Anda di halaman 1dari 51

Sistem Multimedia

SARMAG - Universitas Gunadarma

Dr. Sarifuddin Madenda


Dosen & Peneliti

Universitas Gunadarma
&
Universit du Qubec en Outaouais
Qubec - Canada

Akuisisi dan karakteristik data multimedia


Data real multimedia berupa signal analog :

Sinyal audio :

Sinyal video :

1
Pokok bahasan :

(i) Pengantar Multimedia,


(ii) Produksi konten multimedia
(iii) Representasi data multimedia
(iv) Penyimpanan dan pengambilan data
multimedia
(i) Jaringan Multimedia
(ii) Distribusi Multimedia
(iii) Keamanan Multimedia
3

Perkuliahan :

- 6 x Tatap muka (@ 4 jam)


- 2 Tugas + 1 Proyek akhir kuliah
- 1 2 x Ujian

2
Pendahuluan

Sistem multimedia?
Suatu sistem yang dapat mensuport secara
terintegrasi penyimpanan, transmisi dan representasi
sejumlah media discret (digital) berupa text, grafik,
citra, audio dan video melalui komputer

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 5

Sistem multimedia digital

Data media streams berupa digital, yang dapat


diproses (dikompres/dekompres dan dianalisis)
dalam komputer.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 6

3
Tipe media digital :
Media yang bersifat Time-Independent
Information/data bukan merupakan fungsi waktu
teks
grafik (grafik komputer)
citra (photo).

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 7

Tipe media digital :


Media yang bersifat time-dependent
Informasi/data merupakan fungsi waktu yang
harus ditampilak ke pengguna pada titik waktu
yang tepat.
Audio
Video
Animasi (komputer grafik)

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 8

4
Karakteristik sistem multimedia :
Secara terintegrasi
- Pembuatan,
- Pemrosesan,
- Penyimpanan,
- Representasi,
- Transmisi
Dokumen multimedia yang bersifat time-dependent
dan time-independent

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 9

Dokumen multimedia :

Teks
Citra Audio

Animasi (komputer grafik)

Video

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 10

5
Dokumen multimedia :
Suatu dokumen yang berisikan dua atau lebih
elemen-elemen multimedia (media) dari sumber
yang berbeda ( teks, citra, video, audio, )

Dokumen multimedia disimpan dalam satu atau


beberapa file secara tersinkronisasi terhadap
dasar waktu yang sama.

Contoh :
Suatu reportase pada siaran televisi akan susah difahami jika
komentar seorang jurnalis memiliki delay waktu terhadap
video dan/atau juga terhadap ilustrasi grafik yang ditayangkan.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 11

Sinkronisasi dokumen multimedia :

Sinkronisasi intra-objets
Sinkronisasi inter-objets

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 12

6
Application Robotik :

Vision (citra &


Peraba video)
(sensasi sentuhan)

Penciuman
(bau)
pendengaran
(audio & Perasa
musique) (rasa)

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 13

Application Vido confrence

- Volume data multimedia : sangat besar


- Band-width jaringan : terbatas dan mahal
- Delay waktu transmisi : sangat besar

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 14

7
Video game :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 15

Iklan video clip :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 16

8
Simulasi penerbangan :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 17

Virtual reality : Aplikasi kedokteran

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 18

9
Virtual reality

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 19

Virtual reality : produksi film/animasi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 20

10
Data/informasi multimedia :

Dokumen Teks Citra / Grafik Audio / musik Video / Animasi

Data multimedia 500 Mbps

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 21

Representasi data numerik/digital


Signal audio analog

Audio digital

Digitizer :
- Sampling
- Quantization

video digital
Signal video analog
PAL/SECAM
- 25 frame/second
- 576 lines useful/frame

CNST
- 30 frame/second
- 483 lines useful / frame

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 22

11
Representasi data numerik/digital
Digitizer : - Digitalisasi signal analog/continu menjadi
signal digital/diskret
- Melalui proses sampling dan quantization
(kuantisasi) yang dilakukan secara bersamaan.
Sampling : - diskretisasi koordinat signal terhadap satuan waktu
- Banyaknya sampling ditentukan oleh frekuensi
(kecepatan) sampling.
- Makin tinggi frekuensi makin banyak jumlah
sampling, makin banyak informasi yang terrekam
dan kualitas signal mendekati signal aslinya.
- Makin rendah frekuensi makin sedikit jumlah
sampling, makin sedikit informasi yang terrekam
dan kualitas signal semakin rendah
Frquence dchantillonnage
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 23

Sampling :
Contoh signal :

Amplitudo

Frekuensi sampling tinggi :


- Kualitas tinggi,
- jumlah data besar
0 x
Frekuensi sampling tinggi

Amplitudo

Frekuensi sampling rendah :


- Kualitas rendah,
- jumlah data kecil
0 x

Frekuensi sampling rendah

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 24

12
Kuantisasi : - Diskretisasi nilai amplitudo dari setiap sampel
hasil sampling.
- Pembagian nilai amplitudo dan pengkodeannya
dalam nilai biner sesuai dengan jumlah bit yang
digunakan.
- Makin banyak jumlah bit, makin banyak variasi
nilai tinggi rendahnya suara (untuk audio) atau
makin banyak variasi warna pada citra/video,
dan kualitas signal atau citra/video mendekati
signal aslinya, namun makin banyak data yang
terrekam.
- Makin sedikit jumlah bit, makin sedikit variasi
nilai tinggi rendahnya suara (untuk audio) atau
makin sedikit variasi warna pada citra/video,
kualitas signal atau citra/video semakin rendah
dan semakin sedikit data yang terrekam.
Frquence dchantillonnage
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 25

Kuantisasi :

Amplitudo

Kuantisasi dengan 5 bit


- Variasi nilai amplitudo 25 = 32
- Jumlah data = N*32 bit
N = jumlah sampling
0 x

Amplitudo
Kuantisasi dengan 3 bit
- Variasi nilai amplitudo 23 = 8
- Jumlah data = N*8 bit
- Kualitas intensitas berkurang
0 x

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 26

13
Representasi dan kapasitas data multimedia
Informasi textual :
- Teks jumlah data JD = Nhuruf x 8 bit
- Texs + citra/grafik JD = Nhuruf x 8 bit + besar file citra/grafik

Informasi Audio/suara/musik :
- Manusia mampu mendengan pada frekuensi 20 Hz 20 kHz
- Teori sampling NyquistShannon : frequensi sampling minimal =
2 kali frequensi signal (frequensi pendengaran manusia)
- Jumlah sampling 44.100 sampel (44.1 kHz)/ detik
- Kualitas sedang audio = 12 bit/sampel
- JD = 44 100 sampel x 12 bit = 0,5 Mbit/detik (90 Mbit / 3 menit).
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 27

Informasi citra :
- Citra berwarna warna dasar RGB (merah, hijau, biru)
- Ukuran citra 2D NxM pixel (tinggi x lebar) JD = N x M x 24 bit
- Kamera foto digital berukuran 8 mega pixel JD = 192 Mbit

Informasi Video :
- Video citra yang di-capture secara sekuensial pada selang
waktu yang berbeda
- Kecepatan capture kecepatan sistem visual manusia untuk
menganalisis informasi citra 25 (PAL) 30 (NTSC) citra/detik
- VCD Jumlah pixel/citra 352x240 (NTSC) dan 352x288 (PAL)
- VCD JD = 60,83 Mbit/s (NTSC), JD = 60,83 Mbit/s (PAL)
- DVD Jumlah pixel/citra 720x480 (NTSC) dan 720x576 (PAL)
- DVD JD = ?
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 28

14
Teks Teks

65 menit ?

Data multimedia
Citra 500 Mbps Citra

Bandwidth
128 kbps
wwxxyyzz
Video Bandwidth Video
128 kbps

Masalah dalam Komunikasi


Audio Informasi Multimedai Audio
Sarifuddin Madenda.
Tanpa kompresi
Sis. Mul. : Pendahuluan. 29

Teks

harapan !!

Informasi Citra
Multimedia
Terkompresi
128 kbps Bandwidth
128 kbps
wwwxxxyyyzzz

Bandwidth Video
128 kbps

Harapan pengguna
Teknologi Informasi Audio

Sarifuddin Madenda.
Multimedai
Sis. Mul. : Pendahuluan. 30

15
wwwwwwwwww
Teks
Teks Teks
terkompresi
lumayan !!

xxxxxxxxxxxxx
Citra
Citra Citra
terkompresi
Bandwidth
128 kbps
yyyyyyyyyyyy

Video Bandwidth Video


Video
terkompresi 128 kbps

Solusi Kompresi Informasi


zzzzzzzzzzzz
Multimedai yang telah Audio
Audio
Audio
terkompresi
dikembangkan saat ini
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 31

Teks Teks

Wow !!!

Citra Citra

Bandwidth
128 kbps
fjmmsflkkdffjskjk

Video Bandwidth Video


128 kbps

Solusi Kompresi Informasi


Multimedia yang saya Audio
Audio
kembangkan
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 32

16
Kompresi data multimedia
Kompresi data teks (Huffman coding,
RLE coding, LZW coding, arithmetic coding
Representasi dan kompresi data suara
dan audio
Representasi dan kompresi citra
Representasi dan kompresi video

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 33

Kompresi data :
Metode representasi data/informasi kedalam
ukuran yang lebih kecil sehingga dapat
mempercepat waktu transmisinya dan memperkecil
penggunaan memori penyimpanan
Kompresi dapat dilakukan tanpa kehilangan
atau perubahan data (Lossless compression)
Kompresi dapat dilakukan dengan kehilangan atau
perubahan data (lossy compression)

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 34

17
Lossless compression :

Pengkodean (coding) data atau informasi


yang memiliki redundancy (kerangkapan)
kedalam jumlah bit yang lebih kecil.
Digunakan untuk kompresi teks atau
citra/video tanpa kehilangan/perubahan data
(citra/video medis)
Beberap contoh coding : Huffman, arithmetic,
statistik, RLE (run-length encoding), Lempel-
Ziv, Lempel-Ziv-Welch,
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 35

Lossless compression :

Huffman Coding (David Albert Huffman 1952)


- Berbasis pada perhitungan statistik
- Mengunakan bantuan pohon biner
- Data yang frekuensi munculnya paling
banyak dikode dengan jumlah bit terkecil
- Data yang frekuensi munculnya paling
sedikit dikode dengan jumlah bit terbesar

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 36

18
Lossless compression :

Huffman Coding
Contoh : "this is an example of a huffman
tree"
- statistik munculnya karakter : = 7, a=4,
e=4, f=3, t=2, h=2, i=2, s=2, n=2, m=2, x=1,
p=1, l=1, u=1, 0=1, r=1.
- Probabilitas munculnya karakter : = 0.1944,
a=e=0.1111, f=0.0833, t=h=i=s=n=m=0.0556,
x=p=l=u=o=r=0.0278.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 37

Lossless compression :
Huffman Coding
pohon biner :
0 0 0
= 7 12 20 36 = 000
0 1
a=4 8 a = 010
e=4 1 e = 011
f=3 0 5 1 f = 0010
t=2 1 t = 0011
h=2 0 4 0 8 0 16 1 h = 1000
i=2 1 i = 1001
s=2 0 4 1 s = 1010
n=2 1 n = 1011
m=2 0 4 0 8 1 m = 1100
x=1 0 2
1 x = 11010
p=1 1 p = 11011
l=1 0
2
0
4
1 l = 11100
u=1 u = 11101
1
0=1 2 288 bit 135 bit o = 11110
0 1
r=1
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan.
r = 11111 38
1

19
Lossless compression :

Huffman Coding

- digunakan untuk pengkodean teks, citra dan


video
- Ada 3 jenis algorithme Huffman coding, Masing-
masing berhubungan dengan metode pembuatan
pohon biner :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 39

Lossless compression :
Huffman Coding

statik : code setiap karakter ditentukan langsung


oleh algoritma (contoh : teks berbahasa Prancis,
dimana frekuensi kemunculan huruf e sangat banyak
sehingga code bitnya kecil.

semi-adaptatif : teks harus dibaca terlebih dulu


untuk menghitung frekuensi munculnya setiap
karakter, kemudian membentuk pohon binernya.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 40

20
Lossless compression :
Huffman Coding

adaptatif : Metode ini memberikan rasio kompresi


yang tinggi karena pohon biner dibentuk secara
dinamik mengikuti tahapan compresi. Namun dari
sisi kecepatan eksekusi membutuhkan waktu yang
lebih lama karena satiap saat pohon binernya akan
beruabah mengikuti perubahan frekuensi munculnya
setiap karakter.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 41

Lossless compression :
Kelemahan Huffman Coding
Entropi H :

- Bila frekuensi munculnya setiap karakter dalam


suatu dokumen adalah sama semua.
- File kompresinya bisa sama atau lebih besar dari
file aslinya
- Solusi yang mungkin adalah kompresi per blok
karekter dari dokumen tersebut

Entropi H :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 42

21
Lossless compression :
Run-length encoding

- RLE coding telah diaplikasikan khususnya pada scanner


hitam putih (biner)
- Prinsip dasarnya adalah menghitung jumlah/panjang data
yang sama dalam serangkain data yang akan dikompres
- Contoh pada dokumen hitam H (tulisan) dan putih P (latar
belakang dokumen), berikut misalnya data pada satu baris
dokumen yang direpresntasikan dalam pixel :
PPPPPPPPPPPPHPPPPPPPPPPPPPPHHHPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPHPPPPPPPPPPP

- Bentuk kompresinya adalah : 12P1H14P3H23P1H11P


Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 43

Lossless compression :
Aplikasi Run-length encoding
- Kompresi citra format bmp pada Windows dan OS/2 untuk
citra 1, 4 dan 8 bit/pixel
- Citra format PCX 8 dan 24 bit/pixel
- Fax dan scanner hitam putih

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 44

22
Lossless compression :
Lempel-Ziv-Welch coding
- Asumsi setiap karakter dikode dengan 8 bit (nilai code 256)
- Membentuk table gabungan karakter (kata dalam kamus)
- Tabel ini menyimpan kode kata dengan jumlah bit tetap
(umumnya maksimum 12 bit)
- Contoh : TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 45

Algoritma kompresi LZW :

c w wc output Kamus
T <NIL> T
O T TO T TO = <256>
B O OB O OB = <257>
E B BE B BE = <258>
O E EO E EO = <259>
R O OR O OR = <260>
N R RN R RN = <261>
O N NO N NO = <262>
T O OT O OT = <263>
T T TT T TT = <264>
O T TO
B TO TOB <256> TOB = <265>
E B BE
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 46

23
c w wc output Kamus
O BE BEO <258> BEO = <266>
R O OR
T OR ORT <260> ORT = <267>
O T TO

B TO TOB
E TOB TOBE <265> TOBE = <268>
O E EO
R EO EOR <259> EOR = <269>
N R RN
O RN RNO <261> RNO = <270>
T O OT

OT <263>
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 47

Lossless compression :
Lempel-Ziv-Welch coding

- Contoh : TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT

Hasil pengkodean :
TOBEORNOT<256><258><260><265><259><261><263>
Jumlah bit 16 * 9 = 144 bits.

Algoritma Rekonstruksi LZW :

TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 48

24
k w input w+input output Kamus
T T T

O T O TO O TO = <256>

B O B OB B OB = <257>
E B E BE E BE = <258>
O E O EO O EO = <259>
R O R OR R OR = <260>
N R N RN N RN = <261>
O N O NO O NO = <262>
T O T OT T OT = <263>
<256> T TO TT TO TT = <264>
<258> TO BE TOB BE TOB = <265>
<260> BE OR BEO OR BEO = <266>
<265> OR TOB ORT TOB ORT = <267>
<259> TOB EO TOBE EO TOBE = <268>
<261> EO RN EOR RN EOR = <269>
<263>
Sarifuddin Madenda. RN OTSis. Mul. : RNO
Pendahuluan. OT RNO = <270>
49

Kompresi data Citra

Format file citra:


File citra umumnya memiliki :
- header yang menyatakan informasi citra seperti ukuran
citra, format file, dll.
- data citra itu sendiri
Struktur file berbeda antara satu format dengan format
citra lainnya
Bisa jadi struktur file untuk format citra yang sama
berbeda dari satu versi ke versi yang lain (contoh : file
TIFF)
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 50

25
JPEG (Joint Photo Expert Group)
Format JPEG mengikuti norm ISO
Bersifat pengunaan bebas
Jumlah warna citra 224 = 16777216 warna
Type kompresi lossy menggunakan DCT
Kualitas kompresi tergantung pada rasio
kompresi
Tidak memiliki sifat warna transparan
Bukan format animasi
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 51

JPEG 2000 (Joint Photo Expert Group)


JPEG 2000 masih dibawah proteksi hak paten
Type kompresi lossy dan lossless menggunakan
Wavelet Transform
Jumlah warna citra 224 = 16777216 warna
Kualitas kompresi dapat diatur secara lokal atau
global
Dapat ditampilkan dengan ukuran yang berbeda
Bukan format animasi
Tidak memiliki sifat warna transparan
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 52

26
PNG (Portable Network Graphics)
Bersifat pengunaan bebas
Type kompresi lossless baik untuk citra
berwarna maupun citra gray-level
Memiliki sifat warna transparan
Bukan format animasi
Versi format animasinya adalah MNG

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 53

GIF (Compuserve Graphics)


Bersifat dilindungi oleh hak paten
Jumlah warna citra 256 (sistem pallet)
Dapat memiliki sifat warna transparan
Dapat merupakan format animasi
Penggunaa umum adalah untuk logo dan
citra yang memiliki jumlah warna sedikit

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 54

27
Kompresi JPEG
Bagan standar kompresi citra JPEG

Pembagian citra Coding RLE


Transformasi
dalam blok DCT Kuantisasi &
warna
8x8 pixel Huffman

Kompresi JPEG
Tabel Tabel Citra terkompresi
Citra asli
Kuantisasi coding JPEG
Rekonstruksi JPEG

Transformasi Decoding RLE


Rekonstruksi Kuantisasi
Warna IDCT &
Blok citra Inverse
invers Huffman

Matriks asli.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 55

Sub-sampling warna
Format ruang warna : 4:4:4
R G B Y Cb Cr

Y
4:2:2

4:1:1

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 56

28
Konversi RGB Yuv :

Konversi Yuv RGB :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 57

MPEG : Prinsip dasar

Down sampling

- Mata lebih sensitif terhadap perubahan intensitas/luminance L


- Perubahan nilai komponen chrominance U (Cb) dan V (Cr) tidak terlu tampak
secara
Sarifuddin visual oleh mata
Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 58

29
Matriks asli. Matriks transformasi DCT

DCT

Matriks kuantisasi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. Matriks terkuantisasi. 59

Transformasi DCT

2 N 1 N 1
( 2 x + 1).i ( 2 y + 1). j
DCT (i , j ) = .C ( j ).C (i ) Pixel ( x, y ). cos . cos
N y =0 x =0 2N 2N

N 1
( 2 x + 1).i
Implementasi 1D : DCT (i , y ) X = 2
N .C (i ) Pixel ( x, y ). cos
x =0 2N

N 1
( 2 y + 1). j
DCT (i, j ) = 2
N .C ( j ) DCT (i, y ) X . cos
y =0 2N

Transformasi DCT invers.


2 N 1 N 1
( 2 x + 1).i ( 2 y + 1). j
Pixel ( x, y ) = .C ( j ).C (i ) DCT (i, j ). cos . cos
N j =0 i =0 2N 2N

N 1
( 2 y + 1). j
Implementasi 1D : IDCT (i , y ) X = 2
N .C ( j ) DCT (i, j ). cos
j =0 2N
N 1
( 2 x + 1).i
Pixel ( x, y ) = 2
N .C (i ) IDCT (i, y ) X . cos
i =0 2N
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 60

30
Matriks terkuantisasi. Matriks terkuantisasi invers.
1264 0 10 0 0 0 0 0
24 12 0 0 0 0 0 0

14 13 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
F =
0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0
x
IDCT

Matriks kuantisasi

Matriks hasil IDCT


Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 61

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 62

31
Quantization Table for: Quantization Table: Luminance Quantization Table: Chrominance
Photoshop CS2 (Save As 11) 1 1 1 2 3 3 4 5 1 2 4 7 8 8 8 8
1 1 1 2 3 4 4 6 2 2 4 7 8 8 8 8
1 1 2 3 4 4 5 7 4 4 7 8 8 8 8 8
2 2 3 4 4 5 7 8 7 7 8 8 8 8 8 8
3 3 4 4 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 4 4 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
4 4 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
5 6 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Quantization Table for: Quantization Table: Luminance Quantization Table: Chrominance


IrfanView (95%) 2 1 1 2 2 4 5 6 2 2 2 5 10 10 10 10

1 1 1 2 3 6 6 6 2 2 3 7 10 10 10 10

1 1 2 2 4 6 7 6 2 3 6 10 10 10 10 10

1 2 2 3 5 9 8 6 5 7 10 10 10 10 10 10

2 2 4 6 7 11 10 8 10 10 10 10 10 10 10 10

2 4 6 6 8 10 11 9 10 10 10 10 10 10 10 10

5 6 8 9 10 12 12 10 10 10 10 10 10 10 10 10

7 9 10 10 11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 63

Zigzag coding : urutan pengkode


menurut norm JPEG.

DC adalah nilai rata-rata matriks dan merepresentasikan


informasi global matriks (frekuensi rendah)
AC merepresentasikan informasi detail matriks (frek. tinggi)
Penkodean dilakukan dalam bentuk zigzag :
20 -10 11 1 -9 2 -2 -4 -8 -1 0 1 2 3 -1 0 0 0 0 -1 EOB

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 64

32
Table 1 - Huffman - Luminance (Y) - DC Table 2 - Huffman - Luminance (Y) - AC

Length Bits Code Length Bits Code

000 04 00 01
2 bits
001 05 01 02
010 03 3 bits 100 03
3 bits 011 02
100 06 1010 11
4 bits 1011 04
101 01
110 00 (End of Block) 1100 00 (End of Block)

4 bits 1110 07 1101 0 05


5 bits 1101 1 21
5 bits 1111 0 08 1110 0 12
6 bits 1111 10 09 1110 10 31
6 bits
7 bits 1111 110 0A 1110 11 41
... ... ...
... ...
12 bits 1111 1111 0011 F0 (ZRL)
... ...
... ... ...
... ...
16 bits
1111 1111 1111 1110 FA
Code bit-stream :

20 -10 11 1 -9 2 -2 -4 -8 -1 0 1 2 3 -1 0 0 0 0 -1 EOB

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 65

AC Code Size Additional Bits DC/AC Value


01 1 0 1 -1 1
02 2 00,01 10,11 -3,-2 2,3
03 3 000,001,010,011 100,101,110,111 -7,-6,-5,-4 4,5,6,7
04 4 0000,...,0111 1000,...,1111 -15,...,-8 8,...,15
05 5 0 0000,... ...,1 1111 -31,...,-16 16,...,31
06 6 00 0000,... ...,11 1111 -63,...,-32 32,...,63
07 7 000 0000,... ...,111 1111 -127,...,-64 64,...,127
08 8 0000 0000,... ...,1111 1111 -255,...,-128 128,...,255
09 9 0 0000 0000,... ...,1 1111 1111 -511,...,-256 256,...,511
0A 10 00 0000 0000,... ...,11 1111 1111 -1023,...,-512 512,...,1023
0B 11 000 0000 0000,... ...,111 1111 1111 -2047,...,-1024 1024,...,2047

20 -10 11 1 -9 2 -2 -4 -8 -1 0 1 2 3 -1 0 0 0 0 -1 EOB
1011 0101 1011 1011 00 1 . . . . . 1010 1 . . . . . . 111011 0 1100
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 66

33
Analisis multi-frekuensi :
Wavelet transform

Informasi dalam signal 1-D et 2-D tersebar dalam


frekuensi yang berbeda (dari frekuensi rendah ke
frekuensi tinggi)
Analisis informasi dalam signal tersebut membutuhkan
teknik analisis multi-frekuensi multi-resolusi
multi-scale
Wavelet transform (WT) sangat sesuai dengan
kebutuhan analisis multi-frekuensi.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 67

Discrete Wavelet Transform (DWT)


Prinsipe : memisahkan signal dalam dua komponen yaitu
informasi general (frekuensi rendah) dan informasi
detil (frekuensi tinggi)

Bagaimana DWT berfungsi ?


Dua pendekatan analisis :
- pendekatan melalui dilatasi filter resolusi signal tetap.
- pendekatan melalui dilatasi signal resolusi signal
berubah
Contoh : misalkan suatu signal memiliki informasi yang
tersebar hingga pada frekuensi 1000 Hz.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 68

34
Discrete Wavelet Transform (DWT)
Pendekatan melalui dilatasi filtre ?
- Pada tahap awal, kita bagi informasi signal dalam dua bagian dengan
melewatkannya dalam high-pass filter (500-1000 Hz) dan low-pass
filter (0-500 Hz).
- Menghasilkan satu signal yang berhubungan dengan informasi pada
interval 0-500 Hz (frekuensi rendah) dan satu signal lainnya dengan
informasi pada interval 500-1000 Hz (frekuensi tinggi).
- Selanjutnya, kita lakukan proses berulang pada salah satu atau kedua
komponen tadi.
- Andaikan kita lakukan untuk bagian low-pass dengan menggunakan
high-pass filter (250-500 Hz) dan low-pass filter (0-250 Hz). Maka kita
akan punya 3 komponen informasi, masing-masing berhubungan
dengan informasi dari satu signal yang sama pada frekuens 0-250 Hz,
250-500 Hz et 500-1000 Hz.
- dst.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 69

Discrete Wavelet Transform (DWT)

Pendekatan dilatasi signal ?


Tahap pertama, kita lewatkan signal kedalam low-pass filter dan
high-pass filter (kita gunakan filter dengan resolusi yang sama).
Tahap kedua, resolusi signal hasil low-pass dan high-pass kita
bagi dua.
Selanjutnya, kita lakukan proses yang sama hingga pada resolusi
yang diinginkan.

Keuntungan untuk kompresi citra :


- Lebih mudah untuk implementasi real-time
- sangat baik untuk kompresi citra dan video

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 70

35
Discrete Wavelet Transform (DWT)

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 71

Discrete Wavelet Transform (DWT)

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 72

36
Discrete Wavelet Transform (DWT)

Ada beberapa jenis WT yang telah dikembangkan, diantaranya yang


digunakan untuk format JPEG2000 :
- ''CDF 9/7'' Cohen-Daubechies-Fauvaue (irreversible).
- ''spline 5/3'' pour Le Gall (lebih sederhana dan reversible).
Bilangan 9 dan 5 merupakan jumlah elemen filter low-pass. Bilangan 7
dan 3 merupakan jumlah elemen filter high-pass.

Pour la CDF 9/7 :

Filter low-pass L : Filter high-pass H :


+0.602949018236 +0.557543526229 (Z1)
+0.266864118443 (Z1 +Z-1) -0.295635881557 (Z2 +Z0)
-0.0782223266529 (Z2 +Z-2) -0.028771763114 (Z3 +Z-1)
-0.016864118448 (Z3 +Z-3) +0.045635881557 (Z4 +Z-2)
+0.026748757411 (Z4 +Z-4)
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 73

Standar Kompresi JPEG2000


Wavelet Transform (WT)
- Ide : membagi citra kedalam tingkat resolusi yang berbeda
- Pembagiannya berdasarkan pita frekuensi yang bebeda
- Menjaga/mempertahankan kualitas data

Principes :
Melakukan proses WT terhadap citra asli
Kuantisasi skalar (sesuai tingkat resolusi)
Pengkodean (RLE, entropy, Huffman, )

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 74

37
Standar Kompresi JPEG2000

Citra Wavelet Coding Pembentukan Citra


asli Transform Kuantisasi
per blok bitstream terkompresi

Encoder Optimisasi
rasio-distorsi

Decoding Wavelet
Citra Kantisasi Citra
Per blok transform
terkompresi invers rekonstruksi
inverse

Decoder
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 75

Standar Kompresi JPEG2000


LL1
Detil
Citra horisontal
asli LH1
Detil
vertikal
HL1
baris Detil
diagonal
kolom HH1

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 76

38
Standar Kompresi JPEG2000
LL2
Detil
Citra horisontal
LL1 LH2
Detil
vertikal
HL2
baris Detil
kolom diagonal
HH2

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 77

Standar Kompresi JPEG2000


LL3
Detil
Citra horisontal
LL2 LH3
Detil
vertikal
HL3
baris Detil
kolom diagonal
HH3

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 78

39
Standar kompresi JPEG2000
Transmisi secara progresif per resolusi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 79

Standard compression JPEG2000


Transmisi secara progresif per resolusi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 80

40
Standar kompresi JPEG2000
Transmisi secara progresif per resolusi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 81

Standar kompresi JPEG2000


Transmisi secara progresif per resolusi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 82

41
Standard compression JPEG2000
Perbandingan rasio kompresi

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 83

Standar kompresi JPEG2000


Contoh citra hasil kompresi :

Sarifuddin Madenda. JPEG Sis. Mul. : Pendahuluan. JPEG 2000 84

42
Standard compression JPEG2000

Keuntungan
Kualitas lebih baik dari JPEG
Lossless dan lossy compression sangat baik
Regions of Interests ROI coding
Transmisi dan pengkodean progressif
Sesuai untuk data aplikasi multimedia
Untuk nilai PSNR (pick signal to noise ratio) yang sama, ratio
kompresi JPEG2000 dapat mencapai 2 kali dari JPEG
Efek blok tidak tampak

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 85

Kompresi Video

Problem :
- Satu citra dari suatu video dapat menempati kapasitas
memori sekitar 0,916 MB (640x480 pixel).
- Untuk menampilkan video yang secara visual tampak
kontinu, maka kecepatan pengambilan gambar adalah
25 atau 30 citra per detik, atau sekitar 23 MB/detik atau
sekitar 1,38 GB/menit atau sekitar 82,94 GB/jam.
- Kapasitas penyimpanan (CD dan DVD) yang ada saat
ini sekitar 7GB,
- Kapasitas band-width jaringan komunikasi yang terbatas.
- 25 citra/detik butuh band-with sekitar 184 Mbps.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 86

43
Kompresi Video

Solusi :
- Meningkatkan kapasitas memori penyimpanan,
implikasinya penambahan biaya yang besar
- Memperbesar band-width komunikasi
implikasinya penambahan biaya yang besar
- Kompresi data video pengembangan algoritma CoDec
(COmpression/DECompression) untuk memperkecil
semaksimal mungkin data video tanpa banyak mengurangi
kualitas visualnya
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 87

Kompresi Video

Ide pertama adalah mengurangi jumlah data rate


(dari 25 fps ke 12 fps atau dari 30 fps ke 15 fps),
dengan konsekuensi menghilangkan sejumlah
pergerakan objek video (video motions)

Intraframe (spatial) compression:


mengurangi redundant informasi/data yang
berada dalam satu citra atau frame.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 88

44
Kompresi Video

Interframe (temporal) compression


Landasan pemikiran adalah bahwa banyak terdapat
perulangan informasi/data video dari satu frame (citra) ke
frame lainnya.
Sehingga perlu pengembangan metode atau algoritma yang
mampu menghilangkan redundancy informasi/dat antar
frame.
Butuh identifikasi key frame (master frame)
Key frame: dasar untuk menentukan berapa banyaknya
frame secara berurutan yang memiliki pergerakan objek
yang sama (hampir sama)
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 89

Kompresi Video

Interframe (temporal) compression

Andaikan bahwa informasi/data background adalah tetap (langit, jalan dan


rumput) dan hanya mobil yang bergerak.
Frame pertama disimpan sebagai key frame dan frame-frame lainnya diambil
hanyalah objek yang bergerak (mobil).
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 90

45
Standar video MPEG

MPEG-1, adalah suatu standar untuk kompresi data video dan


audio (2 kanal audio). Memungkinkan untuk menyimpan video
dengan kapasitas 1.5 Mbps pada media VCD (Video CD).

MPEG-2, suatu standard dikembangkan untuk televisi numerik


(HDTV) yang memberikan kualitas tinggi dengan kapasitas 40
Mbps dan 5 canal audio. MPEG-2 juga dikembangkan untuk
dapat mengidentifikasi dan memproteksi terhadap pembajakan.
Format ini digunakan untuk video DVD.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 91

Standards et normes vidos : MPEG


MPEG-4, standard yang ditujukan untuk compresi data
multimdia dalam bentuk objek numriques, sehingga
lebih memudahkan interactivity, dan pengunaanya lebih
adaptif terhadap kebutuhan web dan interface mobile.

MPEG-7, standard ditujukan untuk memberikan


representasi standar data audio dan visual agar dapat
lebih memungkinkan pencarian informasi dalam video
berdasarkan content. Standar ini disebut juga Multimedia
Content Description Interface.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 92

46
MPEG : Prinsip dasar
Coding
Prediksi Transformasi Kuantisasi Entropy Coding

P T Q Ce
Decoding

Format ruang warna : 4:1:1 (4:2:0)

R G B Y U V

Sarifuddin Madenda. Luminance


Sis. Mul. : Pendahuluan. 93

MPEG : Prinsip dasar


Konversi RGB Yuv :

Konversi Yuv RGB :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 94

47
MPEG : Prinsip dasar

Down sampling

- Mata lebih sensitif terhadap perubahan intensitas/luminance L


- Perubahan nilai komponen chrominance U (Cb) dan V (Cr) tidak terlu tampak
secara
Sarifuddin visual oleh mata
Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 95

MPEG : Prinsip dasar


Modul Prediksi :

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 96

48
MPEG : Prinsip dasar
Modul Prediksi :

I B B B P B B B P B B B I

Frames I : citra dikompresi secara terpisah tanpa citra


referensi dari citra sebelumnya.
Frames P: citra yang diprediksi berdasarkan pada citra
referensi I atau P sebelumnya.
Frames B (Citra interpolsi bidireksional) : citra ini dihitung
berdasarkan citra referensi I dan P,

Urutan penyimpanan dalam file : I P B B B P B B B I B B B


Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 97

MPEG : Prinsip dasar

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 98

49
MPEG : Prinsip dasarr
Frames I :

Citra ini dikompresi dengan hanya menggunkan


metode
kompresi JPEG.
Citra ini sangat penting dalam video MPEG
karena dialah yang menjamin kesinambungan data
citra lainnya
Ada 2 atau 3 citra I per detiknya dalam video
MPEG.
Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 99

MPEG : Principe
Frames P :
Citra ini dihitung melalui perbedaan antra citra actual terhadap citra I atau
citra P sebelumnya.
Algoritma yang dikembangkan untuk menghitung citra P adalah melalui
perbandingan blok per blok, disebut macroblocs (16x16 pixels), dan
berdasarkan pada nilai ambang tertentu dapat dinyatakan apakah blok
tesebut berbeda dengan blok citra sebelumnya. Jika ya maka dilakukan
compresi JPEG dan jika tidak, blok tersebut dinyatakan sama dengan
blok citra sebelumnya dan tidak perlu dikompresi.
Perhitungan macroblocs sangat mempengaruhi kecepatan kompresi.

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 100

50
MPEG : Principe
Frames B :

Sama halnya dengan frames P, frames B dihitung berdasarkan


perbedaan antara citra actual terhadap citra referensi I
sebelumnya dan citra referensi P berikutnya, hal ini dapat
memberikan kualitas kompresi yang baik, namun memberikan
delay waktu karena harus mengetahui dulu citra berikutnya dan
harus disimpan di memori 3 citra secara berturutan (citra I/P
sebelumnya, citra actual dan citra P/I berikutnya).

Sarifuddin Madenda. Sis. Mul. : Pendahuluan. 101

51

Anda mungkin juga menyukai