NIM : H041191002
Kelas : Biologi (A)
Kelompok : I (Satu)
Mata Kuliah : Kimia Dasar
Materi Pembelajaran : Senyawa Hidrokarbon
1. (a) Senyawa organik yang paling sederhana di alam adalah CH4 bukan CH2. Jelaskan
dengan data, gambar, skema dll. yang mendukung kebenaran pernyataan tersebut.
(b). Gambarkan bentuk hirisidasi dan geometri pada: Metana, etilen, dan asetilen
(c) Tuliskan 9 (sembilan) hal tentang perbedaan alkana, alkena, dan alkuna
2. Tuliskan sekurang-kurangnya 2 sifat fisik dan kimia alkana, alkena, alkuna dan aromatik
3. Tuliskan nama secara IUPAC dan tentukan jumlah karbon primer, sekunder , tersier dan
kuarterner pada struktur senyawa berikut :
a.
b.
CH3 CH3
d.
H3C – CH – CH2 – CH – CH2 – CH3
e. CH3 CH3
H3C – C – CH – CH – CH – CH3
CH2 CH2CH3
a. n-Heksana + O2
Sinar
b. propana + Cl2
kalor
c. propena + H2O
H+
d. Benzena + HCl
FeCl3
e. Nitro benzena + Cl2
6. pada reaksi di bawah ini , tuliskan nama dan struktur kimia produk yang dihasilkan
. CH3
b. 2-metil-2-butena + O3 Produk
8. Bagaimana membuktikan adanya unsur C dan H dalam hidrokarbon? Bagaimana pula cara
mengidentifikasinya?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan senyawa aromatik berikan contoh minimal 3
10. Bagaimana hubungan titik leleh dengan massa molekul senyawa hidrokarbon?
Jawaban
1. (a) Atom karbon memiliki dua elektron yang tidak berpasangan, hal ini dapat diasumsikan
bahwa atom karbon hanya dapat menerima dua elektron secara kovalen dari atom lain.
Namun pada kenyataannya atom karbon yang stabil justru memiliki empat orbital yang
masing-masing terisi elektron tunggal yang dapat bertumpang tindih dengan empat elektron
dari atom lain. Jika berikatan dengan hidrogen akan membentuk CH4, bukan CH2
- Asetilen
(c) Perbedaan:
- Alkana
(1) Rumus umum : CnH2n+2
(2) Ikatan : tunggal
(3) Jumlah atom yang melekat pada atom C : 4 (tetrahedral)
(4) Rotasi : bebas
(5) Sudut ikatan : 109,5˚
(6) Panjang ikatan : 1,54 A
(7) Sifat kimia : tak reaktif
(8) Sifat fisik : tak larut dalam air
(9) Isomeri : kerangka
- Alkena
(1) Rumus umum : CnH2n
(2) Ikatan : dua
(3) Jumlah atom yang melekat pada atom C : 3 (trigonal planar)
(4) Rotasi : terbatas
(5) Sudut ikatan : 120˚
(6) Panjang ikatan : 1,34 A
(7) Sifat kimia : agak reaktif
(8) Sifat fisik : sedikit larut dalam air
(9) Isomeri : kerangka, geometri (cis dan trans)
- Alkuna
(1) Rumus umum : CnH2n-2
(2) Ikatan : tiga
(3) Jumlah atom yang melekat pada atom C : 2 (linear)
(4) Rotasi : tebatas
(5) Sudut ikatan : 180˚
(6) Panjang ikatan : 1,20 A
(7) Sifat kimia : reaktif
(8) Sifat fisik : agak larut dalam air
(9) Isomeri : kerangka
- Alkana
Sifat Fisik
(1) Alkana yang memiliki berat molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada
suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon
berwujud cair dan selebihnya berwujud padat.
(2) Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung
larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter.
Sifat Kimia
(1) Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak bereaksi dengan sebagian besar
pereaksi.
(2) Alkana dapat bereaksi dengan halogen dikatalisis oleh panas atau sinar ultraviolet.
- Alkana
Sifat Fisik
(1) Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa
jenis lebih kecil dari air
(2) Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol.
Sifat Kimia
(1) Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar
ikatan rangkap.
(2) Alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air
apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk
karbonmonooksida dan uap air.
- Alkuna
Sifat Fisik
(1) Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung
lima atau lebih atom karbon berwujud gas.
(2) Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin
rendah apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna
sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.
Sifat Kimia
(1) Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
(2) Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk
3. a. 3,3,5–trimetil oktana
Karbon → primer: 5, sekunder: 4, tersier: 1, kuartener: 1
b. 7-etil-2-dekena
Karbon → primer: 3, sekunder: 8, tersier: 1, kuartener: 0
c. 6,6-dimetil-2-heptuna
Karbon → primer: 4, sekunder: 4, tersier: 0, kuartener: 1
d. 2,4-dimetil-heksana
Karbon → primer: 4, sekunder: 2, tersier: 2 kuartener: 0
e. 2,3,4,5-tetrametil-2-heptena
Karbon → primer: 6, sekunder: 1, tersier: 4, kuartener: 0
4. [Jawaban dilampirkan]
5. a. Reaksi Oksidasi
d. [Jawaban dilampirkan]
e. [Jawaban dilampirkan]
CH3 CH3
CH3
(2,kloro-2-metil-butana)
CH3
(2-metil
c. H2C = C = CH – CH3 + HCl → H3C – C = CH – CH3
Cl
(2-kloro-2-butena)
7. [Jawaban dilampirkan]
8. Cara paling sederhana untuk membuktikan bahwa di dalam senyawa karbon organik
terdapat unsur C dan H adalah dengan cara DIBAKAR. C merupakan unsur Carbon/Karbon
sementara H adalah unsur Hidrogen. Suatu bahan yang memang mengandung unsur C saat
dibakar sempurna akan menghasilkan CO2 dan zat berwarna hitam yang lazim kita sebut
dengan arang. Sementara suatu bahan yang mengandung unsur H apabila dibakar/dipanaskan
maka akan berubah menjadi H2O yang kadang terlihat seperti bintik cair atau uap air.
Senyawa karbon adalah salah satu rumpun senyawa yang keberadaannya melimpah di alam.
Senyawa karbon ini tersusun atas sejumlah atom karbon dan atom lainnya yang terikat seperti
oksigen, hydrogen, nitrogen. Hidrogen sendiri diketahui sebagai unsur yang paling banyak
berikatan dengan atom karbon.
9.
a. (1) Pembuatan Alkana:
i. Alkana dapat diperoleh dari reduksi alkil halida dengan logam, misalnya logam Zn
(campuran Zn + Cu) atau logam Na dan Alkohol
C2H5Cl C2H6 + HCl
ii. Alkana dapat diperoleh dari alkil halida melalui terbentuknya senyawa grignard
kemudian dihirolisis.
C2H5Br+ Mg C2H5 – Mg – Br
iii. Alkana dapat diperoleh dari alkil halida oleh logam Na (reaksi Wurtz), dimana alkana
yang dihasilkan mempunyai atom karbon dua kali lebih banyak dari atom karbon alkil
halida yang digunakan
2C2H5Cl + 2Na C2H5– C2H5 + 2 NaCl
CH3–CH2=CH2–OH H2SO4
CH3–CH=CH2 + H2O
propanol propena
ii. Dehalogenasi Alkil halida dengan basa kuat
CH3–CH2–CH2Cl KOH
CH3–CH=CH2 + KCl + H2O
alkohol
kloropropana propena
iii. Dehalogenasi terhadap dihalida yang terikat pada atom karbon yang bersebelahan
CH3–CHBr–CH2Br + Zn CH3–CH=CH2 + ZnBr2
C + CaO CaC2 + CO
+ H2O
CaCoHI2 + C2H2
b. Senyawa aromatik merupakan kelompok tersendiri dalam kimia organik, memiliki sifat
yang berbeda dengan kelompok alifatik, sangat stabil. Aromatik berasal dari kata aroma yang
berarti harum, tetapi tidaklah berarti bahwa semua senyawa aromatik berbau harum. Defenisi
aromatik lebih dimaksudkan kepada sifat kimianya yang dicirikan oleh ikatan rangkap
terkonyugasi secara sempurna dalam cincin. Contoh: (1) Benzena, (2) Naftalena
(3) Fenantrena, dan (4) Antrasena.
c. Energi resonansi adalah besarnya energi yang digunakan benzena untuk
mendelokalisasikan elektronnya atau beresonansi. Contoh: Besarnya energi resonansi
benzena 36,0 kkal/mol.