Anda di halaman 1dari 39

BENCANA

ALAM

KARAKTERISTIK

Peristiwa Mendadak Transien Menimbulkan


Alam kerugaian/nyawa
JENIS BENCANA ALAM

B.A. GEOLOGIS B.A. NON GEOLOGIS

Gempa bumi Badai


Letusan gunungapi Tornado
dan aliran lahar Penyakit
Tsunami Hama Tanaman
(gelombang pasang) Kebakaran hutan
Gerakan tanah Kemarau panjang
Banjir dan banjir
bandang
Mud volcano
Lain-lain

* Perang
* Huru-hara
* Kegagalan
Teknologi
YANG PERLU DIKETAHUI

Jenis Lokasi Besaran Lamanya Freku- Jarak


Bencana ensi waktu

Teratur Tak Teratur

Reaksi Manusia

Reaksi Reaksi Reaksi antara


Selama Setelah dua kejadian
Kejadian Kejadian

Pertolongan Perawatan Kewajiban


pertama Rehabilitas Monitoring
Evakuasi lingkungan Logistik lanjutan
Logistik Keteknikan Pendidikan dan
Kesehatan, latihan

Menghilangkan Menghilangkan
Kejadian Ketidak-aturan

Menghilangkan Menghilangkan Pelajari Alihkan tanggung


Penyebab Pengulangan frekuensi jawab ke atas
BENCANA ALAM GEOLOGIS

1. Bencana Alam = Kejadian alam + Faktor manusia

2. Beberapa pertanyaan utama :

ada apa
dimana
berapa besar
kapan
mengapa

3. Jenis-jenis bencana :

Letusan gunungapi dan aliran lahar


Gempa bumi dan tsunami
Longsoran
Banjir dan banjir bandang
Extra-terestrial (meteor impcat)
Gerakan tanah / longsor
Banjir dan banjir bandang

Gempa bumi Tsunami


Letusan gunung api
Mud volcano
Letusan gunung api

Aliran lava

Piroklastik; awan panas; Aliran lahar


gas berracun
Gempa bumi
Mud Volcano (misalnya Porong, Sidoarjo; Bleduk Kuwu, Purwodadi)
Gerakan tanah atau Longsor
Banjiiiiir
Meteor impact
Mitigasi

Besaran bencana
Resiko bencana =
Ketahanan masyarakat

Fisik (Struktur):
kode bangunan, tata ruang, fasilitas,
rute dan tempat evakuasi, dsb

Non-fisik (Non-struktur):
pendidikan, pengetahuan,
sikap dan perilaku, kebiasaan/tradisi,
kelembagaan, manajemen, dsb
Budi Brahmantyo
KK Geologi Terapan FIKTM-ITB KRCB IAGI Komisi Geologi Kuarter & Lingkungan

Diskusi Antisipasi Bencana Gempa Bumi di Bandung, Redaksi PR, 24 Juni 2006
PERNAHKAN ANDA DIGONCANG GEMPA BUMI?

APA YANG AKAN KITA LAKUKAN DI RUANGAN INI


KETIKA TIBA-TIBA SEKARANG TERJADI
GONCANGAN KERAS GEMPA BUMI?
Cerita tentang pak Waris, mhs. S3 ITB korban gempa bumi Yogya
27 Mei 2006 (diambil dari milis dosen ITB)

Berikut berita ttg pak Waris dari mailis alumni teknik nuklir yg berusmber dari cerita
mbak Wibie (istri pak waris) dan saudara-saudara Pak Waris yang saat itu berada di
RS DKT:
Saat gempa terjadi Pak Waris dan Mbak Wibie sedang berada di teras rumah.
Untuk menghindari kemungkinan runtuhnya rumah, Pak Waris dan Mbak Wibie
berlari ke halaman, terus menuju jalan dan mencari tanah lapang di sebuah
SMP yang letaknya tidak jauh dari rumah. Tiba-tiba pagar tembok SMP yang
berada di dekat mereka roboh dan mengubur Pak Waris serta Mbak Wibie. Pak
Waris meninggal di tempat, sedangkan Mbak Wibie terluka cukup parah di
bagian mata sebelah kanan. Bayinya, Alhamdulillah selamat (saat ini Mbak Wibie
sedang hamil (+-) 3 bulan) Besok, Senin 29 Mei 2006 pukul 11.00 Mbak Wibie akan
berangkat ke Bogor (info terakhir: mbak sudah ke bandara, dan pesawat akan
berangkat jam 15.00). Kepulangan Pak Waris dan Mbak Wibie ke Jogja dalam
rangka pamitan kepada keluarga Pak Waris yang berada di Pundhong, Bantul.
Dikarenakan usia kehamilan yang cukup tua saat lebaran nanti, Pak Waris dan Mbak
Wibie menyempatkan untuk pulang sekarang. Datang hari Kamis dan merencanakan
pulang ke Bandung hari Sabtu malam. Tiket juga sudah dibeli. Tapi apa daya, Allah
berkehendak lain. Pak Waris lebih dulu berangkat menemui Rabb-nya.
Perbandingan bencana gempa bumi
Kobe/Hanshin 1995 dan Yogya 2006

Kobe / Hanshin Yogya-Jateng

Tanggal 17 Januari 1995 27 Mei 2006

Waktu 5:46 5:56


Besaran 7.2 SR 5.9 SR
Jumlah korban 5094 5000-an (?)
Penyebab korban Sebagian besar Sebagian besar
akibat kedinginan, akibat langsung
kebakaran gempa bumi
(timpaan runtuhan)
Intensitas gempa bumi skala MMI
(Modified Mercalli Intensity Scale, 1931)
I. Hanya tercatat di seismograf; hanya sedikit orang yang
kemungkinan merasakannya
II. Dirasakan beberapa orang (yang berbaring di atas lantai).
Benda lepas sedikit terguncang/bergetar
III. Dirasakan orang yang berada di tingkat atas bangunan. Benda
yang tegak tergoncang lemah. Gantungan lampu bergoyang.
Kebanyakan orang tidak menyangka adanya gempa bumi
IV. Banyak orang yang berada di dalam rumah merasakan
goncangan. Piring, daun pintu dan jendela bergoncang.
V. Hampir semua orang merasakan goncangan; yang tidur
terbangun. Benda-benda yang diletakkan sembarangan jatuh.
Bandul jam terhenti.
VI. Dirasakan semua orang. Menimbulkan kepanikan dan tergerak
untuk lari keluar rumah.
Intensitas gempa bumi skala MMI
(Modified Mercalli Intensity Scale, 1931)
VII. Hampir semua orang akan berlari keluar rumah. Dinding
dengan disain buruk runtuh. Benda-benda akan mengalami
kerusakan.
VIII. Bangunan konstruksi solid akan rusak. Menara, monumen dan
dinding runtuh. Furnitur terjungkir balik. Pasir dan lumpur
tersemprot lemah. Perubahan pada muka air sumur gali.
IX. Bangunan konstruksi solid akan rusak berat, beberapa rubuh.
Tanah retak.
X. Hampir seluruh struktur batu/beton hancur. Retakan besar
terbentuk di tanah. Retakan panjang terbentuk. Jalan kereta api
terbengkokkan.
XI. Hanya beberapa bangunan saja bertahan. Jembatan rusak.
Retakan panjang lebar terbentuk.
XII. Tanah bergelombang. Benda-benda terlontar ke udara.
GEMPA BUMI PACET, KAB. BANDUNG
5.3 SR
2 FEBRUARI 2005
Intepretasi kelurusan dari
Citra SPOT 1986 BANDUNG
JOGJAKARTA 2006

Piyungan

Bandara Retak di jalan


Adisucipto & sawah

Gedung
BPKP Pathuk
Menara
metroTV
Crack di jalan
aspal Bangunan pd
Dringo Btgamping
Longsor

Tim Geologi
Episentrum LPPM-ITB
USGS 2006
PETA GEOLOGI
JOGJAKARTA 2006

Piyungan

Bandara Retak di jalan


Adisucipto & sawah

Gedung
BPKP Pathuk
Menara
metroTV
Crack di jalan Longsor
aspal
Bangunan pd
Dringo Batuankeras

Episentrum Tim Geologi


USGS LPPM-ITB
2006
KAWASAN YANG RAWAN BENCANA GEO-TEKTONIK
Peta Zona Subduksi dan Sesar Aktif dan sebaran gempabumi merusak
Peta Wilayah rawan Bencana Gempabumi
Merusak di Indonesia
MEKANISME TERJADINYA TSUNAMI
PUSAT GEMPABUMI UTAMA DAN SEBARAN GEMPABUMI SUSULAN
PUNGGUNGAN BUKIT
YANG CUKUP TINGGI
DAERAH GENANGAN

PERUBAHAN GENANGAN PADA KETINGGIAN


2 M, 5 M DAN 10 M
Tindakan ketika gempabumi terjadi
1. Jika berada di dalam rumah:
a. Berlindung di bawah meja
atau struktur rumah yang
kuat
b. Segera matikan kompor
c. Jangan bertelanjang kaki
d. Hati-hati dan cermati
sekeliling sebelum keluar
rumah.

Segitiga Kehidupan Douglas Coup:


berbaring di samping benda yang kuat
(sofa, tempat tidur), tidak berada di
bawah kusen pintu, atau lari
menuruni tangga.
Tindakan ketika gempabumi terjadi
2. Jika berada di luar rumah:

a. Berlindung di gedung terdekat atau berlari ke tempat


terbuka/lapangan
b. Hati-hati dengan dinding yang mudah rubuh, terutama
dinding beton.
c. Hindari tiang-tiang (listrik, telepon) menara, atau
pepohonan

Segitiga Kehidupan Douglas Coup:


merapat ke dinding bangunan bagian luar lebih aman daripada di jalanan.
Tindakan ketika gempabumi terjadi
3. Jika sedang mengendarai
mobil:

Parkir kendaraan di
tempat aman dan matikan
mesin, dan segera keluar
dari mobil.
Jika diparkir di tempat
tertentu, tinggalkan kunci
kontak supaya petugas
bisa memindahkannya jika
dibutuhkan
Segitiga Kehidupan Douglas Coup:
Merapat, menunduk atau berbaring di luar mobil lebih aman dari pada
berada di dalam mobil.
Tindakan ketika gempabumi terjadi
4. Jika berada dekat tebing atau pantai:

a. Jika berada di pantai, segera berlari


ke tempat yang lebih tinggi untuk
menjaga-jaga dan menghindari
gelombang tsunami

b. Jika berada dekat tebing atau di


bawah bukit, segera lari ke lapangan
datar terbuka untuk menghindari
longsor atau jatuhan batu/tanah
Tempat evakuasi
Harus di tentukan dan diketahui
masyarakat dengan tujuan:

a. masyarakat tahu harus


berkumpul kemana untuk
bertemu anggota keluarga

b. pusat informasi bencana

c. dapur umum

d. pusat sukarelawan

e. tujuan bantuan korban bencana


kesimpulan
1. Kita tidak siap (karena kurang mempunyai pengetahuan)
jika bencana gempa bumi menggoncang Bandung
masyarakat perlu pengetahuan dan pendidikan bencana alam

2. Pemerintah tidak menyiapkan masyarakat untuk tanggap


ketika gempa bumi terjadi
perlu sosialisasi terus-menerus dari pemerintah
kepada masyarakat, dan latihan-latihan menghadapi bencana
3. Pemerintah tidak menata daerahnya untuk akrab terhadap
bencana alam (kode bangunan, tempat-tempat aman,
tempat evakuasi, dll)
perlu penentuan dan sosialisasi peruntukan ruang
4. Pemerintah tidak menyiapkan daerahnya dalam menghadapi
kemungkinan bencana gempa bumi
perlu tata ruang dan kode bangunan
mitigasi bencana alam gempa bumi
Ya Allah, berilah kepada kami kemampuan untuk dapat memahami kuasa-Mu,
dapat memahami ayat-ayat-Mu yang kami sebut sebagai hukum alam,
sehingga kami dapat mengurangi kerusakan dan
kematian yang diakibatkan oleh bencana alam.
Semoga Engkau tidak menimpakan kepada kami, bencana yang sekiranya
tidak dapat kami tanggung. Amin.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai