SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh
RIZKY IKHSAN SYAFAAT
08051381823077
Dianjurkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Bidang
Ilmu Kelautan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
Oleh :
RIZKY IKHSAN SYAFAAT
08051381823077
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
Dr.Rozirwan,S.Pi,M.Sc
NIP.197905212008011009
Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas semua berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Tutupan Karang Pada Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pantai Sebalang
Kabupaten Lampung Selatan”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kelautan Strata Satu pada Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.
Dasar dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu
karang di perairan pantai sebalang dan keterkaitannya terhadap parameter perairan.
Oleh sebab itu diperlukan ketersediaan data yang akurat dan lengkap, serta dapat
memberikan informasi yang bermanfaat dan mendekati keadaan yang sebenarnya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun sangat
diperlukan penulis.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis presentase tutupan pada terumbu karang yang ada di kawasan
Pantai Sebalang.
2. Menganalisis jenis-jenis tutupan terumbu karang yang ada di kawasan Pantai
Sebalang.
1.4 Manfaat
Memberikan informasi tentang kondisi tutupan terumbu karang hidup yang
ada di perairan Pantai Sebalang dan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan
keputusan untuk dilakukan pengelolaan terumbu karang di perairan Pantai Sebalang
Lampung.
Pantai Sebalang
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 2.
A. Suhu
Pengukuran nilai suhu perairan pada penelitian ini menggunakan
termometer batang. Suhu yang diukur pada penelitian ini adalah suhu permukaan
laut. Pengukuran dilakukan dengan menyelupkan termometer ke perairan yang
menjadi lokasi pengambilan data kemudian di tunggu beberapa sampai
termometer menunjukkan nilai suhu (Dahuri, 2003). Menurut Soliha et al. (2016)
suhu pada suatu perairan dapat diukur dengan cara memasukan termometer ke
dalam permukaan perairan selanjutnya dicatat nilai yang ada pada termometer
tersebut, kemudian untuk pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan saat mengambil data.
B. Kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus pada penelitian ini menggunakan current
meter dan arah arus dengan menggunakan floating drauge. Floating drauge
diikatkan pada tali yang berjarak10 meter dan dihanyutkan di perairan kemudian
diukur waktunya sampai floating drauge menegang. Arah arus dilakukan dengan
menggunakan kompas bidik, hasil yang didapat dicatat pada kertas sabak
(KEPMENLH, 2004). Pengukuran arus dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Floating Drag dan juga kompas bidik. Alat yang digunakan berupa rangkaian
kerangka kayu kemudian diletakkan pada perairan selanjutnya dapat dilepaskan
kemudian lihat perhitungan kecepatannya pada alat Stopwatc (Soliha et al, 2016).
C. pH
Nilai pH yang diukur adalah nilai pH yang ada didasar perairan tempat
diletakkannya transek. Sampel air yang ada di lokasi tersebut diambil
mengunakan botol sampel kemudian di ukur nilai pH nya. Nilai pH yang ideal
untuk kehidupan di laut adalah 7 – 8,5 dan saat nilai pH lebih rendah (< 4),
sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH
yang rendah (Susana, 2009). pH dapat diukur dengan menggunakan alat pH
meter, kemudian dapat dilakukan proses pengkalibrasian sebelum dan sesudah
menggunakan alat supaya mendapat nilai pengukuran yang baik. Selanjutnya
sensor pH dapat dicelupkan ke dalam permukaan perairan, kemudian ditunggu
nilai pH konstan dan dicatat hasilnya dan dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan (Karangan et al. 2019).
D. Salinitas
Salinitas adalah derajat konsentrasi garam yang terlarut dalam air laut
(Salim et al. 2017). Pengukuran nilai salinitas pada penelitian ini menggunakan
hand refractometer. Sampel air yang diukur adalah air yang ada di titik
pengambilan data tutupan terumbu karang. Air yang akan diukur diambil
menggunakan botol sampel sebanyak dua botol sampel kemudian sampel air
diteteskan pada kaca hand refractometer menggunakan pipet tetes. Amati nilai
salinitas yang ada pada hand refractometer. Bersihkan kaca prisma hand
refractometer mengunakan pipet tetes sebelum dilakukan pengukuran nilai
salinitas yang kedua. Pengukuran salinitas dapat dilakukan dengan menggunakan
alat yaitu handrefractometer (Karangan et al. 2019).
E. Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan pada penelitian ini menggunakan alat
seccidiks. Kecerahan dihitung dengan melihat kedalaman rata-rata secchi disk
masih terlihat (D1) dan secchi disk tak terlihat (D2) atau dengan menggunakan
rumus (Indaryanto, 2015) :
Keterangan :
D1= Panjang tali setelah tidak tampak pertama kali
D2 = Panjang tali setelah terlihat pertama kali
Baku mutu perairan untuk biota laut menurut Keputusan Mentri
Lingkungan Hidup No.51 Th.2004 (Tabel 3).
Tabel 3. Baku mutu perairan untuk biota laut (KepMen LH No. 51 Th.
2004)
Parameter Baku Mutu
Kecerahan >5 m
Suhu 28-300C
pH 7-8,5
Salinitas 33-34 0
Li =x 100%
Keterangan :
Keterangan :
H’ = Indeks Keanekaragaman
Pi = Perbandingan proporsi bentuk pertumbuhan ke 1
S =Jumlah kategori bentuk pertumbuhan karang
Keterangan :
E = Indeks keseragaman
H’ = Keseimbangan spesies
H’max = Indeks keanekaragaman maksimum = Log2 S
S = Jumlah total macam spesies
Keterangan :
C = Indeks dominasi
pi = Proporsi jumlah individu pada spesies karang
i = 1, 2, 3,..n
Nilai indeks berkisar antara 0 - 1 dimana 0 < C < 0,5 masuk dalam
kategori dominansi rendah, 0,5 < C ≤ 0,75 dominansi sedang dan
0,75 < C ≤ 1,0 dominansi tinggi.
Keterangan :
MI = Indeks mortalitas,
A =Persentase karang mati dan
patahan
B =Persentase karang hidup
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muqsit, Dewi Purnama, Zamdial Ta’alidin. 2016. Struktur komunitas terumbu
karang di pulau dua Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal
Enggano.
Amin. 2009. Terumbu Karang; Aset yang Terancam (Akar Masalah dan Alternatif
Solusi Penyelamatannya). Region I(2): 1-12.
Coremap. 2006. Manual Monitoring Kesehatan Karang (Reef Health Monitoring). In:
MONITORING, T. R. (ed.). Jakarta. halaman
Fadli, N., Kunzmann, A., Von Jutarzenka, K., Rudi, E., and Muchlisin, Z.A. 2013. A
preliminary study of corals recruitment using coral rubbles substrate in Seribu
Island waters, Indonesia. AACL Bioflux, 6(3), 246-252
Fauzi. 2021. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. PT. Penerbit IPB Press.
Forcep Indaryanto Rio Indaryanto. 2015 Secchi Depth with black and white
difference combination at Ciwaka Reservoir. Fisheries and Marine Journal
Giyanto. 2013. Metode Transek Foto Bawah Air untuk Penilaian Kondisi Terumbu
Karang. Oseana, 38 (1): 47-61
Hadie, W. 2008. Konservasi terumbu karang : melalui budidaya karang hias sebagai
komoditas ekspor. Jurnal Ilmiah Fakta Exacta. 1(2) ; 56-63
Johan, 2003. Metode Survei Karang Indonesia. [Makalah]. Disampaikan pada acara
Training Course: Karakteristik Biologi Karang, tanggal 7-12 Juli 2003, yang
diselenggarakan oleh PSK-UI dan Yayasan TERANGI, dan didukung oleh
IOI-Indonesia.
Jufriadi karangan, Bambang Sugeng, Sulardi Sulardi. 2019. Uji keasaman air dengan
alat sensor pH di STT migas Balikpapan. Jurnal Kacapuri.
Kismanto Koroy, Novaldo Geri Paraisu. 2020. Persentase tutupan terumbu karang di
area reklamasi kota Daruba Kabupaten pulai Morotai. Aurelia Journal.
Lasabuda R. 2013. Pembangunan wilayah pesisir dan lautan dalam perspektif Negara
Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal ilmiah platax, vol 1-2;92- 101.
M.Ghufran H. Kordi K. 2010. Budi Daya 22 Komoditas Laut Untuk Konsumsi Lokal
dan Ekspor. Lily Publisher. Yogyakarta.
Nuraisyah, S., Sunatmo, dan Sarmintohadi. (2004). Pedoman Pengembangan Wisata
Bahari Berbasis masyarakat di Kawasan Konservasi Laut. Direktorat
Konservasi dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Pesisir dan
PulauPulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Peter J.Mumby, Robert S.Steneck. 2008. Coral reef management and conservation in
light of rapidly evolving ecological paradigms. Trends in ecology and
evolution.
Robert Munua, Baigo Hamuna, dan John D. Kalor. 2019. Tutupan terumbu karang di
perairan teluk tanah merah, Kabupaten Jayapura. Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan Papua
Susana, T. 2009. Tingkat keasaman (Ph) dan oksigen terlarut sebagai indikator
kualitas perairan sekitar muara sungai Cisadane. Jurnal Teknologi
Lingkungan., 5(2) : 33 – 39.
Salim, Z.; Munadi, E.: 2017. Info komoditi tanaman obat. Balai Pengkajian dan
Pengembangan Perdagangan Republik Indonesia; Jakarta.
Tomascik, T., A. J. Mah, A. Nontji & M. K. Moosa. 1997. The Ecology of the
Indonesia Seas, Part II (pp. 643-1388). Singapore: Periplus Editions (HK)
Ltd.