahaya. Fiber
optik memiliki beberapa keunggulan seperti [1] :
1. Bandwith yang lebih besar dibanding kabel tembaga atau kabel logam
lainnya. Konsekuensinya kabel fiber bisa mentransmisi data lebih banyak.
2. Kabel fiber optic lebih tahan terhadap interferensi dibandingkan kabel
lainnya.
3. Kabel fiber optic memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kabel logam.
4. Dengan fiber optic data bisa ditransmisikan secara digital dan bukan analog.
Namun fiber optic juga memiliki beberapa kekurangan, seperti lebih mahal
biaya instalasi, serta lebih rapuh dan sulit dipotong, adapun gambaran perbedaan
antara kabel tembaga dengan kabel fiber optic.

Gambar 2.1 Ilustrasi perbedaan kabel tembaga dengan kabel fiber optic [8]

Universitas Trisakti
4
Universitas Trisakti
Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk
optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
5

2.1.1 Teknik DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing)


Teknik DWDM Merupakan suatu teknologi jaringan transport yang
memanfaatkan cahaya dari serat optik dengan panjang gelombang yang berbeda-
beda untuk ditransmisikan melalui kanal-kanal informasi dalam satu fiber tunggal.
Jumlah panjang gelombang yang dapat ditransmisikan dalam jaringan pada satu
fiber terus berkembang(4, 8, 16, 32, dan seterusnya), jenis fiber yang
direkomendasikan oleh ITU-T (International Telecommunication Union) adalah
G.650 – G.659 dan yang sering digunakan saat ini yaitu jenis fiber G.655, jenis
fiber G.655 merupakan jenis fiber yang mempunyai karakteristik umum Non Zero
Dispersion Shifted Fibre(NZDSF) yaitu fiber yang memiliki koefisien dispersi
kromatik lebih rendah(dispersi optimal).

Prinsip kerja dari teknologi DWDM secara umum memilki persamaan


dengan media transmisi lainnya dalam mengirimkan sinyal informasi dari satu
tempat ke tempat lain. Untuk teknologi DWDM menggunakan media transmisi
berupa fiber optic, dimana semua sumber sinyal informasi(λ1-λn) dari transmiter
akan dimultipleksikan ke dalam satu fiber, setelah itu sinyal informasi tersebut
ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demuktiplekser untuk disebarkan
kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan diterima oleh receiver.

2.2 Arsitektur dan Topologi Jaringan Fiber Optik


Modus pengaplikasian jaringan fiber optic yaitu jaringan kabel lokal fiber
Optik (Fiber to The X) paling sedikitnya terdapat 2 perangkat aktif (Opto Elektrik)
yang dipasang di Central Office dan yang satu lagi dipasang di dekat dan atau di
lokasi pelanggan. Berdasarkan lokasi penempatan perangkat aktif yang dipasang
didekat dan atau dilokasi pelanggan maka terdapat beberapa Konfigurasi sebagai
berikut ;
1. Fiber To The Building(FTTB), Titik Konversi Optik (TKO) terletak
didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di
basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga Indor atau IKG, FTTB dapat
dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga.

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
6

2. Fiber To The Zone(FTTZ), Titik Konversi Optik (TKO) terletak disuatu


tempat diluar bangunan, biasanya berupa kabinet yang ditempatkan di
pinggir jalan sebagai mana biasanya RK, terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer, FTTZ
dapat dianalogikan sebagai pengganti RK.
3. Fiber To The Curb(FTTC), Titik Konversi Optik (TKO) terletak disuatu
tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet, diatas tiang maupun di
Manhole, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa ratus meter saja, FTTC dapat dianalogikan
sebagai pengganti Titik Pembagi. Arsitektur dan Topologi FTTx
4. Fiber To The Tower(FTTT) Titik Konversi Optik(TKO) terletak didalam
shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/CDMA
dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor hingga beberapa
meter saja.
5. Fiber To The Home(FTTH), Titik Konversi Optik(TKO) terletak didalam
rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH
dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ).

Gambar 2.2 Topologi FTTx (ITU_T G.984.2) [9]

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
7

2.3 Jaringan Fiber To The Home (FTTH)


Merupakan jaringan akses berbasis serat, yang menghubungkan sejumlah
besar pengguna akhir ke titik pusat yang dikenal sebagai node akses atau titik
keberadaan (POP). Setiap node akses berisi transmisi elektronik peralatan (aktif)
yang diperlukan untuk menyediakan aplikasi dan layanan, menggunakan serat optik
ke pelanggan. Setiap node akses, dalam kota besar atau wilayah, terhubung ke
metropolitan atau kota jaringan serat yang lebih besar.
Jaringan akses dapat menghubungkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Antena jaringan nirkabel tetap, misalnya, wireless LAN atau WiMAX
2. BTS jaringan seluler pelanggan di SFUs (unit keluarga tunggal) atau MDUs
(multi tinggal unit)
3. Bangunan-bangunan besar seperti sekolah, rumah sakit dan bisnis
4. Keamanan kunci dan pemantauan struktur seperti kamera pengintai, alarm
keamanan dan perangkat control
5. Jaringan FTTH dapat membentuk bagian dari luas wilayah atau akses
jaringan.

2.3.1 Lingkungan jaringan FTTH


Penyebaran serat optik lebih dekat dengan pelanggan memerlukan
infrastruktur serat optik untuk berada di lahan publik dan / atau swasta dan dalam
properti publik dan / atau swasta.

Gambar 2.3 Lingkungan di FTTH [11]

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
8

Lingkungan fisik dapat secara luas dibagi menjadi:


1. Kota
2. Perumahan
3. Pedesaan dan jenis bangunan
4. kepadatan - rumah tunggal atau MDUs

Persyaratan fungsional utama untuk jaringan FTTH meliputi:


1. Penyediaan layanan bandwidth tinggi dan konten untuk setiap pelanggan
2. Desain arsitektur jaringan yang fleksibel dengan kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan masa depan
3. Koneksi fiber langsung setiap pelanggan akhir langsung ke peralatan aktif,
memastikan kapasitas maksimum yang tersedia untuk kebutuhan layanan masa
depan
4. Dukungan untuk masa depan upgrade jaringan dan perluasan
5. Gangguan minimal selama penyebaran jaringan, untuk mempromosikan
jaringan serat mendapatkan penerimaan oleh pemilik jaringan dan memberikan
manfaat kepada pelanggan FTTH
6. Ketika merancang dan membangun jaringan FTTH, akan sangat membantu
untuk memahami tantangan dan pengorbanan yang dihadapi pemilik jaringan
potensial dan operator. Beberapa tantangan dapat mengakibatkan konflik antara
fungsi dan tuntutan ekonomi.
7. Pembangun jaringan FTTH harus menyajikan sebuah kasus bisnis yang
menguntungkan, menyeimbangkan biaya modal dengan biaya operasi sambil
memastikan generasi pendapatan.

2.3.2 Kategori wilayah FTTH


Adapun kategori yang digunakan dalam konfigurasi jaringan fiber to the x
untuk beberapa wilayah, seperti di bawah ini :

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
9

Gambar 2.4 Ilustrasi Wilayah di FTTH [9][10]


1. Premises
Premises adalah rumah tinggal atau tempat usaha, baik hunian satu unit
maupun hunian multi-unit seperti apartemen dihitung sebagai satu tempat.
2. Homes Passed
Homes Passed adalah jumlah potensi rumah atau bangunan dimana operator
telekomunikasi memiliki kemampuan untuk menghubungkan alat produksi di
daerah layanan tersebut. Didalam definisi ini tidak termasuk tempat hunian
dimana lokasinya tersebut tidak terhubungkan dan atau pada jarak tertentu tanpa
instalasi lebih lanjut dari kabel tertanam secara substansial seperti feeder dan
kabel distribusi (fiber) untuk mencapai daerah di mana pelanggan baru yang
memiliki potensi itu berada.
3. Homes Connected
Homes Connected adalah jaringan yang terhubung dalam beberapa jumlah
rumah atau bangunan yang terhubung sampai dengan titik pelanggan baik
metode jaringan FTTH / FTTB.
4. Subscriber
Subscriber adalah rumah atau bangunan yang terhubung ke jaringan FTTB-

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
10

FTTH / dan menggunakan setidaknya satu layanan koneksi ini dan didukung
dengan kontrak komersial.

2.3.3 Perangkat Perangkat FTTH


Secara umum jaringan FTTH dapat dibagi menjadi 4 Segmen catuan kabel
selain perangkap Aktif seperti OLT dan ONU/ONT, yaitu sebagai berikut ;
1. Segmen A : Catuan kabel Feeder
2. Segmen B : Catuan kabel Distribusi
3. Segmen C : Catuan kabel Penanggal / Drop
4. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung

Gambar 2.5 Element dan Network FTTH [2]

Pembagian Fiber To The Home berdasarkan perangkat masing masing, di setiap


segmennta yaitu :
1. Metro Ethernet (ME/ Metro-E)
Jaringan Metro Ethernet, secara harfiah berarti jaringan komunikasi data yang
berskala metro (skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Jakarta) dengan
menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya.
Teknologi Metro Ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi
Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan
dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya.
Sehingga jaringan yang berskala metro dapat dibentuk dengan menggunakan
teknologi Ethernet biasa.

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
11

Gambar 2.6 Metro Ethernet [14]

2. Optical Line Termination (OLT)


Merupakan perangkat Active Optical Network (AON) yang terdapat pada
sentral office yang berfungsi sebagai antar muka sentral dengan jaringan yang
dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik.

Gambar 2.7 Optical Line Terminal [9]

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
12

3. Optical Distribution Frame (ODF)


Optical Distribution Frame (ODF) merupakan perangkat tempat terminasi awal
kabel serat optik. Selain itu juga sebagai tempat peralihan dari kabel outdoor
dengan kabel indoor dan sebaliknya.

Gambar 2.8 Optical Distribution Frame [12]


4. Kabel Feeder ; [SEGMEN A] Merupakan kabel fiber optik yang diterminasi
pada ODF dan ODC yang berfungsi untuk menyambungan kedua perangkat
tersebut.
5. Optical Distribution Cabinet (ODC) ; [SEGMEN A] ODC merupakan suatu
perangkat Passive Optical Network (PON) yang diinstalasi di luar sentral, bisa
di lapangan (outdoor) maupun di dalam ruangan (indoor). ODC memiliki fungsi
sebagai berikut : Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel
distribusi, Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi
kabel yang berkapasitas lebih kecil (distribusi), Tempat pembagi informasi
sinyal optik (splitter), Tempat penyambungan.

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
13

Gambar 2.9 Optical Distribution Cabinet [13]

6. Kabel Distribusi ; [SEGMEN B] Kabel distribusi sama halnya seperti kabel


feeder yang mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi sinyal optik mulai
dari ODC sampai dengan ODP.
7. Optical Distribution Point (ODP) ; [SEGMEN B] ODP merupakan perangkat
terminasi akhir kabel distribusi dan terminasi awal penggunaan kabel drop,
adapun macam-macam ODP yaitu :
a. Optical Distribution Point (ODP) Pole
Optical Distribution Point (ODP) Pole biasa di sebut dengan ODP
Tiang, karena, penempatannya pada tiang tiang telepon.

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
14

Gambar 2.10 Optical Distribution Point (ODP) Pole [12]

b. Optical Distribution Point (ODP) Closure


Optical Distribution Point (ODP) Closure hanya boleh dipasang pada
kabel SCPT dan kabel point baik pada pertengahan gawang maupun di
dekat Tiang

Gambar 2.11 Optical Distribution Point (ODP) Closure [12]

c. Optical Distribution Point (ODP) Pedestal


Optical Distribution Point (ODP) Pedestal ini dipasang pada permukaan
tanah, Biasanya ODP ini dilindungi oleh suatu tong rule berwarna hijau,
bentuknya mirip dengan tong sampah. Untuk bagian dalamnya memiliki
bentuk rule hampir sama dengan ODP Pole.

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
15

Gambar 2.12 Optical Distribution Point (ODP) Pedestal [12]

8. Optical Network Termination (ONT) merupakan perangkat di sisi pelanggan


yang menyediakan interface baik data, voice, maupun video. Fungsi utama ONT
ini adalah menerima trafik dalam format optik dan mengkonversinya menjadi
bentuk yang diinginkan, seperti data, voice, dan video.

Gambar 2.13 Optical Network Termination (ONT) [12]

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
16

2.4 GPON (Gigabit Passive Optical Network)


GPON adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband
Access berbasis kabel serat optik evolusi dari BPON. GPON merupakan salah satu
teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing
dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan
teknologi ethernet. GPON mempunyai dominasi market yang lebih tinggi dan roll
out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate
yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM,
atau Ethernet).[1]
Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT,
maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan
serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan
memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan oleh user.[2]
Tabel 2.1 Standar Teknologi GPON [2]
Karakteristik GPO N
Standarisasi IT U - T 6.984
Frame AT M / GEM
Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G
Speed Downloadstream 1.2 G / 2.4 G
Service Data, Voice, Video
Transmission Distance 10 km / 20 kmV
Number of Branches 64
Wave length Up 1310 nm
Wave length Down 1490 nm
Splitter Passive

