Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aulia Safira Dwi Oktaviani

NPM : 41204720120065
Praktikum : Kimia Fisik Lanjutan
Dosen Pengampu : Gladys Ayu Paramita Kusumah Wardhani

PERCOBAAN I
KELARUTAN TIMBAL BALIK

I. Tujuan
Memperoleh kurva komposisi sistem fenol air terhadap suhu pada tekanan tetap
Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol air

II. Alat dan Bahan


Alat Jumlah Bahan Jumlah
Beaker Glass 1 Fenol 4gr
Tabung reaksi 5 Aquades variasi
Gelas ukur 1
Pemanas 1
Elektrik
Thermometer 1
Biuret 1

III. Prosedur Kerja

4 gram fenol

Dititrasi dengan aquades, dicatat volume berubah warna menjadi


keruh
Disusun tabung reaksi yang diberi sumbat, pengaduk dan
thermometer dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi
akuades

Dipanaskan sambal diaduk, suhu dicatat. Saat acmpuran berubah


dari keruh menjadi (T1)

Diulangi prosedur diatas beberapa kali

HASIL

IV. Data Pengamatan


No Perbandingan T0 T1 T2
1 1:2 31 58 31
2 1:4 30 60 32
3 1:6 30 59 33
4 1:8 30 61 32
5 1:10 31 61 32

V. Analisis Data
Perhitungan fraksi mol
1. Tabung reaksi 1 (1:2)
𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,0106
𝑥 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = = = 0,3226
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,022 + 0,0106
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 0,022
𝑥 𝐴𝑖𝑟 = = = 0,6748
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,022 + 0,0106
2. Tabung reaksi 2 (1:4)
𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,0106
𝑥 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = = = 0,1924
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,044 + 0,0106
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 0,044
𝑥 𝐴𝑖𝑟 = = = 0,8058
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,044 + 0,0106

3. Tabung reaksi 3 (1:6)


𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,0106
𝑥 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = = = 0,1370
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,067 + 0,0106
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 0,067
𝑥 𝐴𝑖𝑟 = = = 0,8634
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,067 + 0,0106

4. Tabung reaksi 4 (1:8)


𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,0106
𝑥 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = = = 0,1064
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,089 + 0,0106
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 0,044
𝑥 𝐴𝑖𝑟 = = = 0,0805
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,044 + 0,0106

5. Tabung reaksi 5 (1:10)


𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,0106
𝑥 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 = = = 0,087
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,111 + 0,0106
𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,111
𝑥 𝐴𝑖𝑟 = = = 0,9129
𝑀𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 + 𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 0,111 + 0,0106
VI. Pembahasan

Fraksi Mol Terhadap Suhu


70

60

50
y = 2.6786x + 19.305
40 R² = 0.7324

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Grafik Fraksi mol terhadap suhu

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Suatu larutan
disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Kelarutan adalah kuantitas
maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk dapat larut pada pelarut tertentu
membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat pada dasarnya sangat bergantung
dengan sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut seperti temperatur, tekanan dan
pH larutan, dan lain-lain. Kelarutan suatu zat kedalam suatu pelarut sangat ditentukan
oleh kecocokan sifat antara zat terlarut dengan pelarut, yaitu like dissolve like. Like
dissolve like itu sendiri merupakan zat yang polar cenderung larut dengan zat yang
polar dan zat yang nonpolar cenderung larut dengan zat yang non polar (Widarta,
dkk., 2013).
Kelarutan timbal balik merupakan kelarutan yang tergantung pada temperatur
kritis, kelarutan timbal balik akan mampu untuk berpisah menjadi dua fase, walaupun
tadinya bisa homogen. kelarutan timbal balik termasuk kelarutan yang sudah mampu
untuk melewati temperatur kritisnya. Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur
tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan
(Daintith, 1994).
Sesuai dengan prinsipnya yaitu proses mempelajari kelarutan timbal balik
antara dua cairan yaitu fenol dengan akuades dan fenol dimana masing-masing
memiliki sifat kimia fisika yang berbeda-beda. Akuades memiliki BM 18.02 gr/mol,
titik didih 100˚C dan titik leleh 0˚C. Fenol memiliki BM 94.11 gr/mol, titik didih
182˚C, titik leleh 42˚C dan mudah larut dalam metanol dan dietil eter. (Kusuma,
1983).
Percobaan ini dilakukan dengan pengukuran kelarutan timbal balik antara fenol
dengan akuades. Pertama-tama disiapkan 6 buah tabung reaksi dimana dimasukkan
masing-masing tabung dengan fenol dan air dimana perbandingannya yaitu 4 gr : 2
ml ; 4 gr : 4 ml ; 4 gr : 6 ml ; 4 gr : 8 ml dan 4 gr : 10 ml. Dilakukan dengan variasi
volume air yaitu mengetahui pengaruh fraksi mol fenol (X fenol) terhadap perubahan
suhu dan menentukan titik kritis campuran fenol dan air. Kemudian diaduk dan
dipanaskan masing-masing campuran dari keruh menjadi bening lalu dicatat suhunya
menggunakan thermometer. Campuran diaduk untuk membantu pelarutan fenol dan
membantu percepatan reaksi hingga cepat homogen. Sedangkan pemanasan ini
dilakukan untuk mencapai temperatur kritis ketika campuran sudah larut (Bird, 1994).
Setelah itu campuran didinginkan dan dibiarkan menjadi keruh kembali. Hal ini
bertujuan agar larutan bisa melewati titik temperature kritisnya. Suhu saat
pencampuran keruh kembali dicatat sebagai hasil bahwa larutan tersebut telah
melewati temperature kritisnya. Pada kelarutan fenol dan akuades ini berdasarkan
pada prinsip like dissolve like yaitu pelarut yang bersifat polar akan melarutkan
komponen yang bersifat polar sedangkan pelarut non polar akan melarutkan
komponen senyawa yang bersifat non polar. Fenol disini memiliki sifat polar, sama
halnya dengan akuades (Basri, 2003).
Menurut penelitian Kassim, dkk (2011) mengungkapkan bahwa pelarut yang
memiliki berat molekul yang tinggi dengan tingkat kepolaran yang rendah
memungkinkan zat lainnya yang memiliki berat molekul yang sama akan mudah
terekstraksi. Hal ini berhubungan dengan prinsip like dissolve like atau polar polar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, data yang diperoleh dapat dibuat
grafik hubungan antara fraksi mol fenol-akuades dengan suhu rata rata. Adapun fraksi
mol fenol berturut-turut adalah sebesar 0, 3226 ; 0,1924 ; 0,1370 ; 0, 1064 ; 0,087.
Berdasarkan grafik maka diperoleh persamaan y = 2,6786x + 19,305 sehingga nilai
R² = 0.7324

VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kelarutan
timbal balik merupakan kelarutan yang homogen akan berada pada temperatur kritisnya,
sedangkan setelah melewati temperatur kritisnya larutan akan kembali membentuk dua fasa
seperti semula. Berdasarkan percobaan yang dilakukan juga diperoleh data fraksi mol fenol
secara berurutan yaitu 00, 3226 ; 0,1924 ; 0,1370 ; 0, 1064 ; 0,087. Persamaan yang
diperoleh dari grafik adalah y = 2,6786x + 19,305 sehingga nilai R² = 0.7324.
Daftar Pustaka
Alberty, R.A dan Daniels, F. 1984. Kimia Fisika. Erlangga. Jakarta.
Basri, S. 2003. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia : Oxford. Erlangga. Jakarta.
Kassim, M.J., Hussin, M.H., Achmad, A., Dahon, N.H., Suan, T.K. and Hamdan, H.S. 2011.
Determination of Total Phenol, Condensed Tannin and Flavonoid Contents and
Antioxidant Activity of Uncaria Gambir Extracts. Majalah Farmasi Indonesia. 22(1).
Page 50-59. Material Chemistry and Corrosion Laboratory. School of Chemical
Sciences. Universiti Sains Malaysia.
Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan-Bahan Kimia. Erlangga. Jakarta.
Widarta, I.W.R., Nocianitri, K.A dan Sari, L.P.I.P. 2013. Ekstraksi Komponen Bioaktif Bekatul
Beras Lokal dengan Beberapa Jenis Pelarut. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(2).
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana. Bali.

Anda mungkin juga menyukai