Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III


“DESAIN SEKOLAH ALAM DI KAWASAN KOTA PALU”

Disusun oleh:

NAMA : WAHYUDI
STAMBUK : F 221 18 042
MATA KULIAH : STUPA III
KELAS :A

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

1
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta sebagai tugas mata
kuliah studio perancangan arsitektur 3.
Laporan yang disusun penulis membahas mengenai desain sekolah alam di
kawasan kota palu. Pada laporan ini Penulis banyak mendapatkan Pengetahuan,
Pengalaman yang sangat membantu Penulis untuk dapat melengkapi penyusunan
Laporan sehingga dapat tersusun dengan sempurna mungkin.
Dalam Penyusunan Laporan ini Penulis menyadari masih banyak hal-hal dan
ketidakefesiennya baik Penulisan dan Penyusunan Laporan ini. Penulis
mengharapkan bimbingan yang lebih penuh lagi di dalam penyusunan yang
selanjutnya.

Palu, 21 Februari 2020


Penulis

WAHYUDI
F 221 18 042

2
Merumuskan Konsep Desain Dalam Rancangan Pembangunan Sekolah Alam Di
Kawasan Kota Palu
Oleh
Wahyudi
F 221 18 042

ABSTRAK
Lapopran Ini latar belakangi oleh pembangunan di sektor pendidikan yang
merupakan bagian dari tujuan negara indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memanfaatkan alam kondisi alam sekitar. kota palu merupakan
kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.
Untuk memanfaatkan kondisi alam tersebut maka dibuatlah sekolah alam karena
masih minimnya sekolah di kota palu dengan pemanfaatkan alam. Sekolah alam
adalah konsep konsep pendidikan berdasarkan keprihatinan akan biaya
pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangunan
sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas tinggi tetapi
dengan harga terjangkau.
Laporan ini berdasarkan pengumpulan data tapak yang di analisis dengan
salah satu syaratnya berada di tapak berkontur yang dominan berada di daerah
pegunungan. Dalam proses Analisis data tapak hal yang perlu diperhatikan yaitu :
physical attributes (bentuk serta ukuran tapak, kondisi dan keadaan tanah,
topografi, hidrologi, geologi, dan iklim), biological attributes (vegetasi dan
keragaman habitat), cultural attributes (peruntukan tanah, izin bangunan,
ketinggian bangunan, tipe bangunan, dan sistem utilitas).
Berdasarkan hasil analisis tapak yang dilakukan maka sekolah alam akan
menbantu proses belajar mengajar dengan pemanfaatan alam disekitar dengan
kualitas sangat tinggi tetapi dengan harga terjangkau.
Kata kunci : desain sekolah alam di kawasan kota palu

3
DAFTAR ISI

SAMPUL .........................................................................................................1
KATA PENGANTAR .....................................................................................2
ABSTRAK........................................................................................................3
DAFTAR ISI ...................................................................................................4
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6
1.3 Tujuan Dan Sasaran.......................................................................6
1.4 Ruang lingkup................................................................................6
1.5 Manfaat Laporan ...........................................................................6
BAB. II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Metode penelitian..........................................................................7
2.2 Teknik pengumpulan data..............................................................7
2.3 Pemilihan Lokasi...........................................................................7
2.4 Jenis dan sumber data....................................................................12
2.3.1 data primer............................................................................12
2.3.2 data sekunder........................................................................14
2.4 Tema Perancangan.........................................................................15
2.4.1 Arsitektur modern.................................................................15
BAB. III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................20
3.2 Saran..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sekolah alam merupakan sekolah yang dibangun untuk upayah pengembangan