2.4.1 Kelebihan GPON


Adapun kelebihan dari teknologi GPON adalah :[7]
a. Mendukung aplikasi triple play (voice, data, dan video) pada layanan
FTTx
b. Dapat membagi bandwidth sampai dengan 32 ONT.
c. Biaya maintenance untuk passive component lebih murah

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
17

d. Mengurangi penggunaan kabel bila diba ndingkan point to point.


e. Alokasi bandwidth dapat diatur.
f. Proses instalasi dan upgrade yang menjadi sederhana karena perangkat
GPON dikemas dalam bentuk modular sehingga lebih mudah untuk
menambah kapasitas dan proses instalasi lebih sederhana.
g. Biaya untuk pemasangan, pemeliharan, dan pengembangan lebih
efisien karena arsitekturnya lebih sederhana.
h. Transparan terhadap laju bit dan format data.

GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit


dan format yang berbeda karena setipe laju bit dan format data ditransmisikan
melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream
dan 2.488 Gbit/s untuk downstream.

2.5 Parameter Kelayakan


2.5.1 Bit Error Rate (BER)
Bit error rate merupakan laju kesalahan bit yang terjadi dalam
mentransmisikan sinyal digital. Sensitivitas merupakan daya optik minimum dari
sinyal yang datang pada bit error rate yang dibutuhkan. Kebutuhan akan BER
berbeda-beda pada setiap aplikasi, sebagai contoh pada aplikasi komunikasi
membutuhkan BER bernilai 10-10 atau lebih baik, pada beberapa komunikasi data
membutuhkan BER bernilai sama atau lebih baik dari 10-12. BER untuk sistem
komunikasi optik sebesar 10-9[16]. Faktor-faktor yang mempengaruhi BER antara
lain noise, interferensi, distorsi, sinkronisasi bit, redaman, multipath fading, dll.[4]
Bit Error Rate (BER) dapat dihitung dengan menggunakan rumus[3]
1 Q2
BER=Pe (Q)= exp (- ) (2.1)
Q√2π 2
Ne
BER= (2.2)
Nt
VH - HL
Q= (2.3)
σx

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
18

Dimana :
Pe = Probabiliti Error
Q = Quantum Noise
Ne = jumlah bit yang error
Nt = jumlah bit yang dikirim
VL = threshold bawah
VH = threshold atas
σx = standar deviasi

2.5.2 Optical Power Meter (OPM)


Optical Power Meter (OPM) merupakan pengukuran yang digunakan untuk
menentukan loss (rugi) daya cahaya pada saluran serat optik, Optical OPM adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan dalam sinyal optik. Istilah ini
biasanya mengacu pada perangkat untuk menguji daya rata-rata dalam sistem serat
optik. Perangkat tujuan umum kekuatan cahaya measuring biasanya disebut
radiometers, fotometer, daya laser meter, meter ringan atau lux meter.
Sebuah power meter optik khas terdiri dari sensor dikalibrasi, mengukur
amplifier dan tampilan. Sensor ini terutama terdiri dari fotodioda dipilih untuk
kisaran yang tepat dari panjang gelombang dan tingkat daya. Pada unit display,
daya optik diukur dan mengatur panjang gelombang ditampilkan. Meter listrik
dikalibrasi menggunakan standar kalibrasi dapat dilacak seperti standar NIST.

2.6 Optisystem
Optisystem adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
melakukan simulasi suatu jaringan fiber optik mulai dari sentral sampai end-
user, perangkat lunak ini dikembangkan oleh perusahaan bernama Optiwave
Company. Optisystem diciptakan untuk memenuhi kebutuhan penelitian para
ilmuwan, insinyur telekomunikasi optik, system integrator, mahasiswa dan
berbagai pengguna lainnya.[5] Banyak hal yang bisa dilakukan dalam perangkat
lunak ini seperti desain jaringan, menghitung parameter, melakukan evaluasi
performansi sistem dan lainnya[3]

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
19

Pada software ini terdapat sebuah library yang di dalamnya terdapat banyak
jenis perangkat yang dapat gunakan misalnya alat ukur OPM untuk melihat loss di
setiap poin, Optical Time Domain Reflector (OTDR) untuk mengidentifikasi fault
location atau mendiagnosa dari keseluruhan serat optik apabila ada sambungan atau
konektor pada saat instalasi yang kurang baik, dan masih banyak lagi perangkat
yang lan.[6] Optisystem menyediakan berbagai layanan pada sistem komunikasi
serat optik mulai dari CATV, WDM, GPON, SONET/SDH hingga free space
optic.[5]

