Anda di halaman 1dari 15

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Bab 2
GAMBARAN UMUM

2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kabupaten Bombana merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Sulawesi


Tenggara yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No 29 tahun
2004. Secara geografis Kabupaten Bombana terletak pada koordinat 12127 46,7 - 12211` 9,4
Bujur Timur dan 422 59,4 - 528 26,7 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai
berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton
Sebelah Barat : berbatasan dengan Teluk Bone
Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Flores

Berdasarkan ketinggian, titik tertinggi di Kabupaten Bombana berada di Kecamatan


Matausu dengan ketinggian 165 meter diatas permukaan laut, dan titik terendah berada di
Kecamatan Masaloka Raya 9 m diatas permukaan laut sedangkan Ibukota Kabupaten yaitu Wilayah
Kota Rumbia berada pada ketinggian 24 meter di atas permukaan laut (mean sea level).

ADMINISTRASI

Kabupaten Bombana memiliki luas wilayah 3.316,16 Km2, terdiri dari 22 Kecamatan dan
139 desa/ Kelurahan. Kecamatan yang paling luas daerahnya adalah Kecamatan Mata Usu dengan
luas 456,17 km2 atau 13,76 persen terhadap total luas daerah Kabupaten Bombana. Sedangkan
Kecamatan yang paling kecil daerahnya adalah Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya dengan luas
hanya 2,66 km2 atau 0,08 persen dari total luas Kabupaten Bombana. Selengkapnya wilayah
Administrasi Kabupaten Bombana dapat dilihat pada tabel berikut :

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Luas Wilayah Jumlah


No Kecamatan
Km2 Presentase Desa/Kelurahan
1 Kabaena 103,57 100,00 4
2 Kabaena Utara 132,97 100,00 7
3 Kabaena Selatan 129,20 100,00 4
4 Kabaena Barat 39,43 100,00 5
5 Kabaena Timur 121,25 100,00 7
6 Kabaena Tengah 275,58 100,00 7
7 Rumbia 58,99 100,00 5
8 Mata Oleo 108,53 100,00 10
9 Kep. Masaloka Raya 2,66 100,00 5
10 Rumbia Tengah 21,11 100,00 5
11 Rarowatu 166,81 100,00 8
12 Rarowatu Utara 239,40 100,00 8
13 Lantari Jaya 285,01 100,00 9
14 Mata Usu 456,17 100,00 5
15 Poleang Timur 101,55 100,00 5
16 Poleang Utara 237,27 100,00 8
17 Poleang Selatan 89,88 100,00 5
18 Poleang Tenggara 133,51 100,00 4
19 Poleang 115,39 100,00 10
20 Poleang Barat 325,05 100,00 9
21 Tontonunu 131,14 100,00 5
22 Poleang Tengah 41,69 100,00 4
Jumlah 3.316,16 100,00 139

Wilayah Administrasi Kabupaten Bombana

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN BOMBANA

BUKU PUTIH SANITASI

POKJA SANITASI
KABUPATEN BOMBANA
TAHUN 2014

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

GAMBARAN DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di
Kabupaten/Kota Bombana sampai dengan tahun 2011 berjumlah 142.006 jiwa, yang terdiri dari
70.768 jiwa penduduk laki-laki dan 70.238 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di
Kabupaten/Kota Bombana berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di
Kabupaten/Kota Bombana pada tahun 2011 berkisar 43 jiwa/km 2. Kecamatan Masaloka Raya
memiliki kepadatan 1.142 jiwa/km 2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di
Kabupaten/Kota Bombana Sedangkan Kecamatan Mata Usu memiliki kepadatan penduduk 3
jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan
kepadatan penduduk Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel-2.2.Tabel-2.2:
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/ Bombana Tahun 2011
Penduduk (Jiwa) Kepadatan
Luas
No Kecamatan Penduduk
(Km2) Laki-Laki Perempuan Jumlah
(Jiwa/Km2)
1 Kabaena 103,57 1.392 1.514 2.906 28
2 Kabaena Utara 132,97 1.904 1.840 3.744 28
3 Kabaena Selatan 129,20 1.219 1.439 2.658 21
4 Kabaena Barat 39,43 3.667 3.975 7.642 194
5 Kabaena Timur 121,25 3.247 3.548 6.795 56
6 Kabaena Tengah 275,58 1.624 1.695 3.319 12
7 Rumbia 58,99 5.515 5.409 10.924 185
8 Mata Oleo 108,53 3.016 3.197 6.213 57
9 Kep. Masaloka Raya 2,66 1.526 1.511 3.037 1.142
10 Rumbia Tengah 21,11 3.271 3.212 6.483 307
11 Rarowatu 166,81 3.299 3.050 6.349 38
12 Rarowatu Utara 239,40 4.424 3.081 7.505 31
13 Lantari Jaya 285,01 4.083 3.587 7.670 27
14 Mata Usu 456,17 717 572 1.289 3
15 Poleang Timur 101,55 4.630 4.660 9.290 91
16 Poleang Utara 237,27 5.472 5.190 10.662 45
17 Poleang Selatan 89,88 3.335 3.398 6.733 75
18 Poleang Tenggara 133,51 1.911 1.917 3.828 29
19 Poleang 115,39 7.067 7.494 14.561 126
20 Poleang Barat 325,05 5.838 5.655 11.493 35
21 Tontonunu 131,14 2.833 2.522 5.355 41
22 Poleang Tengah 41,69 1.778 1.772 3.550 85
Jumlah 3.316,16 71.768 70.238 142.006 43
Sumber: Kabupaten Bombana , 2012

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bombana dipengaruhi oleh pertumbuhan


alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk
dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai tahun
2012 sebesar 10,25 %. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Poleang
sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Mata Usu Lebih jelas mengenai
laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bombana terlihat pada Tabel-2.3.

Tabel-2.3:
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bombana 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju
No Kecamatan Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 Penduduk (%)
1 Kabaena 2.725 2.765 2.849 2.906 2.985 4,77

2 Kabaena Utara 3.506 3.556 3.671 3.744 3.846 4,77

3 Kabaena Selatan 2.703 2.742 2.606 2.658 2.730 4,76

4 Kabaena Barat 6.359 6.451 7.492 7.642 7.850 4,78

5 Kabaena Timur 13.067 6.191 6.663 6.795 6.981 4,77

6 Kabaena Tengah 2.804 2.845 3.254 3.319 3.603 10,73

7 Rumbia 5.374 5.536 10.710 10.924 11.221 4,77

8 Mata Oleo 6.352 6.444 6.092 6.213 6.382 4,76

9 Kep. Masaloka Raya 2.889 2.931 2.978 3.037 3.121 4,80

10 Rumbia Tengah 3.356 3.456 6.356 6.483 6.659 4,77

11 Rarowatu 2.917 2.959 6.225 6.349 6.522 4,77

12 Rarowatu Utara 4.547 4.613 7.359 7.505 7.710 4,77

13 Lantari Jaya 5.868 5.953 7.520 7.670 7.878 4,77

14 Mata Usu 1.007 1.022 1.264 1.289 1.325 4,83

15 Poleang Timur 8.591 8.716 9.109 9.290 9.543 4,76

16 Poleang Utara 8.265 8.385 10.454 10.662 10.953 4,77

17 Poleang Selatan 4.318 4.381 6.602 6.733 6.917 4,77


1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

18 Poleang Tenggara 3.265 3.313 3.754 3.828 3.933 4,77

19 Poleang 13.266 13.459 14.277 14.561 14.958 4,77

20 Poleang Barat 9.156 9.289 11.269 11.493 11.807 4,77

21 Tontonunu 3.018 3.062 5.251 5.355 5.502 4,78

22 Poleang Tengah 3.363 3.412 3.480 3.550 3.646 4,77

Jumlah 116.716 111.481 139.235 142.006 146.072 4,91

Sumber : Badan Pusat Statistik

GAMBARAN TOPOGRAFI

Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Bombana terdiri atas 3 tiga dimensi daerah yaitu
daerah pegunungan, daerah pesisir dan kepulauan serta dataran rendah, dimana bagian tengah
tenggara mempunyai ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, dan sebagian kecil di bagian utara
yang mempunyai ketinggian diatas 500 m. Bagian selatan dan timur dataran utama langsung
berbatasan dengan laut yaitu Selat Kabaena dan Selat Muna. Di Pulau Kabaena bagian tengah
mempunyai tingkat ketinggian diatas 2.000 m di atas permukaan laut. Secara keseluruhan
Kabupaten Bombana mempunyai jenis kelas kelerengan atau elevasi bervariasi dimana sekitar
39,79 % dari total luas wilayah Kabupaten berstruktur landai dan 23,43 % cukup landai, sedangkan
agak curam sampai sangat curam (lereng > 25 %) sebesar 36,78 %.

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Bombana

GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah
Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa
topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air,
sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di
Kabupaten Bombana terdapat anak tiga sungai dan 89 DAS. Beberapa sungai besar yang terdapat
di Kabupaten Bombana cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan
pembangkit listrik seperti Sungai Sangkona/Poleang, Sungai Langkapa, sungai Eemoiko Selain

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

sungai-sungai tersebut, terdapat pula tambak/ rawa yang sangat potensial untuk pengembangan
usaha perikanan darat.

Kondisi Gohidrologi Kabupaten Bombana terdiri dari :


1. Aliran air permukaan ("surface run off ") berupa Off Stream (daerah aliran sungai = DAS) dan In
Stream (badan air yang teraliri air = sungai). Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa
tingkat kerapatan sungai di Pulau Kabaena jauh lebih besar dari Bombana daratan. Pada aliran
air permukaan di Bombana daratan terbentuk oleh 3 (tiga) pola radien yang masing-masing
berpusat di Kecamatan Poleang, Kecamatan Rarowatu, dan Kecamatan Rumbia membentuk
kerucut; serta yang berada di Pulau Kabaena hampir setiap sungai membentuk SWS dan Sub
SWS tersendiri. Secara umum pola aliran sungai di Bombana daratan dipengaruhi oleh pola
kelurusan patahan geologi yang berarah Barat Laut - Tenggara, demikian pula aliran sungai
yang ada di Pulau Kabaena. Pada umumnya sungai memperlihatkan pola dendritik bercabang
sebagai penciri dari tingkat homogenitas kekerasan tanah dan batuan yang dilalui aliran sungai
tersebut.
2. Aliran air tanah di wilayah ini dapat dibagi menjadi satuan-satuan sebagai berikut :
a. Akuifer dengan produktivitas sedang merupakan akuifer air tanah dengan
permeabilitas/keterusan sedang, muka air tanah bebas beragam antara 0,5 - 10 meter
dibawah permukaan tanah setempat. dan debit sumur pada umumnya kurang dari 5
liter/detik. Batuannya disusun oleh aluvial, koluvial, dan endapan rawa (lumpur, lempung,
pasir, kerikil. dan kerakal) dengan kelulusan sedang hingga tinggi pada material kasar,
rendah - sedang pada material lempungan. Satuan akuifer ini tersebar terbatas di bagian
Barat Bombana daratan memanjang pantai Utara - Selatan.

b. Akuifer setempat dengan produktivitas sedang, akuifer ini cenderung tidak menerus, tipis
dan rendah tingkat keterusannya, dengan muka air tanah dekat dengan permukaan tanah,
debit surnur pada umumnya kurang dari 5 liter/detik. Akuifer ini disusun oleh aluvial, koluvial,
lumpur, lempung, pasir. kerikil, dan kerakal dengan kelulusan sedanq hingga tinggi pada
material kasar dan rendah sedang pada material lempungan tersebar sebagian di pantai
Timur, pantai Selatan dan pantai Barat dalam areal yang cukup sempit. Sebagian lagi diisi
oleh satuan konglomerat dan batu pasir dengan kelulusan rendah - sedang tersebar di

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

pantai Selatan dan cukup meluas di pantai Barat, serta adanya satuan terumbu koral
dengan kelulusan sedang - tinggi terdapat hampir seluruh wilayah pantai Timur.
c. Akuifer dengan aliran rnelalui celah dan ruang antar butir, akuifer setempat produktif,
dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam, dan debit sumur
pada umumnya kurang dari 5 liter/delik. yang disusun oleh batuan terumbu koral dengan
tingkal kelulusan sedang - tinggi. Satuan akuifer ini tersebar dilapis kedua pantai Barat Daya
Bombana daratan.
d. Akuifer dengan aliran melalui celah, rekahan dan saluran bersifat produktif air tanah terbatas
pada zona celah, rekahan dan saluran serta sumur dan mata air cukup beragam. Debit mata
air terbesar 200 l/detik dengan tinggi muka air tanah sangat beragarn. Disusun oleh batuan
gamping kalkarenit, batu pasir dan napal, dengan kelulusan sangat beragam yang
umumnya tinggi pada daerah dengan derajat pembentukan karst. Tersebar agak ke dalam
di bagian Barat Daya Bombana daratan.
e. Akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas rendah merupakan dataran tanah
langkah, akuifer dengan produktivitas rendah. Satuan akuifer ini tersebar pada wilayah
pegunungan pegunungan yang mendominasi seluruh wilayah Kabupaten Bombana dan
yang ada di Pulau Kabaena.

Kabupaten Bombana memiliki beberapa sungai besar yang cukup potensial untuk
pengembangan pertanian, irigasi dan pembangkit tenaga listrik antara lain meliputi :
1. Sungai Langkoholo :
Debit air 0,280 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 13.050 kwh / detik
2. Sungai Eemoiko :
Debit air 0,500 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 59,00 kwh / detik
3. Sungai Sangkona/Poleang :
Debit air 0,500 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 94,00 kwh / detik

TABEl 2.2 Tabel DAS Kabupaten Bombana

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

NO Nama Daerah Aliran Sungai Panjang (Km)

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

DAS Mandumandula

DAS Kandawo

DAS Jawi Jawi

DAS Uemato

DAS Lampopalala

DAS Langkowala

DAS Boule

DAS Lantawonua

DAS Kasipute

DAS Wakata

DAS Lora

DAS Tappoahai

DAS Laru

DAS Rambaha

DAS Oombu

DAS Pontolarua

DAS Duria

DAS Marampuka

DAS Teroa

DAS Larete

DAS Pulutari

DAS Pulutari

DAS Puulemo

DAS Sumpangsalo

DAS Bambaeya

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

DAS Tosui

DAS Poleang

DAS Laea

GAMBARAN GEOLOGI

Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Bombana dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis,


yaitu:
1. Satuan Geomorfologi, terdiri atas :

Satuan Geomorfologi Pegunungan dan Perbukitan Lipat Patahan mendominasi seluruh


wi\ayah Kabupaten Bombana Daratan dan Pulau-pulaunya.
Satuan Geomorfologi Dataran Pantai yang tersebar di Pantai Barat, Pantai Selatan Barat
Daya dan Pantai Timur Bombana Daratan serta Barat (Utara-Selatan) Pulau Kabaena.
Satuan Geomorfologi Dataran Lembah aluvial yang mengikuti pola delta aluvial transisi
dengan wilayah pantai.

2. Satuan batuan (unit litologi), terdiri dari :

Kompleks batuan ultramafik/ultrabasa atau Ofsolit yang disusun oleh dunit, wehrlit,
sapentinit gabbro, basalt, dolerit, diorit (intermediet), magnesit dan rodingit, yang berumur
Kapur, tersebar haya sedang Kabupaten Bombana di sebelah Utara dan Kabupaten Kolaka,
merata meliputi hampir 60% seluruh wilayah Pulau Kabaena.
Formasi Matano yang disusun oleh batu gamping, rijang radiolaria dan batu sabak,
setempat di Bombana Daratan bagian Selatan dan di tengah Kabaena yang memanjang
Timur-Barat berupa kontak tektonik batuan lain di sekitarnya.
Kompleks Pompangeo yang disusun oleh satuan batuan berupa sekis glaukofan, sekis
amfibolit, sekis khlorit, rijang berjaspis, pualam/marmer dan batu gamping terrnalihkan,
berumur, tersebar meluas di bagian Tenggara Bombana di bagian Utara Bombana Daratan,
dan pada bagian tengah Pulau Kabaena.

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Formasi Langkowala yang disusun oleh satuan konglomerat dan setempat batu gamping
kalkarenit, berumur Miosen Atas yang terdapat pada bagian Tengah dan Utara serta sedikit
di Selalan wilayah Bombana daratan dan menyebar pula di pantai Barat Pulau Kabaena.
Formasi Eemoiko yang disusun oleh satuan batuan batu gamping kalkarenit batu gamping
koral, batu pasir, dan napal, yang berumur (Polisen), dan tersebar hanya di wilayah
Bombana Daratan bagian Tenggara dan bagian Selatan agak ke dalam
Formasi Boepinang yang terdiri dari lempung pasiran, napal pasiran, dan batu pasir yang
seumur rlengan Formasi Eemoiko (Polisen) sehingga penyebarannya pun selalu
berasosiasi.
Formasi Buara. Formasi Langga dan Alluvial yang sarna-sarna berasosiasi dalam satu
wilayah yang berdekatan disusun oleh batuan: terumbu koral, konglomerat dan batu pasir:
konglomerat dan batu pasir, serta lumpur, lempung, pasir kerikil dan kerakal yang
mengelilingi pantai Barat - Selatan - dan Timur Bornbana Daratan, dan sebagian besar
pantai Barat Pulau Kabaena dan sedikit ada di pantai Timur dan Pantai Selatan Pulau
Kabaena ini.

GAMBARAN KLIMATOLOGI

Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan,
temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Iklim
Kabupaten Bombana berdasarkan Smith dan Ferguson yang dicirikan oleh bulan basah
yaitu pada bulan Februari Desember dengan temperatur rata-rata 21,3. C. 24,4. C.

1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota Bombana sepanjang tahun 2010 mencapai 67
mm/bulan. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut
melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah
hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota Bombana terjadi pada bulan
Februari - Juni dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 41 mm, sedangkan bulan
keringnya yaitu bulan Agustus - Desember dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 15
mm.

2. Hari Hujan

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Pada tahun 2010 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 4 hari dalam tiap bulannya.
Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan
lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli - September, hal ini
mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau.
Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan April - Juni, karena jumlah hari hujan
tiap bulannya melebihi rata-rata.

3. Temperatur
Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten/Kota Bombana mengikuti kondisi suhu udara di
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun
2009 di Kabupaten/Kota Bombana berkisar 21,3 C 24,4 C. Pada bulan-bulan tertentu
temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada
bulan Agustus - November berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah
terjadi pada bulan Agustus mencapai 21,3 C. Sedangkan temperatur bulan Februari-Desember
berada diatas rata-rata mencapai 24,4 C pada bulan Februari.

4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun 2009 kelembaban relatif rata-rata 44,00% - 85% sehingga dapat dikatakan
bahwa Kabupaten/Kota Bombana termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah
(pilih salah satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota Bombana cukup tinggi dengan
rata-rata mencapai 85% pada tahun 2009 Pada bulan Agustus-September merupakan bulan-
bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban
relatif bulan Februari - Juli berada di bawah rata-rata.

5. Kecepatan Angin
Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota Bombana selama tahun 2009 mencapai 4,9 knot,
kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Agustus yang berkisar 4,9 knot.

6. Itensitas Penyinaran Matahari


Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan penyinaran
matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di Kabupaten Bombana selama
tahun 2010 berkisar 22 % - 42%, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran yang terjadi di
Kabupaten Bombana berkisar 14 - 21 hari tiap bulannya.

1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA

Anda mungkin juga menyukai