Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PERHITUNGAN JUMLAH SEL

4.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menghitung jumlah sel ragi
atau sel bakteri dengan menggunakan metode Counting Chamber.

4.2 Tinjauan Pustaka

Haemocytometer adalah alat ukur presisi yang terbuat dari kaca optik khusus.
Digunakan untuk menghitung sel atau partikel lain dalam suspensi di bawah mikroskop
terutama digunakan untuk menghitung sel darah (misalnya leukosit, eritrosit, trombosit)
dan sel di cairan otak dan sumsum tulang belakang. Selain itu, alat ini juga digunakan
untuk menghitung bakteri, sperma dan spora jamur.. Haemocytometer digunakan biasa
digunakan untuk menghitung banyak jenis sel, seperti perhitungan sel sperma. Awalnya
dirancang untuk menghitung sel darah, namun sekarang banyak digunakan untuk
kepentingan mikrobiologi, digunakan untuk menentukan sel per satuan volume. Dengan
menggunakan haemocytometer bisa membedakan setiap jenis sel, dan menentukan sel
hidup maupun sel mati (DIAN KARTIKA SARI, 2002).

Metode Counting Chamber merupakan suatu metode penghitungan jumlah mikroba


secara langsung dengan cara menghitung jumlah mikroba dalam satuan isi yang sangat
kecil. Alat yang digunakan berupa Haemocytometer yang mempunyai volume tertentu
sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. Ruang
hitungnya terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm2. Satu kotak besar ditengah, dibagi
menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi
16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal
dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel mikroba yang tersuspensi akan memenuhi
volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui.
Pertumbuhan mikroba biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mengandakan massa sel atau jumlah sel. Waktu ganda massa dapat berbeda dengan
waktu ganda sel, karena massa sel dapat meningkat tanpa peningkatan jumlah
sel.Penambahan dan pertumbuhan sel mikroorganisme pada umumnya digambarkan
dalam bentuk kurva pertumbuhan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan ruang hitung (counting chamber) (Nugraha, 2018).
Pengolahan bahan dasar agar memperoleh produk olahan/awetan tertentu, dapat
dilakukan melalui empat cara. Cara tersebut antara lain : cara fisika, kimia, Pengaruh
Kombinasi Isolat,peragian/fermentasi, dan penggabungan dari cara-cara tersebut. Khusus
pada cara peragian/fermentasi, misalnya dalam pembuatan tempe Proses pembuatan
tempe selalu menggunakan bahan untuk memfermentasi yang disebut dengan ragi . Ragi
merupakan kumpulan dari mikroba atau mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil.
Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tempe biasanya jamur dari genus Rhizopus.
Jamur Rhizopus tumbuh menyerupai benang benang halus yang disebut dengan miselium
(Rauf, 2014).

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua lensa cembung yang digunakan
untuk memperbesar objek yang sangat kecil  Beberapa mikroskop bahkan dapat
digunakan untuk mengamati objek pada tingkat sel, memungkinkan para ilmuwan untuk
melihat bentuk sel, nukleusnya, mitokondria, dan organel lainnya. Mikroskop
memungkinkan pengamat melihat dari dekat struktur menit pada skala yang nyaman
untuk diperiksa dan dianalisis. Mikroskop dapat memberikan gambar dinamis (seperti
dengan instrumen optik konvensional) atau yang statis (Lavanya et al., 2017)

4.3 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat
1. Mikroskop
2. Hemositometer
3. Gelas Ukur
4. Cawan Porselen
5. Spatula
6. Pipet Tetes
7. Pipet Ukur
8. Neraca Analitik
9. Gelas Beaker
10. Deck Glass
11. Gelas Arloji
4.1.2 Bahan
1. Ragi Tempe
2. Aquades
3. Immersion Oil
4. Tisu

4.4 Prosedur Kerja


Tabel 4.1 Prosedur Kerja dan Hasil Praktikum perhitungan jumlah sel
No. Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan

Menyiapkan alat dan bahan yang akan Semua alat dan


1
digunakan. bahan dipersiapkan.

Ragi ditimbang
Menimbang ragi sebanyak 2,4 gram sebanyak 2,4 gram
2
menggunakan neraca analitik menggunakan neraca
analitik

Aquades dituangkan
Menuangkan aquades ke dalam gelas
3 kedalam gelas ukur
ukur sebanyak 10 ml
sebanyak 10 ml

Ragi dipindahkan
Memindahkan ragi dari kaca arloji ke
4 dari kaca arloji ke
cawan porselen
cawan porselen
No. Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan

Aquades sebanyak
Menuangkan aquades 10 ml ke dalam 10 ml dituangkan ke
5
cawan porselen yang berisi ragi dalam cawan
porselen berisi ragi

Ragi tempe dan


Mencampurkan ragi tempe dengan
auqades di campur
6 aquades dan mengaduk dengan
hingga merata
spatula hingga merata
dengan spatula

Aquades sebanyak 9
ml di ukur
Mengukur aquades sebanyak 9 ml menggunakan gelas
menggunakan gelas ukur, lalu ukur, lalu
7 memindahkan ke gelas beaker dengan dipindahkan ke gelas
pengenceran 10x,100x,1000x dan beaker dengan
10000x pengenceran
10x,100x,1000x dan
10000x
Ragi tempe yang
Mengambil ragi tempe yang sudah di sudah di encerkan
encerkan sebanyak 1ml dan diambil dan
8
memasukkan pada gelas beaker dimasukkan ke
pengenceran 10x dalam gelas beaker
pengenceran 10x

1 ml dari
pengenceran 10x
Mengambil 1 ml dari pengenceran 10x
diambil dan
9 dan memasukkan ke dalam gelas
dimasukkan ke
beaker pengenceran 100x
dalam gelas beaker
pengenceran 100x
No. Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan

1 ml dari
pengenceran 100x
Mengambil 1 ml dari pengenceran
diambil dan
10 100x dan memasukkan ke dalam gelas
dimasukkan ke
beaker pengenceran 1000x
dalam gelas beaker
pengenceran 1000x

1 ml dari
pengenceran 1000x
Mengambil 1 ml dari pengenceran diambil dan
11 1000x dan memasukkan ke dalam dimasukkan ke
gelas beaker pengenceran 10.000x dalam gelas beaker
pengenceran
10.000x
Pengenceran
10.000x dipindahkan
ke hemositometer
Memindahkan pengenceran 10.000x
menggunakan pipet
ke hemositometer menggunakan pipet
12 tetes sebanyak 2
tetes sebanyak 2 tetes setelah itu
tetes setelah itu
menutup menggunakan deck glass
ditutup
menggunakan deck
glass
Hesitometer
dipindahkan ke meja
Memindahkan hesitometer ke meja mikroskop inokular
mikroskop inokular lalu diamati pada lalu diamati pada
13 perbesaran 100x,400x dan 1000x pada perbesarn 100x,400x
perbesaran 1000x menambahkan dan 1000x pada
minyak imersi perbesaran 1000x
ditambahkan minyak
imersi
14 Mengamati ragi tempe pada Ragi tempe di amati
perbesaran 100x menggunakan pada perbesaran
No. Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
100x menggunakan
mikroskop inokurar
mikroskop inokular

Ragi tempe diamati


Mengamati ragi tempe pada
pada perbesaran
15 perbesaran 400x menggunakan
400x menggunakan
mikroskop inokular
inokular

Ragi tempe diamati


pada perbesaran
Mengamati ragi tempe pada
1000x menggunakan
perbesaran 1000x menggunakan
mikroskop inokular
mikroskop inokular sebelum
16 sebelum diamati
mengamati menambahkan minyak
tambahkan minyak
imersi sebanyak 1 tetes pada
imersi sebanyak 1
hemositomreter
tetes pada
hemositomreter

Dibuat garis kotak-


Membuat garis kotak-kotak pada kotak pada kertas
17 kertas untuk menentukan jumlah sel untuk menentukan
yang ada pada ragi tempe jumlah yang ada
pada ragi tempe

Melakukan pencatatan hasil Hasil dari


18
pengamatan pengamatan di catat

Sumber: Dokumentasi kelompok


4.5 Hasil dan Pembahasan
Haemocytometer adalah alat ukur presisi yang terbuat dari kaca optik khusus.
Digunakan untuk menghitung sel atau partikel lain dalam suspensi di bawah mikroskop
terutama digunakan untuk menghitung sel darah (misalnya leukosit, eritrosit, trombosit) dan
sel di cairan otak dan sumsum tulang belakang. Selain itu, alat ini juga digunakan untuk
menghitung bakteri, sperma dan spora jamur.. Haemocytometer digunakan biasa digunakan
untuk menghitung banyak jenis sel, seperti perhitungan sel sperma. Awalnya dirancang untuk
menghitung sel darah, namun sekarang banyak digunakan untuk kepentingan mikrobiologi,
digunakan untuk menentukan sel per satuan volume. Dengan menggunakan haemocytometer
bisa membedakan setiap jenis sel, dan menentukan sel hidup maupun sel mati.
Menghitung jumlah bakteri adalah cara atau metode untuk mengetahui jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada suatu media kultur. Jumlah bakteri penting untuk diketahui karena
dapat menentukan aktivitas bakteri tersebut. Pada dasarnya ada dua cara untuk melakukan
penghitungan bakteri, yaitu langsung dan tidak langsung. Penghitungan langsung dengan
ruang hitung. Metode kamar hitung adalah metode yang digunakan dalam metode praktikum
dimana mikroba dihitung secara langsung dengan cara menghitung jumlah mikroba dalam
satu satuan isi yang sangat kecil. Alat tersebut berupa hemocytometer dengan volume
tertentu. Ruang perhitungan terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm2. Kotak besar di
tengah dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Sebuah persegi dibagi
menjadi 16 persegi yang lebih kecil. Jadi satu kotak besar berisi 400 kotak kecil. Ketebalan
ruang penghitungan ini adalah 0,1 mm. Prinsip penghitungan koloni mikroba adalah semakin
tinggi derajat pengenceran maka semakin sedikit jumlah koloni mikroba. Dengan kata lain,
derajat pengenceran berbanding terbalik dengan jumlah koloni mikroba. Sel mikroba yang
tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan
volume dapat diketahui. Pertumbuhan mikroba biasanya dicirikan dengan waktu yang
dibutuhkan untuk mengandakan massa sel atau jumlah sel.

