Anda di halaman 1dari 12

KAITAN AFINITAS

ELEKTRON DAN
ENERGI IONISASI
DALAM KEHIDUPAN
KELOMPOK 10
ANGGOTA KELOMPOK
IMAROTUL UNSIYAH
1 K3322050

IRFAN AGUNG PRASETYA


2 K3322052

PUTRI AISYAH ALI


3 K3322080
MATERI DISKUSI

1. Pengertian Afinitas Elektron


2. Pengertian Energi Ionisasi
3. Kaitan Afinitas Elektron dan
Energi Ionisasi dalam
Kehidupan
AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron ialah ukuran besarnya energi yang dibebaskan oleh
atom dalam menerina sebuah elektron. Sehingga besaran afinitas
elektron ini dapat difungsikan untuk mudah tidaknya atom dalam
menarik elektron. Artinya semakin besar afinitas elektron yang dimiliki
atom itu menunjukan bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari
luar dan membentuk ion negatif (anion).
Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan
atom netral dalam wujud gas untuk melepas suatu
elektron paling luar (yang terikat paling lemah)
membentuk ion positif. Semakin mudah melepas elektron,
maka energi ionisasi semakin kecil. Sebaliknya semakin
sukar elektron terlepas dari atom, maka semakin besar
energi ionisasinya.
Afinitas elektron adalah ukuran energi yang diperlukan
untuk menghilangkan elektron "ekstra" dari ion negatif, Kaitan
atau energi yang dilepaskan ketika sebuah atom atau
molekul menangkap elektron "ekstra" untuk menjadi ion Afinitas
negatif. Beberapa jenis sensor mengandalkan Elektron
kecenderungan atom dan molekul tertentu untuk
menangkap elektron, sehingga membentuk ion negatif. dan
Beberapa jenis "detektor asap" bekerja dengan cara
ini, "detektor penangkap elektron" yang digunakan
Energi
dalam kromatografi gas, ionizer dalam spektrometer Ionisasi
mobilitas ion (detektor eksplosif di stasiun keamanan
bandara), dan sumber ion dalam tekanan atmosfer.
dalam
spektrometer massa juga menggunakannya. Kehidupan
CONTOHNYA
1. Detektor Penangkap Elektron
Ditemukan oleh Lovelock pada 1950-an, detektor penangkap elektron
adalah tingg sensitivitas detektor awal kromatografi gas. Dasar dari
ECD ialah terjadinya absorbsi elektron oleh senyawa yang
mempunyai afinitas terhadap elektron bebas (senyawa-senyawa
elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang
dihasilkan dari 3 H atau 63 Ni. Detektor ini mengukur kehilangan
sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini
peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro,
dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone,
dan alkohol.
Salah satu cara untuk mendeteksi dengan kepekaan yang
lebih tinggi adalah memodifikasi tabung ionisasi pada
detektor ionisasi nyala yang digunakan untuk
pendeteksian radiasi sinar beta. Gas yang keluar dari
ujung kolom dibiarkan masuk kedalam bilik yang
memancarkan radiasi sinar beta (elektron) yang berasal
dari radioisotop 63 Ni yang dipasangka secara pemanen.
dalam bilik radioaktif mengalir arus listrik rendah
(nanometer) karena sebagian dari gas pebawa
terionisasi.
2. Detektor Asap
Detektor asap merupakan salah satu perangkat yang digunakan
sebagai proteksi kebakaran aktif pada sebuah bangunan. Detektor asap
sering kita jumpai di gedung perkantoran, pabrik, sekolah, dan
bangunan lainnya. Onization smoke detector adalah pendeteksi asap
yang menangkap reaksi ionisasi yang terjadi di sekitar detektor. Dalam
ionization smoke detector terdapat ruang ionisasi yang nantinya akan
bereaksi terhadap ion yang terbentuk dari radiasi. Ruang ionisasi
terdiri dari dua buah plat yang teraliri arus listrik dan sumber
radioaktif.
Tahapan proses pendeteksian asap oleh ionization smoke detector
yaitu diawali dengan masuknya asap ke dalam ruang ionisasi pada
detektor. Dalam ruang ionisasi, terdapat kondisi yang stabil
antara dua buah pelat positif dan negatif yang saling berhubungan
satu sama lain. Ruang ionisasi dapat bereaksi terhadap tekanan
udara, temperatur, serta usia material yang terdapat di
dalamnya. Kemudian, asap yang ditangkap oleh detektor
menetralkan ion pada ruang ionisasi. Reaksi tersebut ditangkap
oleh dua buah pelat yang beraliran listrik negatif dan positif, dan
memicu detektor untuk mengirimkan sinyal ke alarm. Jadi, inti
dari cara kerja ionization smoke detector adalah detektor
menangkap asap yang menghambat sistem elektrik dalam detektor.
3. Explosive
Detection System
Deteksi jejak melibatkan deteksi kimia bahan peledak
dengan mengumpulkan dan menganalisis sejumlah kecil
uap atau partikel bahan peledak (jumlah bahan peledak
mikroskopis) dan mencari residu atau kontaminasi dari
Digunakan untuk mendeteksi bahan penanganan atau berada di dekat bahan peledak. Partikel
peledak atau barang berbahaya lain mikroskopis dari bahan peledak padat dapat menempel
yang mudah meledak dan dapat pada berbagai permukaan dan dapat dideteksi dengan
membahayakan keselamatan menyeka permukaan. Detektor uap memeriksa uap yang
penerbangan, seperti bom dan bahan keluar dari bahan peledak cair atau padat, dan karena
lain yang sejenis. beberapa bahan peledak memiliki tekanan uap yang
rendah, teknik pendeteksian ini akan sangat sensitif.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai