Anda di halaman 1dari 6

Cara Kerja Smoke Detector,

Penasaran? Begini Cara Kerjanya!


0
Jaman dahulu kita pernah mendengar dari cerita bahwa kita dahulu
kala berkomunikasi jarak jauh dengan media asap. Jika hal tersebut
masih ada sampai sekarang, mungkin kita akan langsung panik dan
mengira itu merupakan bencana kebakaran.

Mungkin saja kita dapat selamat jika hal tersebut terjadi pada siang
hari, tapi bagaimana jika terjadi pada malam hari? Saat kita masih
tertidur nyenyak? Api dapat mencuri oksigen kita, bahkan api juga
dapat menyebarkan gas karbon dioksida, dimana itu sangat tidak baik
buat pernafasan manusia.

Untungn
ya di zaman sekarang ini sudah ada teknologi modern yang disebut
dengan smoke detector. Jadi kita bisa mengantisipasi adanya
kebakaran yang lebih besar. Tapi, pernah tidak terpikirkan? Bagaimana
sih cara kerja smoke detector?
Cara Kerja Smoke Detector

Smoke detector, sebuah alat untuk mendeteksi keberadaan asap di


suatu tempat yang dijangkau oleh alat tersebut. Alat ini bekerja dengan
cara mendeteksi kepekatan asap yang masuk ke dalam alat. Saat asap
mulai padat dan kepadatannya melebihi kapasitas dari detector itu
sendiri, maka alat akan mengirimkan sinyal ke fire alarm.
cara kerja smoke detector sendiri ada 2 cara, yaitu dengan cara
ionization dan photoelectric. Apa perbedaanya? dan bagaimana cara
kerja keduanya?

Cara Kerja Smoke Detector Photoelectric


Smoke detector ini biasa dikenal dengan smoke detector optic. Alat
tersebut bekerja dengan mendeteksi cahaya yang ada di dalam
ruangan. Detector tipe ini dapat mendeteksi adanya asap lebih awal,
jadi dapat diatasi terlebih dahulu sebelum api menyebar dan

membesar. i
lustrasi 1
Gambar diatas menunjukkan sebuah rangkaian smoke detector
photoelectric. Smoke detector dalam kondisi standby.
Seperti yang Anda lihat pada foto di atas, detektor memiliki celah di
sekeliling kasingnya (1), yang mengarah ke ruang deteksi utama. Sinar-
sinar infra merah yang tak terlihat, menembak ke dalam bilik dari dioda
pemancar cahaya (LED) (2).
Smoke detector yang berisi fotosel (3), yang merupakan pendeteksi
cahaya elektronik yang menghasilkan listrik ketika cahaya jatuh di
atasnya. Biasanya, ketika tidak ada asap, berkas cahaya dari LED tidak
mencapai detektor. Sirkuit elektronik (4), memantau fotosel,
mendeteksi bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi.
Alarm (5) tetap diam.

ilustrasi 2
jika kebakaran terjadi, asap memasuki ruangan (6) dan mengaburkan
cahaya (7) ke dalam fotosel (3). Ini memicu sirkuit (8), lalu sirkuit akan
menyalakan alarm melengking dan pertanda buruk terjadi (9).

Cara Kerja Smoke Detector Ionization


Biasa kita kenal dengan smoke detector ionisasi. Detector ini lebih
murah secara harga daripada smoke detector photoelectric. Alat ini
bekerja menggunakan bahan kimia yang dapat mengenali molekul
asap yang masuk ke dalam alat.
ilustrasi 1
Di dalam detektor, ada ruang ionisasi terbuka ke udara (1) diisi dengan
ion (2), dalam hal ini, adalah atom yang kehilangan elektron untuk
membuat inti bermuatan positif.

Dari mana ion-ion itu berasal? Di dalam detector, ada sedikit unsur
kimia yang disebut Amerisium (3). Itu terus-menerus memuntahkan
partikel radioaktif kecil (disebut partikel alfa), yang bocor ke ruang
deteksi.
Partikel alfa akan menabrak molekul udara dan mengubahnya menjadi
ion bermuatan positif (ditampilkan di sini sebagai gumpalan merah
besar) dan elektron bermuatan negatif (ditampilkan sebagai gumpalan
hitam lebih kecil). Ion dan elektron melesat ke arah yang berlawanan
antara dua elektroda (kontak listrik, agak seperti terminal baterai).

Selama ion dan elektron bergerak, arus mengalir antara elektroda dan
sirkuit (4) detektor asap akan berpikir semuanya baik-baik saja,
sehingga alarm (5) tetap diam.
ilustrasi 2
Namun, jika kebakaran terjadi, partikel asap masuk ke detektor dan
mulai menyumbat ruang ionisasi (6). Mereka menempel pada ion dan
secara efektif mematikan arus listrik (7). Sirkuit pada detektor langsung
berubah menjadi bintik-bintik (8) dan membunyikan alarm (9). Setelah
api keluar dan asapnya hilang, ruang deteksi hilang, ion bergerak bolak-
balik di antara elektroda seperti sebelumnya, sirkuit mati, dan alarm
berhenti berbunyi.

Mana yang lebih baik? Ionization? atau Photoelectric?

Kita sudah melihat bagaimana cara kerja smoke detector. Lalu? mana
yang harus kita pilih untuk melindungi aset Anda?

Menurut sebuah studi yang dilakukan US National Institute of


Standards and Technology: “Alarm tipe ionisasi memberikan respon yang
agak lebih baik terhadap api yang menyala daripada alarm photoelectric,
dan alarm photoelectric memiliki respon yang jauh lebih cepat terhadap
kebakaran yang membara daripada alarm tipe ionisasi.”
Smoke detector tidak mahal jika dibandingkan dengan biaya kerusakan
akibat kebakaran. Setelah kita melihat bagaimana cara kerja smoke
detector diatas, untuk lebih baiknya kita sesuaikan dengan kebutuhan
gedung. Untuk itu, lakukanlah konsultasi pemasangan fire alarm
terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai