Anda di halaman 1dari 5

A.

Judul :
EKSTRAKSI
B. Tujuan :
Dapat melakukan metoe pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan senywa-senyawa
dalam berbagai pelarut.
C. Dasar teori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan
komponen terhadap komponen lain dalam campuran [1].
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya
organik).Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair yang
tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih
baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro
maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat
yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang
paling rumit berupa alat Counter Current Craig [2].
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan
proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya
digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs
pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi
secara selektif. Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut
(dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain. Selanjutnya proses
pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali [3].

Pembagian solut antara dua cairan yang tak saling campur memberikan banyak kemungkinan
yang menarik bagi pemisahan-pemisahan analitik juga untuk keadaan yang tujuan utamanya bukanlah
analitik melainkan preparatif, maka ekstraksi solven dapat merupakan suatu langkah penting dalam
urutan yang memberikan hasil murni di dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun
kadang-kadang digunakan alat yang sukar, seringkali diperlukan hanya sebuah corong pemisah. Sering
pemisahan secara ekstraksi solvent dapat dilakukan dalam beberapa menit. Tekniknya dapat diterapkan
untuk suatu batas-batas konsentrasi yang luas, dan telah digunakan secara ekstensif untuk isotop-isotop
bebas pembawa dalam jumlah-jumlah yang sangat sedikit yang diperoleh baik dari transmutasi nuklir
maupun dari material-material industri yang dalam jumlah ion. Pemisahan ekstrasi solven biasanya
bersih dalam arti bahwa tiada analogi kopresipitasi dengan sistem sejenis itu [4].

Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan
mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-
gugs pengganggu ini diekstraksi secara selektif. Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinyu atau
bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan
dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas. Dengan
jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses
kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut
dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka
kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif,
sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali [5].

Ekstraksi dilakukan secarakontinyu mengguna kanalat Soxhlet.Parameter yang dipelajari adalah


pengaruh polaritas pelarut terhadap ekstrak tannin dan koefisien transfer massa. Tannin diekstrak dari
sepuluh gram tanaman putrimalu kering menggunakan pelarut polar (etanol, aseton dan metanol) dan
pelarut non-polar n-heksana. Ekstraksi dianggap selesai jika konsentrasi tannin di dalam pelarut sudah
tidak berubah Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan koefisien
distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat
terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsen zat
terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja
adalah pemisahan komponen suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga
disebut juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan
berdasarkan perbedaan kelaruta [6].
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1 Menimbang asam benzoat, naftalen , natrium sulfat dan etil - Berwarna putih
amino benzoat sebanyak 2 g
2 Memasukan kedalam gelas kimia asam benzoat ,naftalen,
natrium sulfat, dan etil amino benzoat
3 Menimbang dikloro metana kemudian mengaduk dan - Larutan tidak bercampur dan
memanaskan terdapat dua lapisan ,
lapisan bahwa
diklorometana, lapisan atas
NaOH
4 Menyaring - Terpisah titrat dan residu
5 Memasukan filtrat kedalam corong pisah dan menambahkan - Larutan tidak bercampur
15 ml NaOH 3M dan mengocok terdapat dua lapisan, lapisan
bahwa diklorometan dan
lapisan bahwa NaOH
6 Memisahkan lapisan bhwa ke dalam erlenmeyer - Lapisan bahwa berwarna
bening
7 Memasukan lapisan bahwa kedalam corong pisah dan - Terpisah dua lapisan lapisan
mengektrak kembali dengan NaOH 3M bahwa diklorometana dan
lapisan atas NaOH
8 Menggambungkan lapisan atas NaOH dan menetralkan - Larutan berubah warna
dengan HCl pekat menjadi putih
9 Memasukan lapisan bahwa diklorometana kedalm corong
pisah dan menambahkan HCl 3M
10 Memisahkan lapisan bahwa - Terpisah dua lapisan , lapisan
atas HCl dan lapisan bahwa
diklorometana
11 Memanaskan kembali lapisan bahwa kedalam corong pisah - terpisah dua lapisan , lapisan
dan menambahkan kembali HCl 3M . memisahkan lapisan atas HCl dan lapisan bahwa
bahwa diklorometana
12 Meggambungkkan lapisan atas HCl dan menetralkan - larutanberubah menjadi keruh
dengan NaOH 20%
13 Untuk lapisan bahwa ditambahkan natrium sulfat dan diaduk
14 Menyaring larutan - terpisah filtra dan residu
15 Menguapkan sampai kering - terbentuk kristal kering
16 Menentukan titik leleh - fasa organik
Suhu 1 : 870c
Suhu 2 : 1090c
Suhu 3 : 1250c
1070c
17 Untuk NaOH yang dinetralkan dengan HCl pekat disaring
18 Mengeringkan kertas saring - terbentuk kristal
19 Menentukan titik leleh Suhu : 1170c
Suhu : 1230c
Suhu : 1280c
1220c
Daftar pustaka

1. Ebagio. 2003. Kimia Analitik Ii. Jakarta.Imstep


2. Estien Yazid.2005.Kimia Fisika Untuk Pearamedis Yogyakarta.Hal.81
3. Surianti, 2014, Percobaan Ekstraksi Pelarut, http://surianti014.blogspot.co.id
/2014/11/percobaan-ekstraksi-pelarut.html, diakses tanggal 09 Maret 2017 pukul
4. Underwood, A., L.,. 1988, Anlisa Kimia Kuantitatif, Jakarta , Erlangga.
5. Khopkar, S., M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta, UI.
6. Sitti Chadijah. Pemisahan Kimia.Hal.102.

Anda mungkin juga menyukai