Bab 2
GAMBARAN UMUM
ADMINISTRASI
Kabupaten Bombana memiliki luas wilayah 3.316,16 Km2, terdiri dari 22 Kecamatan dan
139 desa/ Kelurahan. Kecamatan yang paling luas daerahnya adalah Kecamatan Mata Usu dengan
luas 456,17 km2 atau 13,76 persen terhadap total luas daerah Kabupaten Bombana. Sedangkan
Kecamatan yang paling kecil daerahnya adalah Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya dengan luas
hanya 2,66 km2 atau 0,08 persen dari total luas Kabupaten Bombana. Selengkapnya wilayah
Administrasi Kabupaten Bombana dapat dilihat pada tabel berikut :
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN BOMBANA
POKJA SANITASI
KABUPATEN BOMBANA
TAHUN 2014
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
GAMBARAN DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di
Kabupaten/Kota Bombana sampai dengan tahun 2011 berjumlah 142.006 jiwa, yang terdiri dari
70.768 jiwa penduduk laki-laki dan 70.238 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di
Kabupaten/Kota Bombana berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di
Kabupaten/Kota Bombana pada tahun 2011 berkisar 43 jiwa/km 2. Kecamatan Masaloka Raya
memiliki kepadatan 1.142 jiwa/km 2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di
Kabupaten/Kota Bombana Sedangkan Kecamatan Mata Usu memiliki kepadatan penduduk 3
jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan
kepadatan penduduk Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel-2.2.Tabel-2.2:
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/ Bombana Tahun 2011
Penduduk (Jiwa) Kepadatan
Luas
No Kecamatan Penduduk
(Km2) Laki-Laki Perempuan Jumlah
(Jiwa/Km2)
1 Kabaena 103,57 1.392 1.514 2.906 28
2 Kabaena Utara 132,97 1.904 1.840 3.744 28
3 Kabaena Selatan 129,20 1.219 1.439 2.658 21
4 Kabaena Barat 39,43 3.667 3.975 7.642 194
5 Kabaena Timur 121,25 3.247 3.548 6.795 56
6 Kabaena Tengah 275,58 1.624 1.695 3.319 12
7 Rumbia 58,99 5.515 5.409 10.924 185
8 Mata Oleo 108,53 3.016 3.197 6.213 57
9 Kep. Masaloka Raya 2,66 1.526 1.511 3.037 1.142
10 Rumbia Tengah 21,11 3.271 3.212 6.483 307
11 Rarowatu 166,81 3.299 3.050 6.349 38
12 Rarowatu Utara 239,40 4.424 3.081 7.505 31
13 Lantari Jaya 285,01 4.083 3.587 7.670 27
14 Mata Usu 456,17 717 572 1.289 3
15 Poleang Timur 101,55 4.630 4.660 9.290 91
16 Poleang Utara 237,27 5.472 5.190 10.662 45
17 Poleang Selatan 89,88 3.335 3.398 6.733 75
18 Poleang Tenggara 133,51 1.911 1.917 3.828 29
19 Poleang 115,39 7.067 7.494 14.561 126
20 Poleang Barat 325,05 5.838 5.655 11.493 35
21 Tontonunu 131,14 2.833 2.522 5.355 41
22 Poleang Tengah 41,69 1.778 1.772 3.550 85
Jumlah 3.316,16 71.768 70.238 142.006 43
Sumber: Kabupaten Bombana , 2012
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
Tabel-2.3:
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bombana 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju
No Kecamatan Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 Penduduk (%)
1 Kabaena 2.725 2.765 2.849 2.906 2.985 4,77
GAMBARAN TOPOGRAFI
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Bombana terdiri atas 3 tiga dimensi daerah yaitu
daerah pegunungan, daerah pesisir dan kepulauan serta dataran rendah, dimana bagian tengah
tenggara mempunyai ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, dan sebagian kecil di bagian utara
yang mempunyai ketinggian diatas 500 m. Bagian selatan dan timur dataran utama langsung
berbatasan dengan laut yaitu Selat Kabaena dan Selat Muna. Di Pulau Kabaena bagian tengah
mempunyai tingkat ketinggian diatas 2.000 m di atas permukaan laut. Secara keseluruhan
Kabupaten Bombana mempunyai jenis kelas kelerengan atau elevasi bervariasi dimana sekitar
39,79 % dari total luas wilayah Kabupaten berstruktur landai dan 23,43 % cukup landai, sedangkan
agak curam sampai sangat curam (lereng > 25 %) sebesar 36,78 %.
