Anda di halaman 1dari 9

KEBUTUHAN JUMLAH AIR HYDRAN UNTUK PEMUKIMAN DI KAWASAN

KELURAHAN RAJAWALI

DISUSUN OLEH :

Khair Rahmandani Firdaus

M1D119015

DOSEN PENGAMPU :

Lailal Gusri, ST., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dunia konstruksi khususnya tentu sekarang ini banyak sekali perkembangan
pembangunan seperti bangunan pabrik, apartemen, pabrik, perumahan dan lain nya yang ada di
sekitar kita, tentunya kita pasti merasakan dampak baik dan buruk nya dari pembangunan
tersebut. Mengingat besarnya kerugian yang disebabkan oleh kebakaran serta terbatasnya
kemampuan peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dimiliki oleh Dinas
Pemadam Kebakaran (DPK) atau Pemerintah Daerah.

Saat perkembangan bangunan semakin pesat diseluruh dunia diantaranya bangunan


gedung – gedung bertingkat, bangunan pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, serta perumahan
untuk kehidupan manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Dalam hal ini seluruh bangunan
tersebut harus memperhatikan atau mempertimbangkan faktor – faktor kejadian yang tidak
diinginkan seperti musibah yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia diantaranya
gempa bumi, kebakaran, banjir, pemanasan global dan lain – lain sehingga kita mengetahui
pencegahan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Hal ini senada dengan UU No.28 Tahun 2002, Pasal 3 yang menyatakan bahwa bangunan
gedung yang difungsikan untuk berbagai macam aktivitas penghuni seharusnya memberikan
jaminan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan bagi penghuninya. Termasuk salah satunya
adalah jaminan keselamatan terhadap bahaya kebakaran

Berdasarkan KEPMEN PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan


terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Maka diperlukan
perencanaan dan perancangan instalasi pemadam kebakaran yang dirancang mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan diharapkan dapat memberikan keamanan, keselamata.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kebakaran?


2. Jenis peralatan apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu kebakaran.


2. Untuk mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apa itu Kebakaran

Bencana kebakaran proses datangnya selalu tidak dapat diperkirakan dan diprediksi
sebelumnya. Kapan datangnya, apa penyebabnya, tingkat cakupannya serta seberapa besar
dampak yang ditimbulkannya, adalah hal-hal yang tidak bisa diperkirakan oleh kemampuan
manusia. Kebakaran sering menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan baik yang
menyangkut kerugian material, kegiatan usaha, kerusakan lingkungan, maupun menimbulkan
ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia.

Berdasarkan KEPMEN PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan


terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Maka diperlukan
perencanaan dan perancangan instalasi pemadam kebakaran yang dirancang mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan diharapkan dapat memberikan keamanan, keselamatan
dan kenyamanan bagi pengguna bangunan.

2.2 Hydrant Pemadam Kebakaran

Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan bangunan rumah, gedung, ataupun yang
lainnya adalah pengamanan terhadap bahaya kebakaran. Realisasi tindakan pengamanan ini
umumnya diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Hidran kebakaran adalah suatu sistem instalasi pemipaan berisi air bertekanan tertentu
yang digunakan sebagai sarana untuk memadamkan kebakaran. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) berfungsi sebagai alat pemadam kebakaran pertama / awal pada peristiwa kebakaran
yang masih kecil. APAR tetaplah penting meskipun suatu bangunan telah dilengkapi dengan
sistem proteksi kebakaran.

Setiap sistem pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya 1 (satu)


jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup,
serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus di bawah penguasaan pemilik
bangunan. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya harus ditujuk badan lain yang
diberikan kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung
serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerja nya sistem. Pemakaian air asin tidak
diijinkan, kecuali bila tidak ada penyedia air lain pada waktu terjadinya kebakaran dengan syarat
harus segera dibilas dengan air bersih.

perencanaan dan perancangan sistem pemadam kebakaran di Kelurahan Rajawali, yaitu:

1. Sistem sprinkler otomatis, sistem hidran dan pemadam api ringan.


2. Kebutuhan kapasitas pompa pemadam kebakaran, kapasitas tangki air khusus untuk
pemadam kebakaran.
3. Perancangan letak sistem pemadam kebakaran sesuai dengan standar dan peraturan yang
berlaku.

Sistem sprinkler otomatis adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau mencegah
meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara permanen di dalam bangunan yang
dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di tempat mula
terjadi kebakaran.
BAB III

PEMBAHASAN

Lokasi : Kelurahan Rajawali

Kondisi Geografis : Kecamatan Jambi Timur terletak di tengah-tengah Kota Jambi, dengan
ketinggian rata-rata 10 m dari permukaan air laut. Batas-batas Kecamatan
Jambi Timur adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan
Sungai Batanghari, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi
Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi,
Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Pasar Jambi. Keadaan wilayah
Kecamatan Jambi Timur datar dan sedikit berbukit sera beriklim tropis
dengan luas 15,74 Km2. Kelurahan Rajawali dengan luas 0,32 Km2 atau
2,03% dari luas kecamatan.

Untuk Mengetahuai kebutuhan pasokan air Hydran menggunakan perhitungan SNI 03-
1735-200 dan untuk mengetahui seberapa bisa air mengalir minimal dalam menit. Luas
Pemukiman Kelurahan Rajawali adalah 0,32 km2 ( menurut data bps tahun 2019 ). Data luas
berdasarkan 2 digit terakhir NIM yaitu, 15 x 1000 (m2), dan luas jangkauan hydrant 1.500 m2,
maka:

1. Jumlah Pilar Hydrant


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑢𝑘𝑖𝑚𝑎𝑛
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 𝐻𝑦𝑑𝑟𝑎𝑛𝑡
15.000
= 1.500

= 10 hydran / RW
Dikarenakan di Kelurahan Rajawali terdapat 25 RT dapat di asumsikan berarti terdapat 5
RW ( sumber dari BPS tahun 2019 )
- Total Hydrant
= Jumlah Hydrant x jumlah RW
= 10 x 5
= 50 Hydrant

2. Jumlah pasokan air hydrant


Pasokan air Hydrant dengan asumsi pasokan air 2500 l/menit selama 45 menit
V= Q x T
= 2500 x 45
= 112.500 l

3. Kebutuhan Air Total


Total pemakaian air merupakan kebutuhan air yang di perlukan setiap Hydrant.
Total V x Jumlah Hydrant
= 112.500 x 50
= 5.625.000 l
= 5.625 m3

4. Kapasitas reservoir hydran pilar


Kapasitas reservoir hydrant pilar berjaga-jaga adalah diatas 5.625 m3 yaitu, 5700 m3
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan atas uaraian dan perencanaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :

1. Junlah pilar hydrant yang dibutuhkan dalam Kelurahan Rajawali adalah sebanyak 50
buah hydrant
2. Jumlah pasokan air Hydrant dengan asumsi pasokan air 2500 l/menit selama 45 menit
adalah 112.500 l
3. Kebutuhan air total yang diperlukan semua hydrant adalah sebesar 5.625 m3
4. Kapasitas reservoir hydrant pilar pembuatan dari total pemakaian air untuk berjaga-jaga
adalah sebanyak 5.700 m3
DAFTAR PUSTAKA

Industrial Fire Sprinklers. Fire Safety Advice Centre. Retrieved 6 February 2013.
http://www.firesafe.org.uk/industrial-firesprinklers/

Keselamatan Kebakaran pada Bangunan Gedung Rumah sakit Dr. M. Djamil Padang, Jurnal
Rekayasa Sipil Vol 5 No.2. 2009.

NFPA 13. Standard For the Installation Of Sprinkler Systems. 2013 Edition. National Fire
Protection Association.

SNI 03-3989-2000., Tata Cara Perencanaan Dan pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

SNI 03-1735-200 Tentang Pasokan Air Minimal.

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Springkler Otomatik.

Anda mungkin juga menyukai