Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH REAL ESTATE

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN AREA PENDIDIKAN

SEKOLAH ALAM DI BANDAR LAMPUNG

Disusun Oleh:

Intan Mustika Sari 1515012028

Ishmah Al Azizah 1515012029

M. Bagaskara Megajaya 1515012035

Nadia Salsabila 1715012014

Quincy Balqis Gesita 1715012025

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
1.3. RUANG LIGKUP
1.4. METODE PENULISAN
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. PENDIDIKAN
2.2. SEKOLAH ALAM
2.3. PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIDIKAN LAMPUNG
BAB III ANALISIS STUDI KELAYAKAN
3.1. POTENSI WILAYAH
3.2. STAKEHOLDER
BAB IV ANALISIS STUDI PEERANCANGAN
4.1. PRESEDEN BANGUNAN
4.2. ANALISIS TAPAK
4.3. KEBUTUHAN RUANG
4.4. ZONING AREA
4.5. ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dewasa ini dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali

melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh UNESCO yang

merupakan sebuah Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB. Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh manusia, karena pendidikan adalah suatu

proses yang berjalan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pengalaman hidup

manusia untuk menambah potensi dirinya sendiri agar dapat berguna untuk menjalani

kehidupannya. Saat ini pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya sebuah Negara.

Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, maka akan menciptakan Sumber Daya

Manusia yang berkualitas baik dari segi intelegensi, keterampilan, dan spiritual. Sehingga,

Sumber Daya Manusia yang berkualitas ini akan menjadi generasi yang dapat memajukan

negaranya.

Tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN

lainnya. Indonesia saat ini berada di urutan ke-5 untuk peringkat pendidikan di ASEAN dan

peringkat 108 di dunia. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya rendahnya kualitas tenaga pendidik, kurangnya sarana dan

prasarana belajar, dan kurang relevannya kurikulum yang dibuat. Selain itu, faktor kurangnya

minat atau motivasi siswa dalam belajar juga menjadi pengaruh yang cukup besar terhadap

kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran

sekolah formal yang dianggap oleh beberapa murid membosankan karena hanya
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru setiap harinya. Salah satu cara

mengatasinya orang tua siswa bisa saja menerapkan sistem pendidikan alternatif untuk

metode pembelajaran anaknya.

Pendidikan alternatif merupakan istilah untuk program atau metode pemberdayaan murid

yang dilakukan dengan cara tradisional. Pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam

empat bentuk pengorganisasian, yaitu: sekolah publik 3 pilihan, sekolah publik untuk siswa

bermasalah, sekolah swasta/independent, dan pendidikan di rumah (home schooling).

(Zoditama, 2016).

Sekolah alam adalah bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media

utama pembelajaran murid. Sekolah alam merupakan wadah kegiatan pendidikan yang

menerapkan metode pembelajaran berwawasan lingkungan agar para peserta didik dapat

mengeksplorasi apa yang ada di sekitarnya sehigga mendapatkan pengalaman langsung dari

alam. Alam menjadi faktor yang sangat penting karena berfungsi sebagai ruang belajar,

media mengajar, serta objek pembelajaran. Karena menggunakan metode pembelajaran

langsung di alam akan membuat murid lebih aktif dan tidak mudah bosan dalam mengikuti

pembelajaran.

Kota Bandar Lampung merupakan daerah dengan perencanaan pembangunannya

diperuntukkan sebagai area pendidikan memiliki perkembangan bidang pendidikan yang

cukup pesat, baik dari segi penyediaan bangunan sekolah hingga fasilitas yang disuguhkan di

dalamnya. Adapun sekolah alam yang terbangun masih sangat minim keberadaanya, sehingga

pengembangan bidang pendidikan dengan sekolah alam sebagai pendidikan alternatif yang

inovatif, kratif, dan mendukung pelestarian lingkungan dirasa dapat dibutuhkan di Bandar

Lampung. Dengan demikian, Studi Kelayakan Pembangunan Area Pendidikan berupa


Sekolah Alam di Bandar Lampung menjadi tema yang diangkat penulis untuk referensi

pembangunan pendidikan di Bandar Lampung.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini sesuai latar belakang yang telah

dikemukakan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pemenuhan mata kuliah Real Estate


2. Mengetahui potensi area pendidikan Bandar Lampung
3. Mengetahui kondisi pasar Sekolah Alam di Bandar Lampung
4. Melakukan studi perancangan Sekolah Alam di Bandar Lampung sebagai
referensi dan menganalisa kelayakan pembangunan bangunan pendidikan
tersebut.

1.2.2. Sasaran Kegiatan

Adapun sasaran penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Bandar Lampung khususnya yang terjun di dalam bidang


pendidikan dan pembangunan fasilitas pendidikan di Bandar Lampung
2. Pemerintah Daerah Bandar Lampung khususnya bagian pendidikan dan
pembangunan fasilitas pendidikan.
3. Orangtua dan wali serta peserta didik dan calon peserta didik yang
mencari rujukan sekolah dengan pendidikan khusus dan berkarakter
lingkungan.

1.3. RUANG LIGKUP

Penulisan makalah ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:

1. Analisis potensi area pendidikan di Bandar Lampung


2. Kondisi pasar Sekolah Alam di Bandar Lampung
3. Studi Perencanaan Sekolah Alam berupa preseden bangunan, analisis tapak, kebutuhan
ruang, dan rencana anggaran biaya.

1.4. METODE PENULISAN

Makalah ini menggunakan metode penulisan kualitatif, dimana penyusunan dalam penulisan

makalah ini melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dan menganalisis data sebagai

kegiatan utama. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai

status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu

dilakukan. Oleh karena itu, penelitian kualitatif mampu mengungkap fenomena-fenomena

pada suatu subjek yang ingin diteliti secara mendalam. Penelitian ini berangkat dari data,

memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.

Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan, serta

situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian jenis kualitatif adalah

sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.

2. Mengumpulkan data dilapangan.

3. Menganalisis data.

4. Merumuskan hasil studi.

5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.

1.4.1. Pengumpulan Data

Data merupakan hal terpenting dari suatu makalah atau penelitian, karena

peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Data dapat diperoleh

dari berbagai macam sumber dengan teknik pengumpulan data yang berbagai

macam dan dilakukan hingga data yang diperoleh cukup untuk penelitian.

Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data, yaitu:


a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data

secara langsung pada lokasi, dengan cara :

1) Studi banding dan studi literatur Sekolah Alam sebagai pembanding

seperti pada program pendidikan, kebutuhan ruang, jenis ruang,

fasilitas ruang penunjang, aktivitas, loksai tapak dan perencanaan

rancangan anggaran biaya.

2) Observasi.

Mengobservasi berbagai fenomena yang terjadi seperti situasi dan

kondisi.

b. Data Sekunder

Data sekunder berupa data atau informasi yang mendukung analisa studi

kelayakan dan perancangan Sekolah Alam. Data ini di dapat dari studi literatur

atau sumber tertulis yang berhubungan dengan Sekolah Alam tersebut, dengan

studi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Studi Pustaka

Data ini diperoleh dari studi literatur, baik teori maupun peraturan dan

kebijakan pemerintah yang akan menjadi dasar dalam penelitian sehingga

dapat memperdalam analisis. Data yang diperoleh dari penelusuran literatur

bersumber dari data, buku, aturan kebijakan pemerintah, dokumen tertulis

maupun elektronik dari sumber-sumber terpercaya yang diperlukan sebagai

pelengkap data.

2) Studi Preseden
Studi preseden merupakan teknik yang dilakukan untuk mendapatkan

data dengan cara menghimpun data-data dari objek yang terkait dengan

objek penelitian baik berupa fungsi maupun pendekatan arsitektur yang

digunakan untuk kelengkapan data penelitian tersebut.

1.4.2. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pemilihan Data

Suatu teknik analisis data yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat

ditarik kesimpulan.

b. Penyajian Data

Pembuatan laporan hasil penelitian dalam penyusunan konsep yang telah

dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Penyajian data dapat berbentuk diagram, tabel, maupun bagan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. PENDIDIKAN

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pembentukan dan penentuan diri secara etis untuk

memuaskan hati nurani (Kohnstamm & Gunning, 1995). Pendidikan yang baik

adalah proses pengembangan kemampuan seseorang dalam bentuk sikap dan

perilaku yang berlaku di masyarakat, serta proses sosial di mana seseorang

dipengaruhi oleh lingkungan (terutama di sekolah) sehingga dapat

mengembangkan keterampilan sosial (Good, 1959). Sementara, dalam arti

yang lebih luas pendidikan adalah proses yang terjadi lebih dari sekedar proses

yang berlangsung di sekolah. Pendidikan adalah kegiatan sosial yang

memungkinkan orang untuk tinggal di sana dan bertumbuh. Dalam masyarakat

yang kompleks, fungsi pendidikan sedang menjalani spesialisasi dan

dilembagakan dengan pendidikan formal yang selalu berhubungan dengan

pendidikan informal di luar sekolah. (Brameld, 1955).

2.1.2. Tujuan Pendidikan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


Tujuan pendidikan menurut Stacey Kazakis Weigler adalah untuk

mengembangkan keinginan dan kemampuan siswa untuk berpikir dan belajar

tentang dunia di sekitar mereka. Lebih lanjut, tujuannya adalah untuk belajar

bagaimana mengembangkan hubungan yang akan memungkinkan siswa untuk

bekerja dengan teman-teman mereka, di seluruh sekolah mereka dan

seterusnya. (“What is the Purpose of Education?,” 2012).

2.1.3. Jenis Pendidikan

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 tentang sistem pendidikan

Nasional dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal,

non-formal dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non-formal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang. Sementara, pendidikan informal adalah jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan.

2.1.4. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang disesuaikan dengan

tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Tingkat pendidikan terbagi

menjadi 3 tahapan. (Notoatmodjo, 2003)

1) Pendidikan dasar.

Pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun, yaitu di Sekolah Dasar

(SD) 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 tahun.

2) Pendidikan menengah.
Pendidikan menengah merupakan jenjang lanjutan dari pendidikan dasar

yang terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun.

3) Pendidikan tinggi atau lanjut.

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor,

dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

2.2. SEKOLAH ALAM

2.2.1. Pengertian Sekolah Alam

Menurut Efriyani Djuwita, M.Si seorang psikolog Perkembangan Anak dan

staf pengajar Fakultas Psikologi UI, sekolah alam adalah salah satu bentuk

pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai

pembelajaran siswa didiknya. Proses pembelajaran di sekolah alam

disandarkan kepada empat pilar yaitu: Pengembangan akhlak yang baik

(akhlaqul karimah), Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan

(Expreriental Learning), Pengembangan kepemimpinan dengan metode

Outbond Training serta Pengembangan kemampuan berwirausaha

(Entrepreneurship). (“Melongok Keberadaan Sekolah Alam di Indonesia oleh

Paridul Azwar Hasibuan - Kompasiana.com,” n.d.)

Komunitas sekolah alam mendefinisikan sekolah alam sebagai sekolah dengan

konsep pendidikan berbasis alam semesta yang menggunakan sumber daya

alam di sekitar sekolah. Proses belajar berlangsung dengan menyenangkan di

alam terbuka, tanpa tekanan, dan jauh dari kebosanan sehingga peserta didik

akan merasa nyaman. Hal ini disesuaikan dengan masa perkembangan peserta

didik yang mana mereka bukanlah makhluk “instan”, mereka mengalami


perkembangan dari waktu ke waktu baik dari segi fisik, psikis, sosial maupun

spiritual. (Komunitas Sekolah Alam, 2007).

Sekolah Alam merupakan sekolah berbasis pendidikan di luar ruangan atau

pendidikan dengan konsep lingkungan alam (Dinas Pendidikan Kota Baru,

2012). Sekolah Alam memiliki syaray dan kriteria yang telah ditetapkan oleh

satuan Dinas Pendidikan, hal ini bertujuan untuk lebih menajukan sistem

pendidikan yang ada di Indonesia. Berikut adalah syarat atau kriteria Sekolah

Alam.

a. Sekolah alam harus memiliki lingkungan yang luas.

b. Memiliki lingkungan yang masih alami.

c. Jauh dari kebisingan

d. Jauh dari populasi perkotaan.

e. Serta menerapkan sistem pendidikan alam (akhlak Islami, Logika, dan

Kepemimpinan).

2.2.2. Tinjauan Sekolah Alam

Sekolah alam bertujuan untuk mendidik siswa agar dapat mempelajari hal-hal

di lingkungan sekitarnya sehingga mendapatkan pengalaman langsung dari

alam. Tidak hanya mengajarkan siswa mengenai materi di dalam kelas, namun

juga mengajak siswa untuk memanfaatkan serta menjaga lingkungan alam

sekitarnya.

2.2.3. Kurikulum Sekolah Alam

Kurikulum yang terdapat di sekolah alam mengacu standar kompetensi yang

ditetapkan Depdiknas Republik Indonesia dan menjadikan alam sebagai media


belajar dalam rangka pembentukan karakter anak. Kurikulum ini

diintregasikan dengan pengalaman yang distrukturkan dan yang didapat siswa

di alam melalui metode spider web, yang terdiri dari:

1) Kurikulum Akhlak, melalui konsep teladan pengembangan EQ

(Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) yang

diimplementasikan secara praktis.