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah
Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa
topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air,
sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di
Kabupaten Bombana terdapat anak tiga sungai dan 89 DAS. Beberapa sungai besar yang terdapat
di Kabupaten Bombana cukup potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, air baku dan
pembangkit listrik seperti Sungai Sangkona/Poleang, Sungai Langkapa, sungai Eemoiko Selain
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
sungai-sungai tersebut, terdapat pula tambak/ rawa yang sangat potensial untuk pengembangan
usaha perikanan darat.
b. Akuifer setempat dengan produktivitas sedang, akuifer ini cenderung tidak menerus, tipis
dan rendah tingkat keterusannya, dengan muka air tanah dekat dengan permukaan tanah,
debit surnur pada umumnya kurang dari 5 liter/detik. Akuifer ini disusun oleh aluvial, koluvial,
lumpur, lempung, pasir. kerikil, dan kerakal dengan kelulusan sedanq hingga tinggi pada
material kasar dan rendah sedang pada material lempungan tersebar sebagian di pantai
Timur, pantai Selatan dan pantai Barat dalam areal yang cukup sempit. Sebagian lagi diisi
oleh satuan konglomerat dan batu pasir dengan kelulusan rendah - sedang tersebar di
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
pantai Selatan dan cukup meluas di pantai Barat, serta adanya satuan terumbu koral
dengan kelulusan sedang - tinggi terdapat hampir seluruh wilayah pantai Timur.
c. Akuifer dengan aliran rnelalui celah dan ruang antar butir, akuifer setempat produktif,
dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam, dan debit sumur
pada umumnya kurang dari 5 liter/delik. yang disusun oleh batuan terumbu koral dengan
tingkal kelulusan sedang - tinggi. Satuan akuifer ini tersebar dilapis kedua pantai Barat Daya
Bombana daratan.
d. Akuifer dengan aliran melalui celah, rekahan dan saluran bersifat produktif air tanah terbatas
pada zona celah, rekahan dan saluran serta sumur dan mata air cukup beragam. Debit mata
air terbesar 200 l/detik dengan tinggi muka air tanah sangat beragarn. Disusun oleh batuan
gamping kalkarenit, batu pasir dan napal, dengan kelulusan sangat beragam yang
umumnya tinggi pada daerah dengan derajat pembentukan karst. Tersebar agak ke dalam
di bagian Barat Daya Bombana daratan.
e. Akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas rendah merupakan dataran tanah
langkah, akuifer dengan produktivitas rendah. Satuan akuifer ini tersebar pada wilayah
pegunungan pegunungan yang mendominasi seluruh wilayah Kabupaten Bombana dan
yang ada di Pulau Kabaena.
Kabupaten Bombana memiliki beberapa sungai besar yang cukup potensial untuk
pengembangan pertanian, irigasi dan pembangkit tenaga listrik antara lain meliputi :
1. Sungai Langkoholo :
Debit air 0,280 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 13.050 kwh / detik
2. Sungai Eemoiko :
Debit air 0,500 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 59,00 kwh / detik
3. Sungai Sangkona/Poleang :
Debit air 0,500 m3 / detik
Perkiraan kapasitas listrik 94,00 kwh / detik
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
DAS Mandumandula
DAS Kandawo
DAS Uemato
DAS Lampopalala
DAS Langkowala
DAS Boule
DAS Lantawonua
DAS Kasipute
DAS Wakata
DAS Lora
DAS Tappoahai
DAS Laru
DAS Rambaha
DAS Oombu
DAS Pontolarua
DAS Duria
DAS Marampuka
DAS Teroa
DAS Larete
DAS Pulutari
DAS Pulutari
DAS Puulemo
DAS Sumpangsalo
DAS Bambaeya
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
DAS Tosui
DAS Poleang
DAS Laea
GAMBARAN GEOLOGI
Kompleks batuan ultramafik/ultrabasa atau Ofsolit yang disusun oleh dunit, wehrlit,
sapentinit gabbro, basalt, dolerit, diorit (intermediet), magnesit dan rodingit, yang berumur
Kapur, tersebar haya sedang Kabupaten Bombana di sebelah Utara dan Kabupaten Kolaka,
merata meliputi hampir 60% seluruh wilayah Pulau Kabaena.