Ragi merupakan kumpulan dari mikroba atau mikroorganisme yang ukurannya sangat
kecil. Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tempe biasanya jamur dari genus
Rhizopus.
Pada tahap pertama praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui cara menghitung
jumlah sel ragi dengan menggunakan metode counting chamber. Praktikum ini diawali
dengan menyiapkan alat dan bahan. Lalu menimbang ragi tempe sebanyak 2,4gram
menggunakan neraca analitik. Setelah itu Mengukur aquades sebanyak 10ml menggunakan
gelas ukur. Kemudian campurkan ragi tempe dengan aquades tersebut menggunakan cawan
porselen dan diaduk menggunakan spatula hingga merata. Setelah merata, siapkan 4 gelas
beaker dan ukur 9ml aquades sebanyak 4x kemudian memasukkanya pada masing-masing
gelas beaker. Mengambil ragi yang sudah diencerkan sebanyak 1ml, dan memasukkan pada
gelas beaker pengenceran 10x. Gelas beaker pertama pengenceran 10x diambil 1ml diletakkan
pada gelas beaker pengenceran 100x. Mengambil 1ml dari pengenceran 100x dan
memasukkan ke dalam gelas beaker pengenceran 1.000x. Pada gelas beaker pengenceran
1.000x diambil 1ml diletakkan pada gelas beaker pengenceran 10.000x. Tujuan dari
pengenceran 10-10.000x adalah untuk mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sample
sehingga nantinya dapat diamati dan dihitung jumlah mikroorganisme secara spesifik dan
didapatkan perhitungan yang tepat. Mengambil sel ragi pada pengenceran 10.000x sebanyak 2
tetes menggunakan pipet tetes ke hemasitometer dan menutup dengan deck glass. Penetesan
ragi pada kamar hemasitometer bertujuan untuk mempermudah menghitung sel. Sel ragi
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x, 400x, dan 1.000x. Sebelum
melakukan pengamatan dengan perbesaran 1.000x, pada atas deck glass diberi immersion oil
sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes. Tujuan pembirian immersion oil adalah untuk
memperjelas objek yang diamati. Langkah terakhir yaitu melukan pencatatan dan perhitungan
jumlah sel.

Gambar 4.1 gambar letak koloni jamur ragi tempe pada tiap tiap kamar hitung

Perhitungan jumlah sel dapat dihitung dengan :


Dik : Berat ragi = 2,4 gram
Aquades = 10 ml
Jumlah sel dalam kotak :
Kotak 1 = 3
Kotak 3 = 2
Kotak 4 = 1
Kotas 5 = 2
Kotak 9 = 2s
3+2+1+2+2
Rata-rata =
5
10
=
5

=2
Ditanya : Berapa banyak sel?
1 10
Penyelesaian : Banyak sel = =
Q 3 x 10−4
= 10Q = 3 x 10-4
=Q = 3 x 10-5
q Rata−rata
=
Berat Ragi Banyak sel
3 x 10−5 2
= Banyak sel
2,4 gr
2,4 gr x 2
Banyak Sel =
3 x 10−5
4,8 gr
Banyak Sel =
3 x 10−5
= 160.000 Sel
Berdarkan metode perhitungan diatas, hasil yang didapatkan pada jumlah sel ragi
yang diamati melalui bantuan mikroskop binokuler berujumlah 160.000 sel

4.6 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
 Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah sel ragi atau sel bakteri
menggunakan metode counting chamber.
 Hemositometer adalah suatu alat yang digunkan untuk melakukan perhitungan jumlah
sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.
 Pada pengamatan dengan mikroskop ditemukan 10 titik pada 5 kamar hitung.
 Pengenceran dilakukan dengan perhitungan 4 kali yaitu (10x,100x,1000x,10000x)
 Berdasarkan perhitungan jumlah sel ditemukan sebanyak 160.000 sel

4.7 Daftar Pustaka


DIAN KARTIKA SARI. (2002). PERHITUNGAN SEL Tumbuhan Acanthus ilicifolius. 2013,
1–64.
Lavanya, A., Sowmya, S. V., Rao, R. S., Augustine, D., Haragannavar, V. C., & Nambiar, S.
(2017). Troubleshooters in light microscopy. World Journal of Dentistry, 8(6), 511–
518.
Nugraha, T. A. (2018). Laporan praktikum bioproses.
Rauf, A. (2014). Pengaruh Kombinasi Isolat Jamur Rhizopus Dan Aspergillus Dari Tempe
Kedelai (Glysine Max (L.) Merrill) Terhadap Kualitas Tempe Kedelai. Skripsi,
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai