Anda di halaman 1dari 3

ALAT DAN METODE SAMPLING EKOSISTEM PERAIRAN

Dalam melakukan sampling air pada ekosistem perairan, terdapat beberapa alat yang
digunakan. Alat pertama adalah LaMotte Water Sampler, yaitu alat yang berfungsi untuk
mengambil sampel air dari tempat yang dalam dan sulit dijangkau. Cara penggunaan alat
LaMotte Water Sampler yaitu dengan memasangkan pengait pada trigger sehingga penutup
chamber terbuka. Setelah itu, alat diturunkan ke titik sampling sesuai kedalaman yang
diinginkan. Sebagai langkah awal, alat digoyangkan di titik sampling agar chamber
tercampur dengan air di lokasi sampling untuk meminimalisir kontaminasi dari alat sampling.
Setelah siap, messenger dilepaskan secara tegak lurus sehingga mengenai trigger dan
chamber tertutup. Setelah itu, alat diangkat ke permukaan untuk memindahkan sampel air.
Alat kedua adalah botol yang berfungsi untuk mengambil sampel air dari tempat yang
dangkal. Botol yang digunakan harus bersifat tidak mudah rusak maupun menyesuaikan hal
yang ingin kita sampling di perairan tersebut. Cara penggunaan botol adalah mengambil air
dengan posisi mulut botol searah arus air atau arah angin. Setelah itu botol dibilas dengan air
di tempat sampling sebanyak tiga kali untuk mencegah adanya kontaminasi. Kemudian botol
diisi penuh dengan sampel air tanpa menyisakan ruangan untuk mencegah perubahan OD saat
air dipindahkan ke laboratorium. Selain melakukan sampling air, dapat juga dilakukan
sampling sedimen di dasar ekosistem perairan. Alat yang digunakan yaitu ekman grab, alat
untuk mengambil sedimen pada tempat dengan substrat di dasar perairan yang lembut seperti
pasir atau lumpur. Penggunaan ekman grab dilakukan dengan mengaitkan kawat pengait
rahang ke trigger. Kemudian, rahang akan terbuka dan alat dapat diturunkan hingga ke dasar
perairan yang menjadi lokasi sampling. Setelah itu messenger dilepaskan secara tegak lurus
hingga mengenai trigger, hal tersebut menyebabkan rahang menutup dan mengambil
sedimen. Setelah itu alat diangkat dan sedimen dipindahkan ke wadah. Sampling pada
ekosistem perairan juga dapat dilakukan untuk mencari sampel plankton. Sampel plankton
dapat dicuplik dari perairan dengan menggunakan menggunakan alat berupa jala plankton.
Terdapat dua cara melakukan sampling plankton yaitu secara langsung maupun tidak
langsung. Sampling plankton secara langsung dilakukan pada tempat yang sulit dijangkau.
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan metode vertikal dan horizontal. Metode
vertikal dilakukan dengan mencelupkan jala plankton dari ketinggian tertentu, kemudian
menyaring air disekitar. Metode horizontal dilakukan dengan tempat yang datar atau dari
perahu, kemudian jala plankton dilempar dan ditarik secara tegak lurus. Kemudian metode
sampling plankton secara tidak langsung dilakukan pada tempat yang dangkal dan bisa
dijangkau. Metode tidak langsung dilakukan dengan mengambil sampel air menggunakan
ember, kemudian air tersebut disaring menggunakan jaring pada jala plankton.
Selain alat sampling, pengukuran parameter fisiko kimia lingkungan perairan juga
penting untuk dilakukan. Pengukuran parameter fisiko kimia dilakukan dengan menggunakan
beberapa alat yang memiliki fungsi berbeda. Alat pertama adalah lempeng secchi yang
berfungsi untuk mengukur penetrasi cahaya di dalam air. Penetrasi cahaya merupakan faktor
penting untuk menentukan struktur komunitas mikroba di ekosistem tersebut. Pengukuran
dengan lempeng secchi dilakukan menggunakan cara menenggelamkan lempeng pada
perairan. Titik kedalaman saat lempeng gelap dan transparan tidak bisa dibedakan ditentukan
sebagai titik 1. Kemudian, lempeng secchi ditarik ke atas secara perlahan hingga ketika
warna transparan pada lempeng terlihat lagi. Kemudian titik tersebut ditandai sebagai titik 2.
Titik satu dan titik dua dikalibrasi untuk mengetahui tingkat penetrasi cahaya pada ekosistem
perairan tersebut. Kemudian parameter selanjutnya dapat diukur, yaitu nilai konduktivitas
yang menyatakan jumlah mineral atau molekul anorganik terlarut dalam air, konsentrasi
oksigen terlarut dalam air, dan nilai pH air. Nilai konduktivitas dapat diukur dengan alat
SCT-meter, nilai oksigen terlarut dapat diukur menggunakan alat DO-meter, dan nilai pH
dapat diukur menggunakan pH meter. Cara penggunaan ketiga alat tersebut sama, yaitu
pertama melakukan kalibrasi pada probe yang memiliki sensor agar pengukuran lebih akurat
dan presisi. Kemudian langkah kedua adalah mengukur parameter dengan mencelupkan
probe pada sampel air, setelah muncul nilai pada layar dilakukan pencatatan. Langkah
terakhir adalah membilas probe dengan air agar bersih dan dapat digunakan pada percobaan
berikutnya. Jika tidak terdapat alat yang advance seperti SCT-meter, maka pengukuran
konsentrasi bahan terlarut dalam air dapat diganti menggunakan metode refraktometer dan
pengukuran suhu dapat dilakukan menggunakan termometer. Penggunaan refraktometer
diawali dengan melakukan kalibrasi pada prisma. Setelah itu, pada prisma diteteskan air
sampel dan diukur nilai pembiasan yang terbentuk. Alat berikutnya yaitu termometer yang
digunakan dengan cara mencelupkan termometer pada air dan ditunggu selama satu menit.
Setelah itu, nilai yang muncul dicatat sebagai suhu air di tempat sampling tersebut.
Setelah mengetahui cara penggunaan alat-alat sampling, maka dapat sampling siap
dilakukan dengan turun ke lapangan. Saat turun kelapangan, ada metode sampling berbeda
tergantung ekosistem yang dipilih. Metode sampling penting untuk mendapatkan sampel
yang baik dan hasilnya merepresentasikan keadaan pada ekosistem tersebut. Pada tempat
berupa sungai yang dangkal, metode pengambilan sampel diawali dengan mempersiapkan
alat-alat keselamatan. Kemudian berjalan perlahan secara diagonal ke tengah titik sampling
agar kondisi sekitar sampling tidak teracak-acak. Setelah itu persiapkan botol yang digunakan
untuk sampling. Langkah berikutnya adalah membilas botol dengan air sekitar lokasi
sampling sebanyak tiga kali hingga kemudian air sampel diambil. Setelah itu sampel
ditempatkan pada cooler box agar bisa terpreservasi untuk dibawa ke laboratorium. Pada
tempat sungai dangkal di atas jembatan, sampling dilakukan menggunakan LaMotte Water
Sampler. Sampling diawali dengan mempersiapkan alat keselamatan diri. Kemudian
mempersiapkan alat LaMotte Water Sampler. Setelah itu, alat digunakan hingga didapatkan
sampel air. Kemudian air sampel akan dipindahkan ke dalam botol. Namun, sebelum itu botol
penampung harus dibilas dahulu menggunakan air sampel sebanyak tiga kali. Setelah dirasa
cukup, isi penuh botol wadah dan simpan dalam cooler box agar sampel bisa terpreservasi
untuk dibawa ke laboratorium. Pada tempat berupa danau, metode sampling dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan dengan
turun langsung ke danau. Teknik ini dilakukan pada danau yang dangkal. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mempersiapkan alat keselamatan diri. Kemudian turun ke titik
sampling yang ditetapkan. Setelah itu persiapkan botol penampung sampel, kemudian bilas
botol sebanyak tiga kali menggunakan air sekitar tempat sampling. Setelah itu ambil sampel
air dengan botol tersebut. Setelah itu menuju ke darat membawa botol yang berisi sampel
untuk dipreservasi ke dalam cooler box sehingga dapat dibawa ke laboratorium. Selanjutnya
adalah teknik tidak langsung yang dilakukan pada danau yang dalam. Teknik ini diawali
dengan mempersiapkan alat keselamatan diri. Setelah itu, botol sampel dikaitkan pada kail
yang panjang. Kemudian kail diulurkan pada lokasi sampling. Selanjutnya diambil air pada
tempat sampling sebanyak 3 kali untuk membilas botol. Setelah dirasa cukup, maka air
sampel diambil. Kail ditarik ke darat dan botol sampel ditutup. Botol sampel disimpan dalam
cooler box untuk preservasi saat selama perjalanan ke laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai