MINYAK BUMI
Jika anda lapar, tubuh akan lemas bukan?
6
C
1. Berapakah nomor atom karbon?
2. Tentukan konfigurasi elektron atom karbon.
3. Berapakah elektron valensi atom karbon?
4. Gambarkan struktur lewis atom karbon.
5. Bagaimana cara atom karbon mencapai kestabilan?
6. Dengan menggunakan struktur lewis, gambarkan
pembentukkan ikatan pada metana
7. Berdasarkan jawaban pada nomor 6,ikatan apakah
yang dibentuk pada senyawa hidrokarbon?
No. massa 12
No. Atom 6
C
Jawaban:
1. Nomor atom = 6
2. Konfigurasi elektron = 1s 2s 2p atau 2 4
3. Elektron valensi = 4
I
4. Struktur lewis ― C ―
I
H
5. Dengan cara mengikat atom lain I
6. Pembentukan CH₄ dengan struktur lewis H ― C ― H
2. Jenis Rantai
- rantai bercabang (cabang rantai: alkil)
- rantai tak bercabang
3. Jenis Ikatan
- ikatan tunggal (hidrokarbon jenuh)
- ikatan rangkap (hidrokarbon tak jenuh)
2. C3H6
CH2=CH-CH3
3. C3H4
CH≡C-CH3
Contoh (2) : Tentukan manakah yang
tergolong hidrokarbon alifatik jenuh dan
hidrokarbon alifatik tak jenuh?
a) CH3-CH=CH-CH3
b) CH3-C=CH-CH3
I
CH3
c) CH3-CH-CH2-CH3
I
CH3
d) CH3-CH2-CH2-CH3
Jawaban:
Alifatik tak jenuh (alkena) : a dan b
Alifatik jenuh (alkana) : c dan d
E. Tata Nama Hidrokarbon
Penamaan hidrokarbon ada dua cara, yaitu:
1. Penamaan trivial
2. Penamaan IUPAC (international of pure
and applied chemistry)
1. Penamaan trivial
Mengacu pada tempat penemuan, kegunaan,
nama penemu, atau acuan-acuan lain yang
tidak ada aturannya.
Hanya dapat diterapkan untuk beberapa
senyawa sederhana atau jumlahnya sedikit
karena nama senyawa yang demikian mudah
diingat.
Trivial IUPAC
CH3COOH Asam cuka Asam etanoat
CH3CH2OH Alkohol Etanol
CH3COCH3 Aseton Propanon
HCHO Formalin Formaldehida
HCOOH Asam format Asam metanoat
2. Penamaan IUPAC
Nama senyawa hidrokarbon harus
mengandung 3 bagian pokok, yaitu
Awal → “alk” menunjukkan jumlah atom
karbon
Tengah → “an, en, un” menunjukkan jenis
ikatan
Akhir → “a, ol, al, on, aot”menunjukkan
nama gugus fungsi
Khusus hidrokarbon, bagian akhir “a”
menunjukkan tidak mengandung gugus
fungsi.
CH3―CH2―CH― : sek-butil
│
CH3 CH3
│
CH3―CH― : t-butil
│
CH3
“iso” diambil dari kata isomer
Contoh:
isobutana : isomer dari butana
isopentil : gugus cabang turunan dari
pentana
Neopentil : gugus cabang turunan dari
neopentana
Untuk alkana, istilah “iso” hanya dapat
digunakan untuk rantai alkana yang memiliki
gugus CH3― pada atom C nomor 2
Gugus Iso
CH3―CH― CH3―CH―CH2― CH3―CH―CH3
│ │ │
CH3 CH3 CH3
isopropil isobutil isobutana
CH3
CH3―CH―CH2―CH3 │
│ CH3―C―CH2―
CH3 │
isopentana CH3 neopentil
CH3
│
CH3―C―CH3
│
CH3 neopentana
Istilah primer, sekunder, dan tersier pada
alkil diambil berdasarkan jenis C alkil yang
terikat pada rantai induk.
1. Untuk cabang sek-butil, atom C alkil yang
terikat pada rantai induk adalah C sekunder
(2⁰)
2. Untuk cabang ters-butil,atom C alkil yang
terikat pada rantai induk adalah C tersier
(3⁰)
H R R
│ │ │
R―C― R―C― R―C―
│ │ │
H H R
Atom C primer (1⁰) Atom C sekunder (2⁰) Atom C tersier (3⁰)
H CH3
│ │
CH3―CH2―CH2―C― CH3―CH2―C―
│ │
Gugus n-butil (1⁰) H Gugus sek-butil (2⁰) H
CH3
│
CH3―C― Gugus ters-butil (3⁰)
│
CH3
Contoh :
Tuliskan struktur bercabang yang mungkin
dari senyawa hidrokarbon dengan rumus
molekul C₆H₁₄ dan C₇H₁₆. Sebutkan pula
nama rantai induk dan nama rantai cabang.
Contoh :
Manakah dari rumus-rumus senyawa berikut
yang mengandung atom C tersier?
a. C₂H₆
b. C₃H₈
c. C₄H₁₀
d. C₄H₈ siklik
Untuk mempersingkat penulisan,
struktur senyawa karbon dapat dituliskan
dengan rumus struktur rapat, yaitu rumus
struktur yang tidak menyertakan ikatan
antarantom.
Dalam struktur rapat, cabang alkil
ditulis dalam tanda kurung. Selain itu,
struktur senyawa juga dapat ditulis dengan
struktur garis tanpa menuliskan atom-
atomnya.
Contoh : Struktur Rapat :
CH3―CH―CH―CH3 (CH3)2CHCH(CH3)2
│ │
CH3 CH3
Nama :
2-metilpentana, bukan 4-metilpentana
4. Jika senyawa mengandung cabang-
cabang yang berbeda, nama cabang
ditulis sesuai dengan urutan abjad
awal nama cabang.
CH3―CH2―CH―CH―CH3
│ │
CH2 CH3 Cabang: metil
│
CH3 Cabang: etil
Nama:
3-etil-2-metilpentana,
bukan 2-metil-3-etilpentana
5. Jika senyawa mengandung cabang-
cabang yang sama, nama cabang
diawali dengan sebutan jumlah cabang
(di=2, tri=3, tetra=4,…)
CH3―CH2―CH―CH―CH3
│ │
CH3 CH3
Nama:
2,3-dimetilpentana
6. Jika dua cabang menempati nomor yang
ekuivalen dari kedua ujung rantai induk,
prioritas penomoran ditentukan oleh
posisi cabang yang lain.
1 6 6 1
CH3―CH―CH2―CH―CH―CH3 CH3―CH―CH2―CH―CH―CH3
│ │ │ │ │ │
CH3 CH2 CH3 CH3 CH2 CH3
│ │
CH3 CH3
Salah Benar
Nama:
3-etil-2,5-dimetilheksana, bukan
4-etil-2,5-dimetilheksana
7. Jika rantai terpanjang lebih dari satu, yang
menjadi rantai induk adalah rantai
terpanjang dengan jumlah cabang
terbanyak.
CH3―CH2―CH―CH2―CH―CH―CH3 CH3―CH2―CH―CH2―CH―CH―CH3
│ │ │ │ │ │
CH3 CH2 CH3 CH3 CH2 CH3
│ │
CH3 Benar CH3
Salah
Rantai induk mengikat 2 cabang Rantai induk mengikat 3 cabang
3-etil-2,5,5-trimetilheksana 4-etil-2,2,5-trimetilheksana
(3+2+5+5=15) (4+2+2+5=13)
Contoh:
Berilah nama yang benar untuk senyawa-senyawa berikut
a) CH3―CH―CH2―CH2―CH3
│
CH3
b) CH3―CH2―CH―CH2―CH3
│
CH3
c) CH3―CH―CH―CH2―CH3
│ │
CH3 CH2―CH3
d) CH3―CH―CH―CH2―CH3
│ │
CH3 CH2―CH2―CH3
Jawaban:
a) 2-metilpentana
b) 3-metilpentana
c) 3-etil-2-metilpentana
d) 3-etil-2-metilheksana
d) Alkana dengan Cabang bercabang (Alkil
Kompleks)
Penamaan sistematik alkana cabang
bercabang menggunakan alkil yang terpanjang
sebagai gugus alkil dasar. Penomoran gugus
alkil dasar dimulai dari atom karbon alkil dasar
(kepala karbon) yang terikat pada rantai induk
alkana.
Alkil lain yang terikat pada alkil dasar
ditulis serangkai dengan alkil dasar. Rangkaian
alkil ini ditulis dalam tanda kurung sebagai alkil
kompleks.
Contoh:
Apa nama sistematik yang benar untuk
senyawa dengan struktur berikut?
CH3
│
CH―CH3 CH3
│ │
CH―CH3 CH2
│ │
CH3―CH2―CH2―CH2―CH―CH2―CH2―CH―CH3
Jawaban:
3-metil-6-(1,2-dimetilpropil)dekana
CH3
│
CH―CH2 1 CH
3
│ │
CH―CH3 2 CH
2
│ │
CH3―CH2―CH2―CH2―CH―CH2―CH2―CH―CH3
10 9 8 7 6 5 4 3
Untuk sikloalkana tak bercabang, nama
senyawa yang diawali dengan awalan “siklo”
yang serangkai dengan nama alkana.
Contoh:
Siklopropana ( C₃H₆ ) Siklobutana ( C₄H₈ )
CH2 H2C―CH2
│ │
H2C―CH2 H2C―CH2
H2C CH2
│ CH2 Siklopentana ( C₅H₁₀ )
H2C CH2
Untuk sikloalkana bercabang, yang
dipilih sebagai rantai induk adalah
rantaikarbon siklik (sikloalkana). Alkil yang
terikat pada sikloalkana dipilih sebagai
cabang.
Contoh:
H 2C
│ CH2―CH3 metilsiklopropana ( C₄H₈ )
H 2C
Contoh:
Tuliskan rumus struktur 1,3-dimetilsiklobutana.
H2C―CH2―CH3
│ │
CH3 ― H2C―CH2
4. Tata Nama IUPAC untuk Hidrokarbon Tak
Jenuh
Aturan penamaan pada alkana juga
berlaku untuk hidrokarbon tak jenuh seperti
alkena dan alkuna.
Prinsip-prinsip dalam tata nama alkena
dan alkuna adalah sebagai berikut:
1) Nama alkena dan alkuna sebagai nama
rantai induk
2) Rantai induk yang dipilih adalah rantai
terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
3) Penomoran dimulai dari ujung rantai
induk yang terdekat dengan ikatan
rangkap.
4) Nama rantai induk ditulis dengan
menyebutkan nomor letak ikatan
rangkap, terutama untuk hidrokarbon tak
jenuh dengan jumlah atom C sebanyak 4
atau lebih.
pada tahun 1993, IUPAC
merekomendasikan perubahan peletakan
nomor ikatan rangkap yang digunakan
dalam penamaan senyawa. Selain
menuliskan nomor sebelum bagian awal,
misalnya 1-butena, nomor juga dapat
dituliskan diantara bagian awal dan bagian
tengah, misalnya buta-1-ena.
CH2=CH―CH2―CH3
CH3
6 │5 4 3 2 1
CH3―CH―CH2―CH―CH=CH3