Anda di halaman 1dari 11

Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN)

TIM PENGAJAR TKJ


SMK N TANJUNGSARI
Modul Pembelajaran
Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN)

Modul 1. Jaringan Fiber Optic

SMK N TANJUNGSARI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
A. Pengertian Kabel Jaringan Fiber Optic
Serat optic (Fiber Optik) adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat
dari serat kaca untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer (hampir sama dengan sehelai
rambut manusia). Dalam system fiber optic, dikenal istilah transmittier, yaitu perangkat
yang menjadi tempat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke fiber optic.
Informasi data berupa pulsa elektronik yang telah diterima oleh transmitter ini kemudian
diproses dan diterjemahkan menjadi informasi yang sama, tapi dalam bentuk pulsa
cahaya. Transmitter biasanya menggunakan Light Emitting Diode (LED) atau Injection
Laser Diode (ILD) dalam proses penerjemahannya.

Gambar 4.1 Kabel Jaringan Fiber Optik

1. Struktur Bagian Fiber Optik

Core : Bagian inti dari fiber optic yang berfungsi sebagai media transmisi, bagian ini terbuat
dari serat kaca atau kaca silikon berdiameter 2 μm - 50 μm.
Cladding : Bagian ini juga terbuat dari kaca silikon akan tetapi indeks biasnya lebih rendah
daripada bagian core. Fungsi bagian ini sebagai reflektor gelombang cahaya.

Coating/Buffer : Bagian ini terbuuat dari bahan polymer yang berfungsi sebagai pelindung
dari gangguan fisik yang mungkin terjadi seperti lengkungan pada kabel, kelembaban udara,
dll.

Strength Member dan Outer Jacket : Lapisan terluar fiber optic yang fungsinya juga
sebagai pelindung. Biasanya terbuat dari braided ataupun plastik

2. Jenis-Jenis Fiber Optic

a. Singlemode fibers

Kabel FO tipe singlemode adalah kabel FO dengan ukuran diameter core yang
jauh lebih kecil dibandingkan dengan core kabel FO multimode.
Diameter core kabel singlemode adalah 8 s/d 9 mikrometer. Karena core-nya yang
sangat kecil dimana ukurannya hampir sama dengan panjang gelombang dari cahaya
yang digunakannya maka cahaya yang ditransmisikan di dalam kabel tersebut
dianggap seolah-olah merambat seperti garis lurus sepanjang perjalanannya di
dalam core. Dengan demikian dispersi atau efek bauran terminimalisasi sehingga
kapasitas bandwidth-nya meningkat. Namun demikian kabel tipe ini relatif lebih
mahal dibandingkan dengan tipe multimode begitu juga aksesoris dan
perangkat transmitter/receiver-nya (SFP module).

b. Multimode fibers
Kabel fiber optik multimode memiliki core berukuran lebih besar dibandingkan
kabel FO tipe singlemode. Ukuran diameter core-nya biasa sama dengan atau lebih
besar dari 50 mikrometer. Merupakan jenis kabel FO yang pertamakali digunakan
dalam telekomunikasi secara besar-besaran. Dari sisi harga kabel ini relatif lebih
murah dibandingkan dengan saudaranya kabel tipe singlemode. Bahkan termasuk
aksesoris dan perangkat transmiter/receiver-nya (SFP module) juga jauh lebih
murah dibandingkan jenis kabel singlemode.

3. Fungsi Kabel Optic


Sebagai kabel yang sarat akan teknologi canggih, fungsi kabel jaringan fiber
optic diantaranya yaitu untuk kepentingan jaringan biasa seperti LAN (Local Area
Network), WAN (Wide Area Network) atau MAN.
Pada dasarnya fungsi dari kabel Fiber Optik sama seperti jenis kabel yang lain yakni
menghubungkan antar komputer atau pengguna satu sama lain dan dalam lingkup
jaringan tertentu. Yang menjadi pembeda adalah kecepatan akses yang tinggi serta
kemampuan transfer data lebih cepat. Untuk kecepatan pengiriman data bisa sampai
kisaran Gigabit per detiknya. Selain itu karena tidak membawa listrik kabel jenis ini
juga tida terpengaruhi gangguan elektromagnetik sehingga stabil dalam
penggunaannya.

