AKUAKULTUR
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan limnologi yang berjudul pengamatan danau dan
sungai dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada sistem pembimbing
yaitu kak putri masita, bang fandy yang telah banyak membantu saya memberikan arahan-
arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Saya telah memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk membuat
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang tak
sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, sangat mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam penulisan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................iii
1. DASAR TEORI..........................................................................1
1.1. Debit air..............................................................................1
1.2. Kedalaman .........................................................................1
1.3. Kualitas air..........................................................................1
1.1.1. Transparansi.............................................................1
1.1.2. Suhu..........................................................................2
1.1.3. Derajat Keasaman (PH)............................................2
1.1.4. Ogsigen terlarut........................................................2
1.1.5. Konsentrasi TDS dan penetrasi cahaya....................2
1.1.6. Warna Dan Bau........................................................2
2. ALAT DAN BAHAN .................................................................4
2.1. Waktu Dan Tempat..............................................................4
2.2 Alat Dan Bahan....................................................................4
3.PROSEDUR..................................................................................5
3.1. Prosedur Kerja Danau.....................................................5
3.2. perosedur Kerja Sungai.............................................5
4. Hasil Pengamata .........................................................................6
4.1. Hasil Pengamatan Danau..........................................6
4.2. Hasil Pengamatan Sungai..........................................7
5. PEMBAHASAN..........................................................................9
5.1. Pembahasan.......................................................................10
6. TUGAS.........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................16
LAMPIRAN...........................................................................................18
ii
DAFTRA TABEL
1. Alat praktikum
2. Bahan praktikum
3. Tranparansi air/Kedalaman Secchi Disk pada kedalaman danau 6 meter.
4. Pengukuran parameter kualitas air danau
5. Data Pengukuran Kedalaman Sungai
6. Data Pengukuran kecepatan aliran air Sungai
7. Data pengamatan parameter kualitas air sungai di awal dan di akhir.
iii
BAB I
DASAR TEORI
Debit air adalah laju aliran permukaan atau volume air yang mengalir melalui status
titik dengan satuan m³/detik. Muatan suspensi adalah bagian dari sedimen yang bergerak
melayang dalam air, yang terbawa oleh aliran air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya debit air dan muatan suspensi, hubungan antara debit air dengan tinggi muka air,
hubungan muatan suspensi dengan tinggi muka air, mengetahui hubungan muatan suspensi
dengan debit air Sub DAS Banyuirang DAS Maluka Kalimantan Selatan. Pengukuran debit
air dilakukan menggunakan metode alat Current Meter dan metode pelampung (manual).
Hasil yang didapatkan diketahui bahwa pada bagian hulu debit air rata-rata adalah 2,640
m³/detik dengan nilai kadar suspensi 0,004 gr/ltr dan muatan sedimen 0,00139 ton/tahun.
Pada bagian Tengah debit air rata-rata 5,630 m³/detik dengan nilai kadar suspensi 0,004 gr/ltr
dan muatan sedimen 0,00375 ton/tahun. Pada bagian hilir debit air rata-rata adalah 11,723
m³/detik dengan nilai kadar suspensi 0,002 dan muatan sedimen 0,004014 ton/tahun.
Kurniawi. Linda 20016
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Satuan debit yang digunakan adalah meter
kubik per detik (m3/s) (Asdak, 2007)
1.1 KEDALAMAN
Kedalaman perairan berperan penting terhadap kehidupan biota badan ekosistem
tersebut. Peningkatan kedalaman perairan menyebabkan terdapat zona-zona yang masing-
masing memiliki kedalman tertentu, seperti suhu, kelarutan gas-gas delamatis, kecepatan
arus, penetrasi cahaya matahari dan tekanan hidrostatik. Perubahan faktor-faktor fusik dan
kimiawi perairan tersebut akibat perubahan kedalaman sehingga menyebabkan respon yang
berbeda pada biota akuafik di dakkamnya ( Hnif dkk, 2011 )
1.1.1 trasfaransi
kecerahan adalah ukuran transpransi peraiaran yang diamati secara pisual dengan
dengan menggunakan keping secchi. Kecerahan perairan dipengarui oleh kandungan bahan-
bahan halus yang terdapat dalam air baik berupa bahan organik seperti plankton,jasad renik,
detrius maupun maupun bahan organik seperti partikel pasir dan lumpur. Perinsip penentuan
kecerahan air dengan keping secchi adalah berdasarkan batas pandangan kedalam air.
Semakin keruh suatu badan air akan semain dengan batas pandangan, sebaliknya apabila
semakin jauh suatu badan air maka batas pandangan akan semakin jauh ( Efendi, 2003
1
1.1.2 suhu
suhu perairan merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang yang dapat
mempengaruhi produksi dalam usaha budidaya perikanan. Air akan mengatur pengendalian
suhu tubuh organisme ( boyd 2015 ) dan pada umumnya ikan sensitip terhadap perubahan
suhu air ( chin 2006 ; paker 2012 ). Berbagai aktifitas penting biota air seperti perbafasan,
konsumsi pakan, pertumbuhan, dan produksi akan dipengaruhi suhu perairan (bolorunduro
dan abdullah 1996). Suhu perairan tidak bersipat konsta, akan tetapi krastristiknya
menunjukkan perubahan yang bersifat dinamis. Banyak fakktor yang akan mempengaruhi
suhu perairan sehingga nilainya akan berubah dari waktu kewaktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan suhu diperairan adalah keberadaan naungan (misa pohon dan
tumbuhan air), air buangan (limbah) yang masuk kedalam air (chin 2006), radiasi matahari,
suhu udara, dan iklim (boyd 2015).
2
tinggi, PH 14 menunjukkan derajat berubah menjadi merah jika keasaman tinggi dan biru
(dendang 2013)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
No Alat Fungsi
1 Jalon Untuk mengukur tinggi air
2 PH meter Untuk mengukur drajat kesaman (PH)
3 Do meter Untuk mengukur DO
4 Multitaster Untuk mengukur kualitas air
5 Secchi disk Untuk mengukur kecerahan
6 Thermometer Untuk mengukur suhu
7 Light meter Untuk mengukur intensitas cahaya
8 Stopwacth Untuk mengukur kecepatan arus
9 Tali dan botol akua Untuk pengukuran arus sungai
10 Alat tulis Untuk mencatat hasil
11 Handphone Untuk mencari titik koordinat dan dokumentasi
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut
no Bahan Fungsi
1 Air sampel Sebagai media percobaan
2 Akuades Untuk mengkalibrasi alat kualitas air
3 Tissue Untuk membersihkan alat
4
BAB III
PEROSEDUR KERJA
5
VI. HASIL PENGAMATAN
4.1 HasilPengamatanDanau
Adapun hasil dari pengamatan Danau adalah, sebagai berikut:
6
Suhu Air 23,2˚c 24,6˚c 24,6˚ c 24,1˚c
DO 21,5 ppm 20,5ppm 27,1 ppm 23,03 ppm
pH 8,00 7,90 7,58 7,82
TDS 25,8 ppm 25,2 ppm 0,82 ppm Ppm
Turbidity 0,098 NTU 14,5 NTU 27,0 NTU 13,86 NTU
7
H10 61cm 62cm 59cm 59cm
H11 67cm 68cm 65cm 65cm
H12 68cm 69cm 66cm 66cm
H13 67cm 68cm 65cm 65cm
H14 92cm 93cm 90cm 90cm
H15 114cm 115c 112c 112cm
m m
H16 112cm 113c 110c 110cm
m m
H17 111cm 112c 109c 109cm
m m
H18 111cm 112c 109c 109m
m m
H19 112cm 113c 110c 110cm
m m
H20 112cm 113c 110c 110cm
m m
H21 113cm 114c 111c 111cm
m m
H22 76cm 77cm 74cm 74cm
H23 55cm 56cm 53cm 53cm
H24 44cm 45cm 42cm 42cm
H25 12cm 13cm 10cm 10cm
6) Maka:
7) Diketahui : A = 1.671,26 m2
8) V = 0,064 m/s
9) Q = A . V
10) = 1.671,26 m2 . 0,064 m/s
11) = 106,96 m3/s.
