KELOMPOK 7:
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang ‘’swot
resiko bisnis”’. Makalah Ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini khususnya kepada dosen pengampu
manajemen resiko bisnis A yaitu Ibu Dewi Cahyani Pangestuti, SE. MM.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi,
bahasa, dan lainnya. Oleh karena itu, dengan keterbatasan yang kami miliki dengan
lapang dada kami mempersilahkan bagi pembaca untuk memberikan saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan, literatur, dan bermanfaat bagi
pembaca. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah
meluangkan waktu untuk membaca makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tatap muka dengan perubahan yang cepat dan kompleks dalam lingkungan bisnis saat
ini, perusahaan dihadapkan pada tantangan yang semakin beragam dan tak terduga. Dalam
menghadapi ketidakpastian ini, pemahaman yang mendalam tentang potensi risiko dan peluang
menjadi kunci dalam merancang strategi bisnis yang berkelanjutan. Di sinilah Analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) memainkan peran penting. Analisis SWOT
telah dikenal sebagai alat yang kuat untuk mengevaluasi faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Namun, dalam konteks risiko bisnis, pendekatan ini
lebih dari sekadar mengidentifikasi elemen-elemen strategis; ini tentang merumuskan
pandangan yang jernih tentang risiko yang ada dan mengambil langkah-langkah untuk
meminimalkan dampak negatifnya. Definisi risiko menurut Pinontoan (2010:100) adalah hasil
negatif yang timbul akibat dari suatu peristiwa atau keputusan yang diambil dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam konteks ini, risiko merujuk pada kemungkinan adanya dampak yang tidak
menguntungkan atau merugikan. Darmawi (2006:1) juga mengemukakan definisi risiko
sebagai probabilitas terjadinya konsekuensi yang merugikan atau buruk, seperti potensi
kerugian finansial, cedera, kebakaran, dan sejenisnya. Dalam konsep risiko, tidak ada
pendekatan yang bisa menjamin dengan pasti bahwa dampak buruk tersebut bisa dihindari
sepenuhnya, kecuali jika aktivitas yang melibatkan risiko tersebut tidak dilakukan sama sekali.
Dalam konteks dinamika bisnis yang selalu berubah, pemahaman tentang bagaimana
Analisis SWOT dapat diaplikasikan dalam perspektif risiko bisnis memiliki implikasi yang
mendalam. Dengan mengintegrasikan penilaian risiko ke dalam setiap aspek analisis,
perusahaan dapat mengambil langkah-langkah lebih proaktif dan efektif dalam merencanakan
strategi bisnis, meminimalkan dampak risiko yang merugikan, dan pada akhirnya membangun
fondasi yang lebih kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan.
2.1 Teori
A. Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2008), analisa SWOT merupakan identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Selanjutya, menurut
Wheelen and Hunger (2012) menyebutkan bahwa analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT sebagai alat penting untuk
perencanaan strategis, membantu organisasi untuk mencapai tujuan dengan cara
dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis ini memastikan
kapasitas organisasi didayagunakan dengan optimal dan bernilai bagi konsumen,
dengan membagi faktor menjadi empat ranah (Phadermrod, Crowder, & Wills, 2019).
Manajemen strategis dipahami sebagai pengambilan keputusan dan mengambil
tindakan oleh pemangku kebijakan. Analisis SWOT sebagai strategi untuk menyusun
kajian strategis sebuah organisasi atau program, sehingga dapat meningkatkan hasil
dan dampak yang akan dicapai (Ahmed, Ahmed, Shimul, & Zuñiga, 2015; Davies,
1998; Gurel & TAT, 2017). Strength sebagai aspek yang kuat yang mendukung
program atau organisasi diartikan dengan kekuatan. Weaknesses sebagai aspek
kelemahan dari sebuah institusi atau program yang didefinisikan dengan kelemahan.
Opportunities adalah aspek yang menggambarkan kondisi di luar organisasi atau
program berpeluang untuk berhasil atau terlaksana. Sedangkan threats menunjukkan
kondisi di luar organisasi atau program yang menghambat atau membahayakan
organisasi atau sebuah program (Polat, Çelik, & Okçu, 2019).
2) Tahap Analisis
● Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis informasi
tersebut untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang relevan.
● Dalam tahap ini, Anda mengisi matriks SWOT dengan faktor-faktor yang telah
diidentifikasi dari data yang telah dikumpulkan.
● Evaluasi faktor-faktor dalam matriks SWOT dengan mempertimbangkan
hubungan antara kekuatan dan peluang, kelemahan dan ancaman, serta cara
faktor-faktor ini dapat saling mempengaruhi.
Melalui penerapan Analisis SWOT dalam manajemen risiko bisnis, perusahaan dapat
memahami dengan lebih baik posisi mereka dalam menghadapi tantangan dan
peluang, serta mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mengurangi dampak
risiko dan meningkatkan kinerja bisnis.
Penting bagi UKM untuk menjadikan manajemen risiko sebagai bagian integral
dari strategi bisnis mereka. Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya
menghindari semua risiko, pendekatan yang cermat terhadap manajemen
risiko dapat membantu melindungi bisnis dari dampak yang merugikan dan
mengoptimalkan peluang untuk pertumbuhan dan keberhasilan jangka
panjang.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha UMKM di Kota
Banjarmasin. Metode pengambilan sampel menggunakan metode
stratified random sampling, hal itu dikarenakan subyek penelitian adalah
UMKM dengan berbagai jenis usaha dan lokasi geografis. Fokus
penelitian ini adalah UMKM industri rumahan yang menghasilkan
produk Tanggui, Kerupuk, dan Sasirangan. Menurut Roscoe (1975) dan
dikutip oleh Uma Sekaran (2006), jumlah sampel yang ideal adalah
antara 30 dan 500, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 UMKM di Kota Banjarmasin yang
memproduksi produk Tanggui, Kerupuk, dan Sasirangan.
Tabel
Contingency Planning
1. Hasil dari identifikasi dan analisis risiko, lima risiko utama dihadapi oleh UMKM
dalam data penelitian: (1) Risiko Modal: (a) kurangnya modal, (b) kesulitan
mendapatkan permodalan dan bantuan permodalan dari bank. (2) Risiko
SDM: (a) kurangnya tenaga kerja ahli dalam proses produksi, (b) kurangnya
pelatihan dari pihak terkait, dan (c) pengelolaan keuangan yang masih
konvensional. (3) Risiko bahan baku: (a) harga bahan baku terus naik, atau
mahal, dan (b) daya tahan bahan baku rendah. (4) Risiko proses/operasional:
(1) pasokan bahan baku terbatas, (b) kurangnya inovasi, dan (c) kurangnya
tenaga kerja ahli dalam proses produksi. (5) Risiko peralatan/mesin: (a) mesin
yang digunakan belum optimal, dan (b) Teknologi digunakan sebagian besar
secara manual.
2. Risiko yang paling signifikan dan memerlukan pengelolaan dan perlakuan
risiko segera adalah sebagai berikut: Risiko Modal dengan konsekuensi yang
hampir pasti terjadi dan dampak yang signifikan; Risiko Sumber Daya Manusia
dengan konsekuensi yang hampir pasti terjadi dan dampak yang signifikan;
dan Risiko Bahan Baku dengan konsekuensi yang sering terjadi dan dampak
yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I Edisi ke-13. Jakarta Erlangga.
Tampubolon, F. Y., & Nursito, N. Y. (2022). Risiko pada berbagai sektor bisnis & analisis SWOT
dalam perspektif manajemen risiko. KINERJA, 19(4).
Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama.
Jikrillah, S., Ziyad, M., & Stiadi, D. (2021a). ANALISIS MANAJEMEN RISIKO TERHADAP
KEBERLANGSUNGAN USAHA UMKM DI KOTA BANJARMASIN. JWM (JURNAL
WAWASAN MANAJEMEN), 9(2), 134–141.