Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


PERUMAHAN KENDARI DAN PALOPO

1. STANDAR PERENCANAAN
a. Permen PU Nomor 25 tahun 2008 tentang pedoman teknis penyusunan rencana
induk sistem proteksi kebakaran
b. Permen PU Nomor 26 tahun 2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, sebagai pengganti Keputusan
menteri negara pekerjaan umum nomor: 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
c. Permen pu nomor 20 tahun 2009 tentang pedoman teknis manajemen proteksi
kebakaran sebagai pengganti Keputusan menteri negara pekerjaan umum nomor:
11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di
perkotaan
d. Permen PU No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan teknis Bangunan
Gedung
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman Nomor 58 tahun
2002 tentang petunjuk teknis rencana tindakan darurat kebakaran pada bangunan
gedung
f. SNI 03-6570 - 2001: Instalasi pompa Yang dipasang Tetap untuk proteksi
Kebakaran.
g. SNI 03-1745 - 2000: Tata Cara Perencanaan dan pemasangan Sistem pipa Tegak
Untuk Pencegahan Kebakaran gedung

2. URAIAN SINGKAT PERENCANAAN SISTEM


2.1 Berdasarkan Permen PU Nomor 26 tahun 2008
Berdasarkan Permen PU Nomor 26 tahun 2008 tentang persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, menyatakan tentang :
a. Pasokan Air Cadangan Hidran
Lingkungan Perumahan, harus direncanakan sehingga tersedia sumber air berupa
hidran halaman, sumur kebakaran atau reservoir air dan sebagainya yang
memudahkan instansi pemadam kebakaran untuk menggunakannya, sehingga
setiap rumah dapat dijangkau oleh pancaran air unit pemadam kebakaran dari
jalan di lingkungannya.
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38 liter/detik, serta
mampu mengalirkan air minimal selama 30 Menit.
Penyimpanan Air = 38 Liter/detik x 30 Menit
= 2.280 Liter / menit x 30 Menit
= 68.400 Liter ~ 68 m³

Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo, menyediakan pasokan air


cadangan hidran, yang digabung dengan tandon cadangan air untuk keperluan air
bersih setiap unit rumah, agar tersirkulasi setiap waktu, sehingga air tidak bau.

b. Jalan Akses Pemadam Kebakaran


Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan harus tersedia jalan lingkungan
dengan perkerasan agar dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.
Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang dari
10,5 m
Tim Arsitek sudah merencanakan jalan lingkungan di kawasan Palopo dan
Kendari, yang bisa dilalui oleh Mobil Pemadam Kebakaran, sesuai standard di
atas. Dengan demikian, Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo,
sudah cukup memenuhi syarat proteksi terhadap bahaya kebakaran sebagai
bangunan kelas 1a (rumah deret), dalam hal jalur akses mobil pemadam kebakaran

c. Hidran Halaman
Bila hidran kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman.

Di Lokasi Palopo dan Kendari, belum tersedia hidran kota, maka diperlukan lebih
dari satu hidran halaman, sehingga hidran-hidran tersebut harus diletakkan
sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur
tersebut berada dalam jarak radius 50 m dari hidran.

d. Pompa Pemadam kebakaran


Di Lokasi Palopo dan Kendari, diperlukan lebih dari satu hidran halaman. Agar air
dari tandon dapat terdistribusi di setiap hidran halaman, perlu adanya tekanan,
maka perlu disediakan pompa pemadam kebakaran, yang harus dipasang sesuai
SNI 03-6570-2001
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya
38 iter/detik x 60 detik/menit = 2.280 Liter / menit x 3,785 GPM / Liter
= 600 GPM
Tekanan ujung yang harus dicapai oleh Pompa adalah 100 Psi = 6,5 Bar = 65
meter
1. Pompa Elektrik Hidran : 1 (satu) unit x 600 GPM
Tipe : Centrifugal End Suction
Head : (panjang pipa x kerugian gesek pipa ) + Tekanan Ujung (6,5 Bar = 65
meter)
= (400 m x 7 feet / 100 m x 0,3 mtr / feet) + 65 m
= 11 mtr + 65 mtr
= 76 m ~ 80 m
Power : 55 KW
2. Pompa Jockey: 1 (satu) unit x 50 GPM
Tipe : Vertical Multistage
Head : Head pompa Hidran + 10% = 80 mtr x 1,1 = 90 m
Power : 5,5 KW

Dengan adanya Pompa, maka perlu juga menyediakan tenaga listrik beserta
pengelola hunian yang menyediakan tenaga pemeliharaan pompa, tandonnya,
serta hidrannya

2.2 Berdasarkan Permen pu nomor 20 tahun 2009


Berdasarkan Permen pu nomor 20 tahun 2009 tentang pedoman teknis manajemen
proteksi kebakaran , menyatakan tentang :
Waktu tanggap Instansi Pemadam Kebakaran terhadap pemberitahuan kebakaran
untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 - 30 (lima belas – tiga puluh) menit
terdiri atas :
a. Waktu dimulai sejak diterimanya pemberitahuan adanya kebakaran di suatu tempat,
penentuan lokasi kebakaran, informasi obyek yang terbakar dan penyiapan pasukan
serta sarana pemadaman,
b. Waktu perjalanan dari pos pemadam menuju lokasi,
c. Waktu gelar peralatan di lokasi sampai dengan siap operasi penyemprotan.
Sedangkan, Selang waktu mulai penyulutan sampai diterimanya informasi sampai ke
Instansi Pemadam Kebakaran tidak termasuk dalam perhitungan waktu tanggap.

Daerah layanan pemadaman kebakaran dalam setiap WMK (Wilayah Manajemen


Kebakaran) tidak melebihi jarak perjalanan 7,5 - 10km (travel distance) dan
dipenuhinya waktu tanggap 15 - 30 menit.

Sedangkan Jarak perjalanan Dinas Damkar palopo ke Lokasi perumahan di kelurahan


sampodo kec wara selatan adalah 7,4 km dengan waktu tempuh 14 menit.
Dan Jarak perjalanan Dinas Damkar Kendari ke Lokasi perumahan di kelurahan
purirano kec purirano adalah 7,4 km dengan waktu tempuh 14 menit.

Dengan demikian, Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo, sudah cukup
memenuhi syarat proteksi terhadap bahaya kebakaran sebagai bangunan kelas 1a
(rumah deret), dalam hal jarak terhadap dinas Damkar dan jalur akses mobil pemadam
kebakaran
2.3 Berdasarkan Permen PU No.29/PRT/M/2006
Berdasarkan Permen PU No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan teknis
Bangunan Gedung, menyatakan tentang :
Persyaratan Kemampuan Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran
a. Sistem Proteksi Pasif
Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana,
harus mempunyai sistem proteksi pasif terhadap bahaya kebakaran yang memproteksi
harta milik
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap
api, serta perlindungan terhadap bukaan

b. Sistem Proteksi Aktif


Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana,
harus dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan proteksi aktif.
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem
pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran,
serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam
khusus.
- Sistem Pemadam Kebakaran
- Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran;
- Sistem Pengendalian Asap Kebakaran; dan
- Pusat Pengendali Kebakaran

Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo, sebagai bangunan kelas 1a


(rumah deret), tidak diwajibkan menyediakan Hidran dan Pompa Hidran, sebagai
Sistem Proteksi Aktif

2.4 Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman


Nomor 58 tahun 2002
Berdasarkan Kep. DirJen Perumahan Dan Permukiman Nomor 58 tahun 2002 tentang
petunjuk teknis rencana tindakan darurat kebakaran pada bangunan gedung,
menyatakan tentang :
- Klasifikasi bangunan berdasarkan Kepmen PU Nomor : 441/KPTS/1998 (dibaharui
Permen PU No.29/PRT/M/2006), bahwa bangunan hunian gandeng, merupakan
bangunan kelas 1a
- ketentuan penerapan RTDK (Rencana Tindakan Darurat Kebakaran) nya :
Klas 1a : Bangunan hunian tunggal, hunian gandeng, rumah deret, rumah taman, unit
town house, dan villa : TIDAK PERLU menerapkan RTDK

RTDK adalah strategi dari MPK (Manajemen penanggulangan kebakaran lingkungan


adalah bagian dari Manajemen Estat) untuk mengantisipasi bila terjadi keadaan
darurat kebakaran dalam lingkungannya,
Tindakan
 mengetahui/ memperkirakan lokasi yang merupakan sumber api,
 memadamkan api, melokalisir penjalaran api,
 memberitahukan kepada penghuni, upaya evakuasi,
 menghubungi Instansi Pemadam Kebakaran setempat, dan
membantu operasional pemadaman oleh petugas Pemadam Kebakaran

Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo, sebagai bangunan kelas 1a


(rumah deret), tidak diwajibkan menerapkan RTDK tersebut,

3. KESIMPULAN
Jadi, karena pada Perumahan yang direncanakan di Kendari dan Palopo tidak ada
pengelola hunian (manajemen Estate) yang memelihara peralatan agar dapat
meminimalisir disfungsi alat, sedangkan proteksi terhadap bahaya kebakaran sudah
terpenuhi dari Dinas Damkar setempat, maka Perumahan yang direncanakan di
Kendari dan Palopo tidak perlu disediakan Hidran Halaman dan Pompa.

Anda mungkin juga menyukai