2.7 ITU atau ITU-T Fiber Optic


International Telecommunication Union (ITU) adalah salah satu dari tiga
sektor (divisi atau unit) dari ITU, ini mengkoordinasikan standar untuk
telekomunikasi. Upaya standarisasi ITU dimulai pada tahun 1865 dengan
pembentukan ITU. ITU menjadi badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
tahun 1947. Komite Telegraf dan Telepon Konsultasi Internasional (CCITT, dari
Perancis Comité Consultatif International Téléphonique et Télégraphique)
diciptakan pada tahun 1956, dan diganti namanya menjadi ITU-T pada tahun 1993,
Adapun ITU-T yang mengatur atau merekomendasikan di bidang Fiber Optik, yaitu
:
1. ITU-T G.652D,
Rekomendasi ITU-T G.652D mengenai karakteristik dari serat optik dan kabel
single-mode. mendeskripsikan atribut geometri, mekanik dan transmisi dari serat
optik single-mode dan kabel yang memiliki panjang gelombang nol-dispersi sekitar
1310 nm. awalnya dioptimalkan untuk digunakan di wilayah panjang gelombang
1310 nm, tetapi bisa juga digunakan di wilayah 1550 nm. Ini adalah revisi terbaru
dari Rekomendasi yang pertama kali dibuat pada tahun 1984 dan berurusan dengan
beberapa modifikasi yang relatif kecil. Revisi ini dimaksudkan untuk
mempertahankan melanjutkan kesuksesan komersial dari serat ini dalam dunia
optik berkinerja tinggi yang sedang berkembang sistem transmisi.(14)

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019
20

2. ITU-T G.957
Rekomendasi ITU-T G.657 mengenai karakteristik bending loss dari single mode
fiber optic dan kabel, Serat ITU-T G.652.D digunakan, sekarang dengan
karakteristik lentur yang ditingkatkan. Biasanya kabel G.652.D di gunakan untuk
di dalam dalam rumah atau gedung, titik terminasinya dari ODP hingga ke ONT
(Pelanggan) saja, karena bentuknya yang lentur membuat mudah para teknisi untuk
melakukan instalasi menggunakan kabel tersebut (15)
Peluncuran jaringan fiber-to-the-home (FTTH) telah menjadi global penting sejak
awal 2000-an, membutuhkan single mode khusus Rekomendasi kabel fiber.
Operator dan produsen bersama-sama bekerja pada pengenalan cepat. Rekomendasi
ini pada tahun 2006 dan pembaruannya pada tahun 2009 dan 2012.Sejak
diperkenalkan, ITU-T G.657 kabel serat optik telah melihat adanya peningkatan
yang stabil di pasar kabel serat optik total. (15)

3. ITU-T G.984.1
Karakteristik umum sistem G-PON dijelaskan dalam Rekomendasi ITU-T G.984.1
sistem G-PON dicirikan, secara umum, dengan OLT dan ONU atau ONT,ODN
menghubungkan semuanya menjadi suatu jaringan. Bagian optik dari sistem
jaringan akses lokal dapat aktif atau pasif, dan arsitekturnya dapat berupa point-to-
point atau point-to-multipoint. Arsitektur yang dipertimbangkan adalah pada
dasarnya FTTC, FTTB dan FTTH.(17)

4. ITU-T G.984.2
Gigabit-capable Passive Optical Networks (G-PON), Spesifikasi layer Physical
Media Dependent (PMD). Rekomendasi ini menggambarkan jaringan akses serat
optik fleksibel yang mampu mendukung persyaratan bandwidth bisnis dan layanan
perumahan, dan dilakukan amadement rekomendasi ITU-T G.984.2 untuk
mendukung optik lapisan pengawasan dan baru OLT spesifikasi antarmuka optik
(C +) itu dapat mengaktifkan ekstensi anggaran kerugian sebesar 4 dB. Juga,
modifikasi ke 2.488 Gbit / s hilir rasio kepunahan dibuat, untuk membawanya
sesuai dengan ITU-T Recommendation G.957, dan untuk menambahkan beberapa
teks mengenai pengaturan waktu jaringan.(17)

Universitas Trisakti

Simulasi dan analisis jaringan fiber to the home (ftth) untuk


optimasi kapasitas penggunaan jaringan di jakarta barat
Fatimah, 2019

Anda mungkin juga menyukai