4. Karakteristik kabel fiber optic


Karakteristik kabel fiber optik adalah sebagai berikut:
 Beroperasi pada kecepatan tinggi (gigabit per detik)
 Mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar
 Biaya rata-rata pernode cukup mahal
 Media dan ukuran konektor kecil
 Kebal terhadap interferensi elektromagnetik
 Jarak transmisi yang lebih jauh ( 2 - 60 kilometer)

5. Cara kerja kabel jaringa fiber optic


Dalam penggunaan kabel jaringan fiber optic sebelum digunakan ada cara pembuatan
kabel jaringan fiber optic.
1. Cara pembuatan kabel jaringan fiber optic
Pabrikasi kabel jaringan fiber optik tergolong sangat rumit, karena dilakukan
dengan cara menarik bahan dasar berupa kaca yang sudah dicairkan sampai kental,
hingga akhirnya diperoleh serabut atau serat kaca dengan penampang tertentu.
Modified chemical vapor deposition (MCVD) merupakan proses pembuatan kabel
fiber optik, dimana silikon serta germanium bereaksi dengan oksigen membentuk
SiO2 dan GeO2 yang kemudian menyatu serta membentuk kaca.

Perlu waktu hingga beberapa jam untuk melakukan proses ini, namun semuanya
dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat berteknologi canggih. Setelah
proses pertama selesai, kaca yang dihasilkan kemudian dimasukkan kedalam sebuah
alat yang disebut fiber drawing tower, guna dipanaskan hingga mencapai 1900
sampai 2200 derajat celcius hingga akhirnya kaca tersebut meleleh. Berikutnya
lelehan tersebut jatuh melewati laser mikrometer hingga akhirnya akan berbentuk
serabut atau serat kaca.

Yang harus dipastikan dalam proses pembuatan kabel fiber optik ini yaitu
pengerjaannya yang harus dilakukan dengan bahan baku (kaca) yang sedang dalam
keadaan sangat panas, lalu dibutuhkan beberapa perhitungan ketat demi menjaga
agar perbandingan pasti antara bermacam lapisan tidak berubah dalam proses
‘penarikan’.

2. Cara Kabel Fiber Optik Mentransmisikan Data

Kabel jaringan fiber optik memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan
kabel jaringan lainnya seperti kabel Coaxial maupun kabel Twisted Pair. Sebab
kabel jaringan fiber optik bukan mentransmisikan sinyal listrik seperti kabel-kabel
jaringan lainnya, melainkan mentransmisikan cahaya dengan cara mengkonversi
sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Dengan begitu maka kabel jaringan yang
satu ini memiliki keunggulan dalam hal mengurangi masalah gangguan gelombang
frekuensi bahan elektrik, sehingga sangat tepat untuk digunakan pada kawasan
yang dikelilingi gelombang frekuensi cukup tinggi.

Prinsip menggunakan gelombang cahaya pada kabel jaringan fiber optik


membuatnya dapat membawa informasi lebih banyak serta menghantarkannya ke
jarak yang jauh dibanding kabel jaringan lainnya yang masih menggunakan prinsip
sinyal listrik. Hal ini dapat terjadi karena bahan baku yang digunakannya
merupakan serat kaca murni yang dapat terus memancarkan cahaya tidak peduli
berapa panjang kabel yang ada.

Dalam prosesnya, cara kerja kabel fiber optik yaitu dengan memanfaatkan
cermin yang menghasilkan total internal reflection (refleksi total pada bagian
dalam serat kaca). Analogi sederhana tentang cara kerja kabel fiber optik dalam
mentransmisikan gelombang cahaya kira-kira seperti ini :
“Apabila kalian sedang berada di sebuah ruangan yang gelap dengan sebuah
jendela kaca, kemudian kalian mengarahkan cahaya senter dengan posisi 90
derajat tegak lurus dengan kaca, maka cahaya senter akan menembus ke luar
ruangan. Akan tetapi kondisinya akan berbeda bila cahaya senter tersebut
diarahkan (ke jendela berkaca) dengan sudut yang rendah (hampir paralel dengan
cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan memiliki fungsi menjadi cermin yg akan
merefleksikan cahaya senter ke dalam ruangan. Seperti itulah yang terjadi
pada serat optik, dimana cahaya berjalan melalui serat kaca pada sudut yang
rendah.”

6. Kelebihan dan kekurangan fiber optic

a. Kelebihan Fiber Optic

- Jenis kabel fiber optic ini memiliki kemampuan mengantarkan data dengan
kapasitas besar serta jarak transmisi yang sangat jauh. Dengan kapasitas
Gigabyte per detik maka memberikan kebebasan bagi perusahaan-perusahaan
internet dan telepon memilih bandwith tinggi.

- Meskipun memiliki kemampuan yang besar bentuk fisik dari kabel ini lebih
kecil jika dibandingkan dengan jenis lain karena bahannya dari serat kaca dan
plastik. Hal ini memungkinkan tersedianyaruang yang cukup besar.

- Karena tidak menggunakan arus listrik kabel fiber optic ini bebas dari gangguan
sinyal elektromagnetik, sinyal radio, serta mempunyai ketahanan yang cukup
kuat juga sehingga banyak digunakan perusahaan-perusahaan besar.

- Meskipun memiliki kecepatan akses yang tinggi namun tetap kemungkinan


hilangnnya data sangatlah rendah, jadi tidak perlu mengkhawatirkan validitas
data.

- Karena tidak menggunakan listik maka kemungkinan adanya konsleting juga


tidak akan terjadi, jadi dalam hal keamanan juga sangat terjamin.

b. Kekurangan Fiber Optic

- Kekurangan terbesar dari kabel fiber optic adalah haganya yang cukup tinggi,
hal ini sangatlah wajar mengingat bahan-bahan yang digunakan serta
pemasangannya. Oleh sebab itu pengguna kabel jenis bukanlah sembarangan
melainkan perusahaan atau penyedia jasa komunikasi yang memang
menginginkan akses lebih cepat.
- Selain memakan biaya besar pada saat pemasangan, untuk perawatan fiber optic
pun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit melihat alat-alat yang digunakan
juga tidaklah murah.

- Perhatikan juga penempatan kabel fiber optic, biasanya dipasang pada jalur yang
berbelok atau yang memiliki sudut melengkung agar proses berjalanannya
gelombang bisa lebih lancar atau tidak terhambat.

7. Komponen-komponen Fiber Optic


1. Cahaya pembawa informasi
Inilah sumber asal-muasal terjadinya sistem komunikasi fiber optik. Cahaya,
komponen alam yang memiliki banyak kelebihan ini dimanfaatkan dengan begitu
pintarnya untuk membawa data dengan kecepatan dan bandwidth yang sangat
tinggi. Semua kelebihan dari cahaya seakan-akan dimanfaatkan di sini. Cahaya
yang berkecepatan tinggi, cahaya yang kebal terhadap gangguan-gangguan, cahaya
yang mampu berjalan jauh, semuanya akan Anda rasakan dengan menggunakan
media fiber optik ini.

2. Optical Transmitter (Pemancar)


Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk
mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media pembawanya. Di dalam
komponen ini terjadi proses mengubah sinyal-sinyal elektronik analog maupun
digital menjadi sebuah bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sinyal inilah yang kemudian
bertugas sebagai sinyal korespondensi untuk data Anda. Optical transmitter secara
fisik sangat dekat dengan media fiber optic pada penggunaannya. Dan bahkan
optical transmitter dilengkapi dengan sebuah lensa yang akan memfokuskan
cahaya ke dalam media fiber optik tersebut. Sumber cahaya dari komponen ini bisa
bermacam-macam.

Sumber cahaya yang biasanya digunakan adalah Light Emitting Dioda (LED) atau
solid state laser dioda. Sumber cahaya yang menggunakan LED lebih sedikit
mengonsumsi daya daripada laser. Namun sebagai konsekuensinya, sinar yang
dipancarkan oleh LED tidak dapat menempuh jarak sejauh laser.

3. Kabel Fiber Optic


Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem ini. Kabel fiber
optik biasanya terdiri dari satu atau lebih fiber optik yang akan bertugas untuk
memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga sampai ke tujuan. Kabel
fiber optic secara konstruksi hampir menyerupai kabel listrik, hanya saja ada
sedikit tambahan proteksi untuk melindungi transmisi cahaya. Biasanya kabel fiber
optic juga bisa disambung, namun dengan proses yang sangat rumit. Proses
penyambungan kabel ini sering disebut dengan istilah splicing.

4. Optical regenerator/amplifier/repeater
Optical regenerator atau dalam bahasa Indonesianya penguat sinyal cahaya,
sebenarnya merupakan komponen yang tidak perlu ada ketika Anda menggunakan
media fiber optik dalam jarak dekat saja.
Sinyal cahaya yang Anda kirimkan baru akan mengalami degradasi dalam jarak
kurang lebih 1 km. Maka dari itu, jika Anda memang bermain dalam jarak jauh,
komponen ini menjadi komponen utama juga. Biasanya optical generator
disambungkan di tengah-tengah media fiber optik untuk lebih menguatkan sinyal-
sinyal yang lemah.
5. Optical receiver (Penerima)
Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan
oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap dari media fiber optic, maka
sinyal ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital yang tidak lain adalah
informasi yang dikirimkan. Setelah di-decode, sinyal listrik digital tadi dikirimkan
ke sistem pemrosesnya seperti misalnya ke televisi, ke perangkat komputer, ke
telepon, dan banyak lagi perangkat digital lainnya. Biasanya optical receiver ini
adalah berupa sensor cahaya seperti photocell atau photodiode yang sangat peka
dan sensitif terhadap perubahan cahaya.

8. Arsitektur jaringan akses fiber optic


Secara garis besar terdapat 2 (dua) type arsitektur jaringan kabel optik yaitu arsitektur
jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Sebelum menentukan arsitektur jaringan
mana yang paling tepat untuk diimplementasikan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh operator sebelum melakukan pembangunan yaitu ketersediaan
infrastruktur jaringan kabel optik existing, perencanaan distribusi lokasi jaringan, biaya
untuk pengembangan jaringan kabel optik, tingkat kepadatan pelanggan dan return of
investment (ROI). Arsitektur jaringan aktif mengacu pada konfigurasi point to point
kabel optik dan atau konfigurasi star. Untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive
optical network (PON). Masingmasing konfigurasi mempunyai sisi positif dan negative
dalam implementasinya, dan pemilihan arsitektur mana yang paling cocok diterapkan
tergantung pada kebutuhan yang didefinisikan oleh operator.
a. Arsitektur aktif
- Point to point
Arsitektur aktif point to point adalah arsitektur dengan mengunakan fiber optic
dedicated yang menghubungkan perangkat Optical Line Terminal (OLT) yang
berada di Central Office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat Optical
Network Terminal (ONT) yang terdapat pada terminal pelanggan. Baik OLT
maupun ONT adalah perangkat aktif, membutuhkan power dan masing-masing
dilengkapi dengan optical laser. Gambaran mengenai arsitektur jaringan aktif
point to point terdapat pada gambar 2-4. Pelanggan dapat berada jauh dari
central office (dapat mencapai 80 km) dan setiap pelanggan disediakan satu
dedicated fiber optic dengan full bi-directional bandwidth. Arsitektur jaringan
ini menjadi kurang efektif terutama ketika biaya penggelaran kabel optic
(termasuk perangkat pendukungnya) serta biaya perijinan diperhitungkan
sebagai biaya investasi. Disebabkan setiap fiber optic tergelar langsung ke
masing-masing pelanggan, maka biaya pembelian fiber optic dan biaya jasa
penggelaran fiber optic menjadi simetris dengan penambahan jumlah pelanggan.

Gambar. Point to point

- Point to multipoint/active optical network (DLC)


Arsitektur aktif star adalah arsitektur point to multi-point yang mana beberapa
perangkat pelanggan terkoneksi secara bersama-sama dengan mengunakan satu
kabel feeder yang sama yang terkoneksi melalui sebuah remote node yang terletak
diantara CO dengan terminal pelanggan. Sebuah remote node dapat melayani
sampai seribu terminal pelanggan, dengan menggunakan link distribusi yang
terkoneksi dari remote node. Seperti konfigurasi point to point, lokasi pelanggan
dapat berada jauh dari CO (bisa mencapai 80 Km), dan setiap pelanggan disediakan
satu dedicated fiber optic dengan full bi-directional bandwidth. Arsitektur star akan
mengurangi jumlah fiber optic yang digunakan serta jasa pengelarannya termasuk
biaya perijinannya.

Gambar point to multipoint

b. Arsitektur pasif
Merupakan teknologi akses fiber optik yang terdiri dari komponen berupa
Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit (ONU) dan passive splitter.
OLT ditempatkan di central office operator, sedangkan ONU di setting diterminal
akhir menuju pelanggan. Passive splitter terletak diantara OLT dan ONU, yang
berfungsi sebagai pembagi downstream sinyal dari OLT kebeberapa terminal ONU
yang bertugas untuk mengidentifikasi data yang hanya dibutuhkan oleh terminal.
Arsitektur PON, menggunakan share media fiber opticndan support konfigurasi
point to multipoint. Selain share media, pelanggan juga dapat melakukan share
bandwidth. Passive optical splitter pada PON digunakan untuk membagi bandwidth
dari satu single fiber sampai dengan 64 pelanggan dengan jarak maksimal 10-2- km.
arsitektur ini disebut pasif karena splitter dan perangkat pendukungnya yang
terpasang diantara OLT dan ONT bersifat pasif yakni tanpa power.
Penggunaan jaringan pasif saat ini telah mendominasi, seperti PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang menggunakan tipe arsitektur jaringan pasif
untuk mendukung implementasi teknologi FTTx. Teknologi FTTx tersebut
diantaranya adalah FTTH (Fiber To The Home), FTTB (Fiber To The Building),
FTTC (Fiber To The Crub) dan FTTN (Fiber To The Node).

Anda mungkin juga menyukai