KIMIA Takrimatul Maulidiyah A24160010 BAHAN KIMIA Bahan kimia adalah bagian utama dari kehidupan kita sehari-hari di rumah dan di tempat kerja. Contohnya seperti racun, zat korosif, pelarut dan banyak zat lainnya. Selama kita mengambil tindakan pencegahan yang tepat, bahan kimia ini dapat ditangani dengan aman. Bahan kimia di tempat kerja seperti bahan kimia laboratorium, bahan bakar, cat, bahan kimia kantor mesin fotokopi, cairan koreksi, pelumas dan korosif. Kita terkena bahan kimia dengan melalui beberapa cara diantaranya. 1. Inhalasi (Pernafasan) Bernafasas dalam debu, kabut dan uap - Contoh: Bekerja dengan beton di rumah tanpa respirator 2. Tertelan Makan makanan yang terkontaminasi - Contoh: Makan siang di area kerja di mana ada kontaminan udara 3. Penyerapan Kontak kulit dengan bahan kimia - Contoh: dermatitis kontak atau iritasi mata 4. Injeksi (Suntikan) Memasukkan zat ke dalam tubuh melalui jarum atau perangkat tekanan tinggi - Contoh: jam suntik ADANYA K3 KIMIA DIMAKSUDKAN UNTUK MEMELIHARA KESEHATAN DAN KESELAMATAN LINGKUNGAN KERJA DARI BAHAYA KIMIA MISALNYA BAHAN KIMIA YANG DAPAT MENIMBULKAN LEDAKAN, KERACUNAN, KEBAKARAN, PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN LAIN SEBAGAINYA .
PENERAPAN K3 KIMIA DI DALAM PROSES
PRODUKSI DINILAI SANGAT PENTING KARENA MERUPAKAN SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PERUSAHAAN DALAM MEMBERIKAN PRODUK YANG BERKUALITAS KEPADA KONSUMEN SELAIN SEBAGAI UPAYA PROAKTIF UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN Anda dapat melindungi diri terhadap bahaya kimia melalui: • Membaca label kontainer, lembar data keamanan bahan (MSDS) dan instruksi kerja sebelum Anda menangani bahan kimia; • Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang seperti kacamata kimia, respirator, sarung tangan keselamatan, apron, sepatu baja berkuku, kacamata keselamatan dengan perisai sisi, dll. Pastikan APD dalam kondisi baik dan Anda sudah dilatih dalam penggunaannya ; • Memeriksa semua APD sebelum Anda menggunakannya. Mencari cacat dalam peralatan seperti retak, bagian yang hilang, robekan, dll Pastikan respirator Anda memiliki cartridge kimia yang tepat untuk bahaya bahan kimia tertentu. Mengubah cartridge bila diperlukan; • Mengetahui lokasi pancuran keselamatan dan stasiun obat cuci mata dan bagaimana menggunakannya; • Cuci tangan sebelum makan, terutama setelah menangani bahan kimia; • Meninggalkan pakaian Anda yang terkontaminasi di tempat kerja. Jika Anda mengenakan pakaian kerja yang terkontaminasi ke dalam rumah, Anda dapat menimbulkan potensi bahaya k3 kimia bagi keluarga Anda. KEP.187/MEN/1999 Dalam peraturan ini disebutkan bahwa perusahaan yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (pasal 2). Pengendalian bahan kimia dilakukan dengan 2 cara menurut peraturan ini, yaitu dengan menyediakan LDKB (lembar data keselamatan bahan) atau yang lebih dikenal dengan MSDS (material safety data sheet), dan penunjukkan petugas K3 kimia atau ahli K3 kimia. Yang kita bahas kali ini adalah terkait personil yang akan ditunjuk menjadi PIC penanggung jawab pengendalian bahan kimia. Keputusan menteri ini, mempersyaratkan perusahaan sebagai yang disebutkan sebelumnya, harus memiliki petugas K3 kimia dan atau ahli K3 kimia. Untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menanggulangi akibat dari penggunaan bahan kimia yang tidak terkendali maka diterbitkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja. UNTUK MENGETAHUI PERUSAHAAN APAKAH CUKUP MEMILIKI PETUGAS K3 KIMIA ATAU AHLI K3 KIMIA?
keputusan menteri ini telah menjelaskan dengan membagi
perusahaan menjadi 2 kategori, yakni kategori perusahaan yang mempunyai potensi bahaya besar dan yang mempunyai potensi bahaya menengah. Pembagian ini berdasarkan nilai ambang kuantitas (NAK) yang dimiliki oleh perusahaan. UNTUK MENGETAHUI APAKAH PERUSAHAAN TELAH MELAMPAUI NAK ATAU BELUM? maka harus dilakukan pendataan bahan kimia apa saja yang digunakan / disimpan / diangkut / diproduksi , kemudian sifat bahan kimianya apakah beracun / mudah terbakar / oksidator / mudah meladak dan kuantitas bahan-bahan tersebut. Keputusan menteri ini membagi NAK menjadi 2 jenis, yang spesifik yaitu untuk bahan beracun dan sangat beracun. LAMPIRAN III SK INI DAN YANG SECARA UMUM TERTERA DALAM PASAL 14 • bahan kimia kriteria beracun : 10 ton. • bahan kimia kriteria sangat beracun : 5 ton. • bahan kimia kriteria reaktif : 50 ton. • bahan kimia kriteria mudah meledak : 10 ton. • bahan kimia kriteria oksidator : 10 ton. • bahan kimia kriteria cairan mudah terbakar : 200 ton. • bahan kimia kriteria cairan sangat mudah terbakar : 100 ton. • bahan kimia kriteria gas mudah terbakar : 50 ton. Setelah memiliki data nama-nama bahan kimia, jenisnya dan kuantitasnya, maka dapat diketahui apakan bahan kimia yang akan dikendalikan telah melampau NAK atau belum?, jika melampaui NAK, maka perusahaan digolongkan menjadi perusahaan yang berpotensi bahaya besar, dan jika sama atau dibawah NAK, maka berarti potensi bahayanya sedang.
Untuk potensi bahaya besar perusahaan wajib menunjuk sekurang-kurang 1
ahli K3 kimia dan 5 orang petugas K3 kimia, jika system kerjanya shift atau 2 orang petugas K3 kimia jika system kerjanya non shift. Sedangkan yang berpotensi bahaya menengah, perusahaan wajib memiliki minimal 1 petugas K3 kimia, jika system kerjanya non shift dan minimal 3 petugas K3 kimia, jika system kerjanya shift. Untuk mendapatkan kompetensi sebagai petugas K3 kimia atau ahli K3 kimia, personil yang ditunjuk wajib mengikuti pelatihan yang biasanya diselenggarakan oleh perusahaan jasa K3 (PJK3) dengan kurikulum sebagaimana terlampir dalam lampiran IV keputusan menteri ini. Selanjutnya peserta yang dinyatakan lulus dan kompeten akan diajukan kepada kementerian tenaga kerja untuk mendapat surat keterangan penunjukkan (SKP) untuk bertugas di tempat kerja yang mengusulkannya. DASAR HUKUM • Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. • Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. • Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia. • Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).Setelah selesai mengikuti training ahli k3 umum dan lulus ujian, peserta akan mampu melaksanakan pembinaan operasional K3 di perusahaan dan mampu melaksanakan tugas serta tanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.