Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Deforestasi, Kerusakan Ekosistem, dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia:


Tantangan dan Peluang dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh: Kelompok 5

Siti Khoirunisa Widianti (2210111010)

Mery Krisna (2210111019)

Siti Mardiani (2210111020)

Siti Rifa Zahra (2210111021)

Nitya Soraya Rachmani (2210111022)

Zahra Aulia (2210111024)

Sopia Kamal (2210111024)

Aulia Putri Sauna (2210111025)

Ghefira Auliawati (2210111041)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pertanian dan Ketahanan Pangan
Menggambarkan peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia, upaya untuk
meningkatkan ketahanan pangan, dan inovasi dalam sektor pertanian. Sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia.

Makalah ini kami tulis dengan penuh maksimal dan mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terlibat, baik terlibat secara langsung dan tidak langsung. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan berkontribusi kami
dalam pembuatan makalah ini khususnya kepada dosen pengampu Mata Kuliah Perekonomian
Indonesia Kelas A yaitu Ibu Nani Ariani

Kami menyadari bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, isi, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, karena keterbatasan data
yang kami peroleh dan keterbatasan waktu kami sangat mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Makalah ini
dengan sebaik-baiknya.

Harapan kami semoga Makalah ini menjadi sumber motivasi dan pembelajaran bagi pembaca,
memperkaya pengetahuan serta wawasan dan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan pembaca. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca Makalah ini.

Jakarta, 29 Mei 2023

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, menghadapi tantangan serius
dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jumlah
penduduk telah menyebabkan tekanan besar terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Negara
ini juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk hutan hujan tropis yang luas, keanekaragaman
hayati yang tinggi, dan sumber daya alam yang berlimpah. Namun, pengelolaan yang tidak berkelanjutan
dan eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan berbagai masalah lingkungan, termasuk deforestasi,
degradasi lahan, polusi air dan udara, serta perubahan iklim.

Deforestasi merupakan salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di Indonesia. Negara ini
kehilangan hutan tropis dengan tingkat yang sangat tinggi setiap tahunnya, yang berdampak pada
hilangnya habitat satwa liar, penurunan kualitas tanah, dan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah
kaca. Selain itu, sektor industri dan pertanian juga mempengaruhi lingkungan dengan pemakaian air yang
berlebihan, limbah industri yang tidak terkelola dengan baik, dan penggunaan bahan bakar fosil yang
menghasilkan emisi berbahaya.

Selain deforestasi, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah dan polusi.
Peningkatan urbanisasi dan pertumbuhan industri telah menyebabkan peningkatan produksi limbah padat
dan cair. Banyak kota di Indonesia menghadapi masalah serius dalam mengelola limbah yang dihasilkan,
yang dapat mengancam kualitas air dan kesehatan masyarakat. Polusi udara juga menjadi masalah yang
mendesak, terutama di kota-kota besar yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi akibat emisi
kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan kegiatan industri.

Di tengah tantangan ini, upaya pembangunan berkelanjutan menjadi sangat penting bagi Indonesia.
Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan telah mengadopsi kebijakan dan program untuk
melindungi lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Misalnya, pemerintah Indonesia
telah menerapkan kebijakan perlindungan hutan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan
promosi energi terbarukan. Selain itu, partisipasi masyarakat dan sektor swasta juga penting dalam
menciptakan perubahan positif melalui inisiatif perlindungan lingkungan dan penggunaan sumber daya
yang bertanggung jawab.

Namun, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dengan meningkatnya kesadaran global
tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan, Indonesia dituntut untuk mengintensifkan upaya dalam
menjaga keberlanjutan lingkungan. Hal ini melibatkan perluasan dan penguatan kebijakan, Namun,
Indonesia juga memiliki potensi dan peluang untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Negara ini
memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk sumber daya energi terbarukan seperti matahari,
angin, dan biomassa. Pengembangan energi terbarukan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, partisipasi
masyarakat dan sektor swasta dalam upaya pelestarian lingkungan juga dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, Indonesia perlu mengintensifkan upaya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan
melalui perluasan dan penguatan kebijakan lingkungan yang ada. Diperlukan kolaborasi yang kuat antara
pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan ini. Dengan menghadapi tantangan
lingkungan dengan serius dan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada, Indonesia dapat menjadi
contoh dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi,
keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana deforestasi dan kerusakan ekosistem mempengaruhi keberlanjutan lingkungan di
Indonesia?
A. Menyelidiki dampak deforestasi terhadap hilangnya habitat dan keragaman hayati.
B. Menganalisis hubungan antara deforestasi dan perubahan iklim.
C. Memahami kerusakan ekosistem dan dampaknya terhadap layanan ekosistem yang
penting.
2. Bagaimana pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan secara berkelanjutan di Indonesia?
A. Mengidentifikasi praktik pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan.
B. Meneliti upaya untuk mempertahankan kualitas air dan menjaga kesinambungan pasokan
air.
C. Menganalisis pengembangan energi terbarukan dan peran energi terbarukan dalam
mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan?
A. Menyelidiki tantangan dalam mengatasi perubahan iklim global dan dampaknya terhadap
Indonesia.
B. Menganalisis tantangan dalam mengelola limbah dan mengurangi polusi di daerah
perkotaan.
C. Mengidentifikasi peluang pengembangan ekonomi berkelanjutan melalui sektor energi
terbarukan dan pelestarian lingkungan.
C. TUJUAN

1. Menganalisis dampak deforestasi terhadap hilangnya habitat, keragaman hayati, perubahan iklim,
dan kerusakan layanan ekosistem yang penting.
2. mengidentifikasi praktik pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan, meneliti upaya pelestarian kualitas air dan kesinambungan pasokan air,
serta menganalisis pengembangan energi terbarukan dan perannya dalam mengurangi emisi gas
rumah kaca.
3. menganalisis tantangan perubahan iklim global dan dampaknya terhadap Indonesia, serta
mengidentifikasi peluang pengembangan ekonomi berkelanjutan melalui energi terbarukan dan
pelestarian lingkungan.

BAB II
DEFINISI OPERASIONAL

1. PENGERTIAN LINGKUNGAN

Lingkungan atau lazim juga disebut lingkungan hidup. Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu
yang hadir disekeliling organisma tersebut, yang berpengaruh terhadap eksistensi dari organisma yang
bersangkutan. Organisma, segala sesuatu yang hidup, baik makro biologis maupun mikro biologis, dari
dunia fauna dan dunia flora. Segala sesuatu yang hadir di sekeliling organisma antara lain, berbagai
bentuk benda (anorganik), organisma itu sendiri, proses dan gejala alam (hujan, angin, letusan gunung, air
mengalir, erosi, longsor, air, udara, iklim, suhu, laut, pantai, danau, gunung, bukit, lembah dsb).

Lingkungan, semua kondisi disekitar mahluk hidup, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
karakter mahluk hidup tersebut (Nursid Soemaatmaja, 1979). Lingkungan bisa dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: 1) Biotic environment/lingkungan biotik, segala bentuk mahluk hidup (makro dan mikro
biologis) yang hadir disekeliling mahluk hidup yang bersangkutan. Misalnya disekeliling manusia,
organisma Laut, organisma daratan dan seterusnya, 2) Abiotic environment/ lingkungan abiotik (tak
hidup), yaitu segala sesuatu yang berupa zat tak hidup, gejala dan proses yang bersifat tak hidup, yang
hadir disekeliling suatu organisma unsur-unsur bagian dari lingkungan tak hidup antara lain tanah, air,
udara, batuan, suhu, hujan, angin, dan seterusnya

Khusus dilihat dari aspek MANUSIA, maka lingkungan bisa dibedakan menjadi: 1) Lingkungan Alam
(Natural environment), seluruh kondisi alam (gejala dan proses) yang hadir disekeliling manusia yang
berpengaruh pada pertumbuhan (kuantitas dan kualitas) dan karakter manusia itu sendiri; 2) Lingkungan
Sosial, (social environment), yaitu sesama manusia (individu atau kelompok) yang berada disekitar
seseorang atau kelompok orang yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan karakteristik
seseorang atau kelompok yang bersangkutan; 3) Lingkungan Budaya, (cultural environment), yaitu segala
kondisi budaya atau segala bentuk hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia yang hadir disekitar
seseorang atau kelompok orang yang bersangkutan.

2. PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM

Sumberdaya Alam berupa hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang memiliki nilai sangat
strategis. Hutan memiliki tiga fungsi yaitu fungsi produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok memproduksi hasil hutan; fungsi lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi (penerobosan) air laut dan memelihara kesuburan tanah; fungsi
konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri tertentu yang memiliki fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Mencermati fungsi hutan yang demikian besar disatu sisi tetapi disisi lainnya terjadi deforestrasi yang
tinggi dengan laju deforestasi 1,46 jt ha/thn (FWI, 2018), hal ini mendorong perlunya upaya konservasi
sumberdaya hutan dan menjadi syarat mutlak bagi penyelamatan sumberdaya daya hutan di Indonesia.
Konservasi merupakan upaya pengelolalaan sumber daya alam hutan yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Keberadaan hutan di pulau-pulau kecil menjadi
suatu ekosistem yang sangat penting untuk dilindungi guna menopang kehidupan masyarakat..

Kondisi realitas saat ini dengan berbagai peluang yang ada dapat dimaksimalkan untuk mengatasi
berbagai tantangan penggunaan keanekaragaman hayati terutama di pulau-pulau kecil. Hasil yang
diharapkan nantinya dapat diperoleh strategi konservasi sumberdaya hutan guna menjaga keutuhan
sumberdaya hutan baik flora, fauna, dan lingkungannya serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

BAB III
LANDASAN TEORI

1. PENGATURAN HUKUM DI INDONESIA

Kawasan hutan memiliki peranan yang penting terhadap kehidupan manusia. Hutan menyediakan
berbagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pentingnya peran dan fungsi hutan,
perlu untuk melakukan pengaturan dari segi hukum. Keberadaan hukum memberi jaminan legal sebagai
landasan bagi pemerintah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Tata kelola hutan yang baik
tidak dapat dihilangkan dari prinsip transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan koordinasi yang
menjadikan pengelolaan hutan dan lahan ditujukan serta harus dimanfaatkan oleh publik demi tercipta
kesejahteraan. Pengaturan mengenai pengelolaan hutan dilakukan baik dari dunia internasional maupun
nasional.

Dari Internasional dimulai sejak pertemuan pembangunan berkelanjutan hasil dari KTT Bumi di Rio de
Jainero tahun 1992, yang tercantum dalam Forest Principle 19 yang berisikan arahan pembangunan
seumber daya hutan secara holistik bagi seluruh elemen ekosistem demi keberlanjutan. Forest Principle
ini bersifat tidak mengikat secara hukum, namun prinsip ini menjadi norma dasar bagi tata kelola yang
harus dilakukan oleh negara-negara yang menandatanganinya.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya disebut UUD NRI 1945
dalam Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, yang dalam hal ini
termasuk kekayaan hutan baik yang ada di permukaan tanah sampai di dalam tanah menjadi penguasaan
negara. Dari UUD NRI 1945 diturunkan ke berbagai peraturan yang mengatur tentang hutan.

Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan merupakan landasan hukum yang mengatur
tentang pengelolaan hutan. Dalam Pasal 2 undang- undang kehutanan ini dijelaskan mengenai
penyelenggaraan kehutanan yang berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, dan
keterbukaan. Yang dimaksud pelaksanaan penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari
adalah dalam penyelenggaraan kehutanan mempertimbangkan keseimbangan dan kelestarian unsur
lingkungan, sosial dan budaya, serta ekonomi. Sedangkan yang dimaksud penyelenggaraan kehutanan
berasaskan kerakyatan dan keadilan adalah dalam setiap penyelenggaraan kehutanan harus memberikan
peluang dan kesempatan yang sama kepada semua warga negara sesuai dengan kemampuannya, sehingga
dapat menimbulkan kemakmuran bagi seluruh rakyat. Makna dari penyelenggaraan kehutanan berasaskan
kebersamaan adalah agar terjalin keterkaitan dan ketergantungan secara sinergis antara masyarakat
setempat dengan badan usaha, baik BUMN, BUMD, atau BUMS Indonesia. Sedangkan maksud dari
penyelenggaraan kehutanan berasaskan keterbukaan adalah mengikutsertakan masyarakat dan
memperhatikan aspirasi masyarakat dalam setiap kegiatan penyelenggaraan hutan. Selanjutnya telah
diatur juga mengenai Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup yang terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2009.

Dalam UU No.32 tahun 2009 Pemerintah Indonesia mengupayakan terhadap pelestarian lingkungan
hidup. Secara garis besar undang-undang ini berisikan upaya sistematis dan terpadu untuk melestarikan
lingkungan serta sebagai upaya pencegahan terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
Hal ini tercermin dalam Pasal 1 ayat (2) UU No.32 tahun 2009, yaitu “Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum”.
Adanya pengaturan hukum mengenai pengelolaan hutan merupakan salah satu upaya yang bertujuan
untuk menjaga dan meningkatkan ketertiban dan menjamin kepastian hukum. Harapannya dengan adanya
pengaturan hukum dapat menjamin kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

A. Dampak deforestasi terhadap hilangnya habitat dan keragaman hayati


Salah satu dampak utama deforestasi adalah hilangnya habitat bagi banyak spesies hewan dan tumbuhan
di Indonesia. Hutan-hutan tropis Indonesia adalah rumah bagi banyak spesies endemik yang tidak
ditemukan di tempat lain di dunia. Ketika hutan-hutan ini ditebangi, habitat alami mereka hilang dan
spesies-spesies ini terancam punah. Hilangnya habitat juga mempengaruhi rantai makanan dan
keseimbangan ekosistem, karena banyak spesies yang saling bergantung dalam ekosistem tersebut.

Kerusakan ekosistem juga mempengaruhi keragaman hayati di Indonesia. Hutan-hutan yang rusak tidak
lagi mampu menyediakan kondisi yang tepat bagi kehidupan berbagai spesies. Kehilangan spesies yang
unik dan langka dapat mengurangi keanekaragaman hayati secara keseluruhan, yang merupakan aset
penting bagi ekosistem dan manusia. Keragaman hayati memiliki nilai ekonomi, ekologis, dan sosial yang
penting.

Selain itu, deforestasi juga memiliki hubungan yang erat dengan perubahan iklim. Hutan-hutan tropis
Indonesia berperan sebagai penyerap karbon yang signifikan, membantu mengurangi jumlah karbon di
atmosfer. Namun, ketika hutan-hutan tersebut ditebangi, karbon yang sebelumnya tersimpan dalam
tumbuhan dan tanah dilepaskan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca. Hal ini berkontribusi pada
pemanasan global dan perubahan iklim.

Kerusakan ekosistem juga dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap layanan ekosistem yang
penting. Layanan ekosistem mencakup penyediaan air bersih, regulasi iklim, penyerapan karbon,
pemuliaan tanah, dan lain-lain. Ketika ekosistem mengalami kerusakan, layanan-layanan tersebut menjadi
terganggu atau bahkan hilang. Misalnya, deforestasi yang menyebabkan erosi tanah dapat mengurangi
kualitas air sungai dan menyebabkan banjir.

Anda mungkin juga menyukai