pendidikan yang dilakukan di alam terbuka agar mengetahui pembelajaran dari semua
makhluk hidup di alam ini secara langsung. Berbeda dengan sekolah pada umumnya
yang menggunakan sistem ruangan berupa kelas, para siswa di sekolah alam
dibebaskan waktunya untuk lebih banyak berinteraksi di alam terbuka sehingga
berbentuk pembelajaran langsung pada materi dan pembelajaran yang bersifat
pengalaman.
Konsep yang di terapkan di sekolah alam meliputi penggunaan alam sebagai
tempat untuk belajar, penggunaan alam sebagai media dan bahan untuk pengajaran
serta alam yang digunakan yang digunakan untuk objek pembelajaran. Dengan
konsep alam, maka pihak yang menyediakan sekolah tersebut tidak secara permanen
menyediakan ruang atau bangunan khusus seperti sekolah pada umumnya. Dengan
begitu, siswa dapat merasakan kesegaran dan keindahan alam meski dalam proses
pembelajaran. Pembelajaranpun membebaskan siswanya untuk mengekplorasi apa
yang ada di sekitar mereka tanpa aturan yang mengekang keingintahuan. Dengan
pemahaman sekaligus pengarahan yang baik, siswa akan lebih peduli dan sadar akan
lingkungannya.
Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu
mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti
bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang
membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur
terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi
kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku
sebagai gerbang ilmu pengetahuan.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam laporan ini
adalah bagaimana mendesain sekolah alam yang berada di kawasan kota palu.

1.3 Tujuan Dan Sasaran


1.3.1 Tujuan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan laporan ini adalah merumuskan
konsep desain sekolah alam dengan tema modern di kawasan kota palu.
1.3.2 Sasaran
Sasaran yang ingin di capai dari laporan ini adalah untuk menghasilkan
bentuk desain dari sekolah alam dengan tema modern.

1.4 Ruang Lingkup


Lingkup pembahasan laporan ini lebih diarahkan berdasarkan disiplin ilmu
arsitektur yang mengenai tahap perancangan desain sekolah alam di kawasan kota
palu dan adapun aspek-aspek lain diluar ilmu arsitektur yang memengaruhi
perencanaan akan di atasi menurut keperluan dari tahap perancangan.

1.5 Manfaat Laporan


Manfaat dari laporan ini, diharapkan sebagai pedoman dan acuan dalam proses
perencanaan dan perancangan sekolah alam di kawasan kota palu.

6
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian arsitektur, adapun metode
penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan berupa penjelasan, gambar-gambar
dari survei lokasi, studi literatur, peraturan pemerintah, serta dokumen yang terkait
dengan penelitian. Setelah itu, data yang dikumpulkan kemudian disusun lalu
dilakukan analisis makri dan mikro sehingga dijadikan konsep acuan perancangan
sekolah alam di kawasan kota palu.

2.2 Teknik pengumpulan data


Dalam melaksanakan survei untuk memperoleh data, adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengamati secara langsung kondisi site di
lokasi perencanaan yaitu : luas lahan, bentuk tapak, topografi, kondisi tanah, vegetasi
disekitar, view, penggunaan lahan, potensi lingkungan, orientasi matahari dan angin.
b. Teknik dokumentasi
Mengumpulkan dan mendapatkan gambar visual dari kondisi eksisting site
perencanaan dan infrastruktur yang tersedia di tapak.
c. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori yang merupakan landasan
dalam mendesain sekolah alam berupa referensi, hasil-hasil karya ilmiah dan
dokumen-dokumen yang telah terstandar.

2.3 Pemilihan lokasi

7
Dalam pemilihan lokasi untuk perancangan sekolah alam di kawasan kota palu
menggunakan 3 alternatif tapak yaitu :

a. Alternatif 1

Tapak alternatif 1 terletak di Jl sosiologi Tondo, mantikulore, kota palu, sulawesi


tengah. Luas lahan 2 ha, sirkulasi cukup, akses ke tapak kurang baik, dan sistem
utilitas kota masih kurang.

Data eksisting tapak

8
b. Alternatif 2

Tapak akternatif 2 terletak di Jl soekarno hatta mamboro, palu utara, kota palu,
sulawesi tengah. Luas lahan 5 ha, tersedianya akses ke tapak, tersedianya sistem
utilitas kota, sirkulasi lancar, dan arah orientasi tapak baik.

Data eksisting tapak

9
10
c. Alternatif 3

Tapak aternatif 3 terletak di Jl sosiologi tondo, mantikulore, kota palu, sulawesi


tengah. Luas lahan 3 ha, belum tersedianya sistem utilitas kota, arah orientasi
baik, sirkulasi cukup, dan akses ke tapak kurang baik.

Data eksisting tapak

11
Tapak terpilih adalah alternatif 2

Lokasi Tapak terpilih dalam perencanaan pembangunan sekolah alam berada di


jalan seokarno hatta kelurahan mamboro kecamatan palu utara yang mempunyai
luas lahan 5 ha. Dengan panjang 300 meter dan lebar 200 meter.

2.4 Jenis dan simber data


2.4.1 Data primer
Berupa data yang dikumpulkan melalui survei lapangan di lokasi untuk
mendapatkan kondisi eksisting sebagai masukan dalam mendesain sekolah alam
di kawasan kota palu
a. Lokasi tapak
Peta sulawesi tengah

Peta palu utara peta mamboro

12
b. Luas lahan

Tapak memiliki luas lahan 5 ha dengan bentuk persegi panjang tak beraturan
terletak di jalan soekarno hatta kelurahan mamboro, kecamatan palu utara,
kota palu, sulawesi tengah.
c. Topografi

 tapak berada di lahan berkontur dengan jenis tanah termasuk lempung


berpasir, dengan ketinggian dari permukaan air laut 7-27 m.
 Curah hujan tertinggi mencapai 187, 3 mm dan curah hujan terendah 8,8
mm
 Suhu udara tertinggi yaitu 29,2 derajat celcius dengan tekanan udara
sebesar 1012,5 dan kelembaban udara sebesar 72,7 persen. Suhu udara
terendah sebesar 27,5 derajat celcius dengan tekanan udara sebesar
1010,9 dan kelembaban udara sebesar 79 persen.

13
 Penyinaran matahari tertinggi sebesar 83,9 persen dengan kecepatan
angin sebesar 5,2 knots dan arah angin barat laut. Sedangkan penyinaran
terendah sebesar 52,7 persen dengan kecepatan angin sebesar 4,3 knots
dan arah angin utara.
2.4.2 Data sekunder
Berupa data pelengkap yaitu survei literatur untuk mendapatkan referensi
berupa teori-teori. Dalam hal ini adalah teori mengenai konsep perancangan, teori
mengenai persyaratan ruang, besaran ruang dan lain-lain. Literatur diperoleh melalui
buku panduan, situs internet dan lain-lain.
Standar pembangunan sekolah
 Koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
 Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang di tetapkan 2
lantai;
 Jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan as jalan,
tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, Jarak
antara bangunan dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar
halaman adalah 5-10 meter;
 Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati;
 Dilengkapi system proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir;
 Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai;
 Memiliki sanitasi di dalam dan diluar bangunan;
 Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan;
 Bangunan menyediakan faslitas dan aksebilitas yang mudah, aman, dan nyaman;
 Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang menganggu kegiatan
pembelajaran;
 Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik;

14
 Pemeliharaan ringan dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun. Sedangkan
pemeliharaan berat dilakukan minimum 20 tahun;
 Setiap ruangan dilengkapi dengan instalasi listrik dan lampu penerangan dengan
daya minimum 900 watt;
 Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan,
dan kesehatan pengguna;
 Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di garis sempadan
sungai dan jalur kereta api;
 Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.5 Tema Perancangan

2.5.1 Arsitektur Modern

Arsitektur modern atau arsitektur modernis adalah sebuah istilah yang


ditujukan untuk sekelompok gaya arsitektur yang muncul pada paruh pertama
abad ke-20 dan menjadi dominan setelah Perang Dunia II. Ini berdasarkan pada
teknologi pembangunan baru, terutama penggunaan kaca, baja dan beton.
Kata modern dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki kaitan
dengan setiap hal yang berkembang pada masa kini atau yang menunjukkan
karakter kekinian. Untuk suatu hunian, hunian yang modern berarti hunian yang
memiliki dan menunjukkan adanya ciri Arsitektur Modern. Hunian yang memiliki
gaya Arsitektur Modern harus mampu menghadirkan gaya hidup masa kini di
dalam bangunan.
Arsitektur Modern dapat diartikan sebagai pernyataan jiwa dari suatu
massa, yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yang
ditimbulkan pada zamannya, yaitu dengan mencari keharmonisan dari elemen
modern serta mengembalikan arsitektur pada bidang yang sebenarnya (ekonomis,
sosiologis, dan kemasyarakatan). (Congreas Interationaux d’ Architecture
Moderne/CIAM, 1928). dengan kata lain maka dapat disebutkan Arsitektur

15
Modern adalah arsitektur yang dilandasi oleh komposisi massa dinamis, non
aksial dan yang paling penting didasarkan atas pembentukan ruang-ruang, baik
didalam maupun diantara bangunan (Ir. Sidharta, Arsitektur Indonesia)
Arsitektur Modern adalah hasil dari pemikiran baru mengenai pandangan
hidup yang lebih manusiawi, seperti moralis, nasionalis, materialis, standarisasi
serta jujur, yang diterapkan dalam bentuk fisik bangunan. arsitektur modern dapat
diartikan  sebagai Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih
‘manusiawi’ yang diterapkan pada bangunan dalam bidang arsitektur yang dapat
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu
menyisipkan hal-hal baru, hebat dan kontemporer  sebagai pengganti dari tradisi
dan segala bentuk pranatanya.
Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern
Selama karirnya, Le Corbusier mengembangkan seperangkat prinsip-
prinsip arsitektur yang didikte secara teknis, yang ia sebut "The Five Points of a
New Architecture" dan paling jelas dalam Villa Savoye yang ia desain. Lima poin
tersebut adalah:
 Pilotis ;Penggantian dinding pendukung dengan grid kolom beton bertulang
yang menyandang beban struktural yang merupakan dasar dari estetika baru.
 The free designing of the ground plan (Perancangan bebas pada ground
plan) ;Tidak adanya dinding pendukung yang berarti rumah bersifat tidak
terkendali dalam penggunaan internalnya.
 The free design of the façade (Desain bebas pada fasad); Memisahkan bagian
luar bangunan dari struktur fungsi-set-nya fasad bebas dari kendala struktural.
 The horizontal window (Jendela horizontal); Memotong di seluruh panjang
fasad bangunan, sehingga pencahayaan dalam ruangan sama.
 Roof gardens (Taman Atap); Taman di atap datar dapat melayani tujuan
domestik sementara memberikan perlindungan penting untuk atap beton. 

16
Kategori dan Unsur Arsitektur Modern

 Fungsi (Function)
Sekitar abad 20-an, arsitektur modern menyatakan bahwa bentuk ditentukan
oleh fungsi yang dipenuhi dan bentuk total bangunan berdasarkan keseluruhan
fungsi yang ditampung. Namun para ahli menyatakan bahwa fungsi saja tidak
cukup. Disamping itu, pembenaran dari arsitektur baru adalah dengan fungsi baru
yang muncul dan fungsi lama yang berubah. ketika material bangunan lama dan
gaya lama ornamen digunakan, fungsi baru memaksa arsitek pada era mesin uap
untuk membangun dalam ukuran dan bentuk yang dahulu tidak bisa diakui.
Pada abad ke-20, kesadaran mulai timbul, fungsi tua juga dalam
transformasi. Arsitek terlibat langsung dalam proses aktivitas sehari-hari. Hal ini
menjadi pertimbangan  bagi arsitek untuk memikirkan ulang  dari dasar seni
mereka.
 Bentuk (Form)
Bentuk dalam arsitektur modern merupakan periode yang membingungkan
bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun
material yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa
pengaruhnya dan orang yang ternyata dengan semangat untuk solusi fungsional
baru dan metode struktural baru kemungkinan akan berpaling juga untuk ekspresi
formal yang baru.
Idealnya, bentuk, fungsi, dan konstruksi harus muncul menjadi satu kesatuan
dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan mendapatkan solusi yang tepat agar
menghasilkan bentuk yang spesifik; kritik plagiatisme pada arsitektur modern
bukannya tidak menghargai individualitas, tapi setiap bangunan merupakan
problem yang unik dalam tapaknya, lingkungan, dan menghasilkan solusi yang
unik. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi
modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun.

17
 Konstruksi (Construction)
Di Paris pada abad ke-20, arsitektur modern dianggap dipengaruhi dari beton
bertulang. Bangunan yang dapat disebut arsitektur modern yaitu tidak ada beton
yang terlihat, permukaannya dilapisi dan dicat seluruhnya untuk
menyembunyikan bahwa bangunan dibuat dengan berbagai macam material
seperti batako, kotak belangga dan batu bata. Anggaran bangunan modern untuk
umum terlalu ketat dengan bahan yang belum teruji dan konstruksi eksperimental.
Bangunan lokal umumnya tidak menggunakan konstruksi ini. Modernitas suatu
bangunan terletak pada perencanaan fungsi, bentuk-bentuk eksteriornya dan
tersebar secara merata pada permukaannya untuk menyembunyikan material yang
tidak modern pada struktur yang telah dibangun.
Di Belanda, W.M. Dudok mengkombinasikan bentuk modernitas dengan
permukaan batu bata dan mendapat sambutan hangat di Inggris, tetapi secara
universal dijelek-jelekkan karena batu bata dianggap suatu pengkhianatan pada
tujuan gerakan arsitektur modern. Dan hal ini bertentangan dengan ajaran dinding
bersih (Clean Wall Orthodoxy) dari Adolf Loos.
Pergerakan modern memiliki dampak yang signifikan pada 1950, di mana
pada saat ini menimbulkan suatu perlawanan terhadap kemurnian persegi
sehingga muncul generasi baru yang mendukung prinsip konstruksi baru yang
terjadi secara kebetulan yang menyebabkan pergerakan modern menjadi gempar
karena itu. Tetapi muncul sesuatu yang baru lagi dalam situasi ini, aplikasi dari
teknik yang baru dari pemikiran struktur kurva yang akhirnya membuat terobosan
yang massal.
Kebebasan awalnya dibawa ke arsitektur melalui beton bertulang dan frame
logam dengan kemampuan yang terbatas daripada dengan mengurangi massa
struktur pada ground level. Kolom dapat lebih tipis dan terpisah lebih jauh,
tembok tebal sebagai penyangga tidak lagi dibutuhkan. dengan kata lain ketika
jenis bentuk baru dan jenis rencana yang diinginkan, konstruksi berada disana
untuk mencapai hal itu, Besi dan kerangka beton dengan penyangga kecil yang

18
dimilikinya dan bentang lebar maka kemampuannya untuk berdiri sedikit pada
dasar, jalan straddle, cantilever dan menggunakan bahan batu solid sampai kaca
untuk kulit bangunan.
 Ruang (Space)
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran
dalam memanipulasi ruang. dalam sejarah, ruang hanya di dalam struktur (diluar
hanya alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renaissansce telah
mengulanggi proses dan dapat dilihat dari tampak luar bangunan (seperti yang
dilakukan bangsa Yunani) yang terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari
mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Dasar ruang dari konsep arsitektur modern muncul yang pertama dirumuskan
oleh pelukis abstrak Belanda dan Rusia, lalu dibangun oleh Frenchmen seperti Le
Corbusier. Konsep ini berisi: Pertama, yang tak terbatas, dan meluas bebas segala
arah (dalam prakteknya, ditangani seakan ekstensi ke atas dan ke bawah yang
yang sangat menarik).

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemahasan sebelumnya terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
di ambil mengenai sekolah alam diantaranya:
a. sekolah alam memiliki potensi yang sangat besar untuk bidang pendidikan
b. berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi site untuk desain sekolah alam maka
perencanaan site berada di jalan soekarno hatta, kelurahan mamboro, kecamatan
palu timur, kota palu, sulawesi tengah.

3.3 Saran
Daerah kota palu merupakan Kawasan yang memiliki kota 5 dimensi yaitu salah
di antaranya kota yang dikelilingi pegunungan maka sebaiknya di Kawasan kota palu
harus menerapkan konsep sekolah alam dengan pemanfaatan kondisi alam tanpa
merusak alam tersebut

20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah alam.
https://tentangsekolahalam.wordpress.com/category/system-belajar-mengajar-di-
sekolah-alam/
https://tentangsekolahalam.wordpress.com/category/keunggulan-dan-kekurangan-
sekolah-alam/

https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_modern
http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html
https://www.arsitur.com/2015/10/pengertian-arsitektur-modern-menurut.html
https://www.dekoruma.com/artikel/63228/ciri-khas-arsitektur-modern

21

Anda mungkin juga menyukai