1. ALKANA
Jika alkana direasikan dengan halogen (X 2 ), maka atom H pada alkana dapat
disubstitusi (ditukar) dengan atom halogen. Pada suhu tinggi atau bantuan
sinar ultra violet, molekul halogen akan terurai terlebih dahulu menjadi atom-
atomnya, kemudian mencari pasangan elektron dari alkana diikatnya. Reaksi
demikian disebut reaksi substitusi.
Fluor (F 2 ) sangat reaktif, sehingga menghasilkan reaksi yang eksplosif
(menimbulkan ledakan) dengan alkana, sehingga jarang dilakukan. Iodium (I 2 )
tidak bereaksi dengan alkana, karena memang I 2 tidak reaktif sama sekali,
tetapi brom (Br 2 ) yang kurang reaktif masih dapat bereaksi dengan alkana
pada suhu 250 – 400 o C atau dengan bantuan sinar ultra violet. Nah ... khlor
(Cl 2 ) adalah satu-satunya halogen yang paling banyak digunakan, karena
cukup reaktif tetapi tidak eksplosif. Reaksi substitusi yang terkenal adalah
reaksi antara metana dengan khlor :
CH 4 (g) + Cl 2 (g) CH 3 Cl (g) + HCl (g)
metana monoklor metana (metil klorida)
CH 3 Cl (g) + Cl 2 (g) CH 2 Cl 2 (g) + HCl (g)
Dikloro metana
CH 2 Cl 2 (g) + Cl 2 (g) CHCl 3 (g) + HCl (g)
trikloro metana (kloroform)
CHCl 3 (g) + Cl 2 (g) CCl 4 (g) + HCl (g)
tetrakloro metana (karbon tetraklorida)
2. ALKENA
Senyawa hidrokarbon tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) seperti alkena dapat
mengalami reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan tak jenuh (pemu-tusan
ikatan rangkap) menjadi ikatan jenuh (tunggal) dengan cara mengikat/
menangkap atom-atom lain. Zat-zat yang ditangkap biasanya adalah hidrogen
gas hidrogen (H 2 ), halogen (F 2 , Cl 2 , Br 2 , I 2 ), asam-asam halida (HF, HCl, HBr,
HI)
Contoh :
CH 2 = CH 2 + H 2 CH 3 – CH 3
etena etana
CH 2 = CH – CH 3 + Br 2 CH 2 – CH – CH 3
Br Br
propena 1,2-dibromopropana
Jika alkena menangkap asam halida maka akan berlaku hukum Mar-
kovnikov yang merupakan hasil penelitian Vladimir Markovnikov (1838-1904) dari
Rusia tahun 1870.
Contoh penerapannya :
Cl
CH 2 = CH – CH 2 – CH 3 + HCl CH 3 – CH – CH 2 – CH 3
1-butena 2-klorobutana
aldehida.
HgSO4
CH CH + H2O CH3 – C = O
asetilena
H asetildehida
o Asetilena dapat berpolimerisasi menjadi benzena, suatu hidrokarbon siklik.
3 C2H2 C6H6
4. PEMBUATAN ALKANA
a. Sintesis Wurtz.
Sintesis alkana dengan cara ini ditemukan oleh Adolphe Wurtz (1817-1884) dari
Perancis. Adapun caranya dengan mereaksikan alkilhalida (halo-alkana) dan logam
natrium sehingga terbentuklah alkana. Pada sintesis Wurtz dua molekul alkilhalida akan
menghasilkan satu molekul alkana.
Contoh :
CH3 – Cl Na
+ CH3 – CH3 + 2 NaCl
CH3 – Cl Na etena
metil khlorida
(klorometena)
CH3 – CH2 – I Na
+ CH3 – CH2 – CH2 – CH3 + 2 NaI
CH3 – CH2 - I Na n – butana
etil iodida
(iodo etana)
Perhatikan, jika X (alkil) dari RMgX metil, maka alkana yang dihasil-kan metana.
Demikian pula bila alkilnya propana dan etana, maka alkana yang dihasilkan propana &
etana. Hal ini berarti pada sintesis Grignard, alkana yang dihasilkan sesuai dengan alkil
dari RMgX yang digunakan.
c. Sintesis Dumas
Sintesis dengan cara ini ditemukan oleh Jean Andre Dumas (1800 – 1884), yaitu
jika garam natrium karboksilat (misal natrium asetat) dipanaskan bersama-sama dengan
NaOH, maka terbentuklah alkana.
Contoh :
O
CH3 – C - ONa + NaOH CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana
(garam dari asam cuka)
O
CH3CH2CH2C – Ona + NaOH CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat propana
(garam dari asam mentega)
Perhatikan, senyawa alkana yang terbentuk pada sintesis Dumas ini sesuai
dengan alkil yang dikandung oleh garam natrium karboksilat.
Di laboratorium, untuk memperoleh metana dapat dilakukan dengan
mereaksikan aluminium karbida dengan air. Reaksinya dapat ditulis sbb :
5. PEMBUATAN ALKENA
a. Reaksi Eliminasi
Secara umum alkena dibuat melalui reaksi eliminasi (penghilangan) dua atom
yang masing-masing terikat pada dua atom C yang berdekatan, kemudian kedua atom
yang kehilangan sebuah atom segera membentuk ikatan rangkap.
eliminasi
-C–C- - C = C - + AB
A B
Atom A dan atom B boleh sejenis atau tidak.
b. Reaksi Dehidrasi
Reaksi dehidrasi terjadi jika dalam reaksi pembentukan alkena disertai dengan
terlepasnya molekul air. Kata dehidrasi berasal dari de = kehilangan dan hidrasi = air.
Jika alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada suhu 170 - 180C, maka
H2SO4 akan menarik atom H serta gugusan – H dari alkohol, sehingga terbentuklah
alkena dan air.
Contoh :
H2SO4
CH3 – CH2 – OH CH2 = CH2 + H2O
etanol 170 - 180C etena
c. Reaksi Dehidrogenasi
Reaksi dehidrogenasi adalah reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya
gas hidrogen. Dehidrogenase berasal dari kata de = kehilangan dan hidrogen = gas
hidrogen. Jika alkana dipanaskan pada suhu 500C dengan bantuan katalis Cr2O3 atau
Al2O3, maka terbentuklah alkena dan gas hidrogen.
Contoh :
Cr2O3 atau Al2O3
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 + H2
n - butana 500C 2 - butena
d. Reaksi Dehalogenasi
Reaksi dehalogenasi adalah reaksi pembentukan alkena disertai terlepas-nya
gas halogen. Dehalogenasi berasal dari kata de = kehilangan & halogen = gas halogen.
Jika dihaloalkana direaksikan dengan logam seng dalam pelarut aseton, maka
terbentuklah alkena dan senghalida.
Contoh :
CH3 – CH – CH2 + Zn CH3 - CH = CH2 + ZnCl2
1 - propena
Cl Cl
1,2 – dikloro – propana
6. PEMBUATAN ALKUNA
a. Jika dihaloalkana dipanaskan dengan KOH dalam alkohol, maka terbentuk-lah
alkuna.
Contoh :
CH3 – CH – CH – CH3 + 2 KOH CH3 – C C – CH2 + 2KBr + 2H2O
2 – butuna
Br Br
2,3 – dibromo – butana
b. Asetilena pada industri dibuat dengan cara mereaksikan karbid (kalsium karbida) dan
air.
2500oC
3 C + CaO CaC2 + CO
arang kapur tohor karbid
CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2
karbit air asetilena air kapur
Asetilena (etuna) merupakan gas yang jika dibakar akan menghasilkan suhu sangat
tinggi (2800C). Oleh karena itulah api yang timbul dari pembakaran asetilena dapat
digunakan sebagai sumber api untuk mengelas & memotong logam-logam.
7. ALKOHOL (ALKANOL)
a. Reaksi substitusi alkohol dengan logam natrium (Na)
Alkohol dapaat bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hydrogen dan
senyawa Na-alkanolat (Na-alkoksida), atom H pada gugus hidroksil (- OH) diganti
oleh Na
Contoh : 2C2H5—OH + 2 Na C2H5—ONa + H2
etanol Na-etanolat (Na-etoksida)
H H H H H
Etanol etanal
Oksidasi lebih lanjut menghasilkan asam karboksilat
H O H O
O
H C C OH
H C C H
H
H
E tanal asam etanoat (asam asetat)
2) Alkohol sekunder akan menghasilkan keton
Contoh :
H H H H OH H H O H
O -H2O
H C C C H H C C C H H C C C H
H OH H H OH H H H
2-propanol aseton
130 0
H C C OH + OH C C H C2H5 O C2H5
H2SO4 pekat
H H H H
H H
180 0
H C C OH H2C CH2 + H2O
H2SO4 pekat
H H
etanol etena
e. Reaksi esterifikasi (pembentukan ester)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air dengan
katalisator asam sulfat pekat.
Contoh :
H O H H H O H H
+ H C C O C C H
+ H2O
H C C OH H C C OH
H H H H H
H
H3C O CH3 + Na
Catatan :
Bagaimanakah kita membedakan antara alkohol dengan eter ??? Padahal keduanya
memiliki rumus molekul yang sama. Untuk mengetahui jawabannya, kamu dapat
melihat pada tabel di bawah ini.
9. ALDEHIDA (ALKANAL)
a. Reaksi aldehida dengan H2
Reaksi adisi H2 pada aldehida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh :
O
asetaldehida etanol
b. Reaksi aldehida dengan HCN
Contoh :
O H
CN
asetaldehida
hidroksiasetonitril
c. Reaksi aldehida dengan NaHSO3
Adisi NaHSO3 pada aldehida akan menghasilkan zat yang sukar larut. Reaksi ini
dapat digunakan untuk memisahkan aldehida dalam suatu campuran. Persamaan
reaksinya adalah :
O OH
R C H + NaHSO3 R C H
SO3Na
R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah
Pereaksi Tollens merupakan larutan perak nitrat amonikal (Ag 2O dalam NH4OH).
Reaksi antara aldehida dengan pereaksi Tollens akan menghasil-kan cermin perak
(endapan Ag yang mengkilap seperti cermin).
O O
R C H + Ag2O R C OH + 2 Ag
cermin perak
aseton 2-propanol
CN
SO3Na
Contoh :
O O
O
O
b. Reaksi penyabunan
Ester dapat bereaksi dengan basa, menghasilkan garam karboksilat dan alkohol.
Contoh :
O O
Jika ester yang kita reaksikan dengan basa adalah gliserida (biasanya gliseril
tristearat), maka garam karboksida yang terbentuk disebut sabun. Reaksi ini dikenal
dengan nama reaksi saponifikasi (penyabunan).
Lemak + basa sabun + gliserol
(gliserida) garam alkohol
1. Seorang laboran ingin mengecek larutan yang terdapat dalam botol yang
labelnya mengelupas dengan melakukan uji kualitatif terhadap larutan tersebut.
Adapun data yang diperoleh sebagai berikut:
a. dengan uji Molisch menghasilkan cincin warna ungu.
b. dengan uji Barfoed menghasilkan endapan merah dalam waktu
yang lama.
c. dengan uji Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah.
d. dengan uji Iod tidak menghasilkan perubahan warna.
Berdasarkan hasil uji-uji tersebut, coba Anda bantu jelaskan kepada laboran, arti dari
setiap hasil uji dan kemungkinan senyawa karbohidrat yang ada dalam botol
tersebut!
Masih ingatkah kamu mengenai jenis-jenis reaksi senyawa karbon yang telah
kamu pelajari pada kelas X ???? Nah kalau sudah lupa, kamu simak lagi ringkasan reaksi
senyawa karbon di bawah ini :
A. Reaksi Substitusi
Yaitu reaksi yang melibatkan pergantian atom/ gugus pada mplekul dengan atom / gugus
lainnya.
A—B + C A—C + B
B. Reaksi Adisi
Yaitu reaksi pengubahan ikatan tak jenuh (pemu-tusan ikatan rangkap) menjadi ikatan
jenuh (tunggal) dengan cara mengikat / menangkap atom-atom lain
C C + A—B
C. Reaksi Eliminasi
Yaitu reaksi penghilangan dua atom yang masing-masing terikat pada dua atom C yang
berdekatan, kemudian kedua atom yang kehilangan sebuah atom segera membentuk
ikatan rangkap.
A B
C C A B
C C +
D. Reaksi Oksidasi
Yaitu reaksi yang melibatkan spesi oksidator seperti O2, O3, dan KMnO4. Reaksi oksidasi
yang penting adalah reaksi dengan O2 yang disebut pembakaran.
E. Reaksi Dehidrasi
Yaitu reaksi yang disertai dengan terlepasnya molekul air. Kata dehidrasi berasal dari de =
kehilangan dan hidrasi = air
F. Reaksi Dehidrogenasi
Yaitu reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya gas hidrogen. Dehidrogenase
berasal dari kata de = kehilangan dan hidrogen = gas hidrogen