Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT
( Aliran Perenialisme )

DISUSUN
OLEH :

Kelompok 8

Nama : isnur supriyanto 441415029

Sandy lasantu 441415018

Sri utami m.hasani 441415017

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKIULTAS MATEMATIKA DAN IPA
2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, Desember 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A.Latar Belakang Aliran Perenialisme ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Perenialisme ....................................................................................................................... 6
B.Sejarah Aliran Perenialisme ................................................................................................................... 6
C. Konsep Dasar Perenialisme ................................................................................................................ 7
BAB 3 ........................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan......................................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Aliran Perenialisme

Merupakan terapan dari filsafat umum. Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan
cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran
manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Berikut ini dua aliran-aliran dalam filsafat
pendidikan. Perenialisme diambil dari kata perennial, yang dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English diartikan sebagai “continuing throughout the whole year” atau
“lasting for a very long time” – abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung dalam kata itu
adalah aliran perenialisme mengandung kepercayaan

Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat sehingga aliran dalam filsafat
pendidikan sekurang-kurangnya sebanyak filsafat itu sendiri. Brubacher (1950)
mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu Filsafat pendidikan
“progresif” yang diidukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik
naturalisme dari Roousseau dan filsafat pendidikan “ Konservatif”, yang didasari oleh filsafat
idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme
religius. Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan
sebagainya. Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua
puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekel, atau selalu.
Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang
pandangan progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
memendang pendidikansebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia
sekarang dalam kebuyaan ideal.

S
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman sejarah dan pengertian aliran perenialisme?
2. Bagaimana pengertian prenialisme?
3. Bagaimana konsep dasar aliran perenialisme yang terdapat pada tujuan pendidikan ,
hakikat guru dan hakikat murit dalam proses belajar?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah dan pengertian aliran perenialisme .


2. Mengetahui pengertian aliran peranialisme
3. Mengetahui konsep dasar aliran perenialisme yang mencangkup hakikat pendidikan,
tujuan pendidikan ,hakikat guru dan hakikat murid
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perenialisme

Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.
Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekel, atau selalu. Perenialisme lahir
sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang pandangan
progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.[1]
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu
dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada
kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam
(1984) mengemukaan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan
pusat perhatiannyapada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme
memendang pendidikansebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia
sekarang dalam kebuyaan ideal.

B.Sejarah Aliran Perenialisme

Pendukung filsafat perenialisme adalah Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler.
Hutchins (1963) mengembangkan sutu kurikulum berdasarkan penelitian terhadap Great Books
(buku besar bersejarah) dan pembahasaan buku-buku klasik . Perenialis mengunaksn prinsip-
prinsip yang dikemukakan plato , Aristoteles , dan Thomas Aquino. Pandangan -pandangan
plato dan Aristoteles mewakili peradaban yunani kuno serta ajaran Thomas Aquino dari abad
pertengahan.

Perenialisme memendang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad


pertemngahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang.
Sikap ini bukankah nostalgias (rindu atas hal-hal yang sudah lampau semata-mata) tetapi telah
berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang.
Jadi sikap untuk kembali kemasa lampau itu merupakan konsep bagi perenialisme dimana
pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan
bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.

Asas-asas filsafat perenialisme bersumber pada filsafat , kebudayaan yang mempunyai dua sayap
, yaitu perenialisme yang theologis yang ada dalam pengayoman pada gereja khatolik ,
khususnya menurut dan intreprestasi Thomas Aquinas , dan perenialisme sekular yakni yang
berpegang kepada ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles,

Filsafat perenialisme Menurut Tokoh

Pandangan para tokoh mengenai prenialisme yaitu:

1. Plato

Plato (427-347SM), hidup p[ada zaman kebudayaan yang sarat dengan ketidaskpastian, yaitu
filsafat sofisme . Ukuran kebenaran dan ukuran moral merupakan sofisme adalah , manusia
secara pribadi, sehingga pada zaman itu tidak ada kepastian dalam moral, tidak ada kepastian
dalam kebenara, tergantung pada masing-masing individu. Plato berpandangan bahwa realitas
yang hakiki itu tetap tidak berubah. Realitas atau kenyataan-kenyataan itu tidak ada pada diri
manusia dari asalnya, yang berasal dari realitas yang hakiki. Menurut plato, “dunia ideal”,
bersumber dari ide mutlak, yaitu tuhan. Kebenaran, pengatahuan, dan nilai sudah ada sebelum
manusia lahir yang semuanya bersumber dari ide yang mutlak tadi. Manusia tidak mengusahakan
dalam arti menciptakan kebenaran , pengetahuan, dan nilai moral, melainkan bagaimana manusia
menemukan semuanya itu. Dengan mengunakan akal dan rasio, semuanya itu dapat ditemukan
kembali oleh manusia.

2. Aritoteles

Aritoteles (348-322SM), adalah murid plato, namun dalam pemikiranya ia mereaksi terhadap
filsafat gurunya. Yaitu idealisme. Hasil pemikirnys disebut filsafat realisme (realism klasik).
Cara berfikir Arithoteles berbeda dengan gurunya , Plato, yang menekankan rasional spekulatif.
Arithoteles mengambil cara berfikir rasional emepiris realitas. Ia mengajarkan cara berfikir atas
prinsip realitas , yang lebih dekat dengan alam kehidupan manusia sehari-hari.

Arithoteles hidup pada abad ke empat sebelum masehi, namun ia dinyatakan sebagai pemikir
abad pertengahaan. Karya-karya Arithoteles merupakan dasar berfikiranbd pertengahan yang
melahirkan reanissence. Sikap positifnya terhadap inkury menyebabkan ia mendapat sebutan
sebagai bapak sains moderen. Kebajikan akan menghasilkan kebahagian dan kebajikan, bukanlah
peryataan atau perenungan pasif, melaikan merupakan sikap kemauan yang baik dari manusia.

Menurut Arithoteles, manusia adalah makhuk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia
menyadari bahwa manusia dalam hidupnya dalam kondisi alam materi dan sosial. Sebagai
maklhuk rohani manusia sadar akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada
manusia ideal, manusia sempurna.

C. Konsep Dasar Perenialisme

1. Hakikat pendidikan

Tentang pendidikan kaum perenialisme memandang education as cultur regression: pendidikan


sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia sekarang seperti dalam
masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan
pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti ,absolut, dan abadi yang terdapat dalam
kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal tersebut.sejalan dengan hal
diats, penganut perenialisme percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal
dan abadi.

Filsafat pendidikan perenialisme mempunyai empat prinsipdalam pembelajaran secara umum


yang mesti dimiliki manusia, yaitu:

a. Kebenaran yang bersifat universaldan tidak tergantung pada tempat, waktu ,dan oramg.
b. Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran.
c. Kebenaran dapat ditemukan dalam karya-karya agung.

2. Tujuan Umum Pendidika

Membantu anak menyingkap dan menanamkan kebenaran -kebenaran hakiki. Oleh karena itu
kebenaran-kebenaran itu universal dan konstan, maka kebenaran-kebenaran itu hendaknya
menjadi tujuan-tujuan pendidikan yang murni. Kebenaran-kebenaran hakiki dapat dicapai
dengan sebaik-baiknya melalui:

a. Latihan intelektual secara cermat untuk melatih pikiran.


b. Latihan karakter sebagai cara mengembangkan manusia secara sepiritual.

3. Hakikat Guru

Tugas utama pendidikan adalah guru, dimana tugas pendidikan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran(pengetahuan) kepada anak didik . Faktor keberhasilan anak dalam akalnya
adalah guru, berikut pandangan aliran perenialisme mengenai guru.

a. Guru mempunyai peran yang dominan dalam penyelengaraan kegiatan belajar-mengajar


di dalam kelas.
b. Guru hendaknya adalah orang yang menguasai cabang ilmu, yang bertugas membimbing
diskusi yang akan memudahkan siswa dalam menyimpulkan kebenaran, yang tepat ,tanpa
cela , dan dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas dalam suatu bidang
pengetahuan dan kehlianya tidak diragukan.

4. Hakikat Murid

Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsip-prinsip
pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat pendidikan
upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik. Mencangkup totalitas aspek
kemanusiaan , kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena yang terjadi di
sekitarnya. Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang menyeluruh secara
seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasianaol, perasaan dan indera, karena
itu pendidikan harus mencanggkup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya.

5. Proses Bealjar Mengajar

Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut perenialisme, adalah latihan dan disiplin mental.

Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme terutama:

a) Mental disiplin sebagai teori dasar

Menurut perenialisme latihan dan pembinaan berfikir adalah sa;ah satu kewajiban tertinggi
dalam belajar, karena program pada umumnya dipusatkan kepada kemampuan berfikir.

b) Rasionalitas dan asas kemerdekaaan

Asas berfikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan, otoritas berfikir harus
disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna pendidikan hendaknya membantu manusia
untuk dirinya sendiri yang membedakanya dari mahkluk yang lain. Fungsi belajar harus
diabdiakn bagi tujuan itu, yaitu aktualisai diri manusia sebagai mahkluk rasional yang bersifat
merdeka.

c) Learning to Reason ( belajar untuk berfikir)

Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan yakni belajar supaya mampu berfikir,
perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan
anak. Kecakapan membaca, menulis, dan menghitung merupakan landasan dasar. Dan
berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tutjuan pokok pendidikan tinggi.

d) Belajar sebagai persiapan hidup

Belajar untuk mampu berfikir bukanlah semata-mata tujuan kebajikan moral dan kebajikan
intelektual dalam rangka aktua;itas sebagai filosofis, belajar untuk berfikir pula guna untuk
memenuhi fungsi practical philoshopy baik etika , sosial politik , ilmu dan seni.

7. Kurikulum

Kurikulum menurut kaum perenialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni
dan sains. Untuk menjadi “pelajar secara cultural” para siswa harus berhadapan dengan bidang
seni dan sains yang merupakan karya terbaik yang diciptakan oleh manusia.

8. Analisis Kritis terhadap Konsep dasar aliran perenialisme

a Kelebihan
1. perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi
pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad pertengahan. Dalam pandangan
perenialisme pendidikan lebih banyak mengarahkan perhatianya pada kebudayaan ideal yang
telah teruji dan tanguh.

b. Kelemahan

1 . pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-


hari.pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,kebenaran
universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

c) Solusi

1. Dalam proses pembelajaran guru harus menyeimbangkan antara pengetahuan dan kegiatan
sehari-hari siswa. Yaitu dengan menyeimbangkan aspek kognitif,afektif, dan pesikomotorik.guru
dikelas tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja.

2. Perenialis harus bisa lebih terbuka terhadap perubahan yang terjadi di setiap jaman karena
suatu perubahan tidak selalu berdampak buruk atau pengaruh negative dalam kehidupan moral,
intelektual, dan sosiokultural, harus dapat menyaring perubahan-perubahan yang terjadi.

d. Relevansi pandangan perenialisme dan penerapanya di bidang pendidikan

Ilmu pengetahuan merupakan yang tertinggi menurut perenialisme, karena dengan ilmu
pengetahuanlah seorang dapat berfikir yang bersifat analisa. Jadi dengan berfikir maka
kebenaran itu akan dapat di hasilkan melalui akal pikiran. Menurut Epistimologi Thomisme
sebagai besarnya berpusat sebagai pengolahan tenaga logika pada pikiran manusia.apabila
pikiran itu bermula pada keadaan potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk
menampilkan tenaganya secara penuh. Jadi epistimologi dari perenialisme, harus memiliki
pengetahuan tentang pengertian kebenaran yang sesuai dengan relita hakiki, yang dibuktikan
dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri dengan mengunakan tenaga pada logika melalui
hukum berfikir metode deduksi, yang meupakan teknologi filsafat yang menghasilkan kebenaran
hakiki, dan tujuan dari epistimologi perenialisme dalam premis mayor dan metode induktifnya
sesuai dengan ontologi tentang realitas khusus.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perenialisme merupakansuatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.
Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekel, atau selalu. Perenialisme lahir
sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. perenialisme menentang pandangan
progresifisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu
dan penuh kekacauan serta membahayakan tidak ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada
kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam perilaku pendidik..Perenialisme
memendang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia
sekarang dalam kebuyaan ideal.
Dalam bidang pendidikan perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti
Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga
potensi yaitu nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu
dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa
terpenuhi.

B. Saran

1. Bagi Pemerintah

Diharapkan p[emerintah khususnya kementrian bidang pendidikan dan kebudayaan hendaknya


dengan bijaksana meletakan kurikulum pembelajaran sesuai dengan landasan budaya bangsa
indonesia dan mengupayakan pengembangan SDM pendidikan dan peningkatan sarana dan
prasarana penunjang kemajuan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Bagi Guru

Diharapkan bagi guru untuk senantiasa memotivasi diri dan mengupayakan pengembangan
kompetensinya agar semakin berkualitas pendidikan di indonesia, selain itu guru diharapkan
memahami filsafat pendidikan dan mampu mengambil nilai esensi guna melandasi proses
pembelajaran yang sesuai dengan kearifan nilai sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA

http://gkagloria.or.id/index.php
http://hhmsociety.multiply.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
http://.blogspot.co.id/2012/02/aliran-perenialisme-dalam-filsafat.html
http://www.geocities.com/HotSprings/6774/jurnal3.html

Anda mungkin juga menyukai