(SI SINDUPRAJA)
Hasil (outcome) : 10 Ha
Indikator Kinerja Kegiatan : Berkurangnya Luas Kawasan yang terkena dampak Banjir dan
sumber air baku bagi keperluan rumah tangga maupun industri.
1. Judul Pekerjaan
2. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
Pelaksana Kegiatan :
1) Peraturan Presiden Republik Indonesia No.4 Tahun 2015, Tentang Perubahan keempat atas
Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
2) Peraturan Pemerintah No. 43/PRT/M/2007, tentang Standart & Pedoman Jasa Konstruksi.
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat nomor : 31/PRT/M/2015, Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang
Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi.
b. Spesifikasi Teknik
8) KP-08 Kriteria Perencanaan Bagian Standar Pintu Pengatur Air Irigasi - Perencanaan,
pemasangan, operasi dan pemeliharaan
11) PT -02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air 1986;
13) Standar Nasional Indonesia dan Pedoman Teknis terkait lainnya yang masih berlaku
c. Gambaran Umum
Uraian Singkat
Salah satu pekerjaan rehabilitasi daerah irigasi skala besar yang dilakukan oleh Kementerian
PUPR adalah modernisasi Jaringan Irigasi Rentang di Jawa Barat yang mengairi areal pertanian
seluas 87.840 Ha di tiga kabupaten yakni Kab. Majalengka seluas 1.094 Ha, Kab. Cirebon
seluas 20.571 Ha dan di Kab. Indramayu seluas 66.175 Ha dengan memanfaatkan debit
Sungai Cimanuk yang besar.
Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk Cisanggarung. program modernisasi mendesak dilakukan karena usia sistem irigasi di
wilayah tersebut sudah puluhan tahun sehingga efektivitas pelayanan airnya tidak lagi optimal.
"Modernisasi mencakup sistem pelayanan pintu-pintu air yang nantinya akan menggunakan
mekanikal elektrikal yang dikaitkan dengan sistem telemetri
Selain irigasi, air Sungai Cimanuk juga dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi keperluan
rumah tangga maupun industri. Defisit air pada musim kemarau berpotensi menimbulkan
konflik sosial.
Bendung ini kemudian membagi aliran air Sungai Cimanuk menjadi dua ke Sistem Irigasi
Sindupraja (Intake Kanan) dan Sistem Irigasi Cipelang (Intake Kiri).
Modernisasi yang dilakukan saat ini masih difokuskan pada Sistem Irigasi Sindupraja (Intake
kanan). Pekerjaan perbaikan saluran irigasi yang masif ini diantaranya berupa pembangunan
pintu air, perbaikan syphon bunker, pengerukan saluran, pembangunan turap, peningkatan
jalan inspeksi di sisi saluran sekunder sepanjang 201 km, penyiapan sistem informasi telemetri
dan pembangunan bangunan GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air).
Kegiatan Meningkatkan dukungan untuk kedaulatan pengan dan ketahanan energi RPJMN yaitu:
Mendukung upaya pencapaian target nasional yang diemban Kementerian PUPR berdasarkan PP
Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja serta amanat RPJMN
Tahap Ketiga, dimana salah satunya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur sumber
daya air termasuk sumber daya air domestik untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan
dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi.
Terkait dengan RPJMN yaitu untuk menjamin kedaulatan pangan dan ketahanan energi untuk
mendukung ketahanan nasional yaitu : sasaran meningkatnya kinerja layanan irigasi, peningkatan
layanan jaringan irigasi, pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi permukaan rawa dan
tambak.
Maksud dari pekerjaan adalah Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Rentang sebagai satu sistem utuh
yang meliputi 1 buah bendung, beserta jaringan utama dan bangunan pelengkapnya.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah dapat mendistribusikan (penyediaan, pengambilan, pembagian
dan pemberian) air irigasi sesuai kebutuhannya pada petak sawah dan menjamin ketersediaan air
untuk mengairi areal sawah 3.600 Ha. Dengan dibangunnyaJaringan Irigasi D.I. Rentang ini dapat
meningkatkan pola tanam 3x dalam setahun (%).