2) Kurikulum Ilmu Pengetahuan (knowledge), disusun secara holistik

menggunakan spider web agar logika ilmiah siswa berkembang secara

integral sehingga mampu atau terbiasa mengamati fenomena alam,

mencatat data, melakukan eksperimen, dan membentuk sebuah teori.

3) Kurikulum Kepemimpinan (leadership), kegiatan utama berupa

outbound untuk membentuk karakter kepemimpinan anak dengan

mengembangkan nilai-nilai adil, amanah, musyawarah, kerjasama,

melindungi, mengayomi, membela kaum yang lemah, dan menjaga

keseimbangan alam.

4) Kurikulum Kewirausahaan (entrepreneurship), menjadikan anak

memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dan terbiasa untuk

mendapatkan sesuatu dengan kerja keras dan halal. Metode yang

digunakan dengan berbisnis dari hasil kerja, kreasi, dan jerih payah

siswa di kebun/green lab memanfaatkan potensi ekonomi lokal sekitar.

2.2.4. Metode Pembelajaran Sekolah Alam

Sekolah alam menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran sehingga

dapat dikatakan bahwa sekolah alam menerapkan metode pembelajaran

berbasis lingkungan (Environmental learning). Metode pembelajaran berbasis


lingkungan menurut M. Ali merupakan model pembelajaran yang

dikembangkan agar siswa memperoleh pengalaman lebih kongkrit berkaitan

dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran berbasis lingkungan bertujuan agar

siswa dapat dengan mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah

disusun dan disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran

yang disajikan kepada siswa disusun dengan melibatkan lingkungan sekitar.

(Ali, 2010).

2.2.5. Karakteristik Sekolah Alam

Sekolah-sekolah alam di Indonesia mempunyai beberapa kesamaan ciri yang

membentuk karakteristik umum sekolah alam. Sekolah alam sangat spesifik

dilihat dari paradigma belajar, metoda, hubungan guru-siswa, media belajar,

kurikulum, desain fisik, dan penentuan lokasi. Karakteristik sekolah alam

secara umum antara lain:

1) Pembelajaran berpusat pada siswa (learner center) sehingga mendorong

siswa untuk terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan

perilaku.

2) Guru diposisikan sebagai fasilitator proses pembelajaran siswa. Guru

menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide

on the side) bagi siswa.

3) Belajar berbasis pengalaman (experiental learning) sehingga siswa

memperoleh pemahaman terhadap suatu pengetahuan dengan lebih

mendalam (deep learning).

4) Alam digunakan sebagai media belajar. Alam sekitar dijadikan sebagai

laboraturium.
5) Menekankan pada pendidikan luar ruang (outbound education) yang

sarat dengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai

pendidikan, dan mendekatkan siswa dengan alam.

6) Memodifikasi kurikulum nasional dengan memasukkan kurikulum

pengembangan, seperti falsafah ilmu pengetahuan, spiritualisasi di alam,

kepemimpinan, ilmu pengetahuan hayati, pendidikan lingkungan hidup,

distribusi bisnis dan retail, teknologi informasi dan komunikasi, dan lain-

lain.

7) Menggunakan konsep pembelajaran spider web (mengambil satu objek

lalu mengaitkannya dengan banyak mata pelajaran sekaligus) dan fun

learning (menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan).

8) Desain fisik ruang kelas biasanya berupa saung-saung tanpa bangku

kelas umumnya. Anak-anak dapat bebas memilih posisi duduk di lantai.

9) Fasilitas untuk melakukan kegiatan di alam biasanya berupa

laboraturium, rumah kaca, area kebun dan ternak, lapangan untuk

outbound, kolam/empang untuk variasi outbound dan playground.

Fasilitas lain yang umumnya disediakan sekolah alam antara lain

perpustakaan, ruang administrasi, laboraturium komputer, ruang

serbaguna, dan tempat ibadah.

10) Lokasi sekolah alam pada umumnya dipilih di pinggir kota di mana

anak-anak dapat dengan mudah menemukan lingkungan hijau seperti

kebun, sawah, sungai, dan cukup tenang dari keramaian aktivitas kota.

11) Tapak sekolah alam biasanya mempunyai potensi alam dan eksisting

alami yang menarik, misalnya sawah, sungai, kontur bervariasi, kebun,


peternakan, waduk tadah hujan, pemukiman penduduk setempat, bukit,

dan jenis biodiversitas lainnya.

12) Lansekap sekolah alam dirancang dinamis, jauh dari kesan formal,

mengikuti kontur alami, cenderung berkesan rekreatif, dan menyatu

dengan alam.

13) Bahan material bangunan didominasi oleh kayu, bambu, ijuk, dan batu

bata yang menimbulkan kesan menyatu dengan alam.

14) Massa-massa bangunan biasanya dipolakan terpisah agar tercipta ruang-

ruang terbuka di antara massa-massa bangunan itu. Ruang-ruang antara

dijadikan lahan bertanam dan area untuk berinteraksi dengan alam.

2.2.6. Sarana dan Prasarana Sekolah Alam

Sekolah alam harus dilengkapi oleh sarana dan prasarana yang baik sama

halnya seperti sekolah-sekolah formal pada umumnya, yaitu:

1) Ruang kelas merupakan ruang dimana tempat berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar antara siswa dan guru. Ruang kelas umumnya terdapat

meja dan kursi di dalamnya, namun untuk ruang kelas sekolah alam tidak

mewajibkan adanya meja dan kursi.

2) Perpustakaan merupakan ruangan untuk menyimpan berbagai macam

koleksi buku-buku yang dapat digunakan atau dipinjam oleh siswa sebagai

bahan pembelajaran selain materi dari guru. Selain itu perpustakaan dapat

digunakan sebagai ruang untuk membaca dan berdiskusi.

3) Laboratorium merupakan ruang untuk pembelajaran secara praktek yang

memerlukan peralatan khusus. Laboratorium terdapat beberapa jenis,

seperti lab IPA, lab bahasa, lab Komputer, dan lain-lain.


4) Ruang Kepala Sekolah merupakan ruang untuk pimpinan melakukan

kegiatan pengelolaan sekolah.

5) Ruang Guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat,

dan menerima tamu.

6) Ruang Staff Pengelola adalah ruang pengelolaan administrasi sekolah.

7) Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami

gangguan kesehatan ringan di sekolah.

8) Lapangan merupakan ruang terbuka yang dapat digunakan sebagai tempat

melakukan upacara, kegiatan olahraga, serta kegiatan bebas.

9) Toilet ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.

10) Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar

kelas, peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah.

11) Tempat ibadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah

yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.

2.3. PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIDIKAN LAMPUNG

Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar

Lampung Tahun 2005-2015, zona pendidikan terletak pada wilayah Labuhan

Ratu, Rajabasa, dan Sukarame sebagai lokasi pengembangan alternatif, serta

disetiap subpusat pelayanan kota. Selain itu zona pendidikan di Kota Bandar

Lampug terletak di Kecamatan Teluk Betung Utara, Enggal, dan Tanjung

Karang Pusat. Pada RTRW periode 2005-2015 sebaran zona pendidikan

paling luas yaitu berada di Kecamatan Rajabasa dan Labuhan Ratu.

Sedangkan wilayah lainnya menempati skala kecil, namun dipadati oleh

bangunan-bangunan pendidikan.
Dengan demikian, Kota Bandar Lampung menempati wilayah pembangunan

pendidikan yang cukup besar dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi

Lampung.
BAB III

ANALISIS STUDI KELAYAKAN

3.1. POTENSI WILAYAH

3.1.1. Potensi Wilayah Bandar Lampung

Gambar 3.1. Peta Bandar Lampung


(sumber: http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/Profil Kota Bandar Lampung)

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5020’ sampai dengan

5030’ Lintang Selatan dan 105028’ sampai dengan 105037’ Bujur Timur.

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 19.722 Ha (197,22

KM2) dan luas perairan kurang lebih 39,82 km2 yang terdiri atas Pulau Kubur

dan Pulau Pasaran. Jumlah kecamatan dan kelurahan yang ada sebanyak 20

Kecamatan dan 126 Kelurahan. Secara administratif Kota Bandar Lampung

bebatasan langsung dengan beberapa wilayah Kabupaten di Provinsi

Lampung, yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Ketibung Kabupaten Lampung

Selatan serta Teluk Lampung

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan

Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan

Dalam RTRW Kota Bandar Lampung 2011-2030 dijelaskan bahwa dengan

potensi serta kecenderungan perkembangan yang ada, ditunjang dengan lokasi

yang strategis, potensi alam, penduduk, dan potensi wilayah belakangnya, kota

Bandar Lampung terlihat menuju perkembangan yang prospektif. Dengan

kedudukan potensi tesebut, Bandar Lampung dapat berperan sebagai pusat

pertumbuhan bagi Sumatera bagian Selatan, serta pendukung Provinsi

Lampung sebagai pusat produksi pertanian nasional. Kota Bandar Lampung

memiliki prospek yang kuat untuk berkembang menjadi kota besar dalam

skala regional, nasional, bahkan internasional. Potensi kota Bandar Lampung

yang mendukung antara lain sebagai berikut.

a. Lokasi geografis yang sangat strategis

Menempati posisi geografis yang sangat strategis, baik dalam konstelasi

internasional, nasional, maupun regional, serta menjadi salah satu

unggulan untuk menjadi pusat pertumbuhan Sumatera bagian Selatan.

b. Kedudukan dalam kebijaksanaan tingkat nasional dan regional

Kebijakan nasional dan regional menetapkan Bandar Lampung sebagai

pusat pertumbuhan nasional dan merupakan orientasi bagi pusat


pengembangan antar daerah, pusat pengembangan daerah, dan pusat

local.

c. Potensi Alam

Pemandangan alam yang indah yang dapat dimanfaatkan untuk daya

tarik kota sekaligus sarana pendidikan yang memperhatikan view atau

keuntungan pada potensi alamnya.

d. Keanekaragaman suku bangsa (multi ethnic)

Keanekaragaman suku bangsa menjadikan Kota Bandar Lampung

menjadi semakin mudah beradaptasi dan menerima pendatang baru,

sehingga juga semakin mudah menerima pengaruh pembangunan bagi

wilayahnya.

e. Dukungan wilayah sekitarnya (hinterland) yang menunjang

pertumbuhan dan perkembangan kota Bandar Lampung.

f. Pusat Pertumbuhan

Menjadikan sarana dan prasarana dalam hal pendidikan pun mengalami

pertumbuhan kemajuan yang baik.

g. Pusat Koleksi dan Distribusi

Fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi berbagai komoditi yang

dihasilkan oleh Sumatera bagian Selatan dilangsungkan oleh rencana

pengembangan jaringan jalan tol dan kereta api, jaringan jalan Trans

Sumatera, serta rencana pengembangan Pelabuhan Panjang.

Kelengkapan fasilitas yang tersedia di kota Bandar Lampung juga

mendukungnya sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa pada

berbagai skala pelayanan.


3.1.2. Potensi Sekolah Alam

Potensi apa gara-gara investasi sekolah di Kota Bandar Lampung masih tinggi

mengingat tingkat pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung pada

kisaran 1,5% - 2% tiap tahunnya. Disamping itu tingkat kepedulian orang tua

untuk bidang pendidikan dapat dikatakan lebih tinggi dari pada derah

sekitarnya. Selain itu, pada kenyataannya banyak pelajar yang brdomisili di

daerah lain datang untuk menuntut ilmu dan bersekolah di Kota Bandar

Lampung dikarenakan fasilitas pendidikan yang tersedia lebih lengkap dan

beragam. Banyaknya jumlah univesitas yang ada di Kota Bandar Lampung

juga menjadi peluang bagi investasi pendidikan di bebagai jenjang, disamping

peluang investasi lain yang menjadi turunan dan pendukung dari

perkembangan pendididikan di Kota Bandar Lampung, apalagi jika mengingat

bahwa pendidikan merupakan program unggulan Kota Bandar Lampung, tentu

jaminan kemudahan proses perizinan serta proses lain dalam lingkup birokrasi

akam mudah diperoleh.

Sekolah Alam yang berada di Bandar Lampung memiliki daya tarik dalam

dunia pendidikan. Selain memiliki karakterisitik khusus dari sistem

pendidikannya, keberadaan Sekolah Alam di Bandar Lampung masih cukup

sedikit. Dengan demikian, Sekolah Alam cukup memiliki potensi yang besar

untuk dibangun di Bandar Lampung.

3.2. STAKEHOLDER

Dalam pembangunan Sekolah Alam terdapat pelaku-pelaku (stakeholder) yang memiliki

perannya masing-masing. Berikut pelaku pembangunan Sekolah Alam.


a. Developer. Developer memiliki beragam jenis, dari skala kecil hingga skala

multinasional. Developer memiliki tujuan yaitu membuat keuntungan finansial

secara langsung dari proses pengembangan.

b. Pemilik Tanah. Pemilik tanah, berupa perorangan, perusahaan aaupun

pemerintah sebagai pelaku penting yang terlibat secara aktif maupun pasif.

Pemilik tanah dapat secara aktif memulai pengembangan dengan menjual atau

mengembangkan tanahnya.

c. Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah dalam hal ini memberikan perizinan

serta mengawasi jalannya pembangunan agar sesuai dengan standar

pembangunan untuk sebuah bangunan pendidikan. Dalam kondisi tertentu

pemerintah daerah juga berperan dalam hal pendanaan pembangunan ataupun

penunjang fasilitas pendidikannya.

d. Investor (Pemilik Modal), adalah pihak pembuat keputusan yang

mengeluarkan uang serta sebagai penerima resiko terhadap bisnis proyek real

estat ini. Investor dapat berasal dari perusahaan komersial ataupun sewa

yangmemiliki modal besar dan memiliki prospek dalam jangka panjang.

e. Kontraktor adalah pihak yang melaksanakan pembangunan dalam proses

pengembangan real estate, sertaberperan sebagai menyeimbangkan biaya

pembangunan yang paling rendah dan kualitas yang baik.

f. Konsultan yaitu pihak yang memberikan expert advice pada masalah real

pembangunan , berdasarkan pengetahuan yang luas dan pengalaman yang

memadai dalam bidang broker, penilaian, pembangunan, pembiayaan,

penyewaan dan investasi, masterplan, dll.

g. Proyek Manager yaitu pihak yang mengawasi real estate untuk pemilik,

umumnya untuk memperoleh return keuangan yang maksimal.


h. Arsitek yaitu pihak yang dibutuhkan untuk mendesain dan mengatur

konstruksi dari peningkatan lahan. Jasa seorang arsitek dinilai berfungsi untuk

bangunan dengan desain kompleks dan mahal karena didalamnya memenuhi

standar estetika dan nilai ekonomis.

i. Konsultan Perencana merupakan pihak yang memberikan advis bagaimana

mendapatkan perizinan dan melakukan negosasi dengan dinas tata kota atas

nama developer. Memiliki tugas Membuat rencana penggunaan lahan untuk

kebutuhan komunitas, ekonomi dan sosial.


BAB IV

ANALISIS STUDI PERANCANGAN

4.1. PRESEDEN BANGUNAN

4.1.1. Sekolah Alam Lampung (SAL)

Gambar 4.1. Sekolah


Alam Lampung
(SAL)
(sumber:

https://www.google.sekolah-alam-lampung.business.site)

a. Sejarah

Sekolah Alam Lampung didirikan pada tahun 2003 oleh Ir. H. Irfan

Nuranda Djafar, C.E.S. dan ketuayayasanIr. Hj. Citra Persada, M.Sc. Pada

awalnya, Sekolah Alam Lampung bernama Sekolah Alam Mutiara

Lampung yang berkedudukan di Jalan Way Besay No. 19, Pahoman, Kota

Bandar Lampung, di bawah pengelolaan Yayasan An-Naqqaro. Beberapa

pakar sekolah alam juga terlibat dalam pendirian sekolah alam ini, seperti

Ir. Lendo Novo, Ibu Lola, dan direktur Sekolah Alam Lampung Ir. Hesti

Kusumarini M.T. (perancang lansekap Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta

dan mantan Direktur Sekolah Alam Bandung). Sekolah Alam Mutiara

Lampung memulai proses belajar mengajar di tingkat prasekolah pada


bulan Juni 2003 dengan 8 orang siswa, 2 orang guru, dan 1 orang kepala

sekolah.

Sekolah Alam Mutiara Lampung di bawah Yayasan An-Naqqara terus

berkembang pesat. Pada tahun 2006 Sekolah Alam Mutiara Lampung

berpindah lokasi ke Jalan Airan, Way Huwi, Lampung Selatan dan

menempati lahan seluas1.500 m2 yang digunakan untuk pengembangan

sarana dan prasarana pembelajaran. Selanjutnya Sekolah Alam Mutiara

Lampung berubah nama menjadi Sekolah Alam Lampung. Hingga tahun

2017 ini Sekolah Alam Lampung memiliki berbagai fasilitas untuk tingkat

pendidikan PAUD (pendidikan anak usia dini), TK, SD, dan SMP dan

SMA dengan keunggulan pada kelas kecil (maksimal 26 siswa/kelas = 2

guru ).Pada tanggal 5 Juni 2007 izin oprasional kabupaten lampung

selatan dengan nomor surat: 421/1407/III.02/2007 yang isinya :

memberikan izin tetap kepada Yayasan Sekolah Alam Lampung untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar mulai tahun pelajaran 2007/2008

kepada SD Sekolah Alam Lampung.

b. Visi dan Misi

Visi Sekolah Alam Lampung yaitu sebagai berikut.

Menjadi sekolah unggulan provinsi lampung dengan pendekatan

pembelajaran berbasis alam yang berstandar internasional demi

membentuk karakter pemimpin yang berakhlak, berilmu dan rahmatan.

Misi Sekolah Alam Lampung yaitu sebagai berikut.

1) Melakukan penddikan berbasis alam dengan standar internasional

2) Melakukan pembentukan karakter tauladan (bertaqwa, berakhlak, dan

berilmu)
3) Melakukan pembentukan karakter kewirausahaan sehingga dapat

bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, dan lingkungannya.

c. Kebijakan dan Program

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan pengembangan Sekolah Alam

Lampung, maka ditetapkan kebijakan sekolah. Pertama, Penyusunan dan

pengembangan kurikulum berbasis alam (green education) serta

membangun kebiasaan ramah lingkungan. Kedua, Pengembangan kualitas

sumber daya manusia (guru dan staf) yang berkualitas dan berwawasan

lingkungan. Ketiga, Pengembangan prasarana dan sarana yang

mendukung pelestarian alam. Keempat, Penggalangan dan pengembangan

dari berbagai pihak, termasuk di dalamnya pengembangan unit bisnis

sekolah (kebun terpadu, laboratorium budaya, laboratorium TIK dan

warnet, koperasi, ecoshop, dan unit lain yang potensial).

Adapun program Sekolah Alam Lampung dapat dirumuskan sebagai

berikut: Pertama, program pemantapan kurikulum dan sumber daya

manusia melalui pelatihan dan studi banding ke Sekolah Alam se-

Nusantara. Kedua, bergabung dengan jejaring Sekolah Alam Nusantara

dan Sobat Bumi sebagai upaya bersinergi dengan fasilitator Sekolah Alam

se-Nusantara. Ketiga, pembangunan fasilitas pendukung yang

berwawasan lingkungan seperti bangunan ramah lingkungan,

pengolahan/daur ulang sampah dan air, pengijauan dan penanaman pohon.

Keempat, pendidikan berbasis alam dan pengembangan karakter manusi.

Adapun program ekstrakurikuler Sekolah Alam Lampung secara

global adalah craft club, renang, tae kwon do, panahan, english club,

musik barkas (barang bekas), dan creative kids.


d. Letak Geografis

Sekolah Alam Lampung terletak di Jalan Airan, Way Huwi, Lampung

Selatan. Secara administratif, lokasi Sekolah Alam Lampung terletak di

perbatasan antara wilayah Kota Bandar Lampung dengan Kabupaten

Lampung Selatan. Lokasi sekolah alam ini sesuai dengan karakter sekolah

alam pada umumnya, yaitu berada pada lingkungan yang masih bernuansa

alami dan jauh dari kebisingan kota.

Sekolah Alam Lampung berjarak sekitar 10 km dari pusat Kota Bandar

Lampung. Aksesibilitas menuju ke lokasi sekolah tersebut cukup mudah

Jalan menuju ke sekolah alam ini merupakan jalan raya yang cukup lancar

dengan kondisi yang relatif baik. Sekolah Alam Lampung juga dapat

dijangkau dengan sarana kendaran umum, baik bus kota (Damri) maupun

angkutan jasa umum online lainnya.

Kondisi lingkungan alam Sekolah Alam Lampung sangat mendukung

proses pembelajaran sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Nuansa alami yang terdiri dari berbagai pepohonan, perairan (rawa),

lahan-lahan pertanian, serta didukung dengan kualitas udara yang baik,

mampu dipadukan dengan tata letak dan bentuk bangunan, sarana, dan

prasarana sekolah dengan baik, sehingga membentuk keserasian. Dengan

kondisi demikian, Sekolah Alam Lampung optimis dapat mengajak

peserta didik untuk memanfaatkan alam sekitarnya sebagai sarana belajar

dan bermain sesuai dengan metode active learning dan learning by doing.

e. Sarana dan Prasarana


Sekolah Alam Lampung didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan

mampu menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap alam dan

lingkungan. Keadaan bangunan yang ada di Sekolah Alam Lampung

merupakan bangunan permanen dan semipermanen (semi indoor) yang

berbentuk saung terbuka dengan arsitektur unik danbernuansa alam, tidak

seperti kelas-kelas sekolah pada umumnya. Bentuk saung terbuka ini

memungkinkan sirkulasi udara tetap optimal dan peserta didik dapat tetap

berinteraksi dengan alam selama proses pembelajaran. Siswa masih dapat

mendengarkan suara-suara alam, misalnya kicauan burung, sehingga

nuansa alami tetap dapat dirasakan. Adapun tata letak bangunan dan ruang

Sekolah Alam Lampung dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2. Site Plan Sekolah Alam Lampung (SAL)


(sumber: http://repository.radenintan.ac.id)
Berikut ini sarana penunjang pembelajaran di Sekolah Alam Lampung.

1) Saung Kelas PAUD, TK, SD, SMP 5) Laboratorium Bioteknologi

2) Kantor Yayasan 6) Laboratorium TIK dan Ruang Audio

3) Kantor Administrasi Visual

4) Ruang Guru 7) Jaringan Internet PLIK


8) Laboratorium Sains 16) UKS

9) Laboratorium Budaya 17) Perpustakaan

10) Ruang Musik 18) Bank Sampah

11) Bengkel Craft 19) Musholla

12) Kebun Kelas 20) Kantin

13) Green House (Pembibitan, Vertikultur, 21) Koperasi

Hidroponik, Pembuatan Kompos) 22) Asrama (siap dibangun)

14) Kebun Bisnis dan Kolam Budidaya Ikan 23) Saung kelas SMA

15) Hutan Jati 24) Ecoshop (siap dibangun)

f. Kurikulum

Kurikulum Sekolah Alam Lampung adalah green education (khas sekolah

alam). Kurikulum nasional untuk jenjang SD, SMP dan SMA diramu

kembali sehingga pendekatan belajar yang digunakan memungkinkan

siswa dapat berkembang potensinya secara lengkap, terbentuk karakter

dengan akhlak yang kuat, dan menyadarkan siswa kepada sunnatullah

tentang penciptaannya sebagai khalifah di muka bumi, Jenjang pendidikan

yang terdapat pada sekolah alam lampung adalah SD, SMP, dan SMA.

Adapun sistem pembelajaran di Sekolah Lampung ini terbagi menjadi

empat jenis sebagai berikut.

Sekolah alam lampung memiliki banyak kegiatan dalam sistem

pembelajarannya antara lain :

1) Leadership, terdiri dari kegiatan outbound, mukhoyam, fun games,

kelas malam, ekspedisi, klub siswa pecinta alam.

2) Entrepreneur, terdiri dari kegiatan market day, business day, dan

project business.
3) Keislaman, terdiri dari kegiatan sholat dhuha, rumah tahfidz,

mentoring, kltum, dan evaluasi ibadan harian.

4) Life skill, terdiri dari kegiatan advertising, kuliner, seni, kerajinan

tangan, olahraga, musik, jurnalist, dan fotografi.

4.1.2. Sekolah Alam Al-Karim

Gambar 4.3. Sekolah Alam Alkarim


(sumber: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/)

a. Profil Umum

Sekolah Alam Alkarim merupakan sekolah alam pertama di Lampung

berbasis al-quran dan hadits. Sekolah alam alkarim terletak di Jln. Elang

RT.02, Pinang Jaya, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung Prov.

Lampung. Sekolah ini memiliki luas tanah seluas 1.300 m2 dengan jenjang

pendidikan yang disediakan adalah SD, SMP, dan SMA, dengan memiliki

22 guru pengajar, 163 siswa laki laki, dan 122 siswa perempuan, yang di

jadi bentuk menjadi 13 rombongan kelompok belajar.

b. Program Pembelajaran

Sekolah alam ini memiliki konsep belajar bersama alam dengan didukung

berbagai fasilitas alam seperti kolam renang, outbond, perkebunan, dan


peternakan, menjadi salah satu daya tarik bagi orang tua siswa yang

menginginkan anak-anaknya lebih mengenal alam yang dirasakan sudah

mulai kurang dirasakan dalam kehidupan kota.

Adapun kurikulum yang digunakan Sekolah Alam Alkarim yaitu

kurikulum K-13 dan program belajar full day selama lima hari, yaitu hari

Senin sampai hari Jumat.

c. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah Alam Alkarim yaitu ruang

kelas, laboratorium, perustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah

berbentuk rumah sesat, aula serbaguna, gudang, kantin sehat, lapangan,

mushala sebagai ruang ibadah, Unita Kesehatan Sekolah (UKS), dan

ruang penjaga sekolah.

Gambar 4.4. SMP Alam Alkarim


(sumber: https://web.facebook.com/smpalamalkarim)
4.2. ANALISIS TAPAK

4.2.1. Rajabasa

a. Site
Gambar 4.5. Peta Site
(sumber: dokumen penulis, 2020)
Site ini terletak di Jl. ZA. Pagar Alam, Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kota

Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Site ini memiliki luas kurang lebih 2,5 ha.

Terletak di jalan Pagar Alam, Rajabasa, Bandar Lampung. Site berada titik

perekonomian, perkantoran dan pendidikan. Berikut batas-batas site.

1) Batas utara : Berbeberapa area kios dan pemukiman

2) Batas selatan: Berbatasan dengan beberapa pemukiman

3) Batas barat: Berbatasan dengan sekolah dan perkantoran

4) Batas timur: Berbatasan dengan permukiman, mall dan area pendidikan

b. Akses Site
Gambar 4.6. Akses Site

(sumber: dokumen penulis, 2020)

Site ini berupa lahan kososng dengan akses melalui jalan Zainal Abidin

Pagar Alam yang banyak dilalui oleh transportasi umum seperti angkutan

umum, bus, maupun ojek online. Site ini tidak jah dari terminal umum bus

Rajabasa.

c. Kondisi Site

Site rajabasa memiliki kondisi lahan tanah gambut dan berawa. Tinggi site

lebih rendah daripada tinggi jalan utama, yang menyebabkan setiap hujan

akan ada bagian site yang tergenang oleh air, sehingganya tanaman-

tanaman yang hidup di tempat lembab dapat tumbuh disekitarnya, seperti

contohnya adalah tanaman kangkung.

Gambar 4.7. Kondisi Site


(sumber: dokumen penulis, 2020)
d. Zoning Area
Gambar 4.7. Kondisi Site
(sumber: dokumen penulis, 2020)
Area berwarna kuning merupakan area perkantoran, area berwarna merah

merupakan area komersil atau perekonomian, area berwarna abu-abu

merupakan area permukiman, area berwarna merah muda merupakan

lokasi terminal Rajabasa, area hijau merupakan lokasi site.

e. Kebisingan pada Site

Gambar 4.8. Kebisingan pada Site


(sumber: dokumen penulis, 2020)
Garis hijau merupakan area dengan tingkat kebisingan berat yang berasal

dari jalan ZA. Pagar Alam sedangkan garis oren meupakan area dengan

tingkat kebisingan sedang yang berasal dari permukiman penduduk.

f. Vegetasi pada site


Gambar 4.9. Vegetasi pada Site
(sumber: dokumen penulis, 2020)

Site ini merupakan lahan kosong dengan ditumbuhi vegetasi seperti

tanaman kangkung, buah ceri-cerian, ilalang, semak liar, pohon kelapa

dan pohon teduh lainnya.

4.2.2. Darma Bangsa

a. Site

Gambar 4.10. Site Plan Sekolah Darma Bangsa


(sumber: dokumen penulis, 2020)

Sekolah Darma Bangsa adalah Sekolah Nasional Plus berwawasan

Internasional di Provinsi Lampung, didirikan pada tahun 2007 di bawah


naungan PT. DARMA BANGSA EDUKASI, dengan Akte Pendirian: No.

W600135 HT.01.01-TH.2007.

Lokasi sekolah sangat strategis, terletak di jantung ibukota Provinsi

Lampung, yaitu Bandar Lampung. Alamatnya berada di Jalan Zainal

Abidin Pagar Alam No.93A., Rajabasa, Bandar Lampung. Harga tanah

dikawasan tersebut berkisar ± Rp.2.000.000/m² dengan luas lahan

±7000m².

Sekolah Darma Bangsa menyelenggarakan pendidikan antara lain

Taman Kanak - Kanak, Sekolah Dasar (elementary school-

No.SK.421/2238.a/08/2007), Sekolah Menengah Pertama (junior high

school-No.SK.421/2238.b/08/2007) dan Sekolah Menengah Atas (senior

high school-No.SK.421/2238.b/08/2007), dengan izin operasional yang

diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Perpustakaan Pemerintah Kota

Bandar Lampung.

b. Akses dan Kondisi Batas Site

Gambar 4.11. Akses Site Sekolah Darma Bangsa


(sumber: dokumen penulis, 2020)
Akses untuk memasuki kawasan sekolah adalah melalui Jl. ZA. Pagar

Alam di sebelah utara site. Selain kendaraan pribadi, jalan tersebut ramai

dilalui oleh transportasi umum seperti angkot, bus trans, gojek dll.
Adapun kondisi batas-batas site sebagai berikut.

1) Batas utara merupakan zona enterance Sekolah Darma Bangsa

berbatasan langsung dengan akses utama site yaitu Jl. Z.A Pagar

Alam.

2) Batas selatan merupakan zona fasilitas olahraga yang berbatasan

langsung dengan lahan kosong tidak dan berbatasan tidak langsung

dengan sedikit pemukiman warga.

3) Batas barat berbatasan dengan perguruan tinggi Institut Informatika

dan Bisnis Darmajaya.

4) Batas Timur merupakan lahan kosong.

Sedangkan kondisi untuk site Sekolah Darma Bangsa sendiri memiliki

kontur tanah yang sama rata dengan akses utama Jl. Z.A Pagar Alam.

Hampir seluruh site diberikan perkerasan seperti paving blok, aspal, dan

semen. Lalu jenis tanah pada site merupakan tanah berpasir.

c. Zoning Area

Gambar 4.12. Zoning Area Sekolah Darma Bangsa


(sumber: dokumen penulis, 2020)

Keterangan:
Area ini merupakan site Sekolah Darma Bangsa
dengan luas ±7000m².

Area ini merupakan area pendidikan.

Area ini merupakan area perdagangan/komersil.

Area ini merupakan area permukiman warga.

d. Tingkat Kebisingan

Gambar 4.13. Tingkat Kebisingan Sekolah Darma Bangsa


(sumber: dokumen penulis, 2020)
Keterangan:

Pada zona ini, tingkat kebisingan sangat tinggi, penyebabnya adalah kendaraan
yang berlalu lalang pada jalan utama Z.A Pagar Alam.

Pada zona ini tingkat kebisingan masih terbilang tinggi dikarenakan kendaraan
yang berlalu lalang pada jalan utama, namun tidak setinggi zona merah.

Pada zona ini tingkat kebisingan relative rendah karena perbatasan antar dua
area pendidikan tidak banyak dilalui orang dan tidak dapat dilalui kendaraan.

Pada zona ini tingkat kebisingan cenderung sangat rendah karena merupakan
area permukiman yang tidak dilalui banyak orang kendaraan dan juga sebagian
besar berupa lahan kosong.

e. Vegetasi pada site dan sekitar


Vegetasi pada site bagian enterance banyak berupa tanaman hias dan

rumput semak, juga pohon kelapa. Sementara pada sekitar site banyak

terdapat pohon peneduh.

Gambar 4.14. Kondisi Vegetasi Sekolah Darma Bangsa


(sumber: dokumen penulis, 2020)

4.2.3. Samsat

4.2.4. Tapak Terpilih


4.3. KEBUTUHAN RUANG

4.3.1. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan di sekolah alam ada yang bersifat regular dan non-reguler.

Pelaku kegiatan regular merupakan orang yang setiap hari atau rutin

melakukan kegiatannya di sekolah alam, sementara untuk pelaku kegiatan

non-reguler merupakan orang yang melakukan kegiatan di sekolah alam hanya

sesekali. Pelaku kegiatan di sekolah alam terdiri atas:

a. Siswa

Siswa sebagai penerima ilmu dalam hal ini pada sekolah alam yang

direncanakan terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu SMP dan SMA.

b. Guru

Guru bertugas untuk mengajar dan membagikan ilmunya kepada siswa.

Guru juga terbagi menjadi guru SMP dan SMA.

c. Kepala Sekolah/Staff

Kepala Sekolah bertugas sebagai manajer, administrator, supervisor, serta

pemimpin dalam melaksanakan proses belajar secara efektif dan efisien.

Kepala Sekolah akan dibantu dengan Wakil Kepala Bidang, Sekretaris,

dan juga Staff lainnya. Staff terdiri dari bagian Tata Usaha, Kurikulum,

Sarana dan Prasarana, Humas, Kesiswaan, Laboratorium, dan

Perpustakaan.

d. Orangtua Murid/Wali

Orangtua murid mengantar, mendampingi, dan menjemput anaknya.

Selain itu, orangtua murid juga bisa berkonsultasi mengenai

perkembangan anaknya selama di sekolah.


e. Tamu

Tamu adalah pihak dari luar sekolah yang memiliki keperluan di sekolah,

baik untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sekolah atau untuk

menemui pengelola sekolah.

f. Petugas Servis

Petugas servis bertugas untuk melakukan kegiatan yang bersifat melayani

untuk menjaga kelancaran kegiatan di sekolah alam setiap harinya.

4.3.2. Jenis Kegiatan

Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan diatas, maka

terdapat beberapa jenis kegiatan yang dapat dikelompokkan dikarenakan

memiliki kesamaan. Kelompok kegiatan tersebut akan memudahkan dalam

menentukan sirkulasi, jumlah, serta besaran kebutuhan ruang. Berikut jenis

kegiatan yang dilakukan untuk sekolah alam.

a. Kegiatan Penerimaan Kegiatan Penerimaan adalah kegiatan dimana

pelaku pertama kali sampai ke lokasi sekolah alam. Kegiatan ini meliputi

kegiatan entrance dan parkir. Parkir dibagi menjadi pengunjung dan

pengelola. Kegiatan ini melibatkan semua pelaku kegiatan.

b. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar baik penyampaian teori maupun praktik. Kegiatan ini

melibatkan siswa dan guru.

c. Kegiatan Pengelola Kegiatan yang berhubungan dengan berlangsungnya

penyelenggaraan kegiatan di sekolah alam. Kegiatan ini dilakukan oleh

para pejabat dan pengurus di sekolah alam. Kegiatan ini melibatkan

Kepala Sekolah dan para Staff.


d. Kegiatan Servis Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mendukung

kegiatan di sekolah alam yang berkaitan dengan operasional bangunan.

Kegiatan ini melibatkan petugas servis.

e. Kegiatan Penunjang Kegiatan pendukung untuk mendukung

keberlangsungan kegiatan utama yang terjadi sehari-hari. Kegiatan ini

juga termasuk pengadaan acara atau kegiatan lain untuk menyalurkan

bakat para siswa.

4.3.3. Besaran Ruang

Dasar perhitungan besaran ruang berasal dari pehitungan standar Neufert

Architect Data (NAD), Time Saver Standard for Building Type (TSS),

perhitungan khusus berdasarkan jumlah pengguna, besaran furniture, sirkulasi,

dan Flow, serta perhitungan asumsi berdasarkan studi banding dan asumsi dari

bangunan dan ruang sejenis.

a. Kegiatan Penerimaan

Tabel 4.1. Besaran Ruang Penerimaan


b. Kegiatan Pembelajaran

Tabel 4.2. Besaran Ruang Kegiatan Pembelajaran

c. Kegiatan Sevis

Tabel 4.3. Besaran Ruang Kegiatan Servis


d. Kegiatan Pengelola

Tabel 4.4. Besaran Ruang Kegiatan Pengelola


e. Kegiatan Penunjang

Tabel 4.5. Besaran Ruang Kegiatan Penunjang

f. Besaran Total

Tabel 4.6. Besaran Total

Sekolah Alam yang direncanakan didapat besaran total sebesar 17.000 m2

(hasil pembulatan) dari total site yang dimiliki sebesar 2,2 ha.

Adapun untuk standar syarat bangunan berdasarkan peraturan dan RTRW

Bandar Lampung adalah sebagai berikut.

1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60%

2) Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 2,4%

3) Koefisien Dasar Hijau (KDH) : 20%


4.4. ZONING AREA

Gambar 4.xx. Rencana Zonasi


(sumber: dokumen penulis, 2021)

Berdasarkan kebutuhan ruang yang diperoleh, berikut diatas adalah ilustrasi atau gambaran

umum pembagian area (zoning area) dari ruang-ruang yang dibutuhkan di Sekolah Alam

tersebut. Keterangan penomoran pada gambar adalah sebagai berikut.

1. Area masuk utama (entrance)

2. Area perkir

3. Area pengelola

4. Area pembelajaran

5. Area pembelajaran

6. Area penunjang

7. Area lahan sewa, dalam hal ini diperuntukan untuk penyewaan lahan pertanian maupun

lahan perkebunan.

8. Area kegiatan outdoor


4.5. RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB V

PENUTUP

Bandar Lampung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung

Tahun 2005-2015 diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan. Adanya sekolah alam selain

memiliki potensi invsetasi di dunia pendidikan yang cukup baik, sekolah alam juga memiliki

sistem pendidikan yang berkarakter islami, kepemimpinan, dan ramah lingkungan sehingga

diharapkan dapat mengisi ruang pendidikan yang ada di Bandar Lampung lebih baik lagi.

Dengan demikian, harapan penulis dengan adanya studi kelayakan dan perancangan sekolah

alam yang di tempatkan di Bandar Lampung ini dapat menjadi referensi dan memberikan

manfaat untuk pembaca baik di ranah masyarakat, pemerintah, pelaku dunia pendidikan,

maupun pelaku dunia pembangunan atau properti.


DAFTAR PUSTAKA

Khawarizmi, Zeta. 2018. Sekolah Alam dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis di Kota
Bogor.

Rusmiati, Fadhilah. Materi Perkuliahan. Real Estate Market: Supply Demand And
Stakeholders.

Agustin, Yuli. 2013. Perancangan Sekolah Alam Junrejo di Batu.

http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/Profil Kota Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai