Anda di halaman 1dari 15

BAB 4 – MEMAHAMI JARINGAN FIBER OPTIK

Materi :

A. Pengenalan Fiber Optik


B. Prinsip Kerja Fiber Optik
C. Jaringan Akses Fiber Optik
A. Pengenalan Fiber Optik
1. Pengertian Fiber Optik
Fiber optic adalah materi, filament, atau bahan yang terbuat dari glass atau serat kaca
yang berdiameter kurang lebih 120 micrometer (hampir sama dengan sehelai rambut).
Fiber optic digunakan untuk mengantarkan sinyal dalam bentuk cahaya hingga
mencapai lebih dari 50 kilometer tanpa memerlukan lagi bantuan perangkat repeater
(penguat sinyal). Sumber cahayanya sendiri yang dipergunakan dalam proses transmisi
adalah laser maupun LED.
2. Kabel Fiber Optik
Kabel fiber optic adalah sebuah kabel yang terbuat dari serat kaca dengan teknologi
canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat dari pada kabel biasa,
biasanya fiber optic digunakan sebagai backbone (tulang punggung) pada jaringan
besar, karena dibutuhkan kecepatan yang lebih untuk jaringan ini. Namun pada saat ini
sudah banyak yang menggunakan fiber optic untuk jaringan biasa, baik LAN, MAN,
maupun WAN karena dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan, karena
fiber optic menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data, dan sudah tentu
kecepatan cahaya tidak diragukan lagi, namun untuk membangun jaringan dengan
fiber optic dibutuhkan biaya yang cukup mahal dikarenakan membutuhkan alat khusus
dalam pembangunannya.
3. Struktur Fiber Optik
Struktur kabel fiber optic secara umum dibagi atas tiga bagian, yaitu :
a. Teras (core)
Terbuat dari serat kaca yang berkualitas tinggi dan tidak mengalami perkaratan
(korosi). Teras ini merupakan bagian utama dari fiber optic karena perambatan
cahaya terjadi pada bagian teras.
b. Slongsong (cladding)
Merupakan lapisan yang dilapiskan pada core sebagai selubung core, cladding
ini juga terbuat dari bahan yang sama dengan core, tetapi memiliki fungsi
menjadi cermin agar cahaya selalu dipantulkan kembali ke teras oleh permukaan
cladding-nya dan memungkinkan cahaya tetap berada di dalam fiber optic.
c. Jaket Pelindung (buffer primer/coating)
Jaket pelindung digunakan untuk melindungi fiber optic dari munculnya
retakan-retakan awal pada permukaan, sebuah lapisan plastic yang sangat
lembut ditambahkan dibagian luar. Lapisan pembungkus tambahan ini disebut
juga sebaga buffer primer (atau terkadang juga coating atau buffer saja), dan
penggunaannya untuk memberikan perlindungan mekanis, bagian ini tidak
terlibat dalam proses transmisi cahaya di dalam fiber optic.

4. Jenis – Jenis Fiber Optik


Kabel fiber optic pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Kabel fiber optic multimode
Memiliki core berukuran lebih besar disbanding kabel FO tipe singlemode,
ukuran core-nya biasa sama dengan atau lebih dari 50 mikrometer. Merupakan
jenis FO yang pertamakali digunakan dalam telekomunikasi secara besar-
besaran, dari sisi harga relative lebih murah disbanding FO tipe singlemode.

Digunakan untuk keperluan media cabling di dalam lingkungan data center atau
backbone di dalam suatu gedeung. Sumber cahaya yang digunakan biasanya
cahaya LED, sedangkan tipe singlemode menggunakan laser.
b. Kabel fiber optic singlemode
Kabel FO dengan ukuran diameter core yang jauh lebih kecil dibanding dengan
FO multimode, dengan berukuran 8-9 micrometer. Karena core-nya sangat kecil
dimana ukurannya hampir sama dengan Panjang gelombang dari cahaya yang
digunakannya, maka cahaya yang di transmisikan didalam kabel tersebut
dianggap seolah-olah merambat seperti garis lurus sepanjang perjalanannya di
dalam core, sehingga kecepatannya lebih cepat dibanding dengan FO
multimode.

Namun demikian kabel ini relative lebih mahal disbanding FO multimode, tetapi
dengan kecepatan dan jarak jangkauan yang lebih jauh ketimbang FO
multimode. Secara umum kabel jenis ini digunakan sebagai kabel backbone
komunikasi yang menghubungkan dua lokasi yang berbeda yang terletak
berjauhan.
5. Tipe – Tipe Fiber Optik
Kabel fiber optic pada dasarnya terbagi 3 tipe, yaitu :
a. Singlemode
Memiliki fiber tunggal dengan diameter 8-10 mikrometer yang mempunya
transmisi satu mode, singlemode dapat mentransmisikan diatas rata-rata dan 50
kali lipat jaraknya dibandingkan multimode. Fiber singlemode memiliki core
lebih kecil dibandingkan multimode, dengan kecepatan transmisi yang tinggi.
Ciri-cirinya :
 Diameter core lebih kecil dibanding diameter cladding
 Digunakan untuk transmisi jarak jauh, bisa mencapai 120 km
b. Grade-index multimode
Multimode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component
glass atau dapat juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya.
Pada serat optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded
index multimode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat
core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya indeks bias
ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan
berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan
berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaan di penerima (ujung serat optik). Ciri-cirinya :
 Diameter corenya antara 30 mm – 60 mm sedangkan diameter
claddingnya 100 mm – 150 mm
 Merupakan penggabungan fiber single mode dan fiber multimode step
index
 Biasanya untuk jarak transmisi 10 – 20 km, pentransmisian informasi
jarak menengah seperti pada LAN
c. Step-index multimode
Berisi sebuah core besar dengan diameter lebih dari 100 mikron. Hasilnya,
beberapa cahaya membuat sinyal digital melewati rute utama (direct route),
sedangkan yang lainnya berliku-liku (zig zag) ketika sinar tersebut memantul
cladding. Alternatif jalan kecil ini menyebabkan pengelompokan cahaya yang
berbeda yang dikenal sebagai sebuah mode, tiba secara terpisah pada sebuah
titik penerima. Sebagai konsekuensinya, fiber optik tipe ini lebih cocok untuk
jarak yang pendek/singkat. Ciri – cirinya:
 Ukuran intinya berkisar 50 mm – 125 mm dengan diameter cladding 125
mm – 500 mm
 Diameter core yang besar digunakan agar penyambungan kabel lebih
mudah
 Hanya baik digunakan untuk data atau informasi dengan kecepatan
rendah dan untuk jarak yang relatif dekat.
6. Kelebihan & Kekurangan Fiber Optik
Meskipun hadir dengan kemampuan lebih tinggi dari pada jenis kabel yang terdahulu,
bukan berarti kabel fiber optic ini tidak memiliki kekurangan sama sekali. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan dari kabel fiber optic :
a. Kelebihan fiber optic
 Jenis kabel fiber optic ini memiliki kemampuan mengantarkan data
dengan kapasitas besar serta jarak transmisi yang sangat jauh
 Meskipun memiliki kemampuan yang besar, tetapi bentuk fisik dari
kabel ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis kabel lain, karena
bahannya dari serat kaca dan plastic. Hal ini memungkinkan tersedianya
ruang yang cukup besar
 Karena tidak menggunakan arus listrik, kabel fiber optic ini bebas dari
gangguan sinyal elektromagnetik, dan juga sinyal radio
 Meskipun memiliki kecepatan akses yang tinggi namun tetap
kemungkinan hilangnya data sangatlah rendah.
 Karena tidak menggunakan listrik maka kemungkinan adanya
konsleting juga tidak akan terjadi, sehingga dalam hal keamanan juga
sangat terjamin.
b. Kekurangan fiber optic
 Kekurangan terbesar dari kabel fiber optic adalah harganya yang cukup
tinggi, oleh sebab itu pengguna kabel jenis ini bukanlah sembarangan,
melainkan perusahaan atau penyedia jasa komunikasi yang memang
memungkinkan akses lebih cepat.
 Selain memakan biaya besar pada saat pemasangan, untuk perawatan
fiber optic pun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, melihat alat-
alat yang digunakan juga tidaklah murah.
 Perhatikan juga penempatan kabel fiber optic, biasanya hindari
pemasangan pada jalur yang berbelok atau memiliki sudut melengkung
agar proses berjalannya gelombang cahaya bisa lebih lancer atau tidak
terhambat.

B. Prinsip Kerja Fiber Optik


1. Cara Kerja Fiber Optik
Sedangkan untuk cara kerjanya, fiber optik sendiri bekerja dengan sistemnya sendiri,
yang juga membedakannya dengan kabel twisted pair atau kabel coaxial. Adapun
alasan kabel fiber optik dibuat dari serat kaca dan dilapisi dengan kaca yakni hal
tersebut berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya dengan
fungsi cermin di dalam kabel. Dengan demikian, maka fiber optik tentu saja memiliki
kelebihan untuk dapat mengurangi efek terhadap gangguan gelombang frekuensi
elektrik.

Gelombang cahaya yang diciptakan oleh kabel fiber optik pastinya bisa mengirimkan
informasi yang lebih banyak dan dapat menyalurkannya ke jarak yang lebih jauh. Hal
ini merupakan salah satu keuntungan atas menggunakan kabel fiber optik bagi
perusahaan anda. Pasalnya, dengan begitu, koneksi telekomunikasi dapat berjalan
lebih stabil dan dapat diandalkan.
2. Komponen – Komponen Fiber Optik
Sebuah system komunikasi tentu tidak hanya didukung oleh satu komponen atau
peragkat saja, didalamnya pasti terdapat banyak sekali paduan komponen yang saling
bekerja satu sama lain. Perpaduan dan kerja sama tersebut akan menghasilkan banyak
sekali manfaat bagi berlangsungnya transfer informasi, dengan demikian jadilah
sebuah system komunikasi.
Di dalamnya terdapat proses modulasi agar sinyal-sinyal informasi yang sebenarnya
dapat dimungkinkan dibawa malalui udara, dan setibanya dilokasi tujuan, proses
demodulasi akan terjadi untuk membuka informasi aslinya kembali. Jika berjalan
dalam jarak yang jauh maka penguat sinyal pasti dibutuhkan. Proses komunikasi pada
system fiber optic juga mengalami hal yang sama seperti system komunikasi yang
lainnya. Berikut 5 komponen utama dalam system komunikasi fiber optic adalah :
a. Cahaya pembawa informasi
Inilah sumber asal-muasal terjadinya system komunikasi fiber optic. Cahaya
dimanfaatkan dengan begitu pintarnya untuk membawa data dengan kecepatan
dan bandwidth yang sangat tinggi, semua kelebihan dari ahaya seakan-akan
dimanfaatkan disini, seperti cahaya yang berkeecpatan tinggi, cahaya yang
kebal terhadap gangguan-gangguan, cahaya yang mampu berjalan jauh,
semuanya akan dirasakan dengan menggunakan media fiber optic ini.
b. Optical transmitter (Pemancar)

Merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk mengirimkan sinyal-sinyal


cahaya ke dalam media pembawanya. Didalam komponen ini terjadi proes
mengubah sinyal-sinyal elektronik analog maupun digital menjadi sebuah
bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sinyal inilah yang kemudian bertugas sebagai
sinyal korespondensi untuk data/informasi. Sumber cahaya yang biasa
digunakan adalah LED atau laser. Sinar yang dipancarkan oleh LED tidak dapat
menempuh jarak sejauh laser.
c. Kabel fiber optic

Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam system ini. Core fiber
optic biasanya terdiri dari satu atau lebih fiber optic yang akan bertugas untuk
memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga sampai ke tujuan. Core
fiber optic secara konstruksi hampir menyerupai kabel listrik, hanya saja ada
sedikit tambahan proteksi untuk melindungi transmisi cahaya. Biasanya kabel
fiber optic juga bisa disambung, namun dengan proses yang sangat rumit, proses
penyambungan kabel ini sering disebut dengan splicing.
d. Optical regenerator / amplifier / repeater

Optical generator yaitu penguat sinyal cahaya, sebenarnya merupakan yang


tidak perlu ada ketika kita menggunakan media fiber optic dalam jarak dekat
saja. Sinyal cahaya yang kita kirimkan baru akan mengalami degradasi dalam
jarak kurang lebih 50 km.
e. Optical receiver (Penerima)

Memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan oleh optical
transmitter, setelah cahaya ditangkap dari media fiber optic, maka sinyal ini
akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital yang tidak lain adalah informasi
yang dikirimkan. Setelah di decode, sinyal listrik digital tadi dikirimkan ke
system pemrosesannya seperti perangkat komputer. Biasanya optical receiver
ini adalah berupa sensor cahaya yang sangat peka dan sensitive terhadap
perubahan cahaya.

C. Jaringan Akses Fiber Optik


1. Arsitektur Jaringan Akses Fiber Optik
Bentuk implementasi penggunaan teknologi jaringan kabel optic ini sering disebut
sebagai jaringan akses fiber (Optical Access Network) atau jaringan local akses fiber
(JARLOKAF) yang menggunakan kabel serat optic sebagai media transmisinya.
Jaringan akses adalah bagian dari public switch network yang menghubungkan titik
akses dengan pelanggan. Secara sederhana jaringan akses diartikan sebagai
penghubung akhir dalam suatu jaringan antara perangkat pelanggan (customer
premise) dan penghubung pertama ke infrastruktur central office. Secara garis besar
terdapat dua tipe arsitektur jaringan kabel optic, yaitu arsitektur jaringan aktif yang
mengacu pada konfigurasi point to point dan konfigurasi star. Untuk arsitektur jaringan
pasif, berbasis passive optical network (PON).
a. Arsitektur Aktif
 Point to point, yaitu menghubungkan perangkat oprical line terminal (OLT)
di central office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat optical network
terminal (ONT) pada terminal pelanggan, menggunakan fiber optic
dedicated sebagai medianya. OLT dan ONT merupakan perangkat aktif
yang masing-masing membutuhkan power dilengkapi dengan optical laser.
Jarak pelanggan dengan central office dapat mencapai hingga 80 km, dan
setiap pelanggan disediakan satu dedicated fiber optic. Salah satu arsitektur
aktif point to point ialah digital loop center (DLC).
 Star (Point to Multipoint/Active Optical Network/ AON), arsitektur dengan
beberapa perangkat pelanggan yang terkoneksi secara bersamasama
memanfaatkan satu kabel feeder melalui sebuah remote mode yang terletak
diantara central office dan pelanggan. Sebuah remote mode dapat melayani
hingga seribu terminal pelanggan.
b. Arsitektur Pasif
Merupakan teknologi akses fiber optic yang terdiri dari komponen berupa
optical line terminal (OLT), optical network unit (ONU), dan passive splitter.
OLT ditempatkan di central office operator, sedangkan ONU disetting di
terminal akhir menuju pelanggan. Passive splitter terletak diantara OLT dan
ONU, yang berfungsi sebagai pembagi downstream sinyal dari OLT ke
beberapa terminal ONU yang berfungsi untuk mengidentifikasi data yang hanya
dibutuhkan oleh terminal.

Arsitektur PON, menggunakan share media fiber optic dan support konfigurasi
point to multipoint. Selain share media, pelanggan juga dapat melakukan share
bandtwidth. Passive optical splitter pada PON digunakan untuk membagi
bandwidth dari satu single fiber sampai dengan 64 pelanggan dengan jarak
maksimal 10-20 km. Arsitektur ini disebut pasif karena splitter dan perangkat
pendukungnya yang terpasang diantara OLT dan ONT bersifat pasif, yakni
tanpa power.

Penggunaan jaringan pasif saat ini telah mendominasi, seperti PT


Telekomunikasi Indonesia, yang menggunakan tipe arsitektur jaringan pasif
untuk mendukung implementasi teknologi FTTx. Teknologi FTTx tersebut
diantaranya adalah FTTH (fiber to the home), FTTB (fiber to the building),
FTTC (fiber to the curb), dan FTTN (fiber to the node).
2. Arsitektur Jaringan Lokal Akses Fiber Optik
Pada pembahasan sebelumnya, dijelaskan dua tipe arsitektur jaringan akses fiber optik
yaitu arsitektur jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif
mengacu pada konfigurasi point to point kabel optik dan atau konfigurasi star (point to
multipoint). Sedangkan untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive optical
network (PON). Saat ini dari dua tipe arsitektur jaringan fiber optik di atas, yang paling
dominan digunakan ialah arsitektur jaringan pasif. Salah satunya PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk, menggunakan jaringan pasif guna mendukung implementasi teknologi
FTTx.
a. Kabel fiber optic
Kabel Fiber OptikTeknologi FTTx ialah suatu format penghantaran isyarat optik
dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat
optik sebagai medium penghantar. Kemunculan teknologi ini sebagai akibat dari
dorongan keinginan masyarakat (pelanggan) untuk mendapatkan layanan yang
dikenal dengan istilah Triple Play Service, yaitu layanan akan akses internet yang
cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam suatu
infrastruktur pada unit pelanggan. Beberapa istilah lain dari teknologi FTTx yang
sering diimplementasikan di antaranya; Fiber To The Home (FTTH) yaitu fiber
optik sampai ke rumah-rumah pelanggan, Fiber to The Office (FTTO) atau jaringan
fiber untuk kantor, fiber optik sampai ke gedung-gedung atau Fiber To The
Building (FTTB), dan Fiber To The Curb (FTTC) membawa fiber optik ke operator
node yang dekat dengan pengguna atau Fiber To The Node (FTTN) membawa
fiber optik ke node terdekat di sisi sentral.

Perbedaan penyebutan dalam FTTx adalah didasarkan pada penempatan titik


konversi optik atau Optical Network Unit (ONU) pada masing-masing teknologi.
FTTH dan FTTO menempatkan dan mensetting ONU di dalam rumah atau kantor
atau di suatu lokasi yang dekat dengan terminal pelanggan. Berbeda dengan FTTH
/ FTTO, FTTB menempatkan ONU pada koridor sebuah gedung. Sementara itu,
pada FTTC ONU ditempatkan di curb dan letaknya jauh dari pelanggan.
b. Jaringan kabel fiber optic
1. Fiber To The Home (FTTH)
Penempatan perangkat pada teknologi FTTH diantaranya ialah PON OLT
dipasang di central office. Sementara itu, splitter dipasang di luar bangunan, di
dinding atau kabinet outdoor. Apabila gedung bertingkat sebuah splitter dapat
digunakan untuk melayani beberapa tingkat sekaligus. Namun pada umumnya
splitter akan dipasang di tengah-tengah area layanan untuk menghemat
penggunaan fiber optik.

Sementara itu, letak ONU yang membedakan dengan teknologi FTTx lainnya
disetting di rumah-rumah pelanggan dan langsung dihubungkan ke pesawat
pelanggan melalui kabel tembaga indoor atau IKR di dalam rumah. Ordenya
dapat mencapai puluhan meter menyesuaikan dengan dimensi rumah
pelanggan. Interface yang dibutuhkan pada ONU diantaranya ialah POTS,
FE/GE, Wifi dan RF. Sedangkan bandwidth yang disediakan per pelanggan
berkisar 10 – 100 Mbps.
2. Fiber To The Office (FTTO)
Aplikasi FTTO ini mirip dengan implementasi pada FTTH, hanya saja jarak
ONU dengan perangkat pelanggan pada FTTO dapat mencapai 50 m.
3. Fiber To The Building (FTTB)
FTTB menempatkan PON OLT sama seperti FTTH yaitu pada central office,
basement atau ruang perangkat jika diinstall di gedung. Splitter terpasang di
dalam gedung untuk melayani beberapa lantai sekaligus. Sedangkan ONU
tersetting di basement atau di tiap lantai tergantung pada jumlah pelanggan
serta efektivitas layanan. Pada FTTB, Interface yang dibutuhkan ONU antara
lain POTS, FE/GE, E1, ADSL/ADSL2/ADSL2+, VDSL2, dan SHDSL. Untuk
besar bandwidth yang disediakan ialah setiap terminal menggunakan rasio
pembagi bandwidth, umumnya antara 50-100 Mbps untuk setiap pelanggan.
4. Fiber To The Curb (FTTC)
PON OLT pada FTTC juga dipasang pada central office, sama seperti
FTTH/FTTO ataupun FTTB. Adapun splitter terpasang di luar gedung. ONU
tersetting di basement atau curb, ataupun terpasang di tiang atau outdoor
cabinet untuk melayani pelanggan perumahan. Sama seperti teknologi FTTx
lainnya, ONU FTTC membutuhkan interface berupa POTS, FE/GE, E1,
ADSL/NADSL2/ ADSL2+, VDSL dan SHDSL. Menggunakan rasio pembagi
bandwidth di setiap terminal, FTTC mampu menyediakan bandwidth
berkapasitas antara 100 Kbps-100 Mbps untuk setiap pelanggan. Berikut ini
akan ditampilkan tabel perbandingan teknologi FTTx yaitu teknologi FTTH,
FTTO, FTTB dan FTTC (Utomo, 2010).

Perbandingan FTTH FTTO FTTB FTTC

Kapasitas ONU 1-4 Port 1-4 Port Puluhan Ratusan

Jarak OLT ke
ONU < 20 km < 20 km < 20 km 5 km – 100 km

Jarak ONU ke
User 0 – 20 m 0 – 50 m < 500 m 1 – 3 km

Bandwidth per 100 Mbps to


user 100 Mbps GE 100 Mbps 2 to 25 Mbps

POTS,
FE, POTS, FE / GE, TDM, FE, POTS, ADSL/ADSL2+,
Interface ONU WiFi, RF WiFi VDSL2, TDM VDSL

ONU (Kapasitas
Tipe ONU SFU SBU MDU / MTU Besar)

Anda mungkin juga menyukai