a. Pekerjaan Persiapan
a. Indikator output
- 15
b. Indikator outcome
- 10 Ha
8. Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Dilaksanakan Selama 10 (Sepuluh) bulan atau 300 (tiga ratus) Hari Kelender terhitung
sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) sampai dengan
tanggal penyerahan pertama pekerjaan. Adapun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Adalah Sebagai
Berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Saluran
Sekunder
Pekerjaan Bangunan
Pelengkap
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Kontruksi
Biaya pekerjaan ini bersumber dari APBN TA. 2020 dengan nilai Sebesar Rp. 43.465.200.000,00
(Empat Puluh Tiga Milyar Empat Ratus Enam Puluh Lima Juta Dua Ratus Ribu Rupiah)
Apabila dalam dokumen anggaran yang disahkan (DIPA Tahun Anggaran 2020) dananya
tidak tersedia atau tidak cukup tersedia yang akan mengakibatkan dilampauinya batas
anggaran yang tersedia untuk kegiatan tersebut maka; surat perjanjian kerja yang telah
dilaksanakan batal demi hokum dan penyedia baran/jasa tidak dapat menuntut ganti rugi
dalam bentuk apapun.
11. Tata Cara Pembayaran
Pembayaran dilakukan sistem Termin dari hasil pengukuran bersama atas realisasi volume
pekerjaan dan nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan, dan jenis
kontrak harga satuan.
Terjatuh
Terpukul
4 Lining (beton mutu F’c = 14,5 Mpa)
Tergelincir
Terkena batu
a. Kualitas menengah
c. Subklafisikasi Jasa Pelaksana Kontruksi Saluran Air, Pelabuhan, DAM dan Prasarana Sumber
Daya Air Lainnya (SI001
14. Lingkup Pekerjaan Utama :
a. Siaran 1 Pc : 2 Psr
b. Plesteran 1 Pc : 3 Psr
c. Pembesian
d. Bekisting
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi
SNI 2049-2015 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang
dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh
lebih dari 5%, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Adapun semen
yang di gunakan adalah Semen Portland (ASTM C150M)
b. Air
Air (ASTM C1602M) yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas
mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air
yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama. Adapun Air yang di gunakan
harus memenuhi Uji Sample Mutu Beton Mutu f'c = 19,3 MPa, Slump (12±2) cm, w/c = 0,58
c. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi
bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak
lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
2) Sifat-sifat Agregat
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
Adapun yang digunakan adalah agregat normal (ASTM C33M) untuh ukuran maksimal
nominal agregat kasar harus tidak melebihi :
c. 3/4 jarak bersih minimal antara tulangan atau kawat, bundel tulangan, atau tendon
prategang, atau selongsong
d. Besi Beton
Ketentuan untuk nilai f’c harus didasarkan pada uji silinder yang dibuat dan diuji
sebagaimana yang di persyaratkan
Tulangan Polos untuk tulangan Spiral harus memenuhi ASTM A615M, A706M, A955M,
atau A1035M
Kawat polos untuk tulangan spiral harus memenuhi ASTM A1064M, kecuali untuk kawat
dengan fy melebihi 420 MPa, kuat lelehnya harus diambil sebesar tegangan yang
berhubungan dengan regangan sebesar 0.35 persen
e. Beton
Adapun beton yang digunakan dalam pembuatan plat pelayanan pada pekerjaan
bangunan bagi & sadap dan bangunan pelengkap adalah Beton dengan Mutu f’c = 19,3
Mpa sedangkan beton yang digunakan dalam pembuatan linning pada pekerjaan saluran
pembawa (sekunder) adalah beton dengan mutu f’c = 14,5 Mpa.
Bahan pembuat beton harus dipilih dan dengan proporsi sedemikian rupa sehingga
menghasilkan beton yang kuat, padat, dan tahan terhadap pelapukan dan abrasi.
1. Bangunan Pintu :
a. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi)
hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat pada
permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan
batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang atau palang yang dilas pada daun pintu,
las harus menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara
bagian bagian tersebut.
b. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka,
ambang, tangki ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian daripada
pintu harus cocok dengan gambar disain.
c. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan
baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi
mortar 1 PC : 3 PS sampai Direksi menganggap cukup.
d. d. Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran,
bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.
e. Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu pintu harus
sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas, keawetan sesuai cuaca
Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar
matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi
persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau
diganti, dan baut baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
f. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk memudahkan
perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah
minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya) secukupnya, sedemikian
hingga tidak ada dimensi yang kurang.
2. Pintu Sorong
a. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan lengkap termasuk tangkai, dan
kunci, gear, serta kopling dan lain-lain.
b. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih keras dari 10 kg untuk membuka atau
menutup pintu dan las roda setang harus pada elevasi 0.90 m diatas bangunan atau
platform dimana operator akan berdiri.
d. Gear harus dari besi tulang atau selubung atau rangka las dilengkapi tutup untuk
pemberian pelumas dari gear
g. Bekisting Beton
a. Bekisting atau cetakan harus digunakan untuk membatasi adukan beton dan
membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi
Pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak
oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan
bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa.
c. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang berat,
sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan yang
diterima.
d. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan
beton yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin, bekisting
harus tetap menurut garis dan permukaan sebelum pelaksanaan pengecoran.
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bakesting menggunakan kayu balok 5x10 cm
sebagai rangka utama dan kayu 5x5 cm sebagai kayu rangka pendukung, untuk penutup
sisi bakesting menggunakan tripleks (multipleks) 9 mm agar saat memasukan beton pada
bakesting tidak mengalami cembung pada sisi bakesting bertujuan agar permukaan
pekerjaan kontruksi memilki kualitas yang lebih rapih dan sempurna.
Milik / Sewa
1 Excavator 130 - 133 Hp 5 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
2 Excavator 130 - 150 Hp 2 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
3 Vibrator Roller 7,1 ton 2 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
4 Dump Truck 3,5 m3 15 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
5 Concrete Mixer 0,33 m3 10 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
Concrete
6 5,5 Hp 2 Baik dengan perjanjia
Vibrator
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
7 Stamper 0,3 ton 2 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
Pompa Air dia
8 10 Hp 2 Baik dengan perjanjia
4’
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
9 Water Tanker 3000 - 4500 5 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Nama Merk Status
No Kapasitas Jumlah Kondisi Keterangan
Peralatan dan Tipe Kepemilikan
Milik / Sewa
10 Generator Set 100 Kva 2 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
Milik / Sewa
11 Mesin Las 300 Amp 1 Baik dengan perjanjia
beli / Sewa beli
A. Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi Alat atau Tenaga dilakukan pada saat kondisi lapangan baik Administrasi maupun
Lokasi sudah memerlukanya sehingga pada saat Alat sudah sampai dilapangan tidak
terjadi kesesuaian yang akan menimbulkan effisiensi, sedangkan untuk Demobilisasi
dilakukan sebaliknya.
Kantor Direksi/Konsultan & Kontraktor, Gudang, Bengkel, Barak Kerja dan Kelengkapanya Untuk
Menjamin kelancaran, ketenangan dan kenyamanan Operasional Pekerjaan maka
Pembuatan kantor Kontraktor, kantor Direksi / Konsultan, Gudang, Bengkel dan Barak
dilakukan pada awal pekerjaan dimulai dengan luas disesuaikan dengan kebutuhan serta
penempatan disesuaikan dengan Site Planning yang telah disepakati.
4. Pompanisasi
Untuk mendapatkan kondisi kering tersebut maka diperlukan Pompanisasi atau pengeringan
dengan sistem gravitasi,dimana jumlah pompa akan disesuaikan dengan luas area yang
dikerjakan secara bertahap,Mengingat pelaksanaan konstruksi setelah galian juga dilakukan
secara parsial atau persegmen, sehingga waktu efektif kerja juga akan maksimal
B. Pekerjaan Saluran Pembawa (Sekunder)
Di awal pekerjaan untuk saluran Pembawa akan dilakukan pembersihan lapangan kerja
dari semua tumbuhan, sampah, termasuk pohon/kayu dan semak-semak yang menutupi
rencana trase saluran.
d. Mengumpulkan hasil pembersihan yang berupa semak dan pohon di tempat yang
sudah ditentukan pihak Direksi, Konsultan.
Pengupasan (Stripping) terdiri dari pembongkaran dan pembersihan dari semua bahan
organik seperti rumput, lapisan tanah permukaan dan akar-akar tumbuhan dari semua
tonggak pada rencana pembuatan dasar tanggul atau pada lokasi yang akan ditimbun.
e. Pengupasan terdiri dari pembongkaran dan pembersihan dari semua bahan organik
seperti misalnya lapisan tanah permukaan dan akar-akar tumbuhan
a. Pengukuran dan pembuatan profil sementara yang terbuat dari papan harus
dilakukan sebelum pekerjaan galian dilaksanakan.
Selama proses penggalian, tanah dipisahkan langsung dan ditumpuk pada suatu tempat .
material yang layak / bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material
yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan.
Bila material dari bahan galian tidak mencukupi dan / atau kualitas bahan dari galian tidak
memenuhi syarat teknis untuk timbunan maka diupayakan mengambil bahan timbunan dari
borrow.
• Material yang didatangkan dari borrow area dihampar dengan menggunakan Buldozer
• Hamparan material disiram air dengan Water Tank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan)
5. Gembalan Rumput
• Material gebalan rumput harus sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang.
• Permukaan yang akan dipasang gebalan rumput dirapikan kemudian disiram dengan
air
• Pada tebing saluran gebalan rumput dipasang dengan bantuan cerucut bambu agar
supaya posisi gebalan rumput stabil.
Metode pelaksanaan pengecoran linning beton 1Pc : 2Kr : 3Psr dengan sistim papan catur,
Pelaksanaan pengecoran dimulai dari pekerjaan pengecoran lantai dasar secara
memanjang, sedangkan pekerjaan dinding dikerjakan secara selang – seling / papan catur
dengan ukuran segmen sesuai gambar kerja, dengan ketebalan pengecoran adalah
10cm. Pelaksanaan diselesaikan dengan tuntas dalam satu hari, sehingga tidak ada
pekerjaan linning yang tidak selesai tiap segmennya.
7. Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Psr
• Lakukan dan periksa perataan yang meliputl penyediaan batu, pasir dan air di Iokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,
penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan
• Dalam kotak dan hamparkan, serta ratakan pasir setebal 5-10 cm sebagai lantai kerja.
• Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat
8. Siaran 1 Pc : 2 Psr
• Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan.
• Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan
pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adukan dan
kekentalan yang diminta.
• Adukan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan
tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran).
Akan tetapi adukan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran
harus dibuang.
Penempatan (pemasangan)
• Permukaan yang menerima adukan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur
atau benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air
sebelum adukan tersebut dipasang.
• Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai) adukan tersebut harus dipasang
di atas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk
menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus dikulir
sampai satu permukaan yang halus dan rata.
9. Plesteran 1 Pc : 3 Psr
• Material yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran,
air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
• Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah
siap ditempat.
• Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
• Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen.
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut0020pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
• Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel
dibersihkan dan dibuang.
Jalan inspeksi dibuat selain untuk jalur inspeksi juga akan berfungsi sebagai jalan umum
sehingga kekuatan dari jalan ini juga harus benar-benar sesuai dengan kekuatan yang
direncanakan. Pekerjaan utama pada konstruksi untuk jalan inspeksi pada umumnya
adalah sebagai berikut :
• Pengukuran dan pembuatan profil sementara yang terbuat dari papan harus
dilakukan sebelum pekerjaan galian dilaksanakan.
pembuangan (disposal area= sekitar area pekerjaan) atau tempat timbunan jika tanah hasil
galian dapat dipakai sebagai bahan timbun sesuai spesifikasi dan sepengetahuan direksi
2. Timbunan Tanah Biasa Dipadatkan
Selama proses penggalian tanah ( deposit ) dipisahkan langsung dan ditumpuk pada
suatu tempat . material yang layak / bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak
layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan.
Bila material dari bahan galian tidak mencukupi dan / atau kualitas bahan dari galian
tidak memenuhi syarat teknis untuk timbunan maka diupayakan mengambil bahan
timbunan dari borrow.
• Hamparan material disiram air dengan Water Tank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan)
• Sebelum Pasangan Batu dilaksanakan, pastikan Batu harus bersih dari kotoran.
• Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain concrete mixer dan alat bantu
manual
5. Siaran 1 Pc : 2 Psr
• Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan.
• Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan
pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adukan dan
kekentalan yang diminta.
• Adukan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan
tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu
pencampuran). Akan tetapi adukan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah
pencampuran harus dibuang.
Penempatan (pemasangan)
• Permukaan yang menerima adukan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur
atau benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air
sebelum adukan tersebut dipasang.
• Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai) adukan tersebut harus
dipasang di atas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup
untuk menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus
dikulir sampai satu permukaan yang halus dan rata.
6. Plesteran 1 Pc : 3 Psr
• aterial yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
• Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang
sudah siap ditempat.
• Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan
air selama 7 hari berturut-turut.
• Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel
dibersihkan dan dibuang.
Pekerjaan Beton Bertulang f’c = 19.3 Mpa,adalah beton yang dicor pada lokasi bangunan
dengan dimensi sesuai pada gambar. Pekerjaan beton dilakukan insitu dengan
menggunakan bekisting kayu. Pengadaan beton akan diproduksi di tempat dimana
konstruksi akan dikerjakan. Pengecoran dilakukan dengan concrete mixer, sedangkan
pemadatan adukan dengan vibrator beton.
• bekisting harus didesain cukup kuat menahan beban yang akan terjadi termasuk
beban pada waktu pengecoran dan beban hidup orang yang bekerja diatasnya.
• Bahan pembuat bekisting dipilih dari bahan yang tahan terhadap pengaruh material
beton dan getaran sehingga mempunyai keawetan.
9. Pembesian Beton
Besi beton untuk pekerjaan beton dilaksanakan dengan urut-urutan sebagai berikut :
1. Sebelum penggunaan besi beton untuk penulangan pada konstruksi maka harus
dilakukan :
2. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi selanjutnya dilakukan pemesanan besi beton
kepada supplier.
3. Pengangkutan besi dari gudang supplier menuju lokasi dilakukan dengan trailer.
Diperhatikan tata cara pemuatan dan pengikatan agar tidak mengganggu peraturan
lalu-lintas.
4. Besi disimpan di stock area dengan memperhatikan tata cara perlindungan besi beton
terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan.
5. Setelah mendapat persetujuan Direksi, berdasarkan gambar kerja, besi beton difabrikasi
di stock yard.
6. Pengangkutan hasil fabrikasi dilakukan dengan dump truck dengan bak belakang tinggi
• Kesiapan bekisting
• Kebersihan lokasi
Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal
harus di lem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas
jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang/palang yang dilas pada
daun pintu, las harus menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor
diantara bagian-bagian tersebut.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka,
ambang, tangkai ulir gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pada pintu
harus cocok dengan gambar kontrak/standar.
Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar dari semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar
dengan spesi 1 PC : 3 Psr.
Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan rencana sedemikian sehingga
pintu bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain.
Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian pintu yang harus diberi
pelumasan, agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya
11. Peilschaal
a. Pengukuran dan pembuatan profil sementara yang terbuat dari papan harus
dilakukan sebelum pekerjaan galian dilaksanakan.
Selama proses penggalian tanah ( deposit ) dipisahkan langsung dan ditumpuk pada suatu
tempat. material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan.
a. Sebelum Pasangan Batu dilaksanakan, pastikan Batu harus bersih dari kotoran.
e. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain concrete mixer dan alat bantu
manual.
4. Plestran 1 PC : 3 Psr
f. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
5. Pembesian Beton
Besi beton untuk pekerjaan beton dilaksanakan dengan urut-urutan sebagai berikut :
1. Sebelum penggunaan besi beton untuk penulangan pada konstruksi maka harus
dilakukan :
2. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi selanjutnya dilakukan pemesanan besi beton
kepada supplier.
3. Pengangkutan besi dari gudang supplier menuju lokasi dilakukan dengan trailer.
Diperhatikan tata cara pemuatan dan pengikatan agar tidak mengganggu peraturan
lalu-lintas.
4. Besi disimpan di stock area dengan memperhatikan tata cara perlindungan besi beton
terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan.
5. Setelah mendapat persetujuan Direksi, berdasarkan gambar kerja, besi beton difabrikasi
di stock yard.
6. Pengangkutan hasil fabrikasi dilakukan dengan dump truck dengan bak belakang tinggi
b. Kesiapan bekisting
c. Kebersihan lokasi
Pekerjaan Beton Bertulang f’c = 19.3 Mpa,adalah beton yang dicor pada lokasi bangunan
dengan dimensi sesuai pada gambar. Pekerjaan beton dilakukan insitu dengan
menggunakan bekisting kayu. Pengadaan beton akan diproduksi di tempat dimana
konstruksi akan dikerjakan. Pengecoran dilakukan dengan concrete mixer, sedangkan
pemadatan adukan dengan vibrator beton.
1. bekisting harus didesain cukup kuat menahan beban yang akan terjadi termasuk beban
pada waktu pengecoran dan beban hidup orang yang bekerja diatasnya.
2. Bahan pembuat bekisting dipilih dari bahan yang tahan terhadap pengaruh material
beton dan getaran sehingga mempunyai keawetan.
4. membuat panel bekisting, membuat dan memotong bahan bekisting berupa papan,
balok dan multipleks.
8. Pembesian Beton
Besi beton untuk pekerjaan beton dilaksanakan dengan urut-urutan sebagai berikut :
1. Sebelum penggunaan besi beton untuk penulangan pada konstruksi maka harus
dilakukan :
2. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi selanjutnya dilakukan pemesanan besi beton
kepada supplier.
3. Pengangkutan besi dari gudang supplier menuju lokasi dilakukan dengan trailer.
Diperhatikan tata cara pemuatan dan pengikatan agar tidak mengganggu peraturan
lalu-lintas.
4. Besi disimpan di stock area dengan memperhatikan tata cara perlindungan besi beton
terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan.
5. Setelah mendapat persetujuan Direksi, berdasarkan gambar kerja, besi beton difabrikasi di
stock yard.
6. Pengangkutan hasil fabrikasi dilakukan dengan dump truck dengan bak belakang tinggi
• Kesiapan bekisting
• Kebersihan lokasi
9. Peilschaal
K3 Konstruksi diawali dengan melakukan analisis HIRARC (identifikasi bahaya yang mungkin
timbul) yang terdiri dari analisa nilai resiko, maupun merencanakan cara pengendaliannya
sehingga resiko terjadinya kecelakaan semakin diperkecil. Beberapa hal yang dilakukan
sebagai kontrol terhadap upaya tersebut antara lain :
Mewajibkan pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) standar dalam bekerja, yaitu
1. Kajian Teknis
Paket Pekerjaan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kembali produksi padi menjadi 2x
tanam dalam setahun serta pengembalian fungsi saluran Irigasi D.I Rentang (3.600 Ha)..
Sungai Rentangtermasuk dalam kewenangan Balai Wilayah Sungai dan telah dimanfaatkan
sebagai sumber air irigasi untuk masyarakat petani disekitar daerah irigasi D.I Rentang.
• Akses mudah
• Ketersediaan tenaga
1. Review Desain D.I Rentang (Pumlanga-Patlean) 4.603 Ha Kab. Halmahera Timur (Tahun
2018)
2. Revisi AMDAL Bendung Dan Jaringan Irigasi D.I Rentang 3.600 Ha (Tahun 2018)
Kegiatan ini memiliki dampak lingkungan dan sosial serta upaya penanganannya sebagai
berikut:
Dampak positif:
Dampak Negatif :
• Kerusakan jalan umum akibat mobilisasi peralatan pekerjaan, dapat ditangani dengan
perbaikan jalan pasca konstruksi dan sosialisasi mayarakat pada saat pra konstruksi
• Suara kebisingan saat pelaksanaan konstruksi, dapat ditangani dengan mengatur jadwal
pelaksanaan item pekerjaan tertentu sesuai jam rutinitas masyarakat.
4. Kajian Resiko
• Resiko teknis, misalnya keterlambatan ketersediaan alat berat dan material, ketersediaan
tenaga kerja, kerusakan alat, dll. Alternatif penanganannya dengan menyusun jadwal
pekerjaan dengan rinci dan melakukan kesepakatan dengan penyedia alat dan material
(supplier).
5. Kesiapan Lahan :
Status kesiapan lahan pada D.I Rentang tidak mengalami kendala atau tidak bermasalah.
........................................................
NIP. .......................