Abstrak
Pasir silika, silika fume, dan SP (Super Plastisizer) adalah bahan-bahan kimia yang menjadi campuran dalam
pelat beton UHPFRC (Ultra High Performance Fibre Reinforce Concrete) dimana pelat beton ini lebih tipis dari
pelat pada umumnya. Pelat ini merupakan beton mutu tinggi UHPC (Ultra High Performance Concrete) yang
dikombinasikan dengan serat baja. Dalam hal ini serat baja diganti dengan kawat bendrat. Karena itu beton ini
dianggap salah satu inovasi dari pelat beton pada umumnya. Diharapkan beton ini lebih tahan terhadap kuat tarik
belah karena adanya serat kawat bendrat yang dicampur didalamnya. Benda uji dibuat menjadi lima perlakuan
dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 75 cm dan 30 cm. Benda uji yang pertama adalah pelat beton tebal 2
cm, yang kedua ketebalan 3cm, yang ketiga 4cm, yang keempat 5 cm, dan yang kelima 6 cm. Semakin tebal
pelat semakin besar besar beban yang diterima, tetapi semakin kecil lendutan yang terjadi. Kuat lentur yang
dihasilkan tidak berbanding lurus dengan ketebalan pelat beton, melainkan kuat lentur tidak terpengaruh dengan
ketebalan pelat.
Abstract
Bendrat wire is one alternative to steel reinforcement materials are expected to function as a fiber. Silica sand,
silica fume, and SP (Super plasticizer) are chemicals that become UHPFRC (Ultra High Performance Fibre
Reinforce Concrete)mix in the concrete slab where the concrete slab is thinner than the plate in general.
Because the concrete is considered one of the innovations of the concrete slab in general. The test specimen was
made into five treatment with the same length and width of 75 cm and 30 cm. The first test specimen is 2 cm
thick concrete slab, the second thickness 3cm, 4cm third, fourth 5 cm, and the fifth 6 cm. The thicker the greater
the plate big load received, but the smaller deflection. The resulting flexural strength is not directly
proportional to the thickness of the concrete slab, but the flexural strength is not affected by the thickness of the
plate.
dasar penambahan serat adalah memberikan tulangan Pengambilan sampel dan data dilakukan dengan
serat pada beton yang disebar merata secara acak membuat sejumlah benda uji dalam bertuk pelat dengan
(random) untuk mencegah retak-retak yang terjadi akibat ukuran (75x30) cm dengan ketebalan 2 cm sampai 5 cm
pembebanan (Sudarmoko,1990). dan silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm.
Kawat bendrat merupakan salah satu bahan alternatif Pelat yang diuji ditumpu dengan tumpuan sederhana
pengganti serat baja yang diharapkan berfungsi sebagai pada kedua sisinya dengan jarak dari tumpuan ke
serat. Pasir silika, silika fume, dan SP (Super Plastisizer) tumpuan adalah 65 cm.
adalah bahan-bahan kimia yang menjadi campuran Proporsi campuran yang digunakan adalah
dalam pelat beton UHPFRC dimana pelat beton ini lebih perbandingan berat yang setara dengan perbandingan
tipis dari pelat pada umumnya. seperti Tabel 2. Perlakuan yang dilakukan terhadap
Dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa benda uji berbentuk pelat adalah benda uji yang pertama
kawat bendrat sebagai tulangan fiber juga dapat adalah pelat beton tebal 2 cm, yang kedua ketebalan
meningkatkan kekuatan beton. Widodo, Aris (2013) 3cm, yang ketiga 4cm, yang keempat 5 cm, dan yang
juga mengadakan pengujian kuat tarik belah, kuat tekan, kelima 6 cm.
dan modulus elastisitas. Hasil pengujian kuat tarik belah,
kuat tekan, dan modulus elastisitas dalam tabel seperti Tabel 2 Proporsi Campuran
berikut: Bahan Perbandingan Terhadap Semen
Tabel 1 Peningkatan Kekuatan Semen 1
Pengujian Konsentrasi Serat Peningkatan Silica Fume 0,1
Silica Powder 0,1
Kuat Tarik ± 5% 39,931% Pasir 0,7
Kuat Tekan ± 7,5% 31,648% Kerikil 0,4
Air 0,22
Modulus Elastisitas ± 7,5% 25670 Mpa Superplasticizer (SP) 0,15
Pada penelitian Suhendro, B. (1991) dipelajari Pengujian kapasitas pelat menggunakan tumpuan
pengaruh penambahan kawat bendrat kedalam adukan sederhana yang tidak sama dengan tumpuan sendi yang
beton mengenai kuat lentur, daktilitas, kuat desak dan diasumsikan pada perhitungan analisa teori, tumpuan
impact resistance beton fiber yang dihasilkan. Kawat sederhana yang digunakan pada pengujian memiliki
bendrat tersebut dimaksudkan untuk menggantikan steel berbagai kelemahan yaitu tidak menempelnya pelat
fiber. Dari hasil pengujian terhadap benda–benda uji dengan baik pada tumpuan sederhana sehingga pelat
disimpulkan dengan adanya serat pada beton dapat agak sedikit terangkat pada ujung-ujung pelat
mencegah retak-retak rambut menjadi retakan yang lebih tersebut pada saat menerima beban sehingga kekakuan
besar. Dengan penambahan serat pada adukan beton pelat menjadi berkurang. Persamaan yang dipakai
ternyata dapat meningkatkan ketahanan terhadap kuat adalah:
lentur, daktilitas, beban kejut (impact resistance) dan Pxl ……………..………………………….(1)
kuat desak. R=
bxdxd
Berdasarkan paragraf sebelumnya, penelitian ini
Selain pengujian di laboratorium juga dilakukan
bermaksud untuk mengetahui struktur pelat beton
perhitungan lendutan pelat beton secara teori. Karena
UHPFRC sebagai plat beton yang tipis, dengan cara
kondisi batas berupa tumpuan sederhana dan beban
memperhitungkan lendutan dan kekuatan lentur pelat
terpusat yang diterima ada dua maka persamaan lendutan
UHPFRC dari hasil pengujian dan hasil analisa teori.
yang sesuai adalah :
METODOLOGI PENELITIAN
……………….……….(2)
Bahan-Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: Hasil perhitungan secara teori dibandingkan dengan
a. Semen: semen merk Semen Gresik hasil pengujian di laboratorium.
b. Aggregat halus: pasir dari Lumajang, Silica Fume,
Silika Powder. HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Aggregat kasar: kerikil dengan diameter maksimum
10 mm Pengujian Kuat Tekan Beton
d. Tulangan: Tidak memakai tulangan, tetapi memakai
Kuat tekan beton dipengaruhi beberapa faktor
kawat bendrat panjang maksimal 1 cm sebagai
antara lain lekatan pasta semen pada agregat, komposisi
serat.
bahan susun dan kekuatan masing-masing bahan susun.
Kuat tekan beton lebih besar daripada kuat tarik beton.
Metode Pengambilan Sampel dan Data
KESIMPULAN
Dari hasil analisis, penelitian dan pengamatan
yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Beban yang diterima dengan adanya penambahan
ketabalan mulai dari 155.1 kg sampai 397.134 kg.
Dengan beban batas / beban hancur mulai dari yang
2 cm sebesar 124.71 kg, 3 cm sebesar 279.81 kg, 4
cm sebesar 602.58 kg, 5 cm sebesar 908.08 kg, dan
6 cm sebesar 1305.21 kg. Tetapi hal tersebut tidak
terjadi pada kuat lentur yang menghasilkan nilai
hamper sama atau tidak terpaut jauh.
Daftar Pustaka