BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................6
I. Pengertian Kebenaran...................................................................................6,7
II. Pengertian Teori Kebenaran Korespondensi..............................................7,8
III. Kelemahan-kelemahan dari Teori Kebenaran Korespondensi
.............8,9
BAB III PENUTUP
..................................................................................................10
Kesimpulan
..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu,karena rasa ingin tahunya
itulah manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Dalam ilmu filsafat juga
mempunyai tujuan mencari suatu kebenaran,dan kebenaran dalam filsafat ilmu ini
bersifat relatif, secara garis besar kebenaran adalah terjadinya kesesuaian yang setia
dan kukuh dari pertimbangan dan ide kepada fakta pengalaman atau kepada
fenomena alam seperti adanya.
Kebenaran itu memiliki sifat yang tidak mutlak dan tidak langgeng, namun
bersifat nisbi(relatif) atau sementara. Kebenaran hanya merupakan pendekatan, oleh
karena itu Filsafat Ilmu ilmu tidak hanya bertumpu pada kebenaran yang hanya
memiliki ketersesuaian saja, melainkan mencoba menguji coba kelayakan kebenaran
tersebut dengan berbagai teori kebenaran, yaitu teori kebenaran koherensi, teori
kebenaran korespondensi, dan teori kebenaran pragmatik.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengupas tentang Teori
Kebenaran Korespondensi atau teori ketersesuaian antara pendapat dan fakta,karena
teori ini yang paling diterima secara luas oleh kaum realis,
III. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Kebenaran.
2. Mengetahui pengertian dari Teori Kebenaran Korespondensi.
3. Mengetahui kelemahan-kelemahan dari Teori Kebenaran Korespondensi.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Kebenaran
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia sebagai nilai-
nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat
kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula
untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang
kebenaran, tanpa melaksanakan kebenaran tersebut manusia akan mengalami
pertentangan batin, konflik psikologis. Menurut para ahli filsafat kebenaran itu
bertingkat-tingkat, ada tingkatan kebenaran indera, tingkatan kebenaran ilmiah,
tingkatan kebenaran filosofis dan tingkatan kebenaran religious. Jenis-jenis kebenaran
itu sendiri ada kebenaran individual, objektif dan hakiki.
Sebagian ilmuwan mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang bersifat
sesuai dengan keadaan objek (objektif), bersifat nyata, memiliki realitas dan
merupakan bagian dari fenomena alam. Sedang sebagian yang lain mendiskripsikan
bahwa lawan dari kebenaran adalah kesesatan, keburukan, dan ketidakbenaran.
Sedangkan pendapat lain mengungkapkan kriteria kebenaran cenderung menekankan
pada, pertama yang benar adalah yang memuaskan manusia, kedua yang benar adalah
yang dapat dibuktikan dengan eksperimen dan yang ketiga yang benar adalah yang
membantu dalam perjuangan hidup biologis. Jadi dapat diambil garis besar bahwa
kebenaran adalah terjadinya kesesuaian yang setia dan kukuh dari petimbangan dan
ide kepada fakta pengalaman atau kepada fenomena alam seperti adanya.
Kebenaran memiliki sifat yang tidak ‘mutlak’ dan tidak langgeng melainkan
bersifat nisbi (relative), sementara, dan transendetal. Kebenaran hanya merupakan
bentuk pendekatan. Oleh karena itu, tidaklah layak jika kebenaran itu menjadi klaim
salah satu golongan.
Kebenaran hanya merupakan pendekatan, oleh karena itu Filsafat Ilmu ilmu
tidak hanya bertumpu pada kebenaran yang hanya memiliki ketersesuaian saja,
melainkan mencoba menguji coba kelayakan kebenaran tersebut dengan berbagai
teori kebenaran, yaitu teori kebenaran koherensi, teori kebenaran korespondensi, dan
teori kebenaran pragmatic.
Kesimpulan
Semua teori kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia dalam kehidupan
nyata.yang mana masing-masing mempunyai nilai didalam kehidupan manusia.
Teori korespondensi “kebenaran/ keadaan benar itu berupa kesesuaian antara
arti yang dimaksud oleh sebuah pendapat dengan apa yang sungguh merupakan
halnya/fakta.
Jadi berdasakan teori korespondensi ini ,kebenaran/keadaan benar itu dapat
dinilai dengan membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang
berhubungan dengan preposisi tersebut.bila diantara keduanya terdapat kesesuaian
(koresponden),maka preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standard
kebenaran keadaan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/02/teori-teori-kebenaran-korespondensi-
koherensi-pragmatik-struktural-paradigmatik-dan-performatik/