Jenis ikan salmon dan ikan perairan dingin lainnya dapat hidup
dengan baik pada kadar oksigen terlarut mendekati saturasi,
yaitu 6,4 cc/liter pada suhu 200C.
Habitat dan Adaptasi
Air Tawar
Perairan tawar memiliki porsi yang sangat kecil dari seluruh
perairan di bumi (0.01%). Walaupun demikian, terdapat sekitar
41% spesies air tawar yang telah diketahui.
Hal ini mungkin berkaitan dengan niche yang banyak terdapat di
perairan mengalir dan tergenang (yang memiliki jangkauan garis
lintang dan ketinggian yang lebar) dan juga kesempatan isolasi
geografi.
Perairan tawar sangat berbeda dengan perairan lainnya dalam
banyak hal, seperti suhu, arus, kedalaman, bahan tersuspensi,
material terlarut termasuk oksigen dan nutrien, serta substrat
dan ketetapan waktu.
Hal ini, dengan banyak faktor lainnya, dapat memengaruhi
kemampuan ikan untuk hidup di suatu daerah, menemukan
makanan dan tempat perlindungan, serta memenuhi kebutuhan
lainnya.
Perkembangan fauna ikan di daerah hulu sangat bergantung pada kemampuan
ikan untuk beradaptasi dengan faktor-faktor yang berpengaruh, seperti yang
telah disebutkan sebelumnya.
Tetapi, faktor yang sangat penting dalam hal ini adalah kapasitas lingkungan
untuk menghasilkan makanan. Di perairan —seperti habitat terrestrial—
produksi makanan yang melimpah bergantung pada cahaya matahari,
tumbuhan hijau, dan nutrient.
Bagian tengah sungai ini dapat dicirikan dengan lebih banyak pool
dan air deras —dari pada riffle— yang ada.
Arus akan bervariasi, tetapi lebih lambat dari pada arus sungai di
hulu. Selain itu, material dasar perairan pun akan lebih bervariasi,
mulai dari partikel koarsa, yang ditemukan di air deras hingga deposit
pasir dan endapan yang ditemukan di pool.
Vegetasi dapat bervarisi mulai dari diatom dan material lainnya ynag
hidup di bebatuan hingga tanaman air berakar di area terdeposit.
Penutupan di daerah pinggiran sungai dapat menjadi relatif tidak
penting dengan semakin lebarnya sungai.
Perairan tergenang (lingkungan lentik). Tidak seperti sungai —
dimana evolusi terjadi mulai dari yang kecil hingga besar— ukuran
badan air di perairan tergenang berubah dari besar menjadi kecil,
dari dalam menjadi dangkal.
Saat danau terbentuk, melalui berbagai proses geologi yang dapat
mengakibatkan terbentuknya kolam di permukaan bumi, kolam
tersebut mulai terisi dengan material yang berasal dari sungai,
tertiup angin, atau dihasilkan oleh danau itu sendiri.
Perubahan alami yang terjadi di danau, dimulai dari kolam hingga
rawa dan akhirnya daerah yang kering —jika proses dapat berlanjut
dengan adanya waktu yang cukup.
Danau kecil yang dangkal yang terbentuk di moraine (tumpukan batu
di gunung es) glasial atau disebabkan karena longsoran yang
membentuk lembah kecil, memiliki masa hidup yang relatif singkat
dan dapat menyebabkan hilang atau punahnya danau tersebut dalam
beberapa ratus tahun.
Danau yang terbentuk akibat adanya celah yang besar di permukaan
bumi, memiliki masa hidup yang lama dan hanya terjadi sedikit
perubahan serta prosesnya masih terus berjalan. Danau seperti
Baikal di Siberia dan Deep Reef Lake of Afrika adalah contoh danau
permanen, yang dapat bertahan selama jutaan tahun.
Gambar 2. Diagram danau oligotrofik daerah temperate, memperlihatkan stratifikasi
Suhu (Bond, 1979)
Nutrien dapat terakumulasi di danau —seiring bertambahnya waktu—
dengan masuknya mineral dalam bentuk larutan ke dalam perairan, dan
adanya bahan organik yang tercuci atau jatuh, serta melalui berbagai
macam proses lainnya. Nutrien dapat terperangkap di danau dan
dikonversi menjadi bahan organik di dalam tubuh flora dan fauna serta
tenggelam di dasar perairan dalam bentuk organisme mati. Dari sini,
organisme tersebut dapat di daur ulang dengan cara dikonsumsi oleh
pemakan bangkai (scavenger) atau terdekomposisi oleh
mikroorganisme. Nutrien yang terlarut di daerah hipolimnion memiliki
kesempatan yang kecil untuk dapat mencapai lapisan yang lebih atas —
yang terkena cahaya matahari secara efektif dimana fotosisntesis
terjadi— sehingga untuk mencapai lapisan diatasnya harus terjadi
sirkulasi di danau. Sirkulasi terjadi pada saat suhu mulai dingin di musim
gugur dan mulai hangat pada musim semi serta ketika suhu di dasar dan
di bawah perairan sama. Tentu saja, terdapat pengecualian di dalam
pola sirkulasi yang terjadi setahun dua kali ini, karena sirkulasi ini
tergantung pada faktor lainnya seperti kedalaman, ketinggian,
pemaparan terhadap angin, serta garis lintang.
Habitat Laut dan Adaptasi
Samudera dicirikan oleh ukurannya yang luas dan dalam,
berkesinambungan dalam ruang dan waktu, diversitas tipe dasar
perairan, gerakan air, suhu, dan kandungan garam. Ikan-ikan laut dapat
hidup dekat atau di dasar perairan, yang disebut alam bentik (benthic
realm) atau di laut lepas yang disebut alam pelagis (pelagic realm).
Tentu saja, semua ini telah mengarah pada formasi asosiasi ekologi dan
komunitas, mulai dari yang paling sederhana hingga yang kompleks, dan
banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan menganalisis hubungan ekologi dan
komunitasnya. Kerangka kerja umum dimana para ahli ekologi laut
bekerja, terdapat di salah satu zonasi dari dua alam ini, seperti yang
telah disebutkan. Batas-batas zona ini dilintasi oleh banyak hewan dan
karena zona-zona ini dibangun oleh beberapa faktor seperti penetrasi
cahaya, suhu, dan luasan paparan benua dan lereng (slope), maka zona
ini memiliki arti biologis yang penting.
Alam bentik terbagi atas zona paparan, yang mempunyai kedalaman
hingga 200 meter; lereng atas (upper slope) yang kedalamannya hingga
1000 meter; lereng bawah (lower slope), yang kedalamannya mencapai
3000 meter; abisal, yang kedalamannya mencapai 6000 meter; dan
zona hadal, yang meliputi palung dalam (deep trench).
Tidak Terdekomposisi
Terjadi eutrofikasi
Deterjen
-mengandung 2,5 kali kandungan nitrogen
-Blue green algae
-peningkatan populasi menyebabkan penetrasi
cahaya matahari berkurang
Pestisida
-DDT dan berbagai bahan hidrokarbon chlorin telah banyak
digunakan sejak tahun 1940, dan saat ini rata-rata meningkat
sekitar 8% per tahun
-tidak dapat diuraikan oleh bakteri
-penggunaan pestisida di Jepang 6 kali lebih besar dari Eropa, tetapi
hasil panen 60% lebih tinggi
-Dapat terkumulasi dalam jaringan lemak, konsentrasinya akan
semakin tinggi sesuai dengan tingkat pada rantai makanan
Minyak
-Mengkontaminasi laut dengan cepat
-mengandung komponen toksik padabiota laut
-Menyebabkan kematian burung laut
Limbah
Pembilasan tangker minyak di laut
Perkapalan
Produksi minyak lepas pantai
Operasi penyulingan
Limbah industri minyak dan otomotif dan
tumpahan minyak
Limbah Organik lainnya
Industri petrokimia
Kertas da pulp
Turunnya kualitas air, mengganggu kesehatan
manusia, menyebabkan kematian bagi
organisma akuatik
Limbah anorganik
Masuk ke ekosistem air tawar, memberikan pengaruh
yang serius
Terdapat beberapa sumber polutan yang dapat
membahayakan ekosistem perairan
Bahan-bahan mengandung radioaktif
Jatuhan bahan-bahan radioaktif
Nuclear -power ship -sub marine
Nuclear power plant
Limbah thermal
Meningkatkan suhu perairan
Menyebabkan gangguan fungsi reproduksi
Limbah Padat
Efek polutan terhadap perikanan
Efek biologi
Migrasi
Behavior
Timbulnya penyakit
Siklus hidup
Proses fisiologi
Nutrisi dan rantai makanan
Efek genetik
Efek Ekologi