Selanjutnya bertindak atas nama pemrakarsa peternakan ayam pedaging, dengan ini
menyatakan bahwa :
1. Data UKL-UPL dari kegiatan di atas telah disusun dengan benar sesuai dengan
peraturan yang berlaku
2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan
yang tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh
instansi yang berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporan
setiap 6(enam) bulan sekali ke Badan Lingkungan Hidup
3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan
terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan kegitan
usaha dan bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang ditimbulkan oleh
pencemaran atau kerusakan lingkungan yang terjadi
4. Kami bersedia merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam kegiatan
atau usaha baik luasan lahan, kapasitas maupun desain
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya sebagai komitmen perusahaan
kami dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan
Anik Yulaika
KATA PENGANTAR
Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun
dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional Peternakan Ayam Pedaging di
Kabupaten Ponorogo kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.
Pemrakarsa
Anik Yulaika
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PELAKSANAAN
IZIN LINGKUNGAN HIDUP
SURAT REKOMENDASI UKL-UPL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 Pedahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud, Tujuan dan Kegunaan
C. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun UKL-UPL
D. Dasar Hukum
BAB 2 Rencana Kegiatan
2.1. Nama Kegiatan
2.2. Lokasi Kegiatan
2.3. Skala Kegiatan
2.4. Kesesuaian Tata Ruang
2.5. Rona Lingkungan Awal
2.6. Tahap Pra konstruksi
2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat
2.6.2. Pembebasan lahan
2.6.3. Pengurusan perizinan
2.7. Tahap Konstruksi
2.7.1. Rekrutmen tenaga kerja
2.7.2. Pematangan lahan
2.8. Tahap Operasi
2.8.1. Mobilisasi Tenaga kerja
2.8.2. Kegiatan Peternakan
BAB 3 Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
3.1. Tahap Pra Konstruksi
3.2. Tahap Konstruksi
3.3. Tahap Operasi
MATRIKS UKL-UPL
BAB 4 Jumlah dan Jenis izin PPLH yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran - lampiran
DAFTAR TABEL
Table 2.1. Penggunaan Lahan
Table 2.2. Luas bangunan
Table 2.3. Populasi ternak
Tabel 2.4. Pemberian pakan ternak
Tabel 2.5. Vaksin dan obat-obatan
Table 2.6. Tenaga kerja
Table 2.7. jadwal rencana kegiatan
Table 2.8. Baku mutu air limbah
Table 2.9. Perizinan yang dimiliki
Table 2.10. Tenaga kerja konstruksi
Table 2.11. Peralatan yang digunakan
Table 2.12. Material yang digunakan
Table 2.13. Fungsi bangunan
Table 2.14. Jenis tanaman RTH
Table 2.15. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi
Table 2.16. Kebutuhan air bersih
Table 2.17. Volume timbulan sampah
Tabel 2.18. Volume limbah B3
Tabel 2.19. Volume kotoran ternak
Table 2.20. Durasi kendaraan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lay Out Peternakan Ayam UD. ANIK YULAIKA
Gambar 2.2. Denah Peternakan Ayam UD. ANIK YULAIKA
Gambar 2.3. Peta Satelite Peternakan Ayam UD. ANIK YULAIKA
Gambar 2.4. Peta Pemantauan Peternakan Ayam UD. ANIK YULAIKA
Gambar 2.5. Muka Air ROW 6
Gambar 2.6. Skema penggunaan air bersih
Gambar 2.7. Desain Drainase
Gambar 2.8. Rencana pemasangan septic tank
Gambar 2.9. Model sumur resapan
Gambar 2.10. Neraca air
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup sekitar adalah kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Clouse House.
Sehubungan hal tersebut UD. ANIK YULAIKA sebuah perusahaan peternakan Ayam
Pedaging Clouse House yang berlokasi di Desa Grogol Kecamatan Sawoo Kabupaten
Ponorogo melakukan studi kelayakan lingkungan dengan menyusun formulir Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL –
UPL).
Penyusunan formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Clouse House UD. ANIK
YULAIKA dengan jumlah populasi 62.000 ekor dengan berpedoman Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
3. KEGUNAAN
Kegunaan formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Clouse House UD.
ANIK YULAIKA adalah :
A. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan untuk melaksanakan koordinasi pengelolaan lingkungan
hidup.
Sebagai bahan untuk membantu semua pihak dalam menciptakan
kualitas lingkungan yang baik.
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
Jabatan : Direktur
B. PENYUSUN UKL-UPL
D. DASAR HUKUM
Penyusunan Formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Clouse House UD.
ANIK YULAIKA Desa Grogol Kecamatan Sawoo ini dilandasi beberapa
Peraturan Perundang-undangan antara lain :
A. UNDANG – UNDANG
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah
7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
9. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
10. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
B. PERATURAN PEMERINTAH
1. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggara Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)
3. Peraturan Pemerintah 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 Tentang
perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 Tentang Pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang
Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang irigasi
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
C. PERATURAN MENTERI
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/MEN/1980 tentang Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Men.kes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan Pengawasa Kualitas Air
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pemanfaatan Air Hujan
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang telah Memiliki
Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan
Hidup
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
8. Peraturan Menteri Negara Perhubungaan Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Rambu-rambu Lalu Lintas
9. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 40/Permentan/OT.140/2/2014 Tahun
2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam Petelur yang Baik
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah
Memiliki Izin Usaha Dan/ Atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan hidup
D. KEPUTUSAN MENTERI
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perusahaan
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Limbah Domestik
RENCANA KEGIATAN
Jalan : -
Dukuh : Krajan
Kel./Desa : Grogol
Kecamatan : Sawoo
Kabupaten : Ponorogo
Provinsi : Jawa Timur
Koordinat : 7°58’08.4"S 111°31 '45.7"E
Luas lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan peternakan seluas 2.788 m2
dimanfaatkan untuk :
A Lahan Tertutup
1 Kandang 1 800 29
2. Kandang 2 1400 50
3 Parkir 186 6
Jumlah 2.452 88
B Laham Terbuka
4 RTH 300 11
5 Tempat bangkai 36 1
Jumlah 336 12
Adapun luas bangunan rencana peternakan sebesar 2.302 m2 untuk pembangunan kandang
tipe close house 2 lantai.
Table 2.2. Luas Bangunan
Jumlah Ternak
Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 62.000 ekor
dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup).
Bibit Ternak
Sedangkan dalam pemeliharaan bibit dilakukan setiap saat, bila ada gejala
kelainan pada ternak akan segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan
pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang
bertugas.
Pemeliharaan
1. Perkandangan
Kualitas udara dilihat dari kandungan oksigen, karbondioksida, dan amoniak dengan batasan
tertentu. Adapun batasan yang perlu karbonmonoksida
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 500 m, tidak
lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Selain itu,
pembuatan kandang didukung juga dengan lokasi yang agak rindang dan terhalangi
oleh tembok pembatas agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucian kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur dua kali dalam seminggu
dan setiap akhir periode untuk penyucian kandang sebagai usaha biosecurity dengan
menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri
Pemberian pakan haruslah memperhatikan kualitas pakan itu sendiri dengan memiliki kadar
nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ternak. Kandaungan gizi pakan tiada lain mengandung
protein, lemak, serat kasar, kalsium, posfor, karbohidrat, dan multi vitamin. Pemberian pakan
berdasarkan Standar
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 62.000 ekor dalam
satu periode selama 42 hari adalah 1.830 Sak x 50 Kg = 91.500 Kg, dimana 1 Sak berisi 50
Kg pakan ayam.
Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam diperkirakan rata-rata
dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari. Kebutuhan air per hari mencapai 5000
liter.
3. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan
pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang
baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga
yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin,
sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur (Pullorum)
Hasil utama peternakan ayam pedaging berupa ayam dewasa yang siap
dipotong biasanya 95 % dari total populasi ayam ternak. Sedangkan 5 % lagi di
asumsikan sebagai tingkat kematian ternak. Dari 62.000 ekor ternak di asumsikan hasil
panen ayam mencapai 59.000 ekor ayam dewasa yang siap di potong dan sisanya
3.000 ekor ayam dianggap masuk dalam ranah resiko kematian ternak. Hasil panen
ayam dewasa di salurkan ke PT. Inti Plasma (Pokphand Group) sebagai rekan bisnis
utama pemrakarsa.
L P
Jumlah 7 6 1
Jadwal Kegiatan
Tahun 2016
No Kegiatan Bulan
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
I. Pra Konstruksi
1 Sosialisasi kepada masyarakat
2 Pembebasan lahan
3 Pengurusan perizinan
II. Konstruksi
1 Rekrutmen tenaga kerja
2 Pematangan lahan
3 Mobilisasi alat dan material
Pembangunan sarana dan
4
prasarana
III. Operasi
1 Rekrutmen tenaga kerja
2 Kegiatan peternakan
2.4. Kesesuaian Tata Ruang
Rencana kegiatan peternakan ayam broiler (pedaging) UD. Anik Yulaika haruslah
sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten
Ponorogo. Berdasarkan paragraph 3 kawasan peruntukan pertanian pasal 85 huruf d di
pertegas pada pasal 89 poin 2. Ayam Pedaging tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten
Ponorogo dikarenakan termasuk peternakan rakyat.
2. Kualitas udara
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau
banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu rona
lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal
peternakan sesuai peraturan pemerintah.
3. Kebisingan
4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi
dan kondisi bentang alam daerah wilayah studi merupakan perbukitan. Secara alami air
akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia
dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan
pengambilan sampling air permukaan (eksisting).
Table 2.8. Baku Mutu Air Limbah
No Parameter Satuan Batas maksimum
A. Fisika
1 Bau - Tidak berbau
2 Suhu - -
3 Kekeruhan NTU 25
4 Warna - Tidak berwarna
5 TDS mg/l 1500
6 DHL M.mhos/cm -
B. Kimia
1 pH - 6-9
2 Krom mg/l 0.5
3 Seng mg/l 10
4 Tembaga mg/l 2
5 Ammonia mg/l 20
6 Sulfide mg/l 1
7 BOD mg/l 50-100
8 COD mg/l 100-300
C. Mikrobiologi
1 e.coli Per 100ml 100
2 Total coliform Per 100ml 1000
5. Kependudukan
Desa Grogol yang memiliki wilayah 1.112,90 Ha, dengan kondisi geografis berbukit.
Jumlah penduduk Desa Grogol sebanyak 8.782 jiwa dengan komposisi 4.330 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 4.452 jiwa berkelamin perempuan, yang tersebar dalam wilayah 8
Dusun, 19 RW dan 60 RT. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan pedagang
sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha,
TNI, POLRI, dan sebagainya.
Persetujuan warga
Surat keterangan domisili
Surat rekomendasi Kecamatan
Rekomendasi UKL-UPL
Izin Lingkungan
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Izin Usaha Peternakan (SIUP)
Izin PPLH
Lahan yang berupa tegalan dengan struktur yang tidak merata dan
bergelombang sehingga harus dilakukan cut and fiil untuk perataan, pembersihan,
pengurugan dan penggalian serta pemagaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar
tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan
pondasi dan bangunan. Lahan yang dimatangkan dan dibersihkan seluas 2.400 m untuk
pembangunan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging)
Drainase yang akan dibangun memiliki dimensi lebar 0,5 meter dan kedalaman 0,5 meter
Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari westafel, MCK, pencucian
alat dan lain-lain dialirkan menuju saluran menuju settling pond dan kolam ikan.
Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju septic tank. Dan
saluran air hujan, penyiraman taman di alirkan menuju sumur resapan.
Pembangunan septictank
Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau dan
tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah.
Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang dihasilkan
dari karyawan.
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Ponorogo sebesar 70.000 watt
dengan serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati listrik. Di
UD. Anik Yulaika ini terdapat Genset. Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati
listrik dari PLN.
Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Proporsi RTH pada wilayah kota
sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas 20 % diperuntukan RTH publik dan sebesar + 10
% untuk RTH privat. Yang termasuk RTH publik diantaranya taman kota, taman pemakaman
umum, jalur hijau, dan lainnya. Sedangkan RTH privat antara lain kebun atau halaman rumah
milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, RTH kegiatan peternakan
ayam pedaging ini sebesar 30 % dari luas lahan sehingga sudah melebihi batas minimal
Pemerintah sebesar 10 %. Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) haruslah berfungsi sebagaimana
mestinya dapat menyimpan air tanah, menjaga kualitas udara, peredam kebisingan, dan
penyeimbang estetika lingkungan hidup. Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih
condong pada RTH mikro dengan fungsi RTH :
Oleh karena itu, direkomendasikan menanam pohon rindang di sekeliling areal kegiatan.
Dibawah ini merupakan pohon yang dapat di gunakan untuk RTH yang dapat di pilah dan di
pilih sesuai keadaan di lokasi kegiatan.
Table 2.14. Jenis Tanaman untuk RTH
Adapun jam kerja terbagi dalam 2 sift dalam waktu operasi 24 jam setiap hari
kerja. Sift 1 mulai dari pukul 07.00 - 15.00 WIB dan sift 2 mulai jam 15.00 - 23.00
WIB. Setiap karyawan memiliki hak libur selama 1 hari dalam satu minggu yang
waktunya di jadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket
tengah malam secara bergiliran dan masuk dalam kategori lembur. Untuk jam
keamanan berlaku malam hari sampai esok pagi.
= 10 x 0,01 m
= 0,1 m /hari
Table 2.16. Kebutuhan air bersih
No Jenis kebutuhan Jumlah Satuan Periiode
1. Karyawan 0,1 m3 Harian
2. Penyiraman taman 1 m3 Harian
3. Ternak 157,52 m3 Periode
4. Pencucian kandang 10 m3 Akhir periode
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi, boiler,
pencucian, penyiraman, mushola dan fasilitas umum lainnya. Dapat diperkirakan
timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air jika
dihitung adalah :
= 0,88 m /hari
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut di alirkan melalui saluran
tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua jaringan yakni, jaringan
limbah tinja menuju septic tank dan air kotor menuju IPAL. Sedangkan pencucian kandang
melalui saluran air kotor dan bekas menuju IPAL sebelum masuk pengolahan bakteri
(digester), kolam pengendapan, dan kolam pemisahan ( filter ). Sedangkan limpasan air hujan
dan penyiraman taman dialirkan melalui drainase ke sumur resapan dan lubang biopori.
Timbulan Gas Amoniak
Dampak negative dari kegiatan perternakan terutama masalah bau yang berasal
dari limbah kotoran ternak, yakni gas amoniak (NH3) . Reaksi pembentukan amoniak
dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan kotoran ternak. Semakin besar
kandungan protein pada pakan akan semakin besar pula gas amoniak yang dihasilkan.
Namun, di sisi lain kandungan protein pada pakan juga akan mempengaruhi bobot
ternak. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik tentunya berbanding lurus dengan
bobot ternak. Oleh karena itu, kandungan protein sangat penting untuk pertumbuhan
ternak (dampak positif) dan sebagai sumber utama penghasil gas amoniak (dampak
negative). Untuk meminimalisir reaksi gas amoniak maka ditambahkan probiotik ke
dalam pakan atau minum ternak. Probiotik tersebut dapat memaksimalkan
metabolisme protein dalam tubuh ternak dan akan mengurangi gas amoniak yang
keluar bersama kotoran (ekskresi).
Salah satu ciri ternak terjangkit flu burung adanya ayam mati mendadak.
Setelah itu di periksa ciri-ciri ayam terjangkit flu burung. Ketika terjadi suspek seperti
itu maka pengambilan ayam yang mati mendadak tersebut dapat dilakukan sama
seperti penanganan bangkai ternak. Namun untuk pencegahan penularan dan
penyebaran flu burung ini dapat dilakukan melalui :
1. Peningkatan biosekuriti ; desinfektan alat dan fasilitas peternakan serta alat pelindung
kerja karyawan (anak kandang)
2. Depopulasi (pemusnahan selektif); pemusnahan ayam sehat yang berdekatan dengan
ayam mati terinfeksi flu burung
3. Disposal; pemusnahan (pembakadan dan penguburan) ayam mati dan pakan yang
tercemar
4. Vaksinasi; pemberian vaksin terhadap ayam yang sehat dalam satu kandang yang
ditemukan ayam mati terjangkit flu burung
5. Melaporkan terjadinya kasus flu burung kepada Dinas Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Ponorogo
6. Mendapatkan pelatihan atau pembekalan penanganan flu burung oleh Dinas terkait di
Kabupaten Ponorogo
Sumber energy listrik tegangan tinggi sebesar 70.000 watt berpotensi terjadinya
kebakaran bila terjadi konsleting listrik. Oleh karena itu, disediakan APAR
berkapasitas 3 Kg sebanyak 4 unit. Disamping itu, adanya pintu darurat dan jalur
evakuasi bencana menuju titik kumpul.
Aspek Transportasi
Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, dan
pengurusan perizinan.
Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan,
mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana;
Tahap operasi, meliputi: mobilisasi tenaga kerja operasional, Kegiatan peternakan.
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi
adalah sebagai berikut :
1. Persepsi masyarakat
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana
pembangunan peternakan ayam pedaging.
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Lokasi UKL
Periode UKL
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan
izin warga.
Lokasi UPL
Periode UPL
Pelaksana : Pemrakarsa
Keterangan
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Desa Grogol Kecamatan
Sawoo Kabupaten Ponorogo setuju dengan adanya rencana pembangunan Peternakan Ayam
Pedaging oleh Pemrakarsa serta mendapatkan persetujuan tertulis dari kegiatan peternakan
boiler UD. Anik Yulaika.
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut :
Sumber Dampak
Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sesuai rencana teknis membutuhkan
tenaga kerja konstruksi.
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang
terkena dampak langsung
Lokasi UKL
Periode UKL
Lokasi UPL
Periode UPL
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Disnakertrans
Penerima laporan : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Disnakertrans
Keterangan
Pekerja didatangkan dari Ponorogo dan kepala proyek bagian dari internal
perusahaan.
2. Pematangan Lahan
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar
Peningkatan run off pada saat turun hujan
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari
(PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan
untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA.
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
Lokasi UKL
Periode UKL
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan
Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/kolam pengendapan
Periode UPL
Selama kegiatan pematangan lahan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kab. Ponorogo
Penerima laporan : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, DLH Kab. Ponorogo
Keterangan : -
Sumber Dampak
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di
datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari
(PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk RTH sebesar 50 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Purabaya
Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraan proyek
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Jalan Ponorogo-Trenggalek
Pintu keluar masuk lokasi proyek
Periode UKL
Lokasi UPL
Areal kegiatan
Areal kegiatan
Periode UPL
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkar muat
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : DLH, Dishub, Dinas PUPR
Penerima laporan : DLH, Dishub, Dinas PUPR
Keterangan
Peralatan akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di
tetapkan tim teknis.
Sumber dampak
Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu
Peningkatan intensitas kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Potensi kecelakaan kerja
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah
dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari (PP. 41
tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Lokasi UKL
Periode UKL
Lokasi UPL
Periode UPL
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : DLH, Lurah Grogol
Penerima laporan : DLH, Camat Sawoo
Keterengan
Luas lahan 2.788 m2 dengan luas bangunan sebesar 2.303 m2 , RTH 300 m2 dan
parkir 186 m2.
3.2.Tahap Operasi
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah
sebagai berikut :
Sumber Dampak
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan Peternakan Ayam Pedaging.
Jenis Dampak
Terserapnya tenaga kerja lokal dan berwirausaha yang berasal dari masyarakat sekitar.
Besaran Dampak
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah sebanyak 7
orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi.
Lokasi UKL
Melakukan wawancara dan komunikasi dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi
kegiatan
Lokasi UPL
Periode UPL
Pelaksana : Pemrakarsa
Pengawas : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Disnakertrans, DLH
Penerima laporan : Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Disnakertrans, DLH
Keterangan
Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai
dengan kebutuhan dan keahliannya.
Sumber Dampak
Janis Dampak
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas
karyawan dan penyucian kandang
Penurunan kualitas air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa
MCK pada Toilet
Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaan sumur bor sebagai sumber air
bersih utama
Penurunan kualitas udara dilingkungan peternakan
Penggunaan genset
Timbulan gas amoniak dan sulfide
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
Timbulan limbah B3
Timbulan limbah kotoran ternak
Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu burung
Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan.
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan Peningkatan
run off limpasan air.
Besaran Dampak
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88 m3 /hari
dan pada akhir periode sebesar 8 m /hari.
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88m3/hari
dan pada akhir periode sebesar 8 m /hari
Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karyawan dan kegiatan lainnya
sebesar 1,1 m /hari, ternak 157,52 /periode; dan akhir periode 10 m3
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih
rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari
(PP. 41 tahun 1999)
Gas amoniak dan sulfida dipengaruhi kadar protein dalam kotoran ternak dan badan
ternak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai
KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan akan berpotensi terhadap
kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ± 0,0054 m /hari.
Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10L/bulan
Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 4,5 ton/hari
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
Lokasi UKL
Setahun sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap musim hujan
Sekali pada saat penanaman dan pembangunan ruang genset dan blower
2 minggu sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap mati listrik
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
Setiap hari kerja
2 minggu sekali
Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari untuk biosekuriti
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Pada saat musim hujan
Lokasi UPL
Saluran buangan air kotor
IPAL
Kolam resapan
Septic tank
RTH
Meteran air
blower
Ruang genset
Areal lokasi kegiatan
Warga sekitar lokasi
Pagar batas areal peternakan
RTH
Ruang genset
Areal parker
Tong sampah
TPSS
TPS B3
Areal sekitar kandang
Areal lokasi kegiatan
Pintu keluar masuk kandang
RTH
Periode UPL
3 bulan sekali
3 bulan sekali
Setiap hari
Setiap musim hujan
3 bulan sekali
3 bulan sekali
2 minggu sekali
Sebulan sekali
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
2 minggu sekali
Setiap hari
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Pada saat musim hujan
Keterangan
A. Pra konstruksi
Sosialisasi Sikap dan Jumlah dan Melakukan Warga Desa Satu kali Observasi Warg Desa Sekali pada Pelaksana : Pada
kepada persepsi respon komunikasi, Grogol pada saat wawancara Grogol pembuatan Pemrakarsa prinsipnya
masyaraka masyarakat masyarakat sosialisasi dan Kecamatan sosialisasi dengan Kecamatan izin tetangga Pengawas : Lurah warga
terhadap yang observasi Sawoo rencana masyarakat Sawoo dan Grogol, Polsek terkena
rencana menanggapi Kabupaten kegiatan dan sekitar Kabupaten Rekomendasi setempat dampak
pembangun positif dan Ponorogo untuk lokasi Ponorogo Camat langsung
Penerima laporan :
negatif mendapatk Warga Desa
Camat Sawoo, Polsek
peternakan terhadap persetujuan Grogol
setempat
ayam rencana izin warga Kecamatan
pedaging pembangunan Sawoo
peternakan Kabupaten
ayam Ponorogo
pedaging setuju dengan
adanya
rencana
pembangunan
Peternakan
Ayam
Sumber Jenis Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Pengelolaan Keterangan
dampak dampak dampak dan Pemantauan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode
B. Konstrksi
Mobilisasi Terserapnya Tenaga kerja Rekrutmen Warga Kp. Pada saat Melakukan Warga Desa Sekali pada Pelaksana :
tenaga kerja tenaga kerja sebanyak 7 tenaga kerja Desa Grogol rekrutmen wawancara Grogol rekrutmen Pemrakarsa
lokal orang konstruksi lebih Kecamatan tenaga dan Kecamatan tenaga kerja Pengawas : Lurah
memprioritaska Sawoo kerja observasi Sawoo konstruksi Grogol, Disnakertrans
n warga sekitar Kabupaten konstruksi dengan Kabupaten
Penerima laporan :
lokasi yang Ponorogo pekerja dan Ponorogo
Camat Sawoo,
terkena dampak penduduk
Disnakertrans
langsung sekitar
Pematanga n Peningkata Kualitas Penyiraman Areal lokasi Pada Uji Areal lokasi Selama Pelaksana :
lahan n kadar udara lahan secara kegiatan kualitas kegiatan kegiatan Pemrakarsa
saat pematangan
debu melebihi periodik pada udara/ka Pengawas : Lurah
musim lahan
kualitas musim dar debu Grogol, DLH
kemarau berlangs
udara kemarau Penerimas laporan :
ambien, Camat Sawoo, DLH
dan
besaran
partikel
harus lebih
rendah dari
10 μg
maksimal
150 μg/m3
dan debu
maksim
um 350
mm3 / m2
per hari
(PP 41
tahun
1999)
Sumber Jenis Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Pengelolaan Keterangan
dampak dampak dampak dan Pemantauan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode
Mobilisasi Penurunan Kualitas Penyiram Areal lokasi Pada saat Pengukuran Areal Pada saat Pelaksana : Peralatan akan
alat dan kualitas udara an secara kegiatan keluar kualitas lokasi keluar masuk Pemrakarsa didatangkan
material udara melebihi periodik masuk udara kegiatan kendaraan Pengawas : Lurah secara bertahap
bangunan baku mutu kendaraan angkut Grogol, DLH, dan terencana
diameter angkut peralatan dan sesuai jadwal
Dishub, Dinas PUPR
debu lebih material yang sudah di
Penerima laporan :
dari 10 μg tetapkan tim
Camat Sawoo, DLH,
maksimal teknis
Dishub, Dinas PUPR
150 μg/m3
dan debu
maksim
um 350
mm3 / m2
per hari
(PP 41
tahun
1999)
Sumber Jenis Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Pengelolaan Keterangan
dampak dampak dampak dan Pemantauan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode
Pembangu Penurunan Kualitas Penyiraman Areal Selama Pengukura Areal lokasi Sekali pada Pelaksana : Luas lahan 2.788
nan sarana udara lokasi pekerjaan kegiatan tahap Pemrakarsa m2 dengan
kulaitas secara n kualitas
prasarana melebihi kegiatan dilakukan konstruksi bangunan sebesar
udara periodic pada udara Pengawas :
baku mutu bangunan
diameter musim Lurah Grogol, DLH 2.302 m2, RTH
dikerjaka
debu lebih kemarau Penerima laporan : 300 m2
rendah dari
10 sampai Camat Sawoo, DLH
maksimal
150μg/m3
dan debu
maksimum
350mm3/m2
per hari (PP.
41 tahun
1999)
Peningkatan Kebisingan Pemagaran di Pengukuran
kebisingan tidak sekeliling tingkat
melebihi areal kegiatan kebisingan
baku mutu Pekerjaan Pengamatan
untuk areal yang visual
industry menimbulkan
peternakan kebisingan
sebesar 70 tinggi di
dBA kerjakan pada
(Kepmen LH siang hari
No. 48/1996
tentang baku
mutu
kebisingan)
Sumber Jenis Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Pengelolaan Keterangan
dampak dampak dampak dan Pemantauan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode
Kegiatan Penurunan Limbah Pembuatan Saluran Setiap hari Pengukuran Saluran 3 bulan Pelaksana : Operasional
peternakan kualitas air domestic jaringan buangan kualitas air buangan sekali Pemrakarsa Peternakan Ayam
ayam permukaan yang saluran air kotor permukaan air kotor Pengawas : Pedaging akan
pedaging menyesuaikan dan
karena dihasilkan pembuangan IPAL IPAL Dinas Kebersihan,
mengikuti
limbah cair dari air kotor dan Dinkes
domestic kegiatan air bekas Kolam Kolam perkembangan
resapan resapan Penerima laaporan : peraturan dan
akibat karyawaan Membuat IPAL DLH, Dinas perundang-
adanya sebesar
aktivitas 0,88m3/har Membuat Kebersihan, Dinkes undangan
karyawan i dan pada kolam ikan Pemerintahan
penyuciana akhir sebagai bak Indonesia serta
an kandang periode control melaporkan
sebesar kegiatan setiap 6
8m3/hari. bulan sekali.
Penurunan Besarnya debit Pemasangan Sumur bor Setiap hari Pengamatan Sumur bor Setiap hari
kuantitas air kebutuhan air meteran air Setiap musim visual Setiap musim
tanah karena bersih untuk hujan terhadap hujan
penggunaan aktivitas sumur warga 3 bulan sekali
sumur bor karayawan dan Pengukuran
sebagai kegiatan kualitas air
sumber air lainnya sebesar bersih
bersih utama 1,1m3/hari
Penurunan Kualitas udara Menanam pohon RTH Sekali pada Pengukuran RTH 3 bulan sekali
kualitas melebihi baku penyerap CO2 Blower saat kualitas Blower
udara mutu diameter paling baik Ruang penanaman udara Ruang genset
dilingkungan debu lebih Membuat taman genset dan
peternakan rendah dari 10 dengan pohon pembangunan
Penggunaan sampai pelindung runag genset
genset maksimal berdaun lebar dan blower
150μg/m3 dan untuk menyerap
debu polusi
maksimum Penanaman
350mm3/m2 pohon kresik
per hari (PP. Pemasangan
41 tahun 1999) jaring dengan
ukuran 150 mesh
pada blower
Pemasangan
cerobong genset
Sumber Jenis Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Pengelolaan Keterangan
dampak dampak dampak dan Pemantauan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode
Timbulan gas Gas amoniak Pemberian Tempat 2 minggu Pengukuran Areal lokasi 2 minggu
amoniak dan dan sulfida probiotik starbio penampun sekali kualitas kegiatan sekali
sulfide dipengaruhi pada pakan ternak gan Setiap hari udara Warga
kadar protein Pemberian kapur, kotoran (amoniak dan sekitar
dalam kotoran EM4, sekam ternak hydrogen lokasi
ternak dan dedak pada RTH sulfide)
badan ternak kotoran ayam Blower Melakukan
Penyediaan RTH jejak
Pemasangan pendapat
jarring dengan warga
150mesh melalui
Pengangkutan kuisioner
kotoran ternak tertulis
tepat waktu 14
hari sekali
Peningkatan Kebisingan Pemagaran Pagar batas Setiap hari Pengukuran Pagar batas Sebulan
intensitas tidak melebihi disekeliling areal areal Setiap mati intensitas awal sekali
kebisingan baku mutu peternakan peternakan listrik kebisingan peternakan
dari operasi untuk areal Penanaman RTH RTH
genset dan industry pohon pelindung Ruang Ruang
mobilitas peternakan dengan tinggi genset genset
kendaraan sebesar 70 minimal 3 m
angkut dBA (Kepmen Memasang
LH No. peredam suara
48/1996 dan cerobong di
tentang baku ruang genset
mutu
kebisingan)
Sumber Jenis dampak Besaran dampak Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Keterangan
dampak Pengelolaan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode dan
Pemantauan
Peningkatan volume Jumlah Penempatan petugas Jalan purabaya Setiap hari Pengamatan visual Areal parkir Setiap hari
lalu lintas akibat kendaraan yang parkir lalu lintas Areal parker Setiap angkut Areal bongkar Setiap angkut
adanya kendaraan keluar masuk Pemasangan warning Areal bongkar barang muat barang
roda 2 dan 4 serta areal peternakan symbol muat barang
truk yang keluar akan berpotensi Pembuatan areal parkir
masuk lokasi parkir terhadap karyawan dan areal
dan jalan Ponorogo- kemacetan dan bongkar muat
Trenggalek gangguan lalu
lintas
Timbulan sampah Limbah padat Menyediakan tong Tong sampah Setiap hari Pengamatan visual Tong sampah Setiap hari
yang dihasilkan dari dan sampah yang sampah terpilah TPSS Setiap 2x dalam TPSS Setiap 2x dalam
kegiatan karyawan dihasilkan organik, anorganik semingu seminggu
sebanyak sebanyak 2 unit
±0,0054m3 /hari Membuat TPSS
Membuat komposter
Timbulan limbah B3 Limbah B3 yang Membuat TPS B3 TPS B3 Setiap 3 bulan Pengamatan visual TPS B3 Setiap 3 bulan
dihasilkan untuk Menjalin kerjasama sekali sekali
padatan sebesar dengan pengolah
20 kg/hari dan limbah B3
cairan 10 L/bulan
Sumber Jenis dampak Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Keterangan
dampak dampak Pengelolaan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode dan
Pemantauan
Timbulam limbah Jumlah limbah Penggunaan probiotik Feeder Setiap hari Pengamatan visual Areal sekitar 2 minggu sekali
kotoran ternak kotoran ternak starbio dan EM4 pada Kandang kekrja Uji peroximat kotoran kandang
mencapai 9,3 pakan dan minuman Tempat 2 minggu sekali ayam
ton/hari Pemberian kapur 1% penampungan
dan sekam pada kotoran ternak
kotoran
Membuat tempat
penampung sementara
kotoran ternak
Pemanfaatan kotoran
ternak untuk pupuk
organik
Timbulan bangkai Ayam mati Pemusnahan ayam Areal lokasi Ketika terjadi Pengamatan visual Areak lokasi Setiap hari
ternak diperkirakan mati dengan cara kegiatan lasus ayam mati Pengecekan ayam kegiarn
sebanyak 3.000 dibakar dan dikubur mati
ekor atau 5% Membuat banker
dari 62.000 ekor tempat pemusnahan
bangkai ternak
Potensi wabah flu Jumlah ayam Penigkatan biosekuriti Areal lokasi Setiap hari Pengamatan visual Areal lokasi Ketika terjadi
burung mati mendadak Penjaragan ayam kegiatan untuk Pengecekan ayam kegiatan kasus ayam mati
terjangkit flu Pemusnahan ayam mati biosekuriti mati mendadak
burung dengan cara di bakar dan Ketika terjadi terjangkit flu
dikubur kasus ayam mati burung
Pemberian vaksin AI mendadak
pada ternak terjangkit flu
Melaporkan kasus flu burung
burung kepada dinas
Sumber Jenis dampak Besaran Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan lingkungan hidup Institusi Keterangan
dampak dampak Pengelolaan
Bentuk Lokasi Periode Bantuk Lokasi Periode dan
Pemantauan
Potetnsi Jumlah kerugian Penyediaan APAR 3 kg Areal lokasi Ketika terjadi Pengecekan sumber Areal lokasi Ketika terjadi
terjadinya yang di sebanyak 4 unit kegiatan kebakaran arus kelistrikan kegiatan kebakaran
kebakaran di akibatkan dari Pemasangan alarm
areal peternakan bencan bencana
kebakaran Membuat jalur evakuasi
dan pintu darurat
Potensi terjadinya Jumlah pekerja Menerapan SOP Areal lokasi Setiap hari Pengamatan visual Areal lokasi Setiap hari
kecelakaan kerja yang mengalami Pemakaian alat kegiatan Medical check up kegiatan
dan gangguan kecelakaan kerja pelindung kerja Pintu keluar karyawan Pintu keluar
kesehatan dan gangguan Penyemprotan masuk masuk
karyawan kesehatan disinfektan kandang kandang
Menyediakan P3K
Mendapatkan pelatihan
penanganan flu burung
Ikut serta dalam
program BPJS tenaga
kerja dan kesehatan
BAB 3
Adapun rencana kegiatan peternakan ayam boiler bersifat permanen maka dari itu
rencana kegiatan tersebut diwajibkan memiliki izin PPLH diantaranya adalah
http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-kerusakan-
lingkungan-hidup-540449.html
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0107 .pdf
http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-resapan.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20
pencemaran%20air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http
%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05Dyah.pdf&ei=14rCUe
2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg
http://www.slideshare.net/kebonbawang/cara-beternak-ayam-kampung-pedagin