Anda di halaman 1dari 8

SYARAT - SYARAT TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

PEMBANGUNAN PAGAR VILLA

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana,


BQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.

2. Peraturan teknis bangunan yang digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voor Warden Voor de Uit Voering Bij Aanneming Van Openbare
Werken (AV) 1941.
2.3. Surat Edaran Bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan
SE-39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.4.Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembanguan
Bagunan Negara.
2.5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15,1919.03.
2.6. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
2.7. Keramik lantai, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
2.8. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5.
2.9. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
2.10. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.11. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.12. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972.
2.13. Peraturan Batu Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10.
2.14. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.15. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.16. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
3. Lingkup Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan
3.1. Pekerjaan Pendahuluan
3.2. Pekerjaan Galian Tanah
3.3. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
3.4. Pekerjaan Beton
3.5. Pekerjaan Dinding
3.6. Pekerjaan Turap
3.7. Pekerjaan Pagar
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan yang meliputi pembersihan semua
bekas bongkaran dan peralatan disekitar lokasi pekerjaan. Hasil bongkaran
tersebut diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan dan ditempatkan pada satu
tempat sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan tersebut.
1.2. Pemasangan Bouwplank, tiang Bouwplank harus terpasang kuat yang terbuat
dari kayu ukuran 5/7 dengan jarak masing-masing maksimal 2 M, sedang untuk
papan dipasang kayu ukuran 2/20 Cm yang bagian sisi atasnya diketam halus
dan lurus (Waterpas) dengan sudut-sudut harus siku.
1.3. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus memasang plang nama proyek
lengkap dengan jadwal pekerjaan dimulai sampai dengan selesai

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan yaitu meliputi
pekerjaan penggalian tanah pondasi serta pengurugan kembali bekas galian, dalam
pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan
seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya,
yaitu :
2.1.1. Sebelum galian pondasi dilaksanakan terlebih dahulu humus tanah dibuang
keluar lokasi pekerjaan.
2.1.2. Galian pondasi batu kali & galian pondasi setempat baru boleh dilaksanakan
setelah Bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa
dan disetujui Direksi dan Pengawas. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
2.1.3. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, Kabel Listrik,
Telepon atau lain yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya
memberi tahu kepada Direksi dan Pengawas atau kepada Instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk yang seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan penggalian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan
benda-benda purbakala, maka Kontraktor wajib melaporkan pada
Pemerintah Daerah setempat.
2.1.4. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan
dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksud untuk mendapat kontur tanah
yang disyaratkan dalam Site Plan.
2.1.5. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah tentukan dalam
gambar, maka pemborong harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan
pasir urug dan dipadatkan dengan menggunakan Stamper sampai rata.
2.1.6. Pengurugan bekas galian pondasi & galian saluran pipa air hujan diurug
lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapis
dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali dilakukan langkah-
langkah seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang
bekas galian tertutup kembali.
2.1.7. Pengurugan dengan tanah timbunan di bawah lantai dilakukan lapis demi
lapis hingga ketebalan yang ditentukan 7 - 10 Cm dibawah lantai, ditumbuk
hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 7
- 10 Cm, dan ditumbuk lima kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
2.1.8. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan setebal 7 - 10 Cm serta
dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air
hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk
pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
3. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
3.1. Lingkup pekerjaan meliputi pengerjaan seluruh Pondasi bangunan, terdiri dari :
3.1.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran
untuk As pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi dan Pengawas
tentang kesempurnaan galian.
3.1.2. Pondasi untuk Bangunan ini terdiri dari pondasi Batu Kali 1 PC : 2 Pasir : 3
Kerikil dengan ukuran, ketebalan, bentuk dan penempatan disesuaikan dengan
gambar rencana.
3.1.3. Bahan – bahan yang dipakai harus berkualitas baik.

4. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton Bertulang
4.1. Lingkup pekerjaan
4.1.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
4.1.2. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi dan Pengawas
apabila ada perbedaan yang didapat dalam Gambar Konstruksi dengan Gambar
Arsirektur.
4.1.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengambilan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi dan Pengawas, yaitu:
- Cara pengadukan bisa menggunakan molen atau diaduk dengan cara manual.
- Sebelum pengecoran dilaksanakan, dalam cetakan harus bersih dari kotoran
sampah atau kotoran lainnya.
- Pengecoran harus dilakukan secara baik dan terkontrol, dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat. Dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos yang dapat memperlemah kontruksi.
- Pemasangan tulang besi beton harus sesuai dengan gambar. Kontruksi tulangan
besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah anyamannya selama pengecoran. Dan sudah dipastikan seluruh stek
gempa yang dipasang pada sudut pertemuan kolom dan balok. Tiap ujung besi
diberi hak / tekukan serta sengkang
sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI – 1971 SK.SNI.T.T-15.1991-
03.
- Tidak berakibat kehilangan dan pemisahan bahan
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dengan beton yang akan dicor, dan nilai Stump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi table 4.4.1 SK SNI T-15.1919.03.
4.1.4. Sebelum dimulai pekerjaan beton, seluruh cetakan harus dibersihkan dari
kotoran – kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan kawat ikat dan
lain – lain yang dapat mempagaruhi mutu beton, disamping hal tersebut seluruh
bidang cetakan harus dibasahi secukupnya, perlu pada sisi bawah.
4.1.5. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi dan Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri
dan berjalan-jalan diatas penulangan.
4.1.6. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentian
harus disetujui oleh Direksi dan pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan
yang diputus tersebut.
4.1.7. Kontraktor harus bertangung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian, Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunjai mutu yang
sebanding dengan standar yang umum berlaku.

5. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA


5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan lat- alat
yang dibutuhkan dalam terlaksasnanya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /tujuan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.
5.2. Persyaratan Bahan
1. Batu bata harus memenuhi NI-10
2. Semen Portland harus memenuhi NI-8
3. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4. Air harus memenuhi PVBI – 1982 Pasal 9.
5.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pasangan batu bata merah, dengan mengunakan aduk campuran 1 Pc. : 4 Pc.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai permukan sloff sampai
ketinggian 10 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding bata Dipasang Setinggi 50
cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar digunakan
aduk dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
3. Batu bata merah yang digunakan batu batu merah ex local dengan kualitas terbaik
yang disetujui Perencana /Direksi Pelaksana, siku dan sama ukurannya 5 x 11x 22
cm.
4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
5. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
6. Pasangan dinding batu bata sebelum diplaster harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.
7. Pemasangan dinding batu bata dilakukan terhadap, setiap tahap terdiri dari,
maksimum 24 lapis setiap harinya diiuti dengan cor kolom praktis.
8. Bidang dinding ½ batu yang luasannya lebih besar dari 57.80 m2
9. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perencana / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
10. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 66 jarak
50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalm pasangan bata sekurang-kurangnya 30cm kecuali
ditentukan lain.
11. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua melebihi 5 %, bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
12. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

5. PEKERJAAN PAGAR
5.1. Stainless Steel
Lingkup Pekerjaan
Ini Meliputi Pengadaan Bahan, Tenaga, Peralatan, Dan Perlengkapan Lain Serta
Pemasangan Semua Pekerjaan Stainless Steel Seperti Tercantum Dalam Gambara Sesuai
Petunjuk Pengawas Atau MK.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh Pekerjaan Harus Sesusai Dengan :
1. NI-3-1970-PPBBI-1993
2. SII-0161-1981-ASTM
3. SII-0183-1978-AISC Edidi Terbaru
4. SII=0163-1979-BS-1387-STEEL TUBES

Bahan- Bahan
1. Spesifikasi Bahan
Pagar Dan Gerbang Seperti Yang Ditunjuk Dalam Gambar Mengunakan Stainless
Steel Mengunakan Besi Hollow 40 x 40 Dan Besi Hollow 20 x 40 Cm
2. Umum
a. Mutu Baja Yang digunakan Adalah Yang Memenuhi Persyaratan ASTM A36.
Stainless steel Harus Anti Karat.
b. Bahan Pelengkap Harus Dari Jenis Yang Sama Dengan Barang Yang
Dipasangkan

PELAKSANAAN
1. Pengerjaan
a. Finish Stainless Steel yang telah terpasang harus Benar Benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
b. Penyambungan Harus diushakan agar tidak kelihatan mencolok
c. Semua Bagian harus mempunyaiukuran yang tepat ,sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi
2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan dalam standars yang telah disetujui
.bila toleransi yang dimaksud tercantumdalam standar maka toleransi akn diberikan
pengawas atau MK.
3. Pemotongan dan Penyambungan
a. Pengelasan
Semua Pengelasan kecuali ditunjuk lain,yang harus mekamkai las listrik.yang
dimakusd dengan pengelasan ini adalah :”Electric Arc Welding” AWS E 70 S-X.
Pengelasan Harus Mengikuti cara cara mukthair sesuai Dengan AWS.Seluruh
Pekerjaan Harus dilakukan di Bengkel ( Workshop ) Penyimpangan dari
persetujuan Harus seijin pengawas Atau MK
Semuan Bahan Yang Akan Tampak,bila memakai Las,harus diratakan dan
finish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya ,bila memakai pengikat
ppengikat lain seperti clip keeling dan lain lain nya yang tampak harus sama
dalam finish dan warna dengan bahan yan diikat nya.
b. Baut
Penyambungan Dengan Baut hatus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksud nya termaksud perlengkapan – perlengkapan nya. Baut yang
digunakan ASTM A-307 ( black Blolt/ Unfinished Bolts)
c. Tambatan Dan Angker
Tambatan Dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian bagian
ditempatanya.
d. Perlindungan
Semua Pekerjaan Baja, Mur, Baut Dan AlatbPenghubung Untuk pekerjaan
stainsless Steel,harus terlindung secara dicelup panas aatau terdiri dari bahan
karat yang dudtujui oleh pengawas.
e. Kontraktor harus meperhatikan seta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain ,jika terhadi keruskan akibat kelalanya ,maka kontraktor
tersebut harus mengati tanpa biaya tambahan.

C. PENUTUP
Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam bestek ini , baik mengenai ukuran
bahan-bahan dan lain sebagainya harus dilaksanakan bukan merupakan pekerjaan tambahan,
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor .

Padang Aro, 17 Juni 2019


Ditetapkan Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen

MUTIA FARINA, ST
NIP.19820502 2010012040

Anda mungkin juga menyukai