Formasi Matano yang disusun oleh batu gamping, rijang radiolaria dan batu sabak,
setempat di Bombana Daratan bagian Selatan dan di tengah Kabaena yang memanjang
Timur-Barat berupa kontak tektonik batuan lain di sekitarnya.
Kompleks Pompangeo yang disusun oleh satuan batuan berupa sekis glaukofan, sekis
amfibolit, sekis khlorit, rijang berjaspis, pualam/marmer dan batu gamping terrnalihkan,
berumur, tersebar meluas di bagian Tenggara Bombana di bagian Utara Bombana Daratan,
dan pada bagian tengah Pulau Kabaena.
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
Formasi Langkowala yang disusun oleh satuan konglomerat dan setempat batu gamping
kalkarenit, berumur Miosen Atas yang terdapat pada bagian Tengah dan Utara serta sedikit
di Selalan wilayah Bombana daratan dan menyebar pula di pantai Barat Pulau Kabaena.
Formasi Eemoiko yang disusun oleh satuan batuan batu gamping kalkarenit batu gamping
koral, batu pasir, dan napal, yang berumur (Polisen), dan tersebar hanya di wilayah
Bombana Daratan bagian Tenggara dan bagian Selatan agak ke dalam
Formasi Boepinang yang terdiri dari lempung pasiran, napal pasiran, dan batu pasir yang
seumur rlengan Formasi Eemoiko (Polisen) sehingga penyebarannya pun selalu
berasosiasi.
Formasi Buara. Formasi Langga dan Alluvial yang sarna-sarna berasosiasi dalam satu
wilayah yang berdekatan disusun oleh batuan: terumbu koral, konglomerat dan batu pasir:
konglomerat dan batu pasir, serta lumpur, lempung, pasir kerikil dan kerakal yang
mengelilingi pantai Barat - Selatan - dan Timur Bornbana Daratan, dan sebagian besar
pantai Barat Pulau Kabaena dan sedikit ada di pantai Timur dan Pantai Selatan Pulau
Kabaena ini.
GAMBARAN KLIMATOLOGI
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan,
temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Iklim
Kabupaten Bombana berdasarkan Smith dan Ferguson yang dicirikan oleh bulan basah
yaitu pada bulan Februari Desember dengan temperatur rata-rata 21,3. C. 24,4. C.
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota Bombana sepanjang tahun 2010 mencapai 67
mm/bulan. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut
melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah
hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota Bombana terjadi pada bulan
Februari - Juni dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 41 mm, sedangkan bulan
keringnya yaitu bulan Agustus - Desember dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 15
mm.
2. Hari Hujan
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA
Pada tahun 2010 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 4 hari dalam tiap bulannya.
Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan
lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli - September, hal ini
mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau.
Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan April - Juni, karena jumlah hari hujan
tiap bulannya melebihi rata-rata.
3. Temperatur
Secara umum keadaan temperatur di Kabupaten/Kota Bombana mengikuti kondisi suhu udara di
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih luas. Temperatur rata-rata selama tahun
2009 di Kabupaten/Kota Bombana berkisar 21,3 C 24,4 C. Pada bulan-bulan tertentu
temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada
bulan Agustus - November berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah
terjadi pada bulan Agustus mencapai 21,3 C. Sedangkan temperatur bulan Februari-Desember
berada diatas rata-rata mencapai 24,4 C pada bulan Februari.
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun 2009 kelembaban relatif rata-rata 44,00% - 85% sehingga dapat dikatakan
bahwa Kabupaten/Kota Bombana termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah
(pilih salah satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota Bombana cukup tinggi dengan
rata-rata mencapai 85% pada tahun 2009 Pada bulan Agustus-September merupakan bulan-
bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban
relatif bulan Februari - Juli berada di bawah rata-rata.
5. Kecepatan Angin
Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota Bombana selama tahun 2009 mencapai 4,9 knot,
kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Agustus yang berkisar 4,9 knot.
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOMBANA