Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

KESEHATAN MENTAL

(1632329-2)

Nama : Klaveren G. K. Mandagi

Nim : 19101054

Tugas individu 1!

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental Dunia dan Indonesia.


Tugas individu 2!

Carilah: Empat (4) Kategori Perilaku Secara Antropologis Menurut Ackerknecht.

1. Autopathological, yaitu prilaku abnormal dalam suatu budaya yang ditempati tetapi normal
dibudaya lain.
2. Autonormal, yaitu prilaku normal budaya yang ditempati tetapi tidak normal untuk budaya yang
lain.
3. Heteropathologikal, yaitu prilaku abnormal dalam seluruh budaya.
4. Heteronormal, yaitu prilaku normal dalam semua budaya
Tugas individu 3!

Hubungan Kesehatan Mental Dengan Bidang Ilmu Lain.


1. Genetika
Genetika adalah suatu cabang biologi yang menangani studi tentang hereditas  perpindahan
sifat sifat dari individu tua kepada keturunannya (anak anak). Ada beberapa fakta penting yang
cenderung menunjukkan hubungan yang erat antara pengaruh pengaruh herediter dan beberapa tipe
gangguan kesehatan mental. Apabila hubungan kausal genetik ini diketahui. maka para ahli ilmu
kesehatan mental dapat menghimbau agar tidak mengadakan perkawinan antara pasien penyakit
tertentu supaya mengurangi penyakit kesehatan mental dan kelainan kelainan kesehatan mental lain
yang mungkin terjadi pada generasi generasi yang akan datang.
2. Sosiologi.
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menangani konstitusi, evolusi, dan gejala gejala pada
masyarakat manusia. Sosiolog dan pekerja sosial pertama tama memperhatikan pengaruh pengaruh
kehidupan masyarakat dan organisasi keluarga terhadap kesejahteraan fisik dan kesehatan mental
dari individu individunya. Mereka juga memperhatikan penyebab dan akibat dari pengaruh pengaruh
sosial yang mengganggu fungsi efisien dari masyarakat yang terorganisasi.
3. Antropologi.
Antropologi yang menyelidiki manusia primitif dan produk dari kebudayaannya dapat
membantu ilmu kesehatan mental dalam usaha usahanya untuk mengurangi terjadinya
ketidakmampuan menyesuaikan diri individu. Karena pengetahuan teknisnya tentang pengaruh dari
praktek praktek budaya khusus dalam pertumbuhan kepribadian, antropolog dapat membantu ahli
ilmu kesehatan mental dalam mencari jalan dan cara untuk mencapai perkembangan kepribadian
yang sehat.
4. Psikiatri.
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menangani diagnosis dan perawatan
gangguan gangguan kesehatan mental. Individu psikiater menyelidiki secara mendalam penyebab
penyebab langsung dan tidak langsung suatu penyakit tertentu. Penyelidikan yang terinci mengenai
individu individu yang memperlihatkan abnormalitas abnormalitas yang jelas dalam tingkah laku
sangat bermanfaat bagi ilmu kesehatan mental karena perhatian utamanya ialah mencegah penyakit
penyakit kesehatan mental semacam itu. Karena kalau mengetahui penyebab penyebab yang nyata
dari gangguan kesehatan mental, maka akan dilakukan suatu tindakan untuk mencegahnya.
5. Ilmu Konselor.
Individu konselor di samping menjadi individu dokter, ia juga memiliki latar belakang yang
baik dalam psikologi dan pertama tama ia menangani tipe tipe gangguan kepribadian yang lebih
berat. la juga diminta pendapatnya dalam perkara perkara pengadilan untuk menetapkan keadaan
kesehatan mental yang sebenarnya dari individu individu yang berlagak mengalami kesehatan
mental tidak sehat (tidak waras) untuk menghindari hukuman berat dari tindakan pidana yang
mereka lakukan.
6. Neurologi.
Neurologi mencakup diagnosis dan perawatan kerusakan pada struktur otak dan bagian
bagian lain dari sistem syaraf. Neurolog Iebih menekankan struktur dan lokasi kerusakan yang
terjadi pada jaringan jaringan otak. Penyelidikan penyelidikan semacam itu biasanya
mengungkapkan penyebab yang sebenarnya dari gangguan kesehatan mental pasien.
7. Psikologi.
Semua biding psikologi turut memberi sumbangan bagi usaha kesehatan mental. Psikologi
anak yang menyelidiki anak dari masa pranatal sampai masa remaja memperkenalkan kondisi
kondisi yang berbeda dalam perkembangan emosi dan kesehatan mental anak kepada para ahli ilmu
kesehatan mental. Psikologi ahnormal/ yang menangani penyimpangan penyimpangan dalam tingkah
laku manusia membantu memberikan wawasan kepada ahli ilmu kesehatan mental mengenai fakta
tentang penyebab penyebab dari gangguan kepribadian.
8. Psikologi Pendidikan.
Yakni dapat memberikan pemahaman kepada para mahasiswa ilmu kesehatan mental
mengenai pengaruh pengalaman pengalaman sekolah terhadap kesehatan mental. Karena
menerapkan prinsip prinsip ilmu kesehatan mental merupakan suatu segi dalam cara belajar, maka
pengetahuan efektif tentang proses belajar merupakan sumbangan yang sangat penting dari psikologi
pendidikan bagi ilmu kesehatan mental dalam mencari usaha usaha yang efektif untuk mencegah
penyakit kesehatan mental dan membina kesehatan mental.
9. Psikologi Klinis.
Yakni yang merupakan salah satu bentuk psikologi terapan berusaha menentukan
kemampuan kemampuan dan ciri ciri khas individu individu dengan menggunakan bermacam
macam metode pengukuran, analisis, dan observasi. Kemudian, dan hasil hasil yang dikumpulkan
dengan data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik dan sejarah sosial dari kasus, saran saran dapat
diberikan bagi penyesuaian diri yang tepat dan individu yang bersangkutan.
10. Psikoanalisis.
Penjelasan penjelasan tentang kepribadian yang diutarakan oleh psikoanalisis mengemukakan
bahwa kehidupan kesehatan mental individu individu khususnya cara cara kerja dari alam tak sadar
menjelaskan banyak segi tingkah lakunya. Dan apa yang dibuat individu terhadap dirinya dari masa
bayi sampai masa dewasa sebagian besar tergantung pada kemampuannya untuk mengendalikan
energi energi psikis yang dimilikinya. Karya dari kelompok psikoanalis ini merubah secara besar
besaran perawatan terhadap individu individu yang menderita konflik konllik batin yang berlangsung
lama dan kecemasan kecemasan kronis yang berlebih lebihan.
11. Ilmu Kedokteran Psikosomatik.
Ilmu kedokteran ini adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari
pengetahuan dan perawatan gangguan fisik dengan latar belakang psikogenik. Tegangan tegangan
emosional yang muncul dari konflik konflik yang tidak terpecahkan dan frustrasi frustrasi yang
berlebih lebihan menyebabkan reaksi reaksi tubuh (penyakit penyakit fisik), misalnya hipertensi
(tekanan darah tinggi), peptic ulcer, migrant, asma, dan gangguan pada kulit tertentu. Gangguan
gangguan psikosomatik ini disebut juga neurosis karena gangguan gangguan dan kerusakan pada
beberapa bagian tubuh disebabkan oleh kesulitan kesehatan mental atau emosional.
12. Klinik Psikiatri.
Klinik tersebut terdiri dari staf yang meliputi dokter spesialis, psikolog klinis, pekerja sosial
psikiatri, dan perawat perawat psikiatri yang bekerja sama dalam menemukan sifat dan penyebab
dari kekalutan kekalutan kepribadian pasien dan membantunya supaya bisa sembuh kembali atau
dapat menyesuaikan diri lagi. Klinik psikiatri memiliki persamaan dengan klinik jiwa dalam banyak
hal. Hal yang membedakan adalah bahwa klinik psikiatri menggunakan cara cara psikoterapi karena
perhatiannya lebih dipusatkan pada diagnosis dan perbaikan terhadap kekalutan kekalutan
kepribadian yang tidak disertai dengan gangguan gangguan organik.
Tugas individu 4!

TEORI KEPRIBADIAN YANG SEHAT (minimal 2 teori).

1. Aliran Psikoanalisa.

Psikolanalisa merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya
adalah Sigmund Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dan
kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.

Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.  Freud pada awalnya memang
mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan
konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu
lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku
dan pikiran.

Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan,
dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar
yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious
motivation ) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.

Dalam teori psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu,


struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :

1. Id

Id merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga
merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan
superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan
reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id
mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id terdiri
dari dorongan – dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.

2. Ego

Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena
kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi – transaksi yang sesuai dengan dunia
kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan
subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal – hal yang terdapat dalam batin dan hal –
hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego
mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon
dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.

3. Superego.

Superego merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai – nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral
masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada
anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau
salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu
berorientasi pada kesempurnaan.

Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh
mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :

1. Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )

Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi,
dan lain – lain.

2. Tingkat Prasadar ( Preconscious Level )

Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari
hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan
yang telah dipelajari, dan lain – lain.

3. Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )

Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu.
Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-
pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual
yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.

Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat,
komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi
begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah – misahkan
pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku
hampir selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah
satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.

Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :

1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan

2. Aliran Behavioristik.
Aliran psikologi behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John
B.Watson pada tahun 1913. Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar)
adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan
organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa
melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan
antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati
secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah
hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem
kompleks yang bertigkah laku menurut cara – cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan
kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat
pengatur panas.

Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting, yaitu :

1. Menekankan pada respon – respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme
menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku
manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya sendiri dari
studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai
dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respon
terhadap rangsangan itu.

Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :

1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.

3. Aliran Humanistik

Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik.
Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan
penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.

Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang.
Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi
Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan
manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh
nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.

Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya
“Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima
macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:

1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)

2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)

3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)

4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)

5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:

1. Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman
sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2. Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri,
sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
3. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan
Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers
(1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalakan pengalaman –
pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola
mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Tugas individu 5!

Jelaskan Apa Yang Dimaksud Oleh 4 Jenis Kematangan Dalam Penyesuaian Diri.
1. Kematangan Emosi.
Kematangan emosi merupakan kemampuan untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman,
mempunyai kontrol diri, perasaan untuk menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu
menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif .
2. Kematangan Intelektual.
Kematangan intelektual adalah orang yang mampu menghadapi segala persoalan dengan
mempergunakan Nalar Logika, melakukan pertimbangan-pertimbangan yang logis, sistimatis dan
efisien berdasarkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya.
3. Kematangan Sosial.
kematangan sosial merupakan perkembangan keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan individu
yang menjadi ciri khas klompoknya, dengan demikian ciri-ciri kematangan sosial itu ditentukan oleh
kelompok sosial di lingkungan tersebut.
4. Tanggung Jawab.
Tanggung jawab secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya jika terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan atau juga berarti hak
yang berfungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikapnya oleh pihak lain, (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2006). Menurut (Barbara, 2004) tanggung jawab adalah sikap yang dapat
diandalkan, ketekunan, terorganisasi, tepat waktu, menghormati komitmen, perencanaan.
Tugas individu 6!

Faktor-Faktor, Bentuk, dan Aspek Penyesuaian Diri.


A. Faktor-Faktor.
faktor – faktor yang menentukan penyesuaian diri menurut (Hartono & Sunarto, 2006) dapat
dikelompokan sebagai berikut :
a. Kondisi fisik.
Kondisi fisik yang ada meliputi; bentuk tubuh, kesehatan, penyakit, dan sebagainya.
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan
bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang sangat penting dalam
penyesuaian diri.
b. Perkembangan dan kematangan, kematangan emosional, intelektual, sosial, dan moral.
Tingkat kematangan yang dicapai antara individu yang satu dan yang lainnya,
sehingga pencapaian pola – pola penyesuaian diri juga berbeda secara individual atau
bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan. kondisi perkembangan
mempengaruhi setiap aspek kehidupan.
c. Penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajarnya, deterministik diri, konflik
dan penyesuaian.
Cara seseorang mengatasi masalah seperti, dalam mengatasi frustasi berbeda – beda
tergantung dari pengalaman yang dialami setiap individu. Namuan pada intinya berupaya
untuk meningkatkan pencapaian tujuan yang diinginkan secara sosial.
d. Kondisi lingkungan, khususnya keluarga, masyarakat dan sekolah.
Lingkungan dimana individu berada memberi andil yang sangat berarti dalam
melakukan penyesuaian diri. Hasil pendidikan yang diperoleh individu dapat mempengaruhi
prilaku dalam hal penyesuaian diri.
e. Kultur dan agama sebagai penentu penyesuaian diri.
Kultur dan agama memiliki peran yang penting, secara psikologis agama sebagai
penuntun adanya tuntunan hidup yang mutlak.
B. Bentuk.
Menurut Gunarsa (dalam Sobur, 2003) bentuk-bentuk penyesuaian diri ada dua antara lain:
a. Adaptive
Bentuk penyesuaian diri yang adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk
penyesuaian diri ini bersifat badani, artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah usaha tubuh
untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu panas.
b. Adjustive.
Bentuk penyesuaian diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah
laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma.
Misalnya, jika kita harus pergi ke tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena
kematian salah seorang anggota keluarganya, mungkin sekali wajah kita dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga menampilkan wajah duka, sebagai tanda ikut menyesuaikan
terhadap suasana sedih dalam keluarga tersebut.
C. Aspek.
Schneiders (1964) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri meliputi aspek sebagai berikut :
1) Pengakuan (Recognition)
Pengakuan adalah menghormati dan menerima hak-hak orang lain. Dalam hal ini
menurut Schneiders individu harus mampu menerima hak-hak orang lain yang berbeda
dengan dirinya untuk menghindari terjadinya konflik sosial.
2) Partisipasi (Participation)
Partisipasi adalah melibatkan diri dalam berelasi. Setiap individu haru dapat
mengembangkan dan memelihara sebuah hubungan persahabatan. Individu yang yang tidak
mampu membangun relasi dengan orang lain dan lebih menutup diri akan menghasilkan
penyesuaian diri yang buruk.
3) Persetujuan Sosial (Social Approval)
Persetujuan Sosial adalah minat dan simpati terhadap kesejahteraan orang lain.
Dimana individu dapat peka dengan masalah dan kesulitan orang lain di sekelilingnya serta
bersedia memberikan bantuan untuk meringankan masalah.
4) Altruisme (Altruism)
Altruisme adalah memiliki sifat rendah hati dan tidak egois. Individu harus
mengembangkan rasa saling membantu dan mementingkan orang lain yang merupakan nilai
dari penyesuaian moral yang baik.
Tugas individu 6!

Faktor-Faktor, Bentuk, dan Aspek Penyesuaian Diri.

Anda mungkin juga menyukai