8
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 DANAU
Hasil pengamatan data pengukuran parameter kualitas air pada daerah danau yaitu
didapatkan pengukuran PH di danau laut tawar pada jam 07:15 yaitu 7,62, pada jam 08 : 15
yaitu 7,80, dan pada jam 09 : 15 yaitu 7,67 hasil ini sesuai dari balai lingkungan keairan
(2013). Peningkatan nilai keasaman atau PH dipegarui oleh limbah organik maupun
anorganik yang dibuag kedanau. Kemampuan organisme air dalam mentolerir PH keasaman
air (PH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral bebas
dan asam karbona. Keasaman tinggi (PH rendah) juga dapat disebabkan adanya feS2 dalam
air akan membentuk H2SO4 dan ion Fe2 +(larut dalam air)
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai total dissolved solid (TDS) pada pagi
hari jam 7 : 15 yaitu o,79mg/L, pada jam 8:15 yaitu 0,80 mg/L dan pada jam 9:15 yaitu 0,79
mg/L, TDS pada siang hari jauh lebih besar dibandingkan TDS dipagi hari. Hal ini
disebabkan karena pada pagi hari bahan organik tertimbun di dasar perairan, sedangkan pada
siang hari bahan anorgannik mulai timbu, karna faktor angin dan aktifitas organisme yang
ada dalam perairan tersebut membuat bahan anorganik berhamburantercampur kedalam air
kolam (miefthawati, 2014).
Berdasarkan hasil yang didapatkan, pengamatan DO didanau pada jam 07 : 15 elevasa
dan vegetasi sepanjang airan sungai. Pada suatu perairan suhu air tidak terlalu banyak
mengalami perubahan dibandingkan suhu udara. Hal itu disebabkan panas jenisnya lebih
tinggi dari udara ( Allan 2001 dalam herdina 2014). Suhu udara yang didapat pada jam 7: 15
lebih tinggi dari jam 9: 15, hal ini dikarenakan udara pagi hari belum disinari matahari serta
udara malam hari berenbun dan masih terasa
5.2 sungai
Dari hasil pengamatan disungai data yang diperoleh sungai memiliki lebar aliran
aliran 25 meter dengan panjang lintasan 2 meter, ketinggian jalon mencapai H24 dengan
pengukuran waktu selama setengah jam sekali, serta menghitung kecepatan aliran dengan
rata-rata 31 m/s detik dan jumlah debit air yang didapat yaitu 1.763,8614 m3/detik.
Data pengamatan kualitas air pada daerah sungai diukur suhu udara awal dengan
temperaturnya yaitu 23,20c dan suhu uadara akhirnya yaitu 25,850c. Sementara suhu air
bagian awal yaitu 23,20c dan suhu bagian akhir yaitu 25,50c. Sementara suhu bagian air awal
25,50c dan suhu bagian akhir yaitu 23,70c hal ini dikarenakan penelitian dilakukan pada siang
hari dan sore hari. Selain itu suhu dipengaruhi perubahan musim, iklim elevasi dan vegetasi
sepanjang aliran sungai, berdasarkan hasil yang didapat pengukuran TDS pada bagian awal
yaitu0,79,mg/L dan bagian akhir 0,75 mg/L. Nilai TDS yang amsih mendukung kehidupan
organisme akuati. Berdasarkan data yang didapat pada pengamatan DO disungai pada bagian
awal 0,79 ppm dan bagian akhir 0,75ppm, berdasarkan hasil yang didapat PH disungai.
9
BAB VI
TUGAS
10
Menurut Boyd and Lichtkoppler (1979) kekeruhan kurang dari 30 cm yang
disebabkan oleh tanah liat dapat mencegah terjadinya blooming plankton. Kekeruhan antara
30-60 cm baik untuk pertumbuhan ikan. Kekeruhan diatas 60 cm mengakibatkan menurunnya
oksigen terlarut dan sinar matahari dapat mencapai dasar kolam sehingga mendorong
tumbuhnya tumbuhan air (macrophyte). Menurut Santhosh dan Singh (2007) kekeruhan
antara 30 sampai 40 cm mengindikasikan produktivitas kolam yang optimum untuk budidaya
ikan.
- Muatan padatan tersuspensi
Muatan padatan tersuspensi (MPT) berasal dari zat organik dan anorganik. Komponen
organik terdiri dari fitoplankton, zooplankton, bakteri dan organisme renik lainnya.
Sedangkan komponen anorganik terdiri dari detritus partikel-partikel anorganik (Hargreaves,
1999). Muatan padatan tersuspensi berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari ke dalam
badan air. Hal ini berpengaruh pada tingkat fotosintesis tumbuhan hijau sebagai produsen
primer yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi utama. Kekeruhan karena plankton
jika tidak berlebihan bermanfaat bagi ekosistem kolam. Jika densitas plankton terlalu tinggi
akan menyebabkan fluktuasi beberapa kualitas air seperti pH dan oksigen terlarut
2. Jelaskan factor yang mempengaruhi suhu udara dan air !
• Faktor yang mempengaruhi Suhu Udara :
- Durasi Penyinaran Matahari
Matahari adalah aspek paling penting yang mempengaruhi suhu udara. Semakin lama
waktu penyinaran matahari di suatu wilayah, maka semakin tinggi pula suhu udaranya.
Seperti yang terjadi di kawasan tropis misalnya.
Setidaknya, di kawasan tropis durasi penyinaran matahari bisa sampai 12 jam. Hal yang
berbeda terjadi pada daerah di sebelah selatan yang menerima penyinaran matahari dengan
durasi yang tidak terlalu lama, maka suhunya juga lebih rendah dan lebih dingin.
- Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari adalah sudut yang terbentuk oleh datangnya cahaya
matahari dengan bumi. Apabila sudut datangnya sinar matahari semakin tegak, maka
intensitas penyinaran matahari pun akan semakin kuat. Dengan begitu suhu udara juga akan
semakin tinggi. Hal diatas berlaku pula sebaliknya. Ketika sudut datang sinar matahari
semakin miring, maka intensitas penyinaran jadi lebih lemah dan suhu udara jadi lebih rendah
atau lebih dingin.
- Ketinggian Tempat
Faktor berikutnya yang mempengaruhi suhu udara adalah ketinggian tempat. Apabila
suatu tempat (wilayah) berada pada ketinggian yang lebih tinggi maka suhu udaranya akan
menjadi lebih rendah, begitu pun sebaliknya. Semakin rendah ketinggian sebuah tempat dari
permukaan air laut, maka semakin tinggi suhunya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala
gradien thermometrik yang mana menyebutkan bahwa suhu udara rata-rata akan mengalami
penurunan kurang lebih 0,5°-0,6°C setiap terjadi kenaikan ketinggian 100 meter.
- Kondisi Geografis Suatu Wilayah
Hal selanjutnya yang menjadi faktor yang mempengaruhi suhu udara adalah kondisi
geografis dari suatu wilayah. Kondisi geografis sangat mempengaruhi suhu udara karena
daerah yang wilayahnya dikelilingi laut dan wilayah yang jauh dari laut suhu udaranya sudah
pasti berbeda.
- Ada Tidaknya Awan
Kondisi selanjutnya yang juga bisa mempengaruhi suhu udara adalah ada atau
tidaknya awan. Secara sederhana, ketika ada awan yang melintas, maka sinar matahari juga
akan terhalang oleh adanya awan tersebut. Dengan begitu suhu juga akan turun secara
perlahan.
- Perbedaan Garis Lintang dari Suatu Wilayah
11
Garis lintang adalah garis yang membagi wilayah di bumi menjadi empat wilayah
musim, yaitu sub tropis, tropis, sedang dan dingin. Wilayah yang berada di kawasan garis
khatulistiwa atau berada pada wilayah tropis pasti memiliki suhu udara yang lebih tinggi dan
lebih panas.
• Faktor yang mempengaruhi Air :
- Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkanoleh buangan industri.
- Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
- Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
- Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
- Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
- Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar
oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
- Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh
adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi norganik.dan oleh adanya senyawa-
senyawa
3.PH danau
Peningkatan nilai keasaman atau PH dipegarui oleh limbah organik maupun anorganik yang
dibuag kedanau. Kemampuan organisme air dalam mentolerir PH keasaman air (PH rendah)
umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral bebas dan asam
karbona. Keasaman tinggi (PH rendah) juga dapat disebabkan adanya feS2 dalam air akan
membentuk H2SO4 dan ion Fe2 +(larut dalam air) yaitu PH yang terdapat pada air danau
tersebut sangatlah setabil karna mencapai angka yang cocok untuk ditingali oleh
mikroorganisme
-PH air sungai
Peningkatan nilai keasaman atau PH dipegarui oleh limbah organik maupun anorganik yang
dibuag kedanau. Kemampuan organisme air dalam mentolerir PH keasaman air (PH rendah)
umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral bebas dan asam
karbona. Keasaman tinggi (PH rendah) juga dapat disebabkan adanya feS2 dalam air akan
membentuk H2SO4 dan ion Fe2 +(larut dalam air) yaitu PH yang terdapat pada air danau
tersebut sangatlah setabil karna mencapai angka yang cocok untuk ditingali oleh
mikroorganisme
4.buatlah gerapik antara suhu air dan DO yang anda proleh pada beberapa pengukuran
12
35
30
25
20
PH
15 Column1
10
0
07:15 08:15 09:15 10:15
35
30
25
20
DO
15 Column1
10
0
07:15 08:15 09:15 10:15
7. buatlah grafik antara suhu air dan DO yang anda proleh pada beberapa pengukuran
13
35
30
25
20
suhu air
15 Column1
10
0
07:15 08:15 09:15 10:15
8. Berdasarkan nilali DO yang anda ukur dan rferensi yang ada, apakah badan air yang anda
ukur tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sebahagai lahan budidaya ikan? Jelaskan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam pengukuran air tersebut, kandungan DO sangat
berpengaruh terhadap kehidupan kehidupan ikan, terutama untuk pertumbuhan, memperbaiki
jaringan dan produks. Sumber DO dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer
(sekitar 35%) dan aktifitas fhotosintesis oleh tumbuhan air dan fhitoplankton. Jadi
berdasarkan penelitian yang dilakukan pada danu laut tawar yg dilakukan pada 4 tahap yaitu
pada jam 7:15 yaitu yang memiliki DO 21,1 ppm dan pada jam 8 : 15 21,7 ppm jam 9:15-
10:15 yaitu menunjukkan DO 24,4 ppm dan 28,6 ppm. Jadi hasil dari peraktikum yang
dilakukan untuk mengukur DO perairan tersebut menyatakan air tersebut dinyatakan layak
dijadikan tempat budidaya ikan.
9.buat grafik yang menghubungkan konsentrai TDS (variabel terikat ) dengan penertasi
(variabel bebas )
4
TDS
3
penetrasi
Column1
2
0
07:15 08:15 09:15 10:15
.
10. jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi warna, rasa dan bau pada suatu badan air
Banyaknya limbah organik anorganik. yang memasuki perairan terkait dengan
banyaknya banyaknya pencemaran yang dihasilkan oleh aktivitas industri, pertanian
secara umum maupun aktivitas rumah tangga dan sosial ekonomi lainnya, maka semakin
banyak limbah yang masuk ke perairan maka semakin tinggi beban pencemarannya.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang
14
Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air, beban
pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air
limbah. Beban pencemaran yang melebihi daya tampung dan kemampuan pulih diri
perairasungai akan mengakibatkan pencemaran.
Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk meduga tingkat kesuburan atau
pencemaran air, khususnya untuk dimanfaatkan dalam aktivitas budidaya perikanan
adalah melalui Analisis Trophik Saprobik (TROSAP). Trophik mencerminkan derajat
produktivitas primer sebagai hasil dari bioaktivitas organisme perairan,. Tingkat saprobik
mencerminkan intensitas dekomposisi dari dead organic matter bersama bioakumulasi/
biomagnifikasi jazad renik terhadap bahan pencemar dam mencerminkan derajat
pencemaran yang terjadi di dalam perairan yang dimanifestasikan oleh jumlah jazad renik
3 kekeruhan
Column1
0
07:15 08:15 09:15 10:15
i
15
DAFRAT PUSTAKA
Idris, M. 2013. Diktat Kuliah Manajemen Kualitas Air. Jurusan Perikana, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.
Barid. B dan Yakob. M. (2007). Perubahan Kecepatan Aliran Sungai Akibat Perubahan
Pelurusan Sungai (Jurnal) Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 10, N. 1, 2007 : 14-20
Putri. A.F.B dan Saptomo. S.K. (2013). Analisis Debit Air Das Cipasauran Water
Salmin., 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume XXX, Nomor
3,2005:21-26. ISSN 0216 1877
Handayani. W dan Indrajaya. Y. (2011). Analisis Hubungan Curah Hujan
Dan Debit Sub Sub Das Ngatabaru, Sulawesi Tengah. (Jurnal) Penelitian Hutan
Dan Konservasi Alam Vol. 8 No 2 : 143-153, 2011.
Abd. Kamal Neno. Dkk (2016. Hubungan Debit Air Dan Muka Air Di Sungai
Lambagu, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Vol. 4, No 2 : 1-8, 2016.
16
LAMPIRAN
17
18
19
20