Anda di halaman 1dari 3

BERITA ACARA KELOMPOK 14

Materi : PENGEMBANGAN TRAINER PENGATURAN MOTOR LISTRIK


TERPROGRAM PADA MATA PELAJARAN INSTALASI MOTOR
LISTRIK KELAS XI SMK NEGERI 14 MEDAN

Moderator : Alexander Simanullang


Penyaji : 1. Wendy Thessa Siagian
2. R.M. Firdaus Amri
Dosen MK : Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd.

Penanya : Kevin Boijogy Batubara (5182131008)


Pertanyaan : Apa alasan dari pemakalah memilih teknik analisi data dan metode yang
terdapat pada makalah penelitian dari kelompok 15
Penjawab : Wendy Thessa Siagian
Jawaban : Menurut Kelompok Kami, alasan kami memilih teknik analisis data dikarenakan
sistem pengembangan harus dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap data-data
yang dikumpulkan supaya permasalahan yang hendak diselesaikan dapat berhasil.
Dan metode yang digunakan yaitu metode research and development karena
metode tersebut merupakan metode pengembangan yang sesuai dengan penelitian
pengembangan yang hendak dilakukan.

Penanya : Harti Mariana Ritonga


Pertanyaan : Jelaskan Kerangka Berfikir Pada Materi Yang Kalian Buat.
Penjawab : Wendy Thessa Siagian
Jawaban :
Kerangka Berfikir
1.Pengembangan trainer
Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian yang relavan, langkah langkah yang akan
dilakukan dalam pengembangan trainer yang dilengkapi dengan jobsheet secara umum adalah
sebagai berikut.
a. Melakukan Studi Lapangan (Observasi)
Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data primer. Tahap ini
dilakukan dengan cara mengobservasi keadaan sekolah dan melakukan wawancara pada guru
mata pelajaran untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian dan untuk
melihat apakah trainer penggunaan motor listrik terprogram ini sudah tersedia apa belum di
sekolah tersebut.
b. Mengindetifikasi kebutuhan
Indetifikasi kebutuhan dilakukan dengan merumuskan masalah-masalah yang terdapat
pada sekolah tempat penelitian dengan tujuan membatasi cakupan penyelesaian terhadap
masalah. Indetifikasi kebutuhan disesuaikan dengan kurikulum pembelajaran yang
digunakan.
c. Menganalisis kebutuhan
Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan terhadap mata pelajaran instalasi motor listrik
maka akan diketahui apa yang menjadi masalah-masalah yang terdapat pada sekolah tersebut
dan selanjutnya akan dilakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui apa yang perlu dipenuhi
terhadap mata pelajaran instalasi motor listrik.
d. Merancang Trainer Mikrokontroller
Perancangan trainer dilakukan dengan merancang secara grafis menggunakan sofware
penggambar pada komputer. Perancangan secara grafis ini dilakukan dengan tujuan
meminimalkan kesalahan dalam pembuatan wujud nyata trainer.
e. Melakukan validasi rancangan kepada ahli media
Setelah rancangan trainer selesai, selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli media
terhadap rancangan trainer. Dalam penelitian ini validasi desain trainer akan dilakukan oleh
beberapa ahli media yaitu dosen Pendidikan Teknik Elektro Unimed dan praktisi dibidang
Trainer. Kegiatan dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan trainer yang telah
selesai dirancang, sehingga dapat meminimalkan kelemahan trainer yang akan di buat.
f. Memperbaiki desaian trainer
Setelah desaian trainer divalidasi, maka diperlukan perbaikan jika terdapat bebarapa
masukan dari ahli media.
g. Pembuatan trainer
Sesudah perbaikan dilakukan langkah selanjutnya melakukan pembuatan
(pembangunan) trainer mikrokontroler.
h. Menyusun Jobsheet, flowchart dan kode program
Setelah trainer telah selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
jobsheet, dimana jobsheet merupakan sebuah langkah kerja yang berisi pengarahan tentang
bagaimana cara menyelesaikan suatu job atau pekerjaan, jobsheet pada penelitian ini berisi
tentang teori-teori singkat. Selain jobsheet, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
flowchart atau bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses
secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam
suatu program. Selanjutnya dilakukan penyusunan kode program untuk menjalankan
mikrokontroler tersebut, lalu proses selanjutnya adalah membuat gambar rangkaian hubungan
antara mikrokontroler dengan motor.
i. Uji coba produk
Uji coba produk dilakukan dengan terlebih dahulu membuat wujud nyata produk
kemudian menguji cobanya kepada Ahli Media dan Praktisi.
j. Revisi produk
Setelah di uji coba terhadap ahli media dan praktisi selesai , akan diketahui kelemahan
produk pada tahap awal pengujian. Selanjutnyan kelemahan tersebut akan diperbaiki untuk
meminimalkan kelemahan produk pada tahap uji coba pemakaian untuk menentukan
kelayakan penggunaan produk.
k. Uji coba pemakaian
Setelah revisi produk terhadap ahli media dan praktisi selesai, dan segala kelemahan
dari produk awal telah diperbaiki maka selanjutnya dilakukan Uji coba pemakaian. Uji coba
pemakaian dilakukan pada Ahli Media dan Praktisi dengan memberikan angket penilaian
kepada Ahli Media dan Praktisi dengan tujuan melihat tingkat kelayakan trainer.
l. Penetapan kelayakan trainer hasil pengembangan
Penetapan kelayakan produk pengembangan ditentukan oleh data hasil analisis yang
diperoleh dari ahli media dan praktisi. Penetapan kelayakan trainer dilakukan denga analisis
statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata-rata skor penilaian ahli media dan praktisi
terhadap trainer yang dikembangkan. Selanjutnya diubah kedalam bentuk persen dan
disimpulkan dengan skala pengukuran yang ditetapkan.
Penanya : Angga K. Bangun
Pertanyaan : Apakah Trainer Arduino Tersebut dapat digunakan untuk motor 1 fase atau yang
3 fase?
Penjawab : Alexander G. Simanullang
Jawaban : Trainer Arduino Uno hanya Dapat digunakan Pada motor 1 fase

Penanya : Aridianus Manik


Pertanyaan : berdasarkan bab 1 tentang rumusan masalah dan tujuan penelitian apakah sudah
sinkron dengan bab 3 untuk menghasilkan bab 4 yang baik.
Penjawab : Wendy Thessa Siagian
Jawaban : Menurut kami, antara rumusan masalah dan tujuan sudah sinkron dengan
metode penelitian pada bab 3.

Anda mungkin